KAJIAN PUSTAKA Motif Masyarakat Pembaca Tabloid POSMO ( Studi Deskriptif Motif Masyarakat Surabaya Membaca Tabloid Posmo).

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Sifat Berita

Dalam setiap pesannya, pelaporan jurnalisme mesti membawa muatan fakta. Setiap keping informasi mengimplikasikan realitas peristiwa kemasyarakatan. Tiap pesan menjadi netral dari kemungkinan buruk penafsiran subyektif, yang tak berkaitan dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Berita bersifat stabil dan bisa diperkirakan. Sifat stable dan predictable, terkait dengan standarisasi pesan. Tiap bahasa berita punya ciri yang dikenali masyarakat, acuan simboliknya diketahui. Tiap media memiliki pedoman untuk menyampaikan pemberitaan. Setiap pesan jurnalistik bersifat massal, bahasa berita ialah bahasa komoditas yang memiliki nilai tukar simbolik dan ekonomi. Nilai tukar simboliknya mengacu kepada unsur-unsur “component of the story”. Sifat berita adalah sebagai berikut; a Akurat, keakurasian adalah ketepatan dan kepastian mencatat: pertanyaan, nama, waktu, umur, kutipan, kata definitif, atau ekspresi kalimat dan seterusnya. b Seimbang balanced, ialah keseimbangan dalam meletakkan perhatian, kelengkapan data, penekanan, perhubungan dengan kehidupan sosial serta perluasan kepentingannya kepada sejumlah khalayak. Agar pembaca dapat mengkontruksi kembali peristiwa-berita secara netral. c Obyektif, penghindaran kepada bias subyektif-personalitas atau pengaruh lain Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 9 yang mengandung opini dan sifat emosional. d Ringkas dan Jelas, ialah mengupayakan sajian pemberitaan secara ringkas, jelas dan sederhana; melalui gaya penulisan yang langsung, pendek, tepat, dan koheren dan menghindari frase klise, diksi sembrono dan kedangkalan. e Aktual, ialah soal “kehangatan” waktu-peristiwa mengikuti dinamika perubahan peristiwa yang terjadi dan harus dilaporkan kepada khalayak.

2.1.2 Nilai Berita

Nilai berita news values, menurut Downie Jr Dan Kaiser dalam Santana, merupakan istilah yang tidak mudah didefinisikan. Istilah ini meliputi segala sesuatu yang tidak mudah di konsepsikan. Ketinggian nilainya tidak mudah untuk dikonkretkan. Nilai berita juga menjadi tambahan rumit bila dikaitkan dengan sulitnya membuat konsep apa yang disebut berita. Maka, elemen-elemen nilai berita ialah; a Immediacy, immediacy kerap diistilahkan dengan timelines. Artinya terkait dengan kesegeraan peristiwa yang dilaporkan. b Proximity, khalayak berita akan tertarik dengan berbagai peristiwa yang terjadi didekatnya. Proximity ialah keterdekatan peristiwa dengan pembaca atau pemirsa dalam keseharian hidup mereka. c Consequence, berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah berita yang mengandung nilai konsekuensi. d Conflict, perseteruan antar individu, antar tim atau kelompok, sampai antar negara merupakan elemen-elemen natural dari berita-berita yang mengandung konflik. e Oddity, peristiwa yang tidak biasa terjadi ialah sesuatu yang akan diperhatikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 10 segera oleh masyarakat. f Sex, kerap sex menjadi satu elemen utama dari sebuah pemberitaan. Tapi sex sering pula menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan tertentu. g Emotion, elemen emotion ini kadang dinamakan dengan elemen human interest. Elemen ini menyangkut kisah-kisah yang mengandung kesedihan, kemarahan, simpati, ambisi, cinta, kebencian, kebahagian atau humor. h Prominance, elemen ini adalah unsur yang menjadi dasar istilah “names make news” nama membuat berita. i Suspense, elemen ini menunjukkan sesuatu yang ditunggu-tunggu, terhadap sebuah peristiwa oleh masyarakat. j Progress, elemen ini merupakan elemen perkembangan peristiwa yang ditunggu masyarakat.

