Hubungan Antara Motif Membaca Tabloid Lpm Institut Dengan Kepuasan Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2013-2014

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Meliana Pratiwi NIM: 1111051100033

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437/2015


(2)

(3)

(4)

(5)

i

Hubungan antara Motif Membaca Tabloid LPM Institut dengan Kepuasan Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013-2014, di bawah bimbingan Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd

Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam hal perluasan wawasan pengetahuan. Setiap individu pun memiliki motif atau alasan yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu dan kepuasan yang berbeda pula. Begitupun dengan penggunaan media dalam membaca Tabloid LPM Institut. Mahasiswa memiliki motif untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang terdapat di lingkungan UIN Jakarta hingga mencapai kepuasan yang mereka harapkan setelah membaca Tabloid tersebut.

Tabloid Institut merupakan jenis terbitan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pengembangan Mahasiswa (LPM) Institut yang berada di naungan UIN Jakarta. Pembahasan tema yang diangkat lebih luas cakupannya karena dalam proses liputannya pun membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga dalam mengupas sebuah masalah disajikan lebih mendalam. Tabloid Institut saat ini telah konsisten terbit setiap bulan di minggu kedua setiap bulannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif apa yang mendasari khalayak dalam membaca Tabloid LPM Institut. Kemudian untuk mengetahui kepuasan apa yang diperoleh pembaca setelah membaca Tabloid tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motif dan kepuasan pembaca terhadap Tabloid LPM Institut.

Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratification dari Blumer and Gurevitch yang beranggapan bahwa individu memiliki tujuan tertentu dalam menggunakan media massa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 131 responden dari 524 mahasiswa. Uji Regresi Linear Sederhana digunakan dalam menganalisis hubungan antara motif dan kepuasan pembaca terhadap Tabloid LPM Institut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif yang mendasari pembaca sebelum membaca Tabloid ini adalah motif informasi. Artinya, pembaca mempunyai keinginan untuk mengetahui informasi yang terjadi di lingkungan UIN Jakarta. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motif dan kepuasan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013-2014. Nilai hubungan tersebut sebesar 0,788 yang artinya tinggi; kuat. Dapat disimpulkan bahwa pembaca Tabloid LPM Institut merasa sangat puas dengan Tabloid tersebut. Model efek media massa yang cocok dengan hasil nilai ini yakni moderat effect model, yang artinya khalayak dapat membuat media menyajikan tujuan pasti, seperti menggunakan media untuk mendapatkan informasi. Pembaca Tabloid LPM Institut pun berasumsi bahwa LPM Institut mampu memenuhi kebutuhan akan informasi yang terdapat di UIN Jakarta.


(6)

ii

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji serta syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Motif Membaca Tabloid LPM Institut dengan Kepuasan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013-2014” ini dengan baik. Selama menjadi mahasiswa, penulis telah mendapatkan pembelajaran dan memperoleh pengetahuan dalam bidang Ilmu Komunikasi, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini untuk meraih gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari adanya kekurangan, kesalahan, dan keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penulis. Namun skripsi ini tetap dapat diselesaikan dengan baik karena adanya bimbingan, bantuan, dukungan, doa dan semangat dari berbagai pihak yang terlibat. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta sebagai dosen pembimbing akademik.

2. Suparto, PhD, selaku Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Dr. Roudhonah, MA, selaku Wakil Dekan 2 Bidang Administrasi Umum dan Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.


(7)

iii

Konsentrasi Jurnalistik yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

4. Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kedua orang tua Tarso dan Partini, serta Kakak Aji Prasetyo yang selalu memberikan dukungan dan memanjatkan doa kepada Allah SWT untuk penulis.

6. Kakak tercinta Nia dan Sahabat seperjuangan sekaligus roommate selama 4 tahun ini Maza, Raisa, Ega dan Aisyah atas segala dukungan dan doanya. 7. Teman-teman seperjuanganku, Diah, Winnie, Dilah, Intan, Wiwit, Silvi, Ririn,

Nida, Dewi, Oci, iim, Gani, Gita, Onye, Keket, Dian, Eko, Ihsan dan teman-teman mahasiswa Jurnalistik 2011 atas segala dukungan baik materi ataupun non materi.

8. Staff Tata Usaha, Perpustakaan Utama, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Keluarga besar RDK FM yang telah memberikan banyak pelajaran selama dua tahun terakhir.

10. Teman-teman KKN Cita 2014 yang telah menjadi penyemangat selama berjuang bersama.


(8)

iv

bagi penulis dan siapapun yang membacanya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Tangerang Selatan, 14 Desember 2015


(9)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 7

1. Pembatasan Masalah. ... 7

2. Rumusan Masalah ... 7

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 8

D.Tinjauan Pustaka ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL A.Landasan Teori ... 13

1. Teori Uses and Gratification ... 13

2. Kritik terhadap Teori Uses and Gratification ... 24

3. Definisi Konseptual ... 26

a. Motif ... 26

b. Kepuasan ... 30

4. Pers Mahasiswa ... 36

B.Kerangka Berpikir ... 38


(10)

vi

B.Jenis Penelitian ... 44

C.Metode Penelitian ... 44

D.Desain Penelitian ... 45

E. Hipotesis Penelitian ... 46

F. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

G.Subjek dan Objek Penelitian ... 47

H.Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

1. Populasi ... 47

2. Sampel ... 48

I. Teknik Pengambilan Sampel ... 49

J. Instrumen ... 50

K.Variabel Penelitian ... 51

L. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian ... 52

1. Media Use ... 56

2. Gratification Sought ... 60

3. Gratification Obtained ... 61

M.Teknik Pengumpulan Data ... 62

N.Uji Coba Instrumen ... 63

1. Uji Validitas ... 63

2. Uji Reliabilitas ... 67

O.Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV GAMBARAN UMUM A.Gambaran Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 71

1. Sejarah ... 71

2. Visi, Misi, dan Tujuan ... 73

3. Moto ... 74

B.Gambaran Umum LPM Institut... 76


(11)

vii

4. Struktur Organisasi Periode 2015-2016 ... 78

5. Alamat Redaksi LPM Institut ... 80

BAB V HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA A.Analisis Motif Pembaca dalam Membaca Tabloid LPM Institut ... 81

1. Analisis Frekuensi Identitas Responden ... 81

a. Responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur ... 81

b. Responden berdasarkan Keikutsertaan dalam Organisasi ... 82

2. Tingkat Penggunaan Media ... 83

a. Pembaca berdasarkan Frekuensi & Durasi ... 83

b. Pembaca berdasarkan Rubik Tabloid LPM Institut ... 85

B.Analisis Kepuasan yang diperoleh Pembaca Tabloid LPM Institut ... 95

C.Hubungan antara Motif dan Kepuasan Tabloid LPM Institut ... 104

BAB VI PENUTUP A.Kesimpulan... 108

B.Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 111


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Gambaran Populasi Mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta... 48

Tabel 2 Operasional Konsep dalam Penelitian... 54

Tabel 3 Uji Validitas Motif ... 65

Tabel 4 Uji Validitas Kepuasan... 66

Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motif ... 68

Tabel 6 Hasil Uiji Reliabilitas Variabel Kepuasan ... 68

Tabel 7 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur ... 81

Tabel 8 Data Responden Berdasarkan AKtif dan Jenis Organisasi ... 82

Tabel 9 Persentase Frekuensi dan Durasi Membaca ... 83

Tabel 10 Persentase Frekuensi Membaca Rubik Tabloid LPM Institut ... 85

Tabel 11 Respon Terhadap Motif Informasi ... 88

Tabel 12 Respon Terhadap Motif Identitas Pribadi ... 90

Tabel 13 Respon Terhadap Motif Integritas dan Interaksi Sosial ... 91

Tabel 14 Respon Terhadap Motif Hiburan... 91

Tabel 15 Perolehan Skor Rata-rata dari Variabel Motif ... 95

Tabel 16 Respon Terhadap Kepuasan Informasi ... 96

Tabel 17 Respon Terhadap Kepuasan Identitas Pribadi ... 97

Tabel 18 Respon Terhadap Kepuasan Integritas dan Interaksi Sosial ... . 99

Tabel 19 Respon Terhadap Kepuasan Hiburan ... 100

Tabel 20 Perolehan Skor Rata-rata dari Variabel Kepuasan ... 102

Tabel 21 Kesenjangan Antara Motif dan Kepuasan ... 103

Tabel 22 Model Summary... 105


(13)

ix

Gambar 2 Distribusi Pembaca berdasarkan Durasi Membaca ... 84

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Model Uses and Gratification ... 17 Bagan 2 Model Expectancy Values (Nilai Pengharapan) ... 33 Bagan 3 Kerangka Konseptual ... 39


(14)

1

PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di era modern sekarang ini, telah banyak mengalami perubahan dalam berbagai bidang. Salah satu teknologi komunikasi yang berkembang pesat adalah perkembangan berbagai media massa. Media massa adalah alat yang biasa digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Berbagai macam media massa dapat memberikan kemudahan kepada khalayak dalam memberikan berbagai informasi yang diinginkan.

Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam hal memperluas wawasan pengetahuan, memahami kebutuhan serta peranannya dalam masyarakat. Didorong oleh rasa ingin tahu pada diri manusia terhadap sesuatu maka kebutuhan akan informasi semakin meningkat, mendetail dan variatif. Banyak media massa yang digunakan untuk memperoleh informasi, baik media cetak maupun media elektronik.1

Media massa cetak seperti koran, tabloid, majalah dan lain sebagainya merupakan contoh hasil kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang dapat dijadikan media dalam mempublikasi berbagai informasi. Fungsi dari media massa cetak sendiri adalah untuk meningkatkan intelektual masyarakat akan informasi. Berita atau informasi yang disampaikan pun bersifat aktual dan

1

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 207.


(15)

berisikan fakta-fakta. Proses dalam mencari, memperoleh, mengolah dan menyampaikan berita kepada khalayak dinamakan dengan kegiatan jurnalistik.

Kegiatan jurnalistik berada dibawah naungan Pers. Dalam Undang-undang Pers no 40 tahun 1999, yakni Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi yakni mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. 2

Pers sebagai sebuah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang menggunakan surat kabar dalam menyampaikan informasinya, mempunyai fungsi sebagai media informasi, fungsi pendidikan, fungsi hiburan, fungsi kontrol sosial, dan fungsi lembaga ekonomi. Fungsi tersebut semakin terasa di saat penegakan demokrasi semakin kuat sekarang ini, yaitu ketika kebebasan berpendapat dan berfikir semakin diberi ruang sehingga bermunculan berbagai media cetak baik dalam skala nasional maupun lokal.3

Pers mahasiswa merupakan salah satu jenis pers lokal yang terdapat di Indonesia. Pers mahasiswa merupakan media massa yang khas dalam masyarakat, yaitu sebagai media massa yang mempergunakan proses komunikasi umum untuk menyumbangkan partisipasi dalam proses sosial suatu bangsa. Sifat khas dari pers mahasiswa ini adalah bahwa mahasiswa pada umumnya sesuai dengan alam

2

www.wikipedia.org/wiki/Pers_indonesia. dikutip pada hari Sabtu, 15 November 2014 pukul 23.45 WIB.

3

Hinca IP Pandjaitan dan Amir Effendi Siregar, Menegakkan Kemerdekaan Pers “1001”

Alasan Undang-undang Pers Lex Specialis Menyelesaikan Permasalahan Akibat Pemberitaan Pers, (Jakarta: Serikat Penerbit Suratkabar, 2005) h. 5-7.


(16)

pikiran universitas, mempergunakan pengetahuannya demi perbaikan mahasiswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan kesediaan masing-masing.4

Pers mahasiswa adalah penerbitan pers dalam bentuk majalah, tabloid, newsletter, atau media online yang dikelola oleh mahasiswa. Seluruh proses mulai dari mencari berita, penulisan, tata letak, pracetak dan distribusi dilakukan oleh mahasiswa. Sejak tahun 1950-an terdapat pers mahasiswa yang terbit di dalam kampus dan yang terbit di luar kampus. Pers mahasiswa yang terbit di dalam kampus berarti mempunyai keterikatan dengan Perguruan Tinggi, dapat dengan organisasi kemahasiswaan intra kampus, seperti Dewan Mahasiswa ataupun langsung di bawah Kontrol Rektor. 5

Salah satu contoh pers mahasiswa yang ada di Indonesia yakni Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Institut. LPM Institut merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. LPM Institut berkomitmen untuk tampil mengusung semangat idealisme dalam rangka menyuarakan aspirasi rakyat khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. LPM Institut mengkhususkan diri pada empat jenis penerbitan yakni Website Institut, Newsletter Institut, Tabloid Institut, dan Majalah Institut.

LPM Institut sebagai wadah aspirasi mahasiswa dituntut kredibilitasnya dalam memberikan informasi kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pelanggan dan pembacanya. Berita-berita yang dipublikasikan pun mencakup hal-hal yang terjadi di dalam kampus ini. Produk terbitan yang menjadi

4

Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Binacipta, 1986), cet ke-4, h. 111.

5

Amir Effendi Siregar, Pers Mahasiswa Indonesia Patah Tumbuh Hilang Berganti, (Jakarta: PT. Karya Unipress, 1983), Cet. Ke-1, h. 60.


(17)

favorit yakni Tabloid Institut. Tabloid Institut merupakan jenis terbitan yang terbit setiap bulan sekali di minggu kedua.

Tabloid LPM Institut berisikan 14 jenis rubik yakni headline, laporan utama, laporan khusus, kampusiana, survei, berita foto, opini, tustel, wawancara, resensi, sosok, sastra, seni budaya, dan iklan. Rubik ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa yang terdapat di lingkungan UIN Jakarta. Tabloid LPM Institut adalah sebagai salah satu tabloid yang popular, karena masih jarang tabloid yang sejenis ini terbit di UIN Jakarta.

Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik.

Pers mahasiswa hendaknya secara kontinyu disenangi dan dibaca oleh orang banyak. Disenangi karena menampilkan banyak aspek kehidupan masyarakat bawah, termasuk masyarakat mahasiswa, dengan suatu misi pendidikan kultural yang berjangka panjang untuk suatu pembaharuan struktural yang lebih manusiawi.6

Maka dari itu dalam penelitian hal tersebut, peneliti menggunakan teori Uses and Gratification. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Seseorang memilih atau menggunakan suatu media komunikasi karena diarahkan oleh motif diri orang tersebut. Motif individu

6

Amir Effendi Siregar, Pers Mahasiswa Indonesia Patah Tumbuh Hilang Berganti, (Jakarta: PT. Karya Unipress, 1983), Cet. Ke-1, h. 108.


(18)

dalam mengkonsumsi media ada 4 macam menurut Denis McQuail, yakni informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan hiburan. Penggunaan media oleh seseorang adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis dari orang tersebut.7

Manusia sebagai khalayak akan selalu memperoleh kepuasaan tertentu dalam menggunakan media massa, betapa kecil pun pemuasan yang dapat dilakukan oleh media tersebut, sehingga manusia menggunakannya karena didorong oleh motif-motif tertentu, dimana ada berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media massa. Model ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu anteseden, motif, penggunaan media dan efek. 8

Untuk mengukur kepuasan, Philip Palmgreen mengembangkan konsep Gratification Sought (GS) yakni kepuasaan yang dicari atau diinginkan individu dalam menggunakan media tertentu. Khalayak memiliki motif tersendiri dalam yang ingin dicapai untuk memenuhi kebutuhannya ketika mengkonsumsi media massa. Sedangkan Gratification Obtained (GO) adalah kepuasaan nyata yang diperoleh setelah menggunakan media. Khalayak memperoleh kepuasan nyata akan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah khalayak tersebut menggunakan media. Namun penggunaan konsep-konsep ini memunculkan teori yang merupakan varian dari teori yang merupakan varian dari teori uses & gratification, yaitu teori expectancy values (nilai pengharapan). 9

Dengan mengukur nilai GS dan GO, dapat diketahui seberapa besar tingkat kepuasan seseorang dalam menggunakan suatu media. Tingkat kepuasan

7

Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet ke-1, h. 58.

8

Morissan, Psikologi Komunikasi, (Bogor: Ghalia Indonesia), Cet. Ke-1, h. 263.

9

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 206.


(19)

tersebut dapat dilihat dari seberapa besar kesenjangan kepuasan (discrepancy gratification) antara GS dan GO. Semakin besar nilai kesenjangan menunjukkan semakin tidak puas seseorang dalam menggunakan media tersebut, sebaliknya semakin kecil nilai kesenjangan antara GS dan GO maka semakin puas seseorang dalam menggunakan media. 10

Sebagai media cetak yang menjadi acuan sumber berita terkait perkembangan kampus oleh mahasiswa, Tabloid LPM Institut dituntut untuk memberikan berita-berita yang bersifat aktual, faktual, dan mampu memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi seputar lingkungan UIN Jakarta. Namun ketika peneliti mencoba survei kebeberapa mahasiswa mengenai kepuasaan pembaca terhadap Tabloid LPM Institut, tanggapannya pun beragam. Terdapat mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang puas dan tidak puas terhadap Tabloid LPM Institut. Mahasiswa yang tidak puas terhadap Tabloid LPM Institut dikarenakan tabloid tersebut terbit dua bulan sekali dan dianggap berita-berita yang disajikan kurang up to date.