2.1.3. Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa

Kebutuhan melalui media massa dipenuhi melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film, baik dalam isinya maupun melalui daya terpaannya exposure serta konteks sosial tempat dimana terpaan berlangsung. Secara umum Katz Gueviricht dan Haas Effendy,1993:294 berkeyakinan terhadap tipologi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang diklasifikasikan dalam lima kelompok, yaitu : a. Kebutuhan Kognitif Yaitu kebutuhan–kebutuhan yang berkaitan dengan usaha–usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan, serta pengertian tentang lingkungan kita. Kebutuhan ini didasarkan pada keinginan untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 11 mengerti dan menguasai lingkungan. Kebutuhan kognitif juga dapat dipenuhi oleh adanya dorongan–dorongan seperti keingintahuan curiosity dan penjelajahan explaratory pada diri kita. b. Kebutuhan Afektif Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha–usaha untuk memperkuat pengalaman-pengalaman yang bersifat keindahan, kesenangan dan emosional. Mencari kesenangan dan hiburan merupakan motivasi yang pada umumnya dapat dipenuhi oleh media. c. Kebutuhan Integratif Personal Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha–usaha untuk memperkuat kepercayaan, kesetiaan dan status pribadi. Kebutuhan seperti ini dapat diperoleh dari adanya keinginan setiap individu untuk meningkatkan harga diri. d. Kebutuhan Integratif Sosial Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman-teman dan dengan alam sekelilingnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut didasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk berafiliasi. e. Kebutuhan Akan Pelarian Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri dari kenyataan, melepaskan ketegangan, dan kebutuhan akan hiburan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 12 Dan pada pendapat McQuail 2002:72 terhadap tipologi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang diklasifikasikan dalam 4 kelompok sebagai berikut : 1. Motif Kognitif Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu yang diinginkan, yang terdiri dari : a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Keinginan untuk belajar pendidikan terhadap diri sendiri. 2. Motif Identitas Pribadi Personal Identity Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khlayak sendiri, yang terdiri dari : a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b. Menemukan model perilaku, panutan atau figur untuk dicontoh. c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media. d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Personal Relationships Kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial terdiri dari : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 13 a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati social. b. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. c. Memperoleh teman selain dari manusia media. d. Memungkinkan individu untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman, dan masyarakat. 4. Motif Hiburan Diversi Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, yang terdiri dari: a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. b. Bersantai. c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. d. Mengisi waktu.

2.1.4. Pengertian Motif

Dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan pasti didasarkan pada motif–motif tertentu. Pengertian motif tidak dapat dipisahkan daripada kebutuhan need. Seseorang atau suatu organisme yang berbuat atau melakukan sesuatu, sedikit banyak adanya kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapai. Motif menurut W. A Gerungan adalah : “Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan–alasan atau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 14 dorongan–dorongan dalam diri manusia yang menyababkan individu berbuat sesuatu. Motif manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dirinya, untuk melakukan sesuatu. Motif–motif itu memberikan tujuan dan arah kepada tingkah laku kita”. Gerungan, 1991 : 140. Menurut Teevan dan Smith mengatakan bahwa motivasi merupakan konstruksi yang mengaktifkan perilaku, sedangkan komponen yang lebih spesifik dari motivasi yang berhubungan dengan tipe perilaku tertentu disebut motif. Selanjutnya mereka berpendapat bahwa motif mempunyai dua fungsi, yaitu memberi daya untuk menggerakkan perilaku dan fungsi yang lain adalah menggerakkan perilaku. Sedangkan menurut Purwanto motif adalah sebagai seluruh aktifitas mental yang dirasakan atau dialami yang memberikan kondisi sehingga terjadi suatu perilaku. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya motif itu timbul karena adanya kebutuhan, atau dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan, dan berfungsi menggerakkan serta mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Ada beberapa pengklasifikasian motif dari berbagai ahli komunikasi, tetapi dalam penelitian ini digunakan kategori motif Blumler dalam Rakhmat 2001:66 yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 15 1. Motif Kognitif kebutuhan akan informasi Motif ini berkenaan dengan individu untuk mencari berita atau informasi tentang peristiwa atau kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia, dorongan mencari konfirmasi untuk menentukan pendapat suatu pilihan. Dorongan rasa ingin tahu, dorongan belajar serta dorongan untuk memperoleh rasa aman melalui pengetahuan yang didapat. 2. Motif Diversi hiburan Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk melepaskan diri dari permasalahan atau ketegangan, dorongan bersantai, memperoleh kenikmatan jiwa dan penyaluran emosi. 3. Motif Identititas Personal Personal Identity Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri menemukan model perilaku diri dengan nilai-nilai, meningkatkan harga diri, dan meningkatkan pemahaman diri.

2.1.5. Model Uses and Gratifications

Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya adalah khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 16 media untuk mencapai tujuan khusus Effendy, 2003 : 289. Dalam pengertian ini tersirat pengertian bahwa komunikasi berguna utility, bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif itentionality, bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi selectivity, dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu stubborn. Rakhmat, 1999 : 65. Sedangkan asumsi dasar dari model ini adalah : 1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk nmengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber–sumber lain yang memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat tergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi–situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak Rakhmat, 1999 : 65. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 17 Dengan model ini yang diteliti ialah 1 sumber sosial dan psikologis dari 2 kebutuhan, yang melahirkan 3 harapan-harapan dari 4 media massa atau sumber-sumber yang lain, yang menyebabkan 5 perbedaan pola terpaan media atau keterlibatan dalam kegiatan lain, dan menghasilkan 6 pemenuhan kebutuhan dan 7 akibat-akibat lain, bahkan seringkali akibat–akibat yang tidak dikehendaki Rakhmat, 1999 : 65. Untuk lebih jelasnya Model Uses and Gratifications dalam Rakhmat 1999: 66 digambarkan sebagai berikut : Gambar 1. Model Uses And Gratifications Asumsi dari teori ini adalah khalayak yang aktif yang sengaja menggunakan media karena didorong oleh motif-motif tertentu untuk mencapai tujuan khusus. Pembaca dalam membaca tabloid Posmo karena ingin memenuhi kebutuhannya akan informasi, hiburan, dan identitas personal, dikarenakan tabloid Posmo berisikan kolom kontak batin, off print, majelis gaib posmo, laput, sufi, Anteseden Motif Penggunaan Media Efek 1. Variabel 1. Personal 1. Hubungan 1.Kepuasan Individual 2. Diversi 2. Jenis Isi 2. Pengetahuan 2. Variabel 3. Identitas 3. Hubungan 3. Kepuasan Lingkungan Personal Jenis Isi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 18 pakuwon, alternatif, lapsus, horoskop, bali, muhibah, serat, pasugihan, kejawen, pakeliran, meditasi, pasundan dan iklan Pembaca tabloid Posmo juga ingin memenuhi kebutuhannya untuk menggunakan isi media guna memperkuatmenonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupansituasi khalayak sendiri misalnya, dengan membaca tabloid Posmo maka para pembaca dapat saling bertukar informasi dengan teman-teman di lingkungan sekitarnya. Jadi jelaslah individu menggunakan media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu. Artinya, individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya. Ada berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media massa. Kita ingin mencari kesenangan, media massa dapat dapat memberikan hiburan. Kita mengalami goncangan batin, media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian dan media massa juga dapat berfungsi sebagai sahabat. Rakhmat, 1999 : 207