Dalam hal ini peneliti memilih Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013-2014 sebagai responden, karena dianggap mengetahui dan lebih aktif membaca Tabloid LPM Institut serta diharapkan dapat menjelaskan kebutuhan dan kepuasan mereka dalam menggunakan media massa terutama Tabloid. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena ingin mengetahui lebih jelas tingkat kepuasaan khalayak terhadap berita-berita yang disajikan pada Tabloid Institut sebagai pers mahasiswa. Jadi peneliti

10

Rachmat Kriyan tono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 207-208.


(20)

membuat judul skripsi yakni “HUBUNGAN ANTARA MOTIF PEMBACA TABLOID LPM INSTITUT DENGAN KEPUASAN MAHASISWA UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2013-2014”.

B.Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan memperjelas masalah yang akan diteliti, maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah. Penelitian ini bersifat menggambarkan hubungan antara motif dan kepuasan mahasiswa terhadap Tabloid LPM Institut dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini juga terbatas pada mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013-2014 yang sudah pernah membaca Tabloid LPM Institut. Mahasiswa tersebut meliputi mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Jurnalistik, Kesejahteraan Sosial, Bimbingan Penyuluhan Islam, Pengembangan Masyarakat Islam, Manajemen Dakwah dan Manajemen Haji Umrah.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Motif apakah yang mendasari mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2013-2014 dalam membaca Tabloid LPM Institut?

2. Kepuasan apakah yang diperoleh mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2013-2014 setelah membaca Tabloid LPM Institut?


(21)

3. Bagaimana hubungan antara motif dan kepuasaan mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2013-2014 setelah membaca Tabloid LPM Institut?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini, yaitu: a. Untuk mengetahui motif Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2013-2014 dalam membaca Tabloid LPM Institut

b. Untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2013-2014 setelah membaca Tabloid LPM Institut

c. Mengetahui perbedaan hubungan antara motif dan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2013-2014 terhadap Tabloid LPM Institut.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dapat memberikan kontribusi sebagai tambahan referensi dalam pengembangan kajian media, khususnya mengenai kajian yang berhubungan dengan tingkat kepuasaan khalayak terhadap pemberitan media massa cetak.

b. Manfaat Praktis

1. Memberikan informasi mengenai motif-motif yang mendorong pembaca untuk membaca Tabloid Kampus.


(22)

2. Memberikan masukan pada pihak LPM Institut mengenai motif dan kepuasan pembacanya.

3. Dapat dijadikan bahan evaluasi untuk media yang terkait dalam meningkatkan kualitas produk mereka.

D.Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian sebelumnya yang telah dilakukan, ada beberapa judul penelitian yang berhubungan dengan Analisis Tingkat Kepuasaan Khalayak dari berbagai sumber seperti Skripsi mahasiswa UIN Jakarta dan media internet yang menjadi inspirasi bagi peneliti yaitu :

a. Hubungan Antara Motif dan Kepuasaan Penonton Pada Program Islam Itu Indah Trans TV oleh Irmalia Septiana Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. (2013)

Dalam skripsi ini, penulis meneliti hubungan motif dan kepuasaan penonton Islam Itu Indah dan juga pengaruh yang signifikan antara motif terhadap kepuasaan menggunakan teori Uses and Gratification. Responden yang menjadi penelitian yakni penonton program Islam Itu Indah Trans TV yang menonton langsung/live.

b. Motif dan Pemenuhan Kebutuhan Pembaca Khalayak Tabloid Detik (Suatu Studi pada Mahasiswa FISIP UI dengan Pendekatan Uses and Gratification) oleh Suhetris Mahasiswa Program Studi Komunikasi Massa Universitas Indonesia. (1995)

Dalam skripsi ini, penulis meneliti pemenuhan yang berhubungan dengan fungsi media massa. Penelitian akan melihat motif dan pemuasaan


(23)

kebutuhan dari khalayak pembaca Tabloid Detik berdasarkan pada tipologi fungsi media massa dari McQuail, Blumer dan Brown. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Tabloid Detik belum dapat memuaskan pembacanya pada dimensi informasi dan identitas pribadi.

c. Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Terhadap Program Berita di TV ONE dan Metro TV oleh Krisyanidayati Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (2015)

Dalam skripsi ini penulis meneliti kepuasan mahasiswa dalam menonton program berita Metro Hari Ini Metro TV dan Apa Kabar Indonesia Pagi TV ONE. Dalam analisis data, Penulis menggunakan rumus mean, standar deviasi dan paired sampel test. Kesimpulan dalam penelitian ini yakni Metro Hari Ini Metro TV dan Apa Kabar Indonesia Pagi TV ONE belum dapat memuaskan kebutuhan khalayak pada dimensi informasi, identitas pribadi, integritas dan interaksi sosial, dan hiburan. d. Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional

oleh Nadia Pratama Kusuma Wardani Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (2015)

Dalam skripsi ini penulis meneliti kepuasan mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2011-2014 terhadap Program Ramadhan di Televisi Nasional. Program Ramadhan seperti Tausiyah, Sinetron Ramadhan, Variety Show dan Feature. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan


(24)

yang cukup kuat dan signifikan antara motif dan kepuasan terhadap program Tausiyah, Sinetron Ramadhan, Variety Show dan Feature

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yakni objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Tabloid LPM Institut. Sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013-2014.

E.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari 5 bab sebagai berikut:

BAB I adalah bab Pendahuluan. Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II adalah Bab Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah Uses and Gratification yang dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay Blumler, dan Michael Gurevicth, beserta kritiknya. Bab ini juga akan menjelaskan mengenai pengertian dari motif dan kepuasan, serta membahas tentang pers mahasiswa. Kemudian dilanjutkan dengan kerangka berpikir dan kerangka konseptual.

BAB III adalah Metodologi Penelitian. Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai metode apa yang digunakan dalam penelitian ini yakni paradigma dan pendekatan penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, desain penelitian, hipotesis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan


(25)

objek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen, variabel penelitian, definisi operasional dan indikator penelitian, teknik pengumpulan data, uji coba instrumen dan teknik analisis data.

BAB IV adalah Bab Gambaran Umum. Pada bab ini akan dijelaskan gambaran umum mengenai populasi yang dijadikan subjek penelitian yakni mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sejarah singkat tentang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian gambaran umum Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Institut beserta Tabloidnya.

BAB V adalah Bab Temuan dan Analisis Data. Pada bab ini disajikan data mengenai hasil data yang didapatkan serta uji instrumen menggunakan SPSS-20. Hasil data berdasarkan dengan rumusan masalah penelitian, yakni motif yang mendasari pembaca membaca Tabloid LPM Institut, kepuasan yang diperoleh pembaca setelah membaca Tabloid LPM Institut, serta hubungan antara motif dan kepuasan pembaca setelah membaca Tabloid LPM Institut.

BAB VI adalah Bab Penutup. Pada bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan skripsi yang didapat dari temuan dan analisis penelitian serta memberikan saran yang mungkin akan bermanfaat kepada LPM Institut untuk meningkatkan kualitas tabloidnya.


(26)

13

LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A.Landasan Teori

1. Teori Uses and Gratification

Uses and Gratification theory atau teori penggunaan dan kepuasaan diperkenalkan oleh Elihu Katz, Bernard Berelson dan Michael Gurevitch pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses on Mass Communications: Current Perspectives on Gratification Research. Teori ini mengajukan gagasan bahwa perbedaan individu menyebabkan audien mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda, yang disebabkan oleh berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda di antara individu audien. 1

Lahirnya teori uses and gratification merupakan kritik terhadap teori peluru (the bullet theory of communication) atau teori jarum hipodermik (hypodermic noddle theory) dari Wilbur Schramm. Teori peluru ini dikatakan bahwa media sangat aktif dan powerfull, sedangkan audiens pasif, sehingga media akan mudah mengenai atau menembus sasaran (audience).2 Namun untuk teori Uses and Gratification sendiri yakni audiens berada dipihak yang aktif dalam menentukan media massa.

Uses and Gratification dikatakan oleh Katz sebagai suatu model penelitian yang menekankan pada objek analisis tentang apa yang dilakukan media untuk

1

Morissan, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia), Cet. Ke-2, h. 77.

2

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 106-107.


(27)

khalayak. Model ini menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sesuai dengan khalayak. Jadi sasarannya adalah pada khalayak aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.3

Inti teori uses and gratification adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif. 4

Sebagian besar besar dalam wilayah teori Uses and Gratification berupaya meneliti apa yang terjadi di balik penggunaan media oleh audien. Dengan kata lain, peneliti mencari tahu mengapa orang menonton program televisi tertentu atau mengapa mereka membaca surat kabar tertentu untuk mendapatkan informasi dan bukan oleh media massa lainnya.

Teori ini tidak memberikan perhatian pada efek langsung media terhadap audien, tetapi memfokuskan perhatian pada motivasi dan perilaku audien terhadap media atau bagaimana dan mengapa mereka menggunakan atau mengonsumsi media. Teori uses and gratification memfokuskan perhatian pada audien sebagai konsumen media massa dan bukan pada pesan yang disampaikan. Teori ini menilai bahwa audien dalam menggunakan media

3

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 108.

4

Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 207.


(28)

berorientasi pada tujuan, bersifat aktif sekaligus diskriminatif. Audien dinilai mengetahui kebutuhan mereka dan mengetahui serta bertanggung jawab terhadap pilihan media yang dapat memenuhi kebutuhan mereka tersebut.5

Teori uses and gratification menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana audien sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam menggunakan media dan akibat atau konsekuensi dari penggunaan media itu. Dalam hal ini, terdapat sejumlah asumsi dasar yang menjadi inti gagasan teori Uses and Gratification sebagaimana dikemukakan Katz, Blumler dan Gurevitch (1974) yang mengembangkan teori ini. Mereka menyatakan lima asumsi dasar teori penggunaan dan kepuasaan.6

1. Audien aktif dan berorientasi pada tujuan ketika menggunakan media.

Tingkat keaktifan audien merupakan variabel. Perilaku komunikasi audien mengacu pada target dan tujuan yang ingin dicapai serta berdasarkan motivasi; audien melakukan pilihan terhadap isi media berdasarkan motivasi, tujuan dan kebutuhan personal mereka.

2. Inisiatif untuk mendapatkan kepuasaan media ditentukan audien. 3. Media bersaing dengan sumber kepuasaan lain.

4. Audien sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif, dan penggunaan media.

5. Penilaian isi media ditentukan oleh audien.

5

Morissan, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia) , Cet Ke-2, h. 77-78.

6

Morissan, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia) , Cet Ke-2, h. 78-80.


(29)

Asumsi pertama menyatakan bahwa audien aktif dan berorientasi pada tujuan ketika menggunakan media. Audien memiliki sejumlah alasan dan berusaha mencapai tujuan tertentu ketika menggunakan media. McQuail dan rekan (1972) mengemukakan empat alasan mengapa audien menggunakan media, yakni: 7

1) Pengalihan (diversion); yaitu melarikan diri dari rutinitas atau masalah sehari-hari.

2) Hubungan personal; hal ini terjadi ketika orang menggunakan media sebagai pengganti teman.

3) Identitas personal; sebagai cara untuk memperkuat nilai-nilai individu. 4) Pengawasan (surveillance); yaitu informasi mengenai bagaimana media

membantu individu mencapai sesuatu.

Asumsi kedua menyatakan bahwa inisiatif untuk mendapatkan kepuasaan media ditentukan audien. Karena sifat aktifnya, maka audien mengambil inisiatif. Asumsi ketiga menyatakan bahwa media bersaing dengan sumber kepuasaan lain. Media bersaing dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya dalam hal pilihan, perhatian dan penggunaan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan seseorang.

Selanjutnya asumsi keempat menyatakan bahwa audien sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif dan penggunaan media. Kesadaran diri yang cukup akan adanya ketertarikan dan motif yang muncul dalam diri

7

Morissan, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia) , Cet Ke-2, h. 78.


(30)

yang dilanjutkan dengan penggunaan media memungkinkan peneliti mendapatkan gambaran yang tepat mengenai penggunaan media oleh audien. Terakhir asumsi kelima menyatakan bahwa penilaian isi media ditentukan oleh audien. Menurut J. D. Rayburn dan Philip Palmgreen (1984), seseorang yang membaca surat kabar tertentu tidak berarti ia merasa puas dengan surat kabar yang dibacanya karena mungkin hanya surat kabar itu saja yang tersedia, ia akan segera beralih ke surat kabar lain jika ia mendapat kesempatan memperoleh surat kabar lain. 8

Katz, Blumer, dan Gurevitch (1974) menggolongkan kebutuhan individu, yaitu (1) Asal mula sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan yang menciptakan (3) pengharapan dari (4) media massa atau sumber lain yang mengarah pada (5) ekspos yang berbeda (atau keterlibatan dalam aktifitas lain) yang menghasilkan (6) kebutuhan kepuasaan dan (7) konsekuen-konsekuen lain, mungkin merupakan konsekuensi-konsekuensi yang paling tidak diniatkan.9

Menurut Nuruddin (2004), teori uses and gratification beroperasi dalam beberapa cara, seperti pada bagan di bawah ini:10

8

Morissan, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia) , Cet Ke-2, h. 79-80.

9

Denis McQuali, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 175 , Edisi 6, Buku 2.

10

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 110.


(31)

Bagan 1

Model Uses and Gratification

(Sumber: Edi Santoso dan Mite Setiansah. Teori Komunikasi, 2010)

Berdasarkan model diatas uses and gratification dimulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut mencakup ciri-ciri demografik, afiliasi kelompok, dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan khalayak (audience needs) dapat dikategorikan sebagai kebutuhan-kebutuhan kognitif, afektif, integratif personal, integratif sosial dan kebutuhan pelepasan ketegangan. Kebutuhan-Lingkungan sosial: 1. Ciri-ciri demografis 2. Afiliasi kelompok 3. Ciri-ciri kepribadian Kebutuhan khalayak: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Intergratif personal 4. Intergratif sosial 5. Pelepasan ketegangan/ melarikan diri dari kenyataan Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media: 1. Keluarga, teman-teman 2. Komunikasi interpersonal 3. Hobi 4. Tidur Penggunaan media massa: 1. Jenis-jenis media SK, majalah, radio, TV dan film 2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks sosial

dan terpaan media Pemuasan media (fungsi): 1. Pengamatan lingkungan 2. Diversi/ hiburan 3. Identitas personal 4. Hubungan sosial


(32)

kebutuhan tersebut dapat dipuaskan dengan sumber-sumber kebutuhan seperti keluarga, teman, komunikasi interpersonal, hobi dan tidur. 11

Model tersebut berkaitan dengan sumber-sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan penggunaan media massa, yang mencakup jenis-jenis media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain-lain, isi media yang diperhatikan, keterpaan media itu sendiri, dan konteks sosial dari terpaan media. Katz, Gurevitch dan Haas (1973), menggambarkan kategori kebutuhan khalayak menjadi lima, yakni kognitif (memperoleh informasi, pengetahuan, pemahaman), afektif (pengalaman emosional, menyenangkan, atau estetis), integrasi personal (meningkatkan kredibilitas, percaya diri, dan status), integrasi sosial (meningkatkan hubungan dengan keluarga, teman, dan lainnya), dan pelepasan ketegangan (pelarian dan pengalihan).12

Asumsi teori ini mengenai khalayak yang aktif dan penggunaan media yang berorientasi pada tujuan cukup jelas. Anggota khalayak individu dapat membawa tingkat aktivitas yang berbeda untuk penggunaan media mereka. Anggota khalayak juga berusaha untuk menyelesaikan tujuannya melalui media. Seperti yang ditekankan sebelumnya, McQuail dan koleganya (1972) mengidentifikasi beberapa cara untuk mengklasifikasikan kebutuhan dan kepuasaan khalayak. Klasifikasi tersebut mencakup pengalihan (diversion), merupakan kategori kepuasaan yang berasal dari penggunaan media;

11

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. Ke-4, h. 194.

12

Wener J. Severin, Teori Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2001), h. 357.


(33)

melibatkan pelarian diri dari rutinitas dan permasalah. Hubungan personal

(personal relationship), yang melibatkan penggunaan media sebagai ganti teman. Identitas personal (personal identity), yang melibatkan cara-cara untuk menekankan nilai-nilai individu. Pengawasan (surveillance), yang melibatkan pengumpulan informasi yang dibutuhkan.13

Teori uses and gratification mendasarkan pada asumsinya bahwa pemilihan media ditentukan oleh khalayak aktif untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk itu khalayak yang aktif itu sendiri berarti adanya sifat sukarela serta pilihan selektif khalayak terhadap proses komunikasi.

Penggunaan media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan yang ditentukan oleh khalayak sendiri, dan bahwasanya partisipasi aktif dalam proses komunikasi dapat mempermudah, membatasi atau sebaliknya, memengaruhi kepuasaan dan menimbulkan berbagai efek yang berkaitan dengan terpaan media. 14

McQuail (1987) mengkategorikan dampak atau efek isi komunikasi massa kepada komunikan yaitu: 15

a. Powerful Effect Model

Model ini berkaitan dengan teori Hipodermik Needle yang mengasumsikan bahwa media mempunyai pengaruh yang cukup membentuk opini dan keyakinan. Secara aktif media juga membentuk

13

Wener J. Severin, Teori Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2001), h. 356-357.

14

Morrisan, TeoriKomunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia), Cet Ke-2, h. 80.

15

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail 2, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 100.


(34)

perilaku yang kurang lebih sesuai dengan keinginan orang-orang yang dapat mengendalikan media dan isinya.

b. Limited Effect Model

Tahap ini juga dikenal sebagai Model Efek Terbatas merentang dari tahun 1930-an hingga awal tahun 1960-an. Pada model ini khalayak sangat aktif mencari apa yang mereka inginkan dan menolak lebih banyak isi media dari pada menerimanya. Model ini merupakan konsepsi pengaruh media yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu dari kehidupan personal dan sosial anggota khalayak. Dua pendekatan pada orientasi pengaruh terbatas sudah diidentifikasi. Pertama, Perspektif Perbedaan Individu yakni melihat kekuatan media dibentuk oleh faktor-faktor personal seperti kecerdasan dan penghargaan diri. Kedua, Kategori Sosial yakni melihat kekuatan media terbatas oleh asosiasi anggota khalayak dan afiliasi kelompok.

c. Moderat Effect Model

Model ini dimulai dari tahun 1960-an hingga berlangsung sampai saat ini. Inti dari perspektif ini adalah gagasan mengenai khalayak aktif yang menggunakan isi media untuk menciptakan pengalaman dan menghasilkan kepuasan (atau hasil) tertentu. Perspektif moderat effect menyatakan pentingnya pengaruh media dapat terjadi pada masa yang lebih lama sebagai sebuah akibat langsung dari khalayak. Khalayak dapat membuat media menyajikan tujuan pasti, seperti menggunakan media untuk mempelajari informasi dan memperoleh pengalaman.


(35)

Jay G. Blumler (1979) mengemukakan juga sejumlah gagasan mengenai jenis-jenis kegiatan yang dilakukan khalayak aktif ketika menggunakan media, yang mencakup: kegunaan (utility), kehendak (intentionality), seleksi (selectivity), dan tidak terpengaruh hingga terpengaruh (imperviousness to influence).16

1. Kegunaan (utility), yakni media memiliki kegunaan dan orang dapat memanfaatkan kegunaan media.

2. Kehendak (intentionality), yakni hal ini terjadi ketika motivasi menentukan konsumsi media.

3. Seleksi (selectivity), yakni penggunaan media oleh khalayak mencerminkan ketertarikan atau preferensinya.

4. Tidak terpengaruh hingga terpengaruh (imperviousness to influence), yakni khalayak menciptakan makna terhadap isi media yang akan mempengaruhi apa yang mereka pikirkan dan kerjakan, namun mereka juga secara aktif sering menghindar terhadap jenis pengaruh media tertentu.

Audien dalam menggunakan media bersifat aktif dan audien juga memiliki kebebasan dalam memilih media yang dapat memberikan mereka kepuasaan. Namun apakah audien sepenuhnya bebas dalam menggunakan media dan sepenuhnya bebas dalam menggunakan media dan sepenuhnya bebas dalam menentukan kepuasaan yang mereka inginkan. Dalam hal ini, terdapat pandangan bahwa dunia dimana audien berada ikut serta menentukan kebutuhan dan kepuasaan audien terhadap media. Dengan kata lain, kebutuhan

16

Morrisan, TeoriKomunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia), Cet. Ke-2, h. 80-81.


(36)

dan kepuasaan audien terhadap media tidak bersifat otonom yang tidak ditentukan semata-mata hanya pada diri individu. Katz dan rekan (1974) menyatakan bahwa situasi sosial dimana audien berada turut serta terlibat dalam mendorong atau meningkatkan kebutuhan audien terhadap media melalui lima cara berikut: 17

1. Situasi sosial dapat menghasilkan ketegangan dan konflik yang mengakibatkan orang membutuhkan sesuatu yang dapat mengurangi ketegangan melalui penggunaan media.

2. Situasi sosial dapat menciptakan kesadaran adanya masalah yang menuntut perhatian. Media memberikan informasi yang membuat kita menyadari hal-hal yang menarik perhatian kita, dan kita dapat mencari lebih banyak informasi yang menarik perhatian kita melalui media.

3. Situasi sosial dapat mengurangi kesempatan seseorang untuk dapat memuaskan kebutuhan tertentu, dan media berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap. Dengan kata lain, terkadang situasi yang kita hadapi menjadikan media sebagai sumber terbaik atau mungkin satu-satunya yang tersedia. 4. Situasi sosial terkadang menghasilkan nilai-nilai tertentu yang dipertegas

dan diperkuat melalui konsumsi media. Orang terdidik akan memilih media yang dapat mempertegas atau memperkuat nilai-nilai yang menghargai akal sehat, kesadaran diri dan ilmu pengetahuan. Namun sebaliknya, media juga dapat mempertegas atau memperkuat nilai-nilai yang bertentangan dengan akal sehat.

17

Morrisan, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia), Cet. Ke-2, h. 81-82.


(37)

5. Situasi sosial menuntut audien untuk akrab dengan media agar mereka tetap dapat diterima sebagai anggota kelompok tertentu. Dalam pergaulan sosial, seseorang yang serba tidak tahu mengenai isu-isu yang menjadi soroton media akan dianggap sebagai orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman.

Inti dari uses and gratification adalah bahwa khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang aktif. Namun jika motif khalayak tidak terpenuhi dan media tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan khalayak, maka media tersebut dapat dikatakan media yang pasif.

2. Kritik Terhadap Teori Uses and Gratification

Sama dengan teori komunikasi massa lainnya, uses and gratification juga memiliki kelebihan dan kekurangan, yakni kelebihannya; memusatkan perhatian pada individu dalam proses komunikasi massa, menghargai kepandaian dan kemampuan konsumen media, menyediakan pemahaman analisis terhadap bagaimana orang memiliki pengalaman dengan konten media, membedakan pengguna aktif dan pengguna aktif, mempelajari penggunaan media sebagai bagian dari interaksi sosial sehari-hari, dan memberikan pemahaman berguna dalam penggunaan media baru. Lalu kekurangannya yakni; tidak dapat dengan mudah menunjukkan keberadaan atau ketiadaan


(38)

efek, banyak konsep kuncinya yang dikritik karena dinilai tidak dapat diukur, dan terlalu beorientasi kepada level mikro. 18

Pendekatan uses and gratification telah memicu sejumlah kritik, terutama karena tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dan mendefinisikan konsep-konsep utama (misalnya, “kebutuhan”), dan karena pada dasarnya tak lebih dari sebuah strategi pengumpulan data. 19

Salah satu kritik mengenai uses and gratification adalah bahwa pendekatan ini terlalu sempit fokusnya, yaitu pada individu. Pendekatan ini bersandar pada konsep-konsep psikologis seperti kebutuhan, dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media itu berada dalam struktur tersebut. Salah satu jawaban dari kritik diatas datang dari Rubin dan Windahl (1986), yang telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan manfaat dan gratifikasi dengan teori ketergantungan. Model manfaat dan ketergantungan Rubin dan Windhal menempatkan individu di dalam sistem-sistem kemasyarakatan yang membantu membentuk kebutuhan-kebutuhan mereka. 20

Uses and Gratification, seperti yang dikenal, berbeda dan sangat berpengaruh pada tahun 1970 dan 1980-an. Paradigma pengaruh yang terbatas sedang goyah pada saat itu, dan teoritikus media membutuhkan sebuah kerangka yang dapat mereka gunakan untuk membahas keberadaan dampak media yang nyata tanpa harus menyimpang terlalu jauh dari keortodokan

18

Stanley J. Baran dan Denis K. Davis, Teori Dasar Komunikasi Pergolakan, dan Masa Depan Media Massa, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 302.

19

Wener J. Severin, Teori Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2001), h. 358.

20

Werner J. Severin dan James W. Tankard Jr, Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. Ke-5, h. 359.


(39)

keilmuan. Ini bukan alasan mengapa Katz, Blumer dan Gurevitch merumuskan pendekatan ini, tetapi ini merupakan alasan mengapa pendekatan ini memiliki karakter tertentu. Dua faktor lain yang membentuk bagaimana teori ini dulu akan dan sekarang digunakan yakni prinsip kesederhanaan dalam perkembangannya dan memandang media sebagai saluran informasi daripada simbol. 21

Terlepas dari kritik yang disampaikan tersebut penelitian mengenai penggunaan dan kepuasan menjadi penting untuk dikaji agar dapat terus meningkatkan kualitas produk media massa dan mengetahui kebutuhan khalayak akan media massa.

3. Definisi Konseptual a. Motif

Motif berasal dari kata “motive” yang berarti secara obyektif

merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan. Sedangkan definisi subyektif motif merupakan dasar bagi seseorang untuk bergerak, berperilaku, dan bertindak menurut tujuan atau kegiatan membangkitkan daya gerak yang terdapat pada diri sendiri agar melaksanakan tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan ataupun kepuasaan. 22

21

Richard West and Lynn H. Turner, pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 113.

22

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 23.


(40)

Setiap individu memiliki alasan untuk melakukan sesuatu, begitu juga dengan alasan untuk menggunakan media. Setiap individu memiliki beberapa alasan dalam menggunakan media untuk mencapau kepuasan. McQuail dan rekan (1972) mengemukakan empat alasan mengapa audien menggunakan media23:

a. Pengalihan (diversion); yaitu melarikan diri dari rutinitas atau masalah sehari-hari. Mereka yang sudah lelah bekerja seharian membutuhkan media sebagai pengalih perhatian dari rutinitas.

b. Hubungan personal; hal ini terjadi ketika orang menggunakan media sebagai pengganti teman.

c. Identitas personal; sebagai cara untuk memperkuat nilai-nilai individu. Misalnya, banyak pelajar yang merasa lebih bisa belajar jika ditemani alunan musik dan radio.

d. Pengawasan (surveillance); yaiyu informasi mengenai bagaimana media membantu individu mencapai sesuatu. Misal, orang membaca koran untuk membantunya memahami jalannya sistem pemerintahan.

Pada dasarnya setiap tindakan yang dilakukan oleh individu dikarenakan adanya dorongan dari motif-motif tertentu. Begitu pula dengan penggunaan media massa. Media massa dianggap mampu memenuhi berbagai motif khalayak. Jika motif tersebut terpenuhi, maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Menurut Denis McQuail, ada empat

23


(41)

kategori motif pengkonsumsian media bagi individu secara umum, yakni:

24

I. Motif Informasi (surveillance)

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c. Memuaskan rasa ingin-tahu dan minat umum.

d. Belajar, pendidikan diri sendiri.

e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. II. Motif Identitas pribadi (personal identity)

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b. Menemukan model perilaku.

c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media). d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

III. Motif Integrasi dan interaksi sosial (personal relationship)

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial.

b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.

c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. d. Memperoleh teman selain dari manusia.

e. Membantu menjalankan peran sosial.

24

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2002). Edisi kedua, h 72.


(42)

f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman, dan masyarakat.

IV. Motif Hiburan (diversion)

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. b. Bersantai.

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. d. Mengisi waktu.

e. Penyaluran emosi.

Berbagai motif yang mendorong individu menggunakan media massa, akan tumbuh semacam harapan yang dicarikan pemuasaannya melalui media massa sebagai perwujudan dari motif yang ada. Salah satu macam riset uses and gratification yang saat ini berkembang adalah yang dibuat oleh Phiplip Palmgreen dari Kentucky University.

Kebanyakan riset uses dan gratification memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang memengaruhi penggunaan media. Palmgreen juga menggunakan dasar yang sama yaitu orang menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh model Palmgreen ini tidak berhenti disitu, dengan menanyakan apakah motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut GS (Gratification Sought) dan GO (Gratification Obtained). Penggunaan konsep-konsep baru ini memunculkan teori yang merupakan varian dari teori uses and gratification, yaitu teori nilai pengharapan (expextancy values). Menurut teori nilai pengharapan, orang mengarahkan diri pada dunia (misalnya


(43)

media) berdasarkan pada kepercayaan dan evaluasi-evaluasi mereka tentang dunia tersebut. 25

b. Kepuasaan

Kepuasaan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasaan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan. Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas dan senang. Kepuasaan pelanggan yang tinggi menciptakan kelekatan emosional terhadap merek. Hasilnya adalah kesetian pelanggan. 26

Kepuasaan dalam penelitian ini lebih dimaksudkan pada terpenuhinya kebutuhan khalayak dalam kegiatan menggunakan media massa berdasarkan tujuan dan motif tertentu seperti kebutuhan informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi personal dan hiburan. Untuk mencapai kepuasaan tersebut setiap individu bersifat aktif dan selektif dalam menggunakan atau memilih jenis media yang sesuai dengan kebutuhan agar tercipta kepuasaan.

25

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 206.

26


(44)

Banyak peneliti yang membagi kategori yang berbeda-beda mengenai kepuasan, namun ada satu ukuran yang disepakati di antara mereka. Empat kategori utama yang diajukan McQuail sangat khas, yakni:27

1. Pengalihan

(a) Melarikan diri dari tekanan rutinitas (b) Melarikan diri dari beban masalah (c) Pelepasan emosi

2. Relasi personal (a) Persahabatan (b) Kegunaan sosial 3. Identitas pribadi

(a) Rujukan pribadi (b) Eksplorasi realitas (c) Penguatan nilai

4. Pengawasan. Ini adalah kebutuhan informasi mengenai sebuah dunia kompleks di mana kita hidup.

Kepuasan atau ketidakpuasan pembaca merupakan selisih antara apa yang diharapkan dengan apa yang didapatkan. Dalam hal ini kepuasan atau ketidakpuasan pembaca akan dilihat dari penelitian ini. Tingkat kepuasan pembaca terhadap Tabloid LPM Institut merupakan evaluasi yang subyektif dari mahasiswa mengenai kesesuaian yang mereka harapkan dengan hasil yang didapat setelah membaca Tabloid tersebut.

27

John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. Ke-2, h 248.


(45)

Pembaca akan merasa puas apabila hasil yang mereka dapatkan setelah membaca sesuai atau melebihi harapan mereka sebelum membaca. Selain itu, pembaca akan merasa tidak puas jika apa yang mereka harapkan tidak terpenuhi ketika sudah membaca Tabloid tersebut.

Untuk mengukur tingkat kepuasan audience, maka harus diketahui terlebih dahulu motif audiens dalam menggunakan media, setelah itu baru dapat mengungkapkan tingkat kepuasaan audiens setelah menggunakan atau mengonsumsi media tertentu. Kepuasan yang diperoleh khalayak dari penggunaan media terbagi menjadi Gratification Sought (kepuasan yang dicari) dan Gratification Obtained (kepuasaan yang diperoleh).

Philip Palmgreen darai Kentucky University menjelaskan bahwa Gratification Sought (GS) adalah kepuasaan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengonsumsi suatu jenis media (radio, televisi, Koran). Gratification Obtained (GS) adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengonsumsi suatu jenis media tertentu. 28

a. Gratification Sought (GS)

Gratification Sought (GS) yakni kepuasaan yang dicari atau diinginkan individu dalam menggunakan media tertentu. GS juga bisa diartikan sebagai motif yang timbul dari sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai individu pada objek tertentu. Hal ini mendorong individu untuk menggunakan suatu media tertentu yang berkaitan dengan keinginan untuk mencari kepuasaan atas kebutuhan tersebut. Dalam penelitian ini,

28

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 205.


(46)

mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013-2014 juga memiliki motif tertentu dalam membaca Tabloid Institut. Kategori motif individu yang menjadi acuan adalah menurut McQuail.

b. Gratification Obtained (GO)

Gratification Obtained (GO) adalah kepuasaan nyata yang diperoleh setelah menggunakan media. GO juga bisa diartikan sebagai sejumlah nyata yang diperoleh individu atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah individu tersebut menggunakan media. Dalam penelitian ini adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah proses membaca Tabloid LPM Institut. Indikator untuk menukur GO sama dengan indikator mengukur GS menurut Denis McQuail.

Dalam hal ini, peneliti mengukur GS dan GO untuk mengetahui kepuasaan khalayak berdasarkan kesenjangan antara GS dengan GO. Dengan kata lain, kesenjangan kepuasaan (discrepancy gratification) adalah perbedaan perolehan kepuasaan yang terjadi antara skor GS dan GO dalam mengkonsumsi media tertentu. Semakin kecil kesenjangannya, semakin puas individu dalam menggunakan media tersebut. Sebaliknya semakin besar nilai kesenjangan antara GS dan GO maka semakin tidak puas individu dalam menggunakan media.29

29

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 208.


(47)

Bagan 2

Model Expectancy Values

Sumber : Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, 2007, 208

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan rentetan penggunaan media oleh individu yang menimbulkan kepuasan. Pencarian kepuasan (GS) dilatarbelakangi adanya kepercayaan dan evaluasi penilaian seseorang terhadap sebuah media massa berdasarkan pengalaman. Individu memiliki penilaian dan kepercayaan terhadap salah satu media massa yang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya. Adanya pencarian kepuasan (motif) yang mendukung oleh penilaian dan kepercayaan terhadap sebuah media massa, medorong seseorang mengkonsumsi media. Setelah konsumsi media terjadi, akan terlihat kepuasan yang nyata yang diperoleh. Apakah dapat memenuhi motif awal dalam menggunakan media massa yang bersangkutan atau tidak. Berdasarkan teori ini, pengukuran kepuasan dalam sebuah penelitian harus dilakukan dengan menanyakan motif dan kepuasan yang dicari dan diinginkan seseorang (GS), kemudian menanyakan kembali apakah motif dan harapan tersebut bisa dipenuhi

Kepercayaan-kepercayaan (beliefs)

Evaluasi-evaluasi

Pencarian

Kepuasaan (GS)

Perolehan Kepuasaan yang diterima (GO)

Konsumsi Media


(48)

oleh media yang bersangkutan. Artinya, kita bisa mengetahui kepuasan nyata yang diperoleh seseorang (GO). 30

Indikator terjadinya kesenjangan kepuasaan atau tidak adalah sebagai berikut 31:

1) Jika mean skor (rata-rata skor) GS lebih besar dari mean skor GO (mean skor GS > mean skor GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan, karena kebutuhan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Media tidak memuaskan khalayaknya. 2) Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO (GS=GO), maka tidak

terjadi kesenjangan kepuasaan karena jumlah kebutuhan yang diinginkan semuanya terpenuhi namun biasa-biasa saja (balance). 3) Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO (GS < GO), maka

terjadi kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan kata lain bahwa media tersebut memuaskan khalayaknya.

Semakin besar kesenjangan mean skor (GS > GO) yang terjadi, maka makin tidak memuaskan media tersebut bagi khalayaknya. Sebaliknya semakin kecil kesenjangan mean skor (GS < GO) yang terjadi, maka makin memuaskan media tersebut bagi khalayaknya.

30

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 208.

31

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 208.


(49)

4. Pers Mahasiswa

Pers mahasiswa merupakan salah satu jenis pers yang terdapat di Indonesia. Pers mahasiswa bisa dibilang sebagai pers komunitas karena memiliki jangkauan wilayah sirkulasi yang sangat terbatas. Kebijakan pemberitaan pers komunitas lebih banyak diarahkan untuk mengangkat berbagai potensi dan masalah aktual di daerah komunitas tersebut. Fungsi yang lebih banyak dikembangkan pada pers komunitas adalah penyebaran informasi dan edukasi. 32

Sifat khas dari pers mahasiswa ini adalah bahwa mahasiswa pada umumnya sesuai dengan alam pikiran universitas, mempergunakan pengetahuannya demi perbaikan mahasiswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan kesediaan masing-masing.33

Pers mahasiswa bisa juga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan khalayak pembaca yang berada dalam lingkungan tersebut. Pers mahasiswa adalah penerbitan pers dalam bentuk majalah, tabloid, newsletter, atau media online yang dikelola oleh mahasiswa. Seluruh proses mulai dari mencari berita, penulisan, tata letak, pracetak dan distribusi dilakukan oleh mahasiswa.

Dilihat dari sejarah, Pers mahasiswa pertama kali dikukuhkan oleh tokoh-tokoh pers mahasiswa tahun-tahun 1950-an, seperti Nugroho Notosusanto, Teuku Jacob, Koesnadi Hardjasumantri ketika melahirkan Ikatan Wartawan Indonesia (IWMI), Serikat Pers Mahasiswa Indonesia (SPMI) dan kedua

32

AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), Cet Ke-2, h 41.

33

Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Binacipta, 1986). h 111.


(50)

organisasi ini akhirnya meleburkan diri menjadi Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI). Jenis Pers mahasiswa yang muncul seperti Bumi Siliwangi (IKIP), Gajah Mada (UGM), IDEA (IPB), dan lain-lain. 34

Pimpinan IPMI yang baru pada waktu itu adalah Anis Ibrahim, AT Birowo, Wisaksono, Noeradi, Alex Rumundor, dan Syarif Saleh. Pada masa demokrasi terpimpin, setiap surat kabar dan pers pada umumnya menyuarakan aspirasi-aspirasi dari partai dan golongan politik dan IPMI dituduh adalah anak Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia. Hal tersebut menyebabkan pimpinan IPMI membuat surat pernyataan yang berbunyi IPMI tidak dapat dan tidak boleh menjadi pembawa suara sesuatu golongan tertentu dikalangan mahasiswa Indonesia. Lalu pada masa demokrasi orde baru, IPMI mencapai kembali puncak kebesarannya yang juga diperoleh di sekitar tahun 1950-an, diikuti dengan diterbitkannya Harian Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). 35

Pada tahun 1971 sampai dengan tahun 1974 merupakan kemunduran kembali pers mahasiswa Indonesia. Setelah harian KAMI melepaskan dirinya, banyak pula penerbitan IPMI yang besar mati. Sejalan dengan format baru politik Indonesia, aktivitas kemahasiswaan termasuk pers mahasiswa dilokalisir di dalam kampus. Seluruh penerbitan-penerbitan (pers mahasiswa) mahasiswa yang terbit di dalam kampus diberi subsidi penerbitan melalui

34

Amir Effendi Siregar, Pers Mahasiswa Indonesia Patah Tumbuh Hilang Berganti, (Jakarta: PT. Karya Unipress, 1983), Cet. Ke-1, h. 36.

35

Amir Effendi Siregar, Pers Mahasiswa Indonesia Patah Tumbuh Hilang Berganti, (Jakarta: PT. Karya Unipress, 1983), Cet. Ke-1, h. 44-47.


(51)

Universitasnya. Dengan demikian terjadilah ketergantungan pers mahasiswa pada pimpinan Universitas. 36

B.Kerangka Berpikir

Teori uses and gratification menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana audien sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam menggunakan media berdasarkan orientasi tujuan mereka, inisiatif untuk mendapatkan kepuasan media, media bersaing dengan sumber kepuasan lain dan audiens sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif dan penggunaan media serta penilaian isi media ditentukan sendiri oleh audiens. 37

Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam hal memperluas wawasan pengetahuan, memahami kebutuhan serta peranannya dalam masyarakat. Dalam mencari kebutuhan akan informasi pun, kini masyarakat bersikap lebih aktif. Mereka akan memilih media massa yang bisa memenuhi kebutuhan atau motif mereka akan informasi.

Begitupun dengan mahasiswa sebagai civitas akademik, mereka akan mencari atau memilih media massa (pers mahasiswa) yang bisa memenuhi kebutuhan akan informasi yang berada di lingkungan kampus. Tabloid LPM Institut sebagai salah salah satu pers mahasiswa yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pun dituntut untuk memberikan berita-berita yang bersifat aktual, faktual, dan mampu memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi seputar lingkungan UIN Jakarta. Namun ketika peneliti mencoba survei kebeberapa

36

Amir Effendi Siregar, Pers Mahasiswa Indonesia Patah Tumbuh Hilang Berganti, (Jakarta: PT. Karya Unipress, 1983), Cet. Ke-1, h. 53-54.

37

Morissan, M.A., Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia), Cet Ke-2, h. 78-80.


(52)

mahasiswa mengenai motif dan kepuasaan pembaca terhadap Tabloid LPM Institut, tanggapannya pun beragam. Terdapat mahasiswa yang puas dan tidak puas terhadap Tabloid LPM Institut. Mahasiswa yang tidak puas dikarenakan terbitnya tabloid itu satu bulan sekali dan dianggap berita-berita yang disajikan kurang up to date.

Dalam hal ini peneliti ingin melakukan sebuah penelitian untuk mencari sebuah kebenaran dari data atau masalah yang ditemukan. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti apakah motif kebutuhan akan informasi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat terpuaskan atau tidak terpuaskan oleh Tabloid LPM Institut.

Motif yang menjadi dasar audiens dalam menggunakan sebuah media (Gratification Sought), akan menjadi variabel bebas (X), sedangkan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained) menjadi variabel terikat (Y). untuk dapat mengetahui kepuasan yang diperoleh pembaca, dapat dilihat berdasarkan kesenjangan nilai antara GS dan GO. Variabel-variabel tersebut akan diukur dengan menggunakan kuesioner, yaitu dengan susunan pernyataan dan setiap jawaban atas pernyataan tersebut akan diukur dengan data ordinal. Kemudian untuk mendeskripsikan hubungan di antara kedua variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan uji Regresi Linier Sederhana. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui hubungan secara signifikan antara variabel dependen (terikat) dengan variabel independen (bebas).


(53)

C.Kerangka Konseptual

Bagan 3 Kerangka Konseptual

(Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti)

Sebelum membaca Tabloid LPM Institut, responden memiliki kebutuhan atau kepuasaan yang ingin dicari dari media tersebut, hal ini disebut dengan Gratification Sought (GS). Selanjutnya dengan pola penggunaan media (media use) oleh responden terhadap Tabloid LPM Institut, responden akan memperoleh pemuasaan kebutuhan dari media tersebut. Tingkat kepuasan yang diperoleh responden setelah mengonsumsi program berita tersebut dikenal dengan Gratification Obtained (GO).

Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2013-2014

Kepuasaan yang diharapkan

(Gratification Sought): 1. Pengalihan 2. Hubungan

Personal

3. Identitas Pribadi 4. Pengawasan

Kepuasaan yang

diperoleh (Gratification Obtained):

1. Pengalihan 2. Hubungan

Personal

3. Identitas Pribadi 4. Pengawasan Konsumsi Media

“Membaca Tabloid LPM Institut”

Kesenjangan antara Kepuasaan yang diharapkan dengan Kepuasaan yang

diperoleh berdasarkan Motif pembaca


(54)

41 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A.Paradigma dan Pendekatan Penelitian

Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.1

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini ialah post-positivisme. Menurut John W. Creswell, post-positivisme. yaitu suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh melalui fenomena yang empiris, dapat diamati dan dapat diukur serta diujikan dengan metode ilmiah. Pengetahuan yang berkembang melalui kacamata post-positivis selalu berdasarkan pada observasi dan pengujian

yang sangat cermat terhadap realitas objektif yang muncul di dunia “luar sana”.

Menurut pandangan post-positivis melakukan observasi dan meneliti perilaku individu dengan berlandaskan pada ukuran angka-angka yang dianggap sebagai aktivitas yang penting.2

Paradigma Post-positivisme menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam kegiatan penelitiannya. Akibatnya muncul hukum atau teori yang mengatur dunia yang menuntut adanya pengujian dan verifikasi atau kebenaran teori-teori

1

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,

(Kencana Prenadamedia Group: Jakarta, 2012), Cet. Ke-2, h. 42.

2

Krisyanidayati, Perbandingan kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Terhadap Progrma Berita di TV One dan Metro TV (Skripsi, Jurusan Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 38.


(55)

tersebut agar dapat dipahami oleh manusia. Dalam penelitian teori uses and gratification merupakan pedoman untuk merancang penelitian ini.

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis yakni pendekatan kuantitatif. Pendekatan ialah seperangkat gagasan yang melukiskan karakter situasi yang memungkinkan pengambilan tindakan. Sedangkan Wimmer & Dominick (2000:102) menyebut pendekatan dengan paradigma, yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. 3

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. 4

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data. Artinya, periset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri. Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reliabilitas dan validitas. Oleh karena itu digunakan uji statistik untuk menganalisis data. Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri:5

3

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 50.

4

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 57.

5

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 57-58.


(56)

- Hubungan riset dengan subjek: jauh. Periset menganggap bahwa realitas terpisah dan ada diluar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya.

- Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori, biasanya periset tidak langsung menolak hipotesis dan teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilkan instrumen (kuesioner) yang kurang valid.

- Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel.

- Prosedur riset rasional-empiris, artinya penelitian berangkat dari konsep-konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di lapangan.

Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan dan pengaruh serta perbandingan antarvariabel, memberikan deskriptif statistik, menafsir dan meramalkan hasilnya. 6

6

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet Ke-1, h. 110.


(57)

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasi. Jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain.7 Sebelum melakukan penelitian, peneliti sudah memiliki konsep dan kerangka konseptual untuk mengukur variabel yang diteliti.

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang sistematis, faktual, dan akurat mengenai suatu keadaan, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang diteliti. Peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena ingin menjelaskan mengenai motif apa yang mendasari individu dalam membaca, kemudian kepuasan apa yang diperoleh setelah membaca, serta hubungan antara motif dan kepuasan pembaca tersebut.

C.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode survei adalah metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tersebut. Oleh karena itu, penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset. 8

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan survei eksplanatif. Jenis survei ini digunakan karena periset ingin mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Periset tidak

7

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet Ke-2, h. 57.

8

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 60.


(58)

sekedar menggambarkan terjadinya fenomena tapi telah mencoba menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata lain, periset ingin menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Survei eksplanatif dapat dibagi dua sifat, yakni 9:

- Komparatif : bermaksud untuk membuat komparasi (membandingkan) antara variabel yang satu dengan variabel lainnya yang sejenis.

- Asosiatif : bermaksud untuk menjelaskan hubungan (korelasi) antarvariabel.

Dalam pelaksanaannya, survei eksplanatif mewajibkan periset untuk membangun hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan melalui kuesioner sebagai alat pengumpul data. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat dan membuat hubungan (korelasi) antara motif dan kepuasan pembaca Tabloid LPM Institut.

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian ini hanya dilakukan dalam waktu dan tidak akan dilakukan lagi penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan.10

Pada desain cross sectional penulis harus benar-benar mempertimbangkan waktu survei akan dilaksanakan. Penelitian cross sectional dibatasi oleh waktu

9

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 61.

10

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 45.


(59)

tertentu, sehingga hasil dalam penelitian ini dapat berubah jika dilakukan dalam waktu yang berbeda meskipun dengan menggunakan sampel yang sama. 11

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pemenuhan kepuasan dan kepuasan yang diperoleh adalah:

H1 : Terdapat hubungan antara motif dan kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah dalam membaca Tabloid LPM Institut

H0 : Tidak terdapat hubungan antara motif dan kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah dalam membaca Tabloid LPM Institut

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berada di Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412, Telp: (021) 7402982. Penulis melakukan penelitian pada Maret 2015-Oktober 2015. Alasan peneliti memilih tempat penelitian di lokasi tersebut adalah:

1. Penelitian ini meneliti tingkat kepuasan khalayak terhadap suatu bidang pemberitaan. Maka responden yang sesuai untuk penelitian ini adalah orang yang sedang belajar atau sudah memahami bidang tersebut yaitu mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11

Krisyanidayati, Perbandingan kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Terhadap Progrma Berita di TV One dan Metro TV. (Skripsi, Jurusan Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. h. 41.


(1)

4 4 29 4 4 4 3 2 3 20

3 4 30 3 4 3 4 3 4 21

4 4 35 3 3 3 3 3 4 19

5 4 39 4 4 4 5 4 4 25

4 4 34 5 4 4 4 2 4 23

3 3 27 2 2 2 2 3 3 14

3 3 30 3 4 4 3 4 4 22

3 3 28 3 3 3 3 4 3 19

4 4 34 3 4 4 4 5 4 24

5 4 33 2 3 2 2 3 3 15

5 4 33 2 3 2 2 3 3 15

4 3 30 3 4 3 3 3 3 19

3 4 33 4 5 4 3 4 5 25

4 3 31 4 4 4 4 4 3 23

3 3 33 3 3 3 3 4 3 19

3 3 26 3 2 2 3 4 3 17

3 3 33 3 3 3 3 3 3 18

3 4 32 4 4 4 4 4 4 24

4 3 33 3 4 5 3 2 5 22

3 3 27 3 3 3 3 3 3 18

3 4 31 2 2 2 3 4 4 17

4 5 34 4 4 4 4 2 4 22

4 4 34 4 4 4 4 2 4 22

4 4 37 4 4 4 4 4 4 24

4 4 32 2 2 5 3 3 4 19

3 3 26 2 2 2 3 3 3 15

5 3 34 3 3 3 3 4 3 19

2 2 22 2 3 2 2 3 3 15

4 4 36 4 4 4 4 4 4 24

3 3 30 4 4 4 3 4 4 23

3 3 28 3 3 3 3 4 3 19

3 3 35 2 1 2 2 4 3 14

4 4 30 3 3 3 3 4 3 19


(2)

(3)

(4)

Frequency Table

Frekuensi Membaca

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1-5 kali 115 87.8 87.8 87.8

6-11 kali 12 9.2 9.2 96.9

>11 kali 4 3.1 3.1 100.0


(5)

Durasi Membaca

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

<10 menit 82 62.6 62.6 62.6

11-20 menit 40 30.5 30.5 93.1

>20 menit 9 6.9 6.9 100.0

Total 131 100.0 100.0

REGRESSION

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables Removed

Method

1 motifb . Enter

a. Dependent Variable: kepuasan

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .788a .621 .618 8.434


(6)

b. ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 15027.269 1 15027.269 211.241 .000b

Residual 9176.807 129 71.138

Total 24204.076 130

a. Dependent Variable: kepuasan

b. Predictors: (Constant), motif

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 11.260 6.292 1.790 .000