2.1.6. Isi Tabloid

Posmo Tabloid posmo merupakan tabloid khusus yang membahas berbagai hal mengenai klenik. Tabloid posmo didistribusikan di pulau jawa maupun di luar pulau jawa. Tabloid posmo mengupas berbagai hal, fenomena, peristiwa maupun kejadian di liat dari sudut pandang mistik maupun klenik. Tabloid posmo berisikan kolom kontak batin,off print, majelis gaib posmo, laput, sufi, pakuwon, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 19 alternatif, lapsus, horoskop, bali, muhibah, serat, pasugihan, kejawen, pakeliran, meditasi, pasundan dan iklan. Posmo,2010:edisi 609 Relevansi isi tabloid posmo dengan masyarakat secara umum bahwa posmo post modernisme didefinisikan sebagai suatu pemikiranfilosofi yang menisbikan segala kebenaran, tidak ada kebenaran mutlak. Semua relatif, tergantung siapa yang mengintrepretasikan kebenaran. Konsekuensi posmo yang merelatifkan kebenaran adalah bentuk-bentuk spiritualisme yang bersifat panteistik. Masyarakat Indonesia adalah salah satu negara yang mempercayai klenik. Di semua tempat selalu ada orang maupun benda atau makhluk apapun itu yang jadi tujuan orang-orang untuk meminta sesuatu. Mulai dari paranormal, buku-buku primbon, tempat-tempat yang dikeramatkan, benda-benda bertuah. Klenik yang bisa diartikan mempercayai suatu kekuatan di luar kuasa manusia yang diwujudkan dalam bentuk benda-benda atau hapalan-hapalan, termasuk juga di dalamnya santet, susuk, jimat-jimat. Klenik adalah bagian dari syirik yang sifatnya bisa samar, maupun terang. Masyarakat Indonesia telah begitu terbiasa dengan perilaku ini, mulai dari rakyat kecil sampai pejabat, pengusaha dan politikus juga melakukannya. Mulai dari keperluan untuk cari jodoh, cari penglarisan, agar naik kelas, agar disegani orang, ingin cepat punya anak, sembuh dari penyakit, banyak rejeki, naik jabatan, bahkan sampai hal yang negatif dan merusak seperti santet, tenung, gendam. Seolah masyarakat tidak bisa hidup bila tidak melakukan klenik. Klenik pada dasarnya tidak bisa dinalar dengan logika. Klenik bekerja berdasarkan salah satu atau gabungan dari sugesti, adanya pihak ketiga dan faktor nasib. Dalam terbitannya, tabloid posmo lebih mengembangkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 20 cerita human interest. Khalayak pembaca diajak mengenali persoalan dengan ringan, mengalir dan tidak rumit. Tiap soal menjelaskan melalui peristiwa. Peristiwa demi peristiwa yang menjalin kisah yang membingkai tema besar kemanusiaan. Human interest berarti berbagai hal yang terkait dengan ketertarikan dan minat orang-seorang. Kisah-kisah human interest bisa menyangkut tentang people dan things, orang-orang dan pikirannya. Pengisahan tentang orang-seorang lebih diminati khalayak daripada kisah-kisah tentang pikiran orang. Terlebih kisah tentang orang-seorang itu lebih disukai yang bersifat tidak biasa dibanding yang lazim terjadi. Akan tetapi, ketidak biasaan orang itu bukan hal yang utama. Pada hakikatnya bukan people atau orang-seorang yang diburu, tapi ketidakbiasaan peristiwa itu penting, segala sesuatu yang menyangkut orang ialah sesuatu yang hidup titik berat terletak pada peristiwa-peristiwa hidup. Ketidakbiasaan peristiwa merupakan penarik cerita berikutnya. Kisah-kisah feature tidak muncul dari tempat yang bersifat formal. Cerita bersifat human interest tidak terjadi di tempat yang sudah solid kejadiannya. Kisah human interest tidak terdeteksi pola dan rincian kejadiannya. Santana, 2005:35-37 Dalam hubungannya dengan penggunaan media massa termasuk di dalamnya tabloid posmo, tentu saja tidak terlepas dari adanya kebutuhan serta dorongan yang timbul dan berkembang dalam diri individu sehingga seseorang menggunakan tabloid posmo sebagai sumber informasinya. Dorongan inilah yang sering disebut motif, tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan eksistensinya. Effendi, 1984 : 45. Kebutuhan yang terkait dengan munculnya motif seseorang dalam membaca media massa cetak dibagi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 21 menjadi 3, yaitu kebutuhan kognitif kebutuhan akan informasi, kebutuhan diversi kebutuhan akan hiburan dan kebutuhan identitas personal kebutuhan untuk memperkuatmenonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan situasi khalayak sendiri. Adanya kebutuhan untuk membaca tabloid posmo, sebagai jawaban dari adanya motif membaca. Kebutuhan inilah yang mendorong individu untuk bersikap dan bahkan berperilaku. Namun kebutuhan pada setiap individu tidaklah sama, kebutuhan yang tidak sama ini sesuai dengan keingintahuan individu tersebut yang tumbuh sejalan dengan tingkat perkembangannya. Dengan adanya kebutuhan tersebut, maka peneliti akan tahu apa yang mendasari pembaca dalam membaca tabloid posmo, dimana motif merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri individu dalam melakukan sesuatu.

2.1.7 Pembaca Tabloid Sebagai Khalayak Aktif Media Massa

Pembaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai orang yang membaca. Pembaca majalah berarti orang yang membaca majalah. Pembaca majalah dapat diklasifikasikan menurut segmen–segmen demografis, ataupun secara geografis, psikografis, dan dari kebijakan editorial. Salah satu prinsip teori Uses and Gratifications adalah bahwa khalayak secara aktif memanfaatkan media. Artinya, anggota khalayak secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Frank Bioca dalam Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 22 Little John 2002 : 577 lebih jelas mengungkapkan empat karakteristik khalayak aktif, yaitu : 1. Selectivity : khalayak yang aktif melakukan pertimbangan dan seleksi untuk menentukan media yang digunakan. 2. Utilirianism : khalayak yang aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mencapai tujuannya. 3. Intentionality : menunjukan bahwa salah satu kegunaan media adalah mememberi kepuasan. 4. Involvement or effort : khalayak mengikuti dan berpikir dengan aktif dan aktif menggunakan media. Dengan kata lain khalayak tidak begitu mudah dipengaruhi oleh media. Dengan kata lain untuk memenuhi sebagian kebutuhannya, khalayak bebas untuk memilih dan menggunakan sejumlah media beserta isinya atau sumber-sumber rujukan lainnya non media sepanjang itu media dapat menunjang atau memperteguh reinforcement nilai, sikap, dan pengalamannya terhadap suatu obyek tertentu. Berkaitan dengan jenis medium dan isi yang dipilih, konsep khalayak aktif memiliki kaitan dengan motif dan juga berarti bahwa khalayak mempunyai kecenderungan untuk mengolah informasi yang diperoleh. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 23

2.2. Kerangka Berpikir

Tabloid merupakan salah satu media cetak. Media ini adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual, terdiri dari sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna. Tabloid lebih menspesialisasikan produknya untuk menjangkau konsumen tertentu, yang pada umumnya memuat iklan berlingkup nasional dan dengan produk bermutu tinggi untuk mencapai sasaran menengah ke atas Kasali, 1992 : 109. Pernyataan bahwa majalah adalah sebagai media massa yang mampu memenuhi sejumlah kebutuhan khalayak yang berangkat dari asumsi teori Uses and Gratification, dimana teori tersebut didasarkan pada setiap individu yang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan- kebutuhan inilah yang memunculkan motif menggunakan media massa, khususnya tabloid sehingga menimbulkan ketertarikan untuk membacanya. Tabloid dapat memenuhi dari sejumlah kebutuhan yang dimiliki khalayak melalui rubrik-rubrik yang disajikan. Menitik beratkan isi media pada apa yang diinginkan khalayak, berarti mengasumsikan khalayak menggunakan media memilih isi bukan merupakan kegiatan yang kebetulan atau dipengaruhi faktor eksternal, melainkan suatu perilaku yang didorong oleh motif-motif tertentu. Blumler dalam Rakhmat 1999 : 66 mengklasifikasikan motif yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 24 1. Motif Kognitif kebutuhan akan informasi motif ini berkenaan dengan individu untuk mencari berita atau informasi tentang peristiwa atau kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia, dorongan mencari konfirmasi untuk menentukan pendapat suatu pilihan. Dorongan rasa ingin tahu, dorongan belajar, serta dorongan untuk memperoleh rasa aman melalui pengetahuan yang didapat. 2. Motif Diversi kebutuhan akan hiburan motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk melepaskan diri dari permasalahan atau ketegangan, dorongan bersantai, memperoleh kenikmatan jiwa dan penyaluran emosi. 3. Motif Identitas Personal personal identity motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri menemukan model perilaku diri dengan nilai-nilai, meningkatkan harga diri, dan meningkatkan pemahaman diri. Pengklasifikasian diatas dapat diartikan sebagai keinginan untuk menambah pengetahuan baru, keinginan untuk mencari hiburan, dan keinginan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar. Dalam hal ini peneliti berusaha melihat bagaimana motif pembaca tabloid Posmo di Surabaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagian di bawah ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 25 Gambar 2 : Kerangka Berpikir Penelitian Tentang Motif Pembaca Tabloid Posmo di Surabaya Kebutuhan - kebutuhan kognitif - kebutuhan afektif - kebutuhan integrative personal - kebutuhan integrative social - kebutuhan escapist Motif - Motif Kognitif - Motif Diversi - Motif Personal Identity Membaca Tabloid Posmo Analisis Deskriptif Kesimpulan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN