Pengaruh perputaran piutang dan arus kas operasi terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
(2)
(3)
(4)
A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Afriyani Kemalasari
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 11 April 1991
Hobby : Membaca & Memelihara Kucing
Alamat : Jalan Makam Caringin Gg. Moch Sidik
Rt 02/02 No. 39 Kecamatan Babakan Ciparay Kelurahan margahayu Utara Bandung, 40224
No. Telepon : 085220974362 / 022-5430418
DATA PENDIDIKAN FORMAL
1. TK Al- Fitri “YAMISA” 1996 - 1997
2. SD Negeri Babakan Ciparay V 1997 - 2003
3. SMP Negeri 21 Bandung 2003 - 2006
4. SMA Negeri17 Bandung 2006 - 2009
5. Universitas Komputer Indonesia. Program Studi Manajemen
(5)
3. Pelatihan Pajak “Brevet A & B Terpadu” di UNIKOM 2011 4. Motivation Training-2010 di Bumi Perkemahan Kiara-Payung
Jatinangor 2010
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Himpunan Mahasiswa Manajemen UNIKOM 2010-2011 2. Kepanitiaan Berbagai kegiatan di Himpunan Mahasiswa
Manajemen Universitas Komputer Indonesia 2010-2011
3. Anggota Majalah Dinding SMA Negeri 17 Bandung 2007-2008
4. Anggota Angklung SMA Negeri 17 Bandung 2007-2008
5. Anggota PASKIBRA SMP Negeri 21 Bandung 2004-2006
PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH
Mahasiswa Penerima Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA)
(6)
The Influence Of Accounts Receivables Turnover And Operating
Cash Flow On The Liquidity Of Listed Food And Beverage
Company In The Indonesia Stock Exchange
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Oleh :
AFRIYANI KEMALASARI 21209093
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(7)
vi
Segenap kata selalu terucap untuk memanjatkan segala puji dan syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul : “Pengaruh Perputaran Piutang Dan Arus Kas Operasi Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarganya, sahabat dan saudara-saudara yang
selalu berada dalam lindungan-Nya.
Skripsi ini sebagai salah satu yang harus dipenuhi dalam menempuh
jenjang S1 pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer
Indonesia.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan
yang sangat berarti dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, SE.,MS.Ak., selaku dosen pembimbing
yang telah membimbing, memberikan ilmu serta membantu penulis dalam proses
penyelesaian penyusunan skripsi ini.
Penulis mengucapkan hormat dan terima kasih juga yang
(8)
vii
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Linna Ismawati,SE.,M.Si., selaku Dosen Penguji 1 dalam skripsi ini.
5. Bapak Oman Sukirman,SE.,MM., selaku Dosen Penguji 2 dalam skripsi ini.
6. Ibu Lita Wulantika,SE.,M.Si, selaku Dosen Wali Manajemen-3 yang
senantiasa memberikan arahan positif dan dukungannya.
7. Seluruh staf dosen pengajar, staf sekretariat (Teh Maya dan Teh Hana)
program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer
Indonesia.
8. Bapa, Mamah tercinta juga kedua kakakku, teteh dan aa yang senantiasa
tulus dan tidak henti-hentinya mendo’akan, memberikan dukungan, kasih sayang dan perhatiannya selama ini kepada penulis.
9. Sahabatku dari kecil yang selalu memberikan semangat kepada penulis,
Reni dan Teh Ria juga Ajeng, Astri dan Gita. Terima kasih untuk
kebahagiaan dan kepeduliannya selama ini.
10.Sahabat-sahabat terbaikku 6Id Man&3Id Girl (Ari, Apriw, Nina, Risma,
Kukuh, Yudha, Oliver, Zuhri), terima kasih atas persahabatan, dukungan
dan kebersamaannya selama ini.
(9)
viii
Penulis menyadari akan kekurangan yang ada dalam penyusunan skripsi
ini baik dalam penulisan, tata bahasa, maupun sistematika penyajiannya yang
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menghargai
setiap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dan penulisan yang
lebih baik di masa mendatang.
Semoga laporan usulan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Bandung, September 2013
Penulis,
(10)
ix
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang Penelitian ………... 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ………... 1.2.1 Identifikasi Masalah ...
1.2.2 Rumusan Masalah ...
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...
1.3.1 Maksud Penelitian ...
1.3.2 Tujuan Penelitian ...
1
1
7
7
8
9
9
(11)
x
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ...
1.5.1 Lokasi Penelitian ...
1.5.2 Waktu Penelitian ...
11
11
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ………... 2.1 Kajian Pustaka ...………... 2.1.1 Perputaran Piutang ...
2.1.1.1 Pengertian Piutang ...
2.1.1.2 Perputaran Piutang ...
2.1.2 Arus Kas Operasi ...
2.1.2.1 Pengertian Arus Kas ...
2.1.2.2 Tujuan Laporan Arus Kas ...
2.1.2.3 Manfaat Laporan Arus Kas ...
2.1.2.4 Klasifkasi Laporan Arus Kas ...
2.1.2.5Arus Kas Operasi ...
2.1.3 Likuiditas ...
2.1.3.1 Jenis-Jenis Rasio Likuiditas ...
2.1.3.2 Rasio Lancar (Current Ratio) ...
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ...
13
13
13
13
15
18
18
19
20
21
22
23
25
26
(12)
xi
2.2.1.1 Hubungan Perputaran Piutang Dengan Likuiditas ...
2.2.1.2 Hubungan Perputaran Piutang Dengan Arus Kas
Operasi ...
2.2.1.3 Hubungan Arus Kas Operasi Dengan Likuiditas ...
2.2.1.4 Pengaruh Perputaran Piutang Dan Arus Kas Operasi
Terhadap Likuiditas ...
2.3 Hipotesis ...
40
42
43
45
48
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... 3.1 Objek Penelitian ...
3.2 Metode Penelitian ...
3.2.1 Desain Penelitian ...
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ...
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Penelitian ...
3.2.3.1 Sumber Data ...
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ...
3.2.5.1 Rancangan Analisis ...
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ...
50
50
50
52
55
58
58
59
62
62
62
(13)
xii
4.2.1 Perkembangan Perputaran Piutang Pada Perusahaan Makanan
Dan Minuman Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2005-2011 ...
4.2.2 Perkembangan Arus Kas Operasi Pada Perusahaan Makanan
Dan Minuman Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2005-2011 ...
4.2.3 Perkembangan Likuiditas (Current Ratio) Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2005-2011 ...
4.3 Analisis Verifikatif ...
4.3.1 Keterkaitan Perputaran Piutang, Arus Kas Operasi Dan
Likuiditas ...
4.3.1.1 Pengaruh Perputaran Piutang Dengan Likuiditas
(Current Ratio) ... 4.3.1.2 Pengaruh Arus Kas Operasi Dengan Likuiditas
(Current Ratio) ... 4.3.1.3 Pengaruh Perputaran Piutang Dengan Likuiditas
(Current Ratio) ...
85
88
91
94
94
103
110
(14)
xiii DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
(15)
xiv
No. Judul Gambar Hal
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ...
2.2 Paradigma Penelitian ...
3.1 Desain Penelitian ...
3.2 Hubungan Struktur X1 dan X2 Terhadap Y ...
3.3 Koefisien Jalur Sub-Struktur Pertama ...
3.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Secara Bersama-sama ...
3.5 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Secara Individual ...
4.1 Grafik Perkembangan Rata-Rata Perputaran Piutang Pada Perusahaan
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ...
4.2 Grafik Perkembangan Rata-Rata Arus Kas Operasi Pada Perusahaan
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ...
4.3 Grafik Perkembangan Rata-Rata Likuiditas (Current Ratio) Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia ...
4.4 Hubungan Perputaran Piutang Dengan Arus Kas Operasi ...
4.5 Grafik Daerah Penerimaan Dan Penolakan H0 Pada Uji Pengaruh
Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas (Current Ratio)...
4.6 Grafik Daerah Penerimaan Dan Penolakan H0 Pada Uji Pengaruh
Arus Kas Operasi Terhadap Likuiditas (Current Ratio)...
47
48
55
67
71
79
80
87
90
93
102
109
(16)
xv
4.8 Daerah Penerimaan Dan Penolakan H0 Pengaruh Perputaran Piutang
Dan Arus Kas Operasi Terhadap Likuiditas (Current Ratio) ...
(17)
xvi
No. Judul Tabel Hal 1.1 Perkembangan Rata – Rata Perputaran Piutang, Arus Kas Operasi
Dan Quick ratio Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005 – 2011 .... 5 1.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 12
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 34
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ...
3.2 Data Sampel Perusahaan ... 57
60
3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi ...
4.1 Perkembangan Perputaran Piutang Pada Perusahaan Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2005-2011 ...
4.2 Perkembangan Rata-rata Perputaran Piutang Pada Perusahaan
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2005-2011 ...
4.3 Perkembangan Arus Kas Operasi Pada Perusahaan Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode
2005-2011 ...
4.4 Perkembangan Rata-rata Arus Kas Operasi Pada Perusahaan
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 69
86
87
(18)
xvii
2005-2011 ...
4.6 Perkembangan Rata-rata Likuiditas (Current ratio) Pada Perusahaan
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2005-2011 ...
4.7 Rekapitulasi Data Perhitungan Manual X1, X2 Dan Y Analisis Jalur
dan Korelasi ...
4.8 Koefisien Korelasi Antara Perputaran Piutang Terhadap Arus Kas
Operasi ...
4.9 Koefisien Jalur Perputaran Piutang Terhadap Arus Kas Operasi ...
4.10 Koefisien Determinasi Perputaran Piutang Terhadap Arus Kas
Operasi ...
4.11 Koefisien Korelasi Antara Perputaran Piutang Dengan Likuiditas
(Current Ratio) ... 4.12 Koefisien Jalur Antara Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas
(Current Ratio)... 4.13 Uji t Untuk Variabel Perputaran Piutang Dengan Likuiditas
(Current Ratio) ... 4.14 Koefisien Korelasi Antara Arus Kas Operasi Dengan Likuiditas
(Current Ratio) ... 4.15 Koefisien Jalur Antara Arus Kas Operasi Terhadap Likuiditas
92
92
96
99
100
101
103
104
107
(19)
xviii
4.17 Koefisien Jalur Antara Perputaran Piutang dan Arus Kas Operasi
Terhadap Likuiditas (Current Ratio) ...
4.18 Koefisien Determinasi Perputaran Piutang Dan Arus Kas Operasi
Terhadap Likuiditas (Current Ratio) ...
4.19 Anova Untuk Uji Pengaruh Perputaran Piutang Dan Arus Kas
Operasi Terhadap Likuiditas (Current Ratio) ...
4.20 Besar Pengaruh Langsung Dan Tidak langsung Antara Variabel
X1,X2 dan Y ...
120
121
124
(20)
xix
Judul Lampiran
Lampiran 1 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian/Pengumpulan
Data Dalam Rangka Penyusunan Skripsi
Lampiran 2 Surat Balasan Dari Perusahaan
Lampiran 3 Berita Acara Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian
Lampiran 5 Lembar Revisi Sidang Akhir
Lampiran 6 Perhitungan Perputaran Piutang Perusahaan Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2005-2011
Lampiran 7 Perhitungan Arus Kas Operasi Perusahaan Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2005-2011
Lampiran 8 Perhitungan Likuiditas (Current Ratio) Perusahaan
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2005-2011
(21)
77
Ade. (2010, 24 Februari). Tiga Faktor Utama Bikin 5 Perusahaan Turun Peringkat.Okezone[online].Tersedia:http://economy.okezone.com/read/2010/ 02/24/278/306691/tiga-faktor-utama-bikin-5-perusahaan-turun-peringkat
Bambang Riyanto. (2010). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.
Carol Lancaster, Jerry L Stevend, and Joseph. A Jennings. (1999). Corporate
Liquidity And The Significance Of Earning Versus Cash Flow. The Journal
Of Applied Business Research. 14 (4).
Henry Simamora. (2000). Akuntansi : Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Indriyo Gitosudarmo dan Basri. (2002). Manajemen keuangan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarata.
Irfan Ikhsan dan Teddy Prianthara. (2009). Akuntansi Untuk Manajer. Jakarta: Graha ilmu.
Iswandi Sukartaatmadja. (2005). Pengaruh Arus Kas Operasi dan Laba Akuntansi Terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham Emitem Sektor Keuangan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ilmiah Ranggagading. 5 (2), 125-132.
Jerry J Weygandt, Donald E.Kieso, Paul D. Kimmel. (2007). Accounting Principle : Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
John J. Wild, K.R Subramanyam. Dkk. (2005). Financial Statement Analysis : Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan (1th ed). Jakarta: Prenada Media Group.
Kusuma Purbo Wanti. (2012). kemampuan laba bersih, arus kas operasi, dan rasio piutang untuk memperngaruhi arus kas masa mendatang pada perusahaan
Food and Beverage di BEI. Jurnal Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. 1
(22)
Lukas Setia Atmaja. (2008). Teori Dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi Offiset. Lukman Hidayat dan David Susanto (2011). Pengaruh Perputaran Piutang VS Perputaran Hutang Lancar Dalam Rangka Meningkatkan Tingkat Likuiditas PT. Unilever Indonesia,Tbk dan PT. Mayora Indah Indonesia,Tbk. Jurnal Ilmiah Ranggagading. 11 (1), 36-40. Lukman Syamsudin. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep
Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan, Dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Mahmoud.I.Noor, Abdulnaser Nour, Shkairi Musa, Saleh Zorqan. (2012). The
Role Of Cash Flow In Explaining In Company Likquidity. Journal Of
Advanced Social Research. 2(4), 231-243.
Munawir. (2002). Analisa Laporan Keuangan. Liberty: Yogyakarta.
Noor Achmad dan Nusa Muktiadji. (2005). Analisis kecukupan Modal Kerja, Arus Kas Operasi dan Kemampulabaan Dengan Menggunakan Tolak Ukur Siklus Operasi. Jurnal Ilmiah Ranggagading. 5 (2), 133-139.
Nurul Hayati dan Christina Riani. (2011). Pengaruh Arus kas Terhadap Likuiditas Pada perusahaan telekomunikasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal SPEAD. 1 (1).
Nusa Muktiadji dan Dini Trisnawati. (2008). Analisis Rasio Likuiditas Untuk Membiayai Kemampuan Perusahaan Dalam Membiayai Aktivitas Perusahaan. Jurnal Ilmiah Ranggagading. 8 (1), 44-50.
Perlindungan Dongoran. (2006). Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Tesktil Yang Terdapat Di BEI. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, XI (11).
Rahmat Agus Santoso dan Mochammad Nur. (2008). Pengaruh Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang Terhadap Tingkat Likuiditas Pada CV. Bumi Sarana. Jurnal Logos, 6 (1), 37 – 54.
Riduwan dan Engkos. (2012). Cara Menggunakan Dan Memaknai Path Analysis: Analisis Jalur. Bandung : Alfabeta.
Sandra Karina (2011,5 Januari). Lonjakan Harga Minyak Pengaruhi Harga Mamin.Okezone[online].Tersedia:http://economy.okezone.com/read/2011/01/ 05/320/410874/lonjakan-harga-minyak-pengaruhi-harga-mamin
Sandra Karina. (2011,3 Mei). Ini Dia Merosotnya Industri Mamin. Okezone [online].Tersedia:http://economy.okezone.com/read/2011/05/03/320/452829/ ni-dia-alasan-merosotnya-industri-mamin
(23)
Sofyan Syafri Harahap. (2011). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah-Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi Unikom. Bekasi: Genesis.
(24)
1 1.1 Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan dunia usaha saat ini sudah sangat pesat. Begitu pun halnya di
Indonesia yang ditandai dengan banyaknya perusahaan - perusahaan yang berdiri
dengan memproduksi barang dan jasa yang berbeda - beda. Menurut data statistik
terdapat hampir 23.345 jumlah perusahaan manufaktur pada tahun 2010
(bps.go.id). Dengan banyaknya jumlah perusahaan ini berdampak pada beraneka
ragamnya produk yang diproduksi oleh perusahaan sehingga membuat kebutuhan
masyarakat akan barang dan jasa menjadi terpenuhi.
Keadaan seperti inilah yang membuat perusahaan - perusahaan khususnya
untuk perusahaan yang sejenis, gencar melakukan berbagai inovasi terhadap
produknya, sehingga membuat tingkat persaingan semakin tinggi. Dalam keadaan
demikian, perusahaan dalam hal ini harus dapat menetapkan strategi yang tepat
dengan membaca situasi pasar sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang
yang ada untuk mengubah peluang itu menjadi suatu keuntungan.
Kelangsungan hidup perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyak hal, salah
satunya upaya perusahaan dalam mendapatkan sumber dana untuk menjaga
(25)
dalam mendapatkan dana ini dapat dilakukan diantaranya dengan mengandalkan
piutang usaha yang pada saatnya dapat ditagih untuk mendapatkan pendapatan.
Menurut Indriyo dan Basri (2002:81) piutang merupakan aktiva atau kekayaaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan
penjualan kredit.. Piutang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit
oleh perusahaan kepada para pelanggannya yang pada akhirnya akan
menimbulkan hak penagihan atau piutang kepada pelanggannya. (Lukman, 2011:255). Namun, dari aktivitas piutang ini tidak sedikit perusahaan yang banyak mengalami kesulitan dalam proses kelancaran penagihan piutangnya.
Untuk mengetahui baik tidaknya penerimaan piutang perusahaan yang nantinya
dapat dikonversikan menjadi kas dapat diketahui dari tingkat perputarannya.
Perputaran piutang (account receivable turnover) menjadi sangat sensitif karena merupakan salah satu komponen dari aktiva lancar perusahaan yang cukup besar.
Menurut Kasmir (2010:247) perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode,
atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputaran dalam satu
periode. Perputaran piutang akan menentukan tingkat keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan. Semakin tinggi perputaran piutang suatu perusahaan
semakin baik pengelolaan piutangnya. Setiap perusahaan memang terkendala oleh
proses pengelolaan piutang ini, karena banyak perusahaan yang menerapkan
kebijakan kredit yang ketat tetapi pada akhirnya berdampak pada penurunan
(26)
Bukan hanya perputaran piutang yang dapat mempengaruhi kelangsungan
aktivitas perusahaan, tetapi ada pula aktivitas arus kas perusahaan yang
dipublikasikan. Laporan arus kas adalah laporan yang dapat memberikan
informasi mengenai jumlah kas yang tersedia pada perusahaan, sehingga dapat
menjadi indikator dalam melihat keadaan keuangan perusahaan.
Menurut Kasmir (2010:68) laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Informasi arus
kas akan sangat berpengaruh untuk menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan
dan dapat digunakan sebagai ukuran penilaian mengenai kondisi perusahaan,
terutama dalam pemenuhan kewajiban jangka pendeknya.
Menurut Lukas (2008:415) likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban - kewajiban yang jatuh
tempo. Jika perputaran piutang suatu perusahaan berputar dengan cepat, berarti
aktivitas piutang di dalam perusahaan dapat tertagih dengan baik sehingga dapat
cepat pula di konversikan menjadi kas, sehingga arus kas secara otomatis
berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto (2010:25) masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya dengan menggunakan aktiva lancarnya seperti kas,
piutang dan investasi lainnya yang akan segera harus dipenuhi.
Untuk melihat perusahaan likuid atau tidak disusun suatu neraca likuiditas
(27)
perbandingan antara jumlah aktiva lancar (current asset) dibagi dengan utanng lancar (current liabilities). Perusahaan dapat dikatakan likuid (mampu membayar utangnya) jika rasio likuiditasnya minimal 2:1 atau 200% (Bambang Riyanto, 2010:26).
Perusahaan makanan dan minuman merupakan perusahaan manufaktur
yang menghasilkan barang konsumsi dimana produknya sangat dibutuhkan
masyarakat. Berhubung produk yang dihasilkan merupakan kebutuhan primer dan
sangat dibutuhkan masyarakat, menyebabkan perusahaan makanan dan minuman
memiliki frekuensi aktivitas operasional yang lebih cepat karena perusahaan yang
bergerak di bidang ini harus dengan cepat menghasilkan barang siap pakai untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat setiap harinya.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2005 sampai
dengan 2011. Perusahaan makanan dan minuman memiliki aktivitas operasional
yang tinggi, karena harus cepat memproduksi dan memasarkannya kepada para
konsumen sehingga membuat perusahaan ini memiliki pos piutang yang tinggi
sehingga perlu pengawasan dan proses manajemen yang baik.
Berikut merupakan data perkembangan rata – rata perputaran piutang, arus kas operasi dan likuiditas (current ratio) pada perusahaan makanan dan minuman
(28)
Tabel 1.1
Perkembangan Rata – Rata Perputaran Piutang, Arus Kas Operasi Dan Likuiditas (Current Ratio) Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005 – 2011
No. Tahun Perputaran Piutang (kali)
Arus Kas Operasi (Rp.Juta)
Likuiditas (Current Ratio)
(%)
1. 2005 8,44 225.783 207
2. 2006 8,95 384.441,5 202
3. 2007 7,53 537.841,3333 212
4. 2008 11,6 952.328,3333 184
5. 2009 11,9 655.564 205
6. 2010 8,88 1.269.865,5 259
7. 2011 8,09 1.107.084 270
Sumber : www.idx.co.id, data diolah.
Tabel di atas, menunjukkan perkembangan perputaran piutang, arus kas
operasi dan tingkat likuiditas (current ratio) secara keseluruhan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011. Jika dilihat, tahun 2008 terjadi perkembangan yang
fluktuatif dari perputaran piutang dan likuiditas, dimana perputaran piutang
mengalami peningkatan, tetapi pada tingkat likuiditas mengalami penurunan.
Selanjutnya, jika dilihat dari arus kas operasi ke tingkat likuiditas (current ratio) pada tahun 2008 arus kas operasi yang dihasilkan mengalami peningkatan, akan tetapi likuiditas perusahaan mengalami penurunan. Sama halnya terjadi pada
tahun 2011 terjadi penurunan arus kas operasi namun tingkat likuiditas menurun.
Menurut Bambang Riyanto (2010:94) menyatakan bahwa “makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya”. Hal
(29)
ini tidak sesuai dengan teori, fenomena di atas menunjukkan bahwa pada saat
jumlah aliran kas meningkat tidak di imbangi dengan peningkatan likuiditas.
Berdasarkan survey awal dengan melihat data laporan keuangan
perusahaan ditemukan bahwa fenomena di atas disebabkan karena perusahaan
banyak melakukan penjualan secara kredit sehingga tingkat risiko tidak
tertagihnya piutang relatif cukup besar yang berdampak pada lambatnya proses
pengkonversian piutang menjadi kas. Jika dilihat dari tingkat likuiditas (current ratio) yang dihasilkan dari tahun 2005 sampai dengan 2011 berada pada ukuran ideal likuiditas (current ratio). Namun, pada tahun 2008 tingkat likuiditas (current
ratio) menurun dan tidak berada pada batas ukuran ideal likuiditas (current ratio) yaitu minimal 200%.
Fenomena di atas didukung pula dengan adanya artikel yang memuat
bahwa pada tahun 2008 terjadi penurunan pendapatan kelompok menengah ke
atas yang mayoritas sumber pendapatannya dari portofolio investasi saham akibat
karena krisis finansial global. Akibat turunnya daya beli tersebut sektor makanan
dan minuman terkena imbasnya. Tahun 2008 industri makanan dan minuman
mengalami penurunan sebesar 5 persen (Budiono/Sindo). Keadaan ini,
mengakibatkan menurunnya daya beli konsumen di semua tingkatan membuat
perusahaan makanan dan minuman tidak banyak melakukan peningkatan dalam
hal penjualan, sehingga berdampak pada menurunnya tingkat penjualan dan
keuntungan perusahaan.
Selain itu, pada tahun 2011 perusahaan makanan dan minuman mengalami
(30)
psikologis, seperti daya beli konsumen hingga minimnya pasokan energi.
Minimnya pasoka energi ini di akibatkan karena adanya konflik di Timur Tengah
yang memicu naikknya harga minyak mentah dunia dan juga bencana yang terjadi
di Jepang (Ade/Okezone.com). keadaan ini menyebabkan kenaikan harga barang
yang di akibatkan menaikknya harga bahan bakar sehingga penjualan dan daya
beli yang berdampak pada berkurangnya penerimaan (kas) perusahaan.
Berdasarkan alasan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Pengaruh Perputaran Piutang Dan Arus Kas Operasi Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) ”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
mengidentifikasi beberapa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini,
sebagai berikut :
1. Terjadi perkembangan fluktuatif perputaran piutang dan likuiditas
(current ratio) pada tahu 2008, dimana perputaran piutang meningkat namun likuiditas (current ratio) mengalami penurunan. Begitu pula pada tahun 2011 terjadi penurunan perputaran piutang namun
likuiditas meningkat. Hal ini tidak sesuai dengan yang seharusnya.
Jika terjadi peningkatan pada perputaran piutang akan di susul dengan
(31)
2. Terjadi penurunan arus kas operasi pada tahun 2008 namun tingkat
likuiditas (current ratio) meningkat. Begitu juga tahun 2011 terjadi peningkatan arus kas operasi namun likuiditas menurun. Hal ini tidak
sesuai dengan yang seharusnya terjadi karena jika arus kas operasi
mengalami peningkatan maka tingkat likuiditas akan ikut meningkat
dan sebaliknya.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah yang akan disampaikan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan perputaran piutang pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Inddonesia
periode 2005-2011.
2. Bagaimana perkembangan arus kas operasi pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2005-2011.
3. Bagaimana perkembangan tingkat likuiditas (current ratio) pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2005-2011.
4. Seberapa besar hubungan perputaran piutang terhadap arus kas operasi
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
(32)
5. Seberapa besar pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas
(current ratio) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2011.
6. Seberapa besar pengaruh arus kas operasi terhadap likuiditas (current
ratio) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2011.
7. Seberapa besar pengaruh perputaran piutang dan arus kas operasi
terhadap tingkat likuiditas (current ratio) secara bersama-sama pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2005-2011.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah agar penulis dapat memperoleh
pemahaman mengenai informasi yang terkait dengan pengaruh perputaran piutang
dan arus kas operasi dalam upaya peningkatan tingkat likuiditas terhadap
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perkembangan perputaran piutang pada perusahaan makanan
(33)
2. Mengetahui perkembangan arus kas operasi pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2011.
3. Mengetahui perkembangan tingkat likuiditas (current ratio) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2005-2011.
4. Untuk mengetahui besarnya hubungan perputaran piutang terhadap arus
kas operasi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2005-2011.
5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh perputaran piutang terhadap
likuiditas (current ratio) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2011.
6. Untuk mengetahui besarnya pengaruh arus kas operasi terhadap likuiditas
(current ratio) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2011.
7. Untuk mengetahui besarnya pengaruh perputaran piutang dan arus kas
operasi terhadap tingkat likuiditas (current ratio) secara bersama-sama
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2005-2011.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktik
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi
(34)
pihak manajemen perusahaan untuk dijadikan bahan masukan dalam
pengambilan keputusan bagi perencanaan operasional perusahaan.
2. Memberikan informasi mengenai perkembangan dan pengaruh perputaran
piutang dan arus kas operasi dalam upaya peningkatan likuiditas.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi pengembangan Ilmu Manajemen Keuangan, sebagai referensi agar dapat
memberikan kontribusi tentang keterkaitan antara perputaran piutang, arus
kas operasi dan tingkat likuiditas.
2. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan berguna sebagai referensi untuk
menambah wawasan, pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan
khususnya mengenai pengaruh perputaran piutang, arus kas operasi terhadap
tingkat likuiditas.
3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan sebagai referensi bagi pihak lain untuk melakukan penelitian ataupun
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan penelitian ini.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian di beberapa perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang beralamat di jalan
(35)
dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian yang terkait
dengan data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2011.
1.5.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian, dilaksanakan dimulai dari bulan Januari 2013
sampai dengan Juli 2013. Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian :
Tabel 1.2
Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Jadwal Kegiatan Bulan Januari 2013 Februari 2013 Maret 2013 April 2013 Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I
Persiapan Penelitian
a. Pengajuan judul b. Persetujuan judul c. Perijinan persetujuan penelitian II Proses Usulan Penelitian a.Penulisan UP b.Bimbingan UP c. Sidang UP d. Revisi UP
III Proses Skripsi a.Bimbingan Skripsi b.Pengolahan Data c.Sidang Akhir
(36)
13 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1. Perputaran Piutang 2.1.1.1 Pengertian Piutang
Piutang merupakan salah satu komponen aktiva lancar yang dibutuhkan
untuk menjalankan aktivitas perusahaan yang timbul karena adanya transaksi
penjualan secara kredit oleh perusahaan kepada para pelanggannya. Penjualan
secara kredit inilah yang pada akhirnya akan menimbulkan penagihan atau
piutang kepada langganannya. Piutang biasanya terkumpul dalam jangka waktu
kurang lebih satu tahun, dengan alasan inilah maka piutang dimasukkan sebagai
salah satu komponen aktiva lancar perusahaan.
Setiap perusahaan terutama perusahaan dagang memiliki aktivitas piutang,
karena dari aktivitas piutang ini perusahaan dapat memperbesar volume
penjualannya dan akan mendapatkan pendapatan yang di terima di masa yang
akan datang. Berhubung, karena pos piutang dalam neraca biasanya merupakan
bagian yang cukup besar dari aktiva lancar karena dilakukan secara kredit, maka
kemungkinan adanya kredit macet atau terhambatnya proses penagihan piutang
(37)
manajemen perusahaan agar perkiraan piutang ini dapat dikendalikan seefisien
mungkin.
Menurut Kasmir (2010:78) menyatakan bahwa :
“Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun”.
Menurut Indriyo dan Basri (2002:81) bahwa :
“Piutang merupakan aktiva atau kekayaaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit”.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Lukas (2008:395) bahwa :
“Piutang dagang (account receivable) terjadi ketika perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit, bukan tunai”.
Sedangkan piutang menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) adalah sebagai berikut :
”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya”.
Dari pengertian - pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian piutang adalah semua hak tagihan atau tuntutan dari perusahaan
kepada pihak lain baik dalam bentuk barang atau uang yang terjadi akibat dari
(38)
2.1.1.2 Perputaran Piutang
Dalam proses penerimaan piutang, untuk melihat kelancaran
penerimaannya dan pengukuran baik tidaknya investasi dalam piutang dapat
diketahui dari tingkat perputarannya. Karena piutang (receivables) ini merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus – menerus dalam rantai perputaran modal kerja.
Menurut Kasmir (2010:247) menyatakan bahwa :
“Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana yang
ditanam dalam piutang ini berputaran dalam satu periode”.
Menurut Donald. E. Kieso dan Jerry J Weygandt (2002:409) menyatakan bahwa :
“Perputaran piutang (receivable turnover) adalah rasio yang mengukur berapa kali, secara rata-rata, piutang berhasil ditagih selama suatu periode”.
Menurut Munawir (2002:75) menyatakan bahwa :
Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut (turn over receivable), yaitu dengan membagi total penjualan kredit (netto) dengan piutang rata-rata.
Pendapat senada dikemukan oleh Bambang Riyanto (2010:90) yang menyatakan bahwa :
(39)
“Tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat diketahui dengan membagi jumlah credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata
piutang (average receivable)”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka pengertian piutang dapat
didefinisikan sebagai alat pengukuran dalam proses penilaian piutang usaha
sehingga dapat dilihat berapa kali piutang usaha tersebut dalam dikonversikan
menjadi kas selama periode tertentu.
Menurut rumus yang dinyatakan Bambang Riyanto (2010:91) maka tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat diketahui dengan membagi
jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang
(average receivales) pada periode tersebut.
Jika kesulitan dalam mendapatkan data mengenai penjualan kredit bersih,
maka dapat digunakan total penjualan bersih (Agnes sawir, 2005:16). Sehingga rumus yang digunakan menjadi :
Perputaran piutang =Rata − rata PiutangPenjualan Bersih
(40)
Atau menurut pendapat Ross, Westerfield dan Jordan (2009:87) yang menyatakan bahwa :
“Perputaran piutang dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan antara penjualan bersih dibagi dengan piutang usaha”.
Dapat disimpulkan dari pengertian-pengertian di atas, bahwa perputaran
piutang merupakan salah satu rasio dari rasio aktivitas yang mana digunakan
untuk melihat berapa kali, seberapa cepat piutang dapat tertagih dengan cara
membandingkan penjualan kredit bersih di bagi dengan rata-rata piutang dan rata
atau penjualan bersih perusahaan di bagi dengan piutang dagang.
Semakin tinggi perputaran piutang menjelaskan bahwa semakin baik
perusahaan dalam menagih proses piutang usaha, serta menunjukkan modal kerja
yang disimpan dalam piutang usaha rendah. Sebaliknya, jika rendahnya
perputaran piutang dalam perusahaan menjelaskan bahwa modal kerja yang
disimpan terlalu banyak dan menunjukkan bahwa bagian penagihan piutang usaha
tidak berjalan efektif.
Dalam menilai ukuran ideal apakah perputaran piutang perusahaan
dikatakan baik atau tidak menurut pendapat Darsono (2004:81) adalah :
“Rasio ideal untuk perputaran piutang usahan adalah maksimal 6 kali dalam satu tahun dibawah angka tersebut berarti manajemen kurang efisien dalam mengelola aktiva karena lamanya umur piutang”.
Perputaran piutang =Penjualan Bersih Piutang usaha
(41)
Sedangkan Munawir (2004:76) menyatakan bahwa :
“Piutang lebih baik dapat ditagih dalam waktu sampai dengan kurang dari 60 hari atau dengan perputaran 6 kali dalam satu tahun”.
Dengan demikian, berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa perputaran piutang harus dimaksimalkan dalam proses manajemennya agar
dapat berjalan efektif dan efisien. Karena memang dibutuhkan idealnya satu tahun
untuk dapat mengkonversikan piutang usaha menjadi kas.
2.1.2 Arus Kas Operasi 2.1.2.1 Pengertian Arus Kas
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:257) menyatakan bahwa:
Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan : operasional, pembiayaan dan investasi.
Menurut Kasmir (2010:68) menyatakan bahwa :
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain. Adapun arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan.
Sedangkan menurut Lukas (2008:414) mengemukakan bahwa :
“Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang memperlihatkan penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode
(42)
Menurut Dewi Astuti (2004:25) pengertian arus kas adalah:
“Kas aktual yang dihasikan oleh perusahaan dalam satu tahun tertentu”. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa arus kas merupakan
bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang berasal dari tiga komponen
arus kas yaitu arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, aktivitas pendanaan dan
aktivitas investasi.
2.1.2.2 Tujuan Laporan Arus Kas
Tujuan menyajikan laporan arus kas adalah memberikan infromasi yang
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu
perusahan pada suatu periode tertentu. Tujuan Laporan Arus Kas menurut Arfan dan Teddy (2009:75) adalah :
1. Untuk memperkirakan arus kas masa datang. Sumber dan penggunaan kas
perusahaan perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ke
tahun. Karena itu penerimaan dan pengeluaran kas dapat di terima sebagai
alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas
dimasa mendatang.
2. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen. Laporan arus
kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan sehingga memberikan
informasi arus kas kepada investor dan kreditor untuk mengevaluasi
(43)
3. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar dividen kepada
pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada
kreditor.
4. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas
perusahaan. Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang
mempunyai laba bersih yang cukup tetapi kas yang rendah, menyebabkan
diperlukannya informasi arus kas.
2.1.2.3. Manfaat Laporan Arus Kas
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:257), manfaat dari laporan arus kas yaitu sebagai berikut :
1. Kemampuan perusahaan mengelola kas, merencanakan, mengontrol kas
masuk dan keluar perusahaan pada masa lalu.
2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih
perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang akan
datang.
3. Informasi bagi investor, kredit memproyeksikan kembali dari sumber
kekayaan perusahaan.
4. Kemampuan perusahaan untuk mamasukkan kas perusahaan di masa yang
akan datang.
5. Alasan perbedaan antara laba bersih dengan penerimaan dan pengeluaran
kas.
6. Pengaruh investasi baik terhadap posisi keuangan perusahaan selama
(44)
2.1.2.4. Klasifikasi Arus Kas
Menurut Niswonger, Warren, Reeve dan Fess (2000:44) laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis aktivitas :
1. Arus kas dari aktivitas operasi (cash flows from operating) adalah arus kas
dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Arus kas operasi ini berasal
dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan.
2. Arus kas dari aktivitas investasi (cash flows fom investing activities) adalah arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dalam aktiva
tidak lancar.
3. Arus kas dari aktivitas pembiayaan (cash flows from financing activities)
adalah arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan utang
perusahaan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa arus kas diklasifikasi
menurut arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan arus
kas dari aktivitas investasi yang memberikan informasi kepada para pengguna
laporan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini,
peneliti akan menggunakan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, karena
arus kas dari aktivitas operasi ini merupakan sumber pendapatan utama suatu
perusahaaan guna membiayai aktivitas operasional perusahaan.
2.1.2.5 Arus Kas Operasi
Arus kas operasi merupakan bagian dari laporan arus kas perusahaan yang
(45)
perusahaan seperti penerimaan kas dari pelanggan, penerimaan bunga,
pembayaran bunga, pembayaran pajak dan pembayaran lainnya.
Menurut Ross, westerfield dan jordan (2009:45) menyatakan bahwa : “Arus kas operasi (operating cash flow) merujuk pada arus kas yang berasal dari aktivitas sehari-hari perusahaan dalam melakukan produksi atau
penjualan”.
Definisi arus kas operasi menurut Munawir (2007:244) menyebutkan bahwa :
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi didefinisikan sebagai seluruh aktivitas penerimaan kas yang berkaitan dengan biaya operasi, termasuk pembayaran terhadap pemasok barang atau jasa, pembayaran upah, bunga dan pajak (arus kas yang diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan). Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih (kecuali laba dari transaksi penjualan peralatan pabrik).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi merupakan
laporan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan baik untuk
pendapatan dan pengeluarannya. Unsur-unsur arus kas masuk dari kegiatan
operasi meliputi :
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa termasuk penerimaan dari
piutang akibat penjualan, baik jangka panjang atau jangka pendek.
b. Penerimaan dari bunga pinjaman atas penerimaan dari surat berharga lainnya
seperti bunga atau deviden.
c. Semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian yang sudah dimasukkan
dalam kelompok invesatasi pembiayaan, seperti jumlah uang yang diterima
(46)
kegiatan investasi dan pembiayaan seperti kerusakan gedung, pengembalilan
dana dari supplier (refund).
Unsur-unsur arus kas keluar dari kegiatan operasi adalah :
a. Pembayaran kas untuk membeli bahan yang akan digunakan untuk produksi
atau untuk dijual, termasuk pembayaran utang jangka pendek atau jangka
panjang kepada supplier barang tadi.
b. Pembayaran kas kepada supplier lain dan pegawai untuk kegiatan selain
produksi barang dan jasa.
c. Pembayaran kas kepada pemerintah untuk pajak, kewajiban lainnya, denda
dan lain-lain.
d. Pembayaran kepada pinjaman dan kreditur lainnya berupa bunga.
e. Seluruh pembayaran kas yang tidak berasal dari transaksi investasi atau
pembiayaan seperti pembayaran tuntutan pengadilan, pengembalian dana
kepada pelanggan dan sumbangan.
2.1.3 Likuiditas
Masalah likuiditas perusahaan berhubungan dengan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya atau dalam membayar hutang
jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi. Pengertian likuiditas mencakup
(Buchari, 260:2008) :
1. Likuiditas badan usaha ialah kemampuan badan usaha melunasi
(47)
2. Likuiditas perusahaan berarti kemampuan perusahaan untuk melakukan
pengeluaran atau menyediakan alat-alat lancar tepat pada waktunya, guna
kelangsungan proses produksinya. Jadi harus tersedia alat likuid yang
cukup pada saat membeli bahan baku, membayar upah kerja untuk proses
produksi.
3. Likuiditas suatu aktiva, yaitu kemampuan suatu aktiva atau asset untuk
dijadikan uang tunai pada waktu tertentu.
Menurut Lukas (2008:415) menyatakan bahwa :
“Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo”.
Fred weston dalam Kasmir (2010:110) menyatakan bahwa :
“Likuditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek”.
Menurut Wild (2005:38) menyatakan bahwa :
“Likuiditas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek”.
Sedangkan menurut Munawir (2007:31) mengemukakan bahwa:
“Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”.
(48)
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang – hutang jangka pendeknya pada saat jatuh tempo yang harus segera dipenuhi.
2.1.3.1 Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
Untuk mengukur dan menilai likuiditas perusahaan terdapat beberapa rasio
yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas
perusahaan (Agnes Sawir, 2005:8), yaitu : 1. Rasio Lancar (Current Ratio)
2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) 3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Sedangkan menurut Susan Irawati (2006:27) mengemukakan bahwa pengukuran rasio likuiditas dengan menggunakan rumus terdiri dari :
1. Current Ratio,
2. Quick Ratio atau Acid Test Ratio,
3. Cash Ratio,
4. Working Capital to Total Asset Ratio”.
Penulis dalam mengukur tingkat likuiditas dalam penelitian ini
menggunakan rasio lancar (Current ratio) Karena rasio ini merupakan rasio yang
sering digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan mampu membayar
kewajiban jangka pendeknya. Selain itu, rasio lancar (current ratio) merupakan indikator yang sesungguhnya dari perhitungan perusahaan, karena perhitungan
tersebut mempertimbangkan hubungan relatif antara aktiva lancar dengan utang
(49)
2.1.3.2 Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar (current ratio) biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk
untuk dapat mengetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila
memberikan kredit berjangka pendek, dapat merasa aman atau tidak.
Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah
perusahaan yang mendapat kredit itu kira-kira akan mampu ataupun tidak untuk
memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada
pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan.
Pengertian Rasio Lancar (Current Ratio) menurut Bambang Riyanto (2000:26) bahwa :
“Rasio lancar (current ratio) adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar”.
Begitu pula Jumingan (2006:123) berpendapat bahwa,
“Rasio lancar (current ratio) adalah rasio yang diperoleh dengan jalan membagi aktiva lancar (current liabilities)”.
Agnes Sawir (2003:8) menyatakan bahwa :
Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiab jangka pendek, karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek untuk dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dan jatuh tempo utang.
Menurut Bambang Riyanto (2010:26) menyatakan bahwa “Tingkat likuiditas yang ideal (Likuid) yang diukur dengan menggunakan current ratio yaitu dengan
(50)
batas minimal 2:1 atau 200%. Rumus yang digunakan current ratio untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan menurut Lukman (2011:43) yaitu :
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu
Untuk menjaga ke originalitas karya ilmiah ini, berikut beberapa penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini di antaranya :
1. Penelitian Perlindungan Dongoran (2006)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Nomor : XI volume 11 Tahun 2009, dengan
Judul Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Kas Terhadap Tingkat
Likuiditas Pada Perusahaan Tesktil yang Terdapat di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Penelitian dilakukan oleh Perlindingan Dongoran
(2006). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
likuiditas. Sedangkan variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perputaran piutang dan perputaran kas. Alat analisis
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Subjek penelitian
dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2005-2009,
yang terdiri dari 5 perusahaan. Hasil penelitian menunjukan adanya
korelasi atau hubungan antara variabel perputaran piutang dengan
likuiditas dinyatakan memiliki hubungan yang kuas. Kemudian, terdapat
hubungan yang lemah antara variabel perputaran kas denagan likuiditas.
(51)
Serta hubungan perputaran piutang dan perputaran kas secara
bersama-sama terhadap likuiditas menunjukkan hubungan yang kuat.
2. Penelitian Rahmat Agus Santoso dan Mochammad Nur (2008)
Jurnal Logos Volume 6 Nomor 1 Tahun 2008 halaman 37 - 54, dengan
Judul Pengaruh Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang Terhadap
Tingkat Likuiditas Pada CV. Bumi Sarana. Penelitian dilakukan oleh
Rahmat Agus Santoso dan Mochammas Nur. Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas. Sedangkan variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran
piutang dan pengumpulan piutang. Alat analisis yang digunakan adalah
analisis regresi linier berganda. Subjek penelitian dilakukan pada CV.
Bumi sarana. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara bersama-sama
perputaran piutang dan pengumpulan piutang mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap likuiditas (cash ratio). Sedangkan untuk analisis secara parsial diketahui perputaran piutang mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap likuiditas (cash ratio), juga untuk variabel pengumpulan piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
3. Penelitian Lukman Hidayat dan David Susanto (2011)
Jurnal Ilmiah Ranggagading Volume 11 Nomor 1 April 2011 Halaman
36-40, dengan Judul Pengaruh Perputaran Piutang VS Perputaran Hutang
Lancar Dalam Rangka Meningkatkan Tingkat Likuiditas PT. Unilever
Indonesia,Tbk dan PT. Mayora Indah Indonesia,Tbk. Penelitian dilakukan
(52)
digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas. Sedangkan variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran
piutang dan hutang lancar. Analisis yang digunakan adalah analisis rasio.
Subjek penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI 2005-2009, yang terdiri dari 2 perusahaan. Hasil penelitian
menunjukan PT. Unilever Indonesia, Tbk dan PT. Mayora, Tbk APTO
dan ARTOnya sudah baik dalam menangani hutang lancarnya tetapi
kurang baik pembayaran hutang lancar terhadap rasio likuiditas yang
sangat berpengaruh.
4. Penelitian Iswandi Sukartaatmadja (2005)
Jurnal Ilmiah Ranggagading Volume 5 Nomor 2, Oktober 2005 Halaman
125-132, dengan Judul Pengaruh Arus Kas Operasi dan Laba Akuntansi
Terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham Emitem Sektor
Keuangan di Bursa Efek Jakarta. Penelitian dilakukan oleh Iswandi
Sukartaatmadja. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tingkat keuntungan dan likuiditas saham emitem . Sedangkan
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas
operasi dan laba akuntansi. Metode yang digunakan adalah metode
kuantitatif. Subjek penelitian dilakukan pada sektor keuangan yang
terdaftar di BEJ 2003, yang terdiri dari 57 emitem. Hasil penelitian
menunjukan arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat
keuntungan. Kemudian, laba akuntasi juga tidak mempunyai hubungan
(53)
5. Penelitian Muhammad Rizqan, Yosi dan Dessy
Judul Hubungan Perputaran Piutang Dan Tingkat Likuiditas Terhadap
Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian dilakukan oleh Muhammad
Rizqan AS, Yosi Yulia, SE.,MM,Ak dan Dessy Haryati,SE.,MM.Ak.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
profitabilitas. Sedangkan variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perputaran piutang dan tingkat likuiditas. Metode
analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian
dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil
penelitian menunjukan adanya hubungan antara perputaran piutang dan
tingkat likuiditas terhadap tingkat profitabilitas secara bersama-sama.
Sedangkan untuk hubungan perputaran piutang dengan likuiditas negatif
artinya semakin tinggi perputaran piutang maka semakin turun tingkat
likuiditas.
6. Penelitian Nusa Muktiadji dan Dini Trisnawati (2008)
Jurnal Ilmiah Ranggagading Volume 8 No.1 April 2008 Halaman 44-50,
dengan Judul Analisis Rasio Likuiditas Untuk Membiayai Kemampuan
Perusahaan Dalam Membiayai Aktivitas Perusahaan. Penelitian dilakukan
oleh Nusa Muktiadji dan Dini Trisnawati (2008). Variabel dependen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio aktivitas yang terdiri
atas rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan, rasio
(54)
perputaran modal kerja. Sedangkan variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas yang terdiri atas rasio lancar,
rasio cepat, dan rasio kas atas hutang lancar. Alat analisis yang
digunakan adalah regresi linier berganda. Subjek penelitian dilakukan
pada perusahaan PDAM Tirta Pakuan, Bogor dari tahun 2002-2005. Hasil
penelitian menunjukan bahwa rasio lancar, kas atas hutang lancar dan
rasio cepat setiap tahunnya meningkat dan aktivitas yang dilakukan dari
perputaran piutang, perputaran hutang dagang, perputaran total aktiva dan
perputaran modal kerja meningkat akan tetapi pada perputaran persediaan
mengalami penurunan.
7. Penelitian Mahmoud.I.Noor, Abdulnaser Nour, Shkairi Musa, Saleh Zorqan (2012)
Journal Of Advanced Social Research Volume 2 No.4 juni 2012 halaman 231-243, dengan judul The Role Of Cash Flow In Explaining In Company
Likquidity. Penelitian dilakukan oleh Mahmoud.I.Noor, Abdulnaser Nour, Shkairi Musa, Saleh Zorqan (2012). Variabel dependen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah change in liquidity. Sedangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah accrual earning,
working capital from operation, and cash from operation. Subjek
penelitian dilakukan pada Jordanian shareholding companies 2000-2005.
Hasil penelitian menunjukan bahwa cash flow from operation (arus kas dari aktivitas operasi) berpengaruh positif terhadap likuiditas dengan
(55)
8. Penelitian Carol Lancaster, Jerry L Stevend, and Joseph. A Jennings (1999)
The Journal Of Applied Business Research Vol 14, Number 4 dengan Judul Corporate Liquidity And The Significance Of Earning Versus Cash
Flow. Penelitian dilakukan oleh Carol Lancaster, Jerry L Stevend, and Joseph. A Jennings (1999). Variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah change liquidity Sedangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah income dan cash flow
measure. Metode analisis yang digunakan adalah W&R study. Subjek
penelitian dilakukan pada perusahaan COMPUSTAT pada tahun
1975-1989. Hasil penelitian menunjukan bahwa arus kas operasi tidak
berpengaruh terhadap likuiditas jika rasio yang digunakan adalah quick
ratio, namun jika current ratio yang digunakan arus kas operasi
mempunyai pengaruh terhadap likuiditas.
9. Penelitian Nurul Hayati dan Christina Riani (2011)
Jurnal SPEAD April 2011 Volume 1 No.1, dengan Judul Pengaruh Arus
kas Terhadap Likuiditas Pada perusahaan telekomunikasi Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian dilakukan oleh Nurul Hayati
dan Christina Riani (2011). Variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah likuiditas. Sedangkan variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi, arus
kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan. Alat analisis
(56)
dilakukan pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek
indonesia (BEI) periode 2009-2011 yang terdiri dari 5 perusahaan . Hasil
penelitian menunjukan secara simultan diperoleh bahwa ke tiga variabel
independen yang terdiri dari arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari
aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan secara bersama-sama
terbukti berpengaruh terhadap likuiditas. Sedangkan berdasarkan
pengujian parsial diketahui hanya ada satu variabel yang berpengaruh
terhadap likuiditas yaitu arus kas dari aktivitas pendanaan. Sedangkan
variabel independen lainnya tidak berpengaruh dan tidak signifikan.
10. Muna Elingga dan Supatmi (2008)
Jurnal Akuntansi ISSN 1410-3591 Mei 2008, Tahun XII Nomor 02
dengan judul pengaruh komponen akuntansi akrual sebagai prediktor arus
kas operasi pada saat krisis dan setelah krisis. Penelitian dilakukan oleh
Muna Elingga dan Supatmi (2008). Variabel dependen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah komponen akuntansi akrual. Sedangkan
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas
operasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan perputaran
piutang berpengaruh signifikan terhadap arus kas operasi.
Dari beberapa penelitian yang telah diuraikan peneliti terdahulu, penulis
melihat bahwa terdapat kesamaan pandangan dari para pakar dalam melihat
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat likuiditas. Pada dasarnya
(57)
operasi berpengaruh terhadap tingkat likuiditas. Keterkaitan adanya persamaan
ataupun perbedaan dapat dilihat pada tabel :
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti
dan Tahun Judul Hasil Persamaan Perbedaan
1. Perlindungan Dongoran (2006)
Pengaruh
Perputaran Piutang Dan Perputaran Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Tesktil Yang Terdapat Di BEI
Adanya hubungan yang kuat antara pengaruh perputaran piutang dan perputaran piutang terhadap likuiditas Penelitian ini sama-sama meneliti tentang perputaran piutang dan likuiditas Penelitian ini tidak hanya meneliti tentang perputaran piutang dan likuiditas tetapi juga meneliti tentang perputaran kas 2. Rahmat Agus
dan Mohammad Nur (2008) Pengaruh Perputaran Piutang Dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan pada CV. Bumi Sarana Jaya Di Gresik
Perputaran piutang dan pengumpulan piutang secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap likuiditas CV. Bumi Sarana Jaya di Gresik
Penelitian ini sama-sama meneliti tentang perputaran piutang dan likuiditas Penelitian ini tidak hanya meneliti tentang perputaran piutang dan likuiditas tetapi meneliti juga tentang pengumpulan piutang 3. Hidayat dan
Susanto (2011) Analisis Perputaran Piutang vs Perputaran Hutang Lancar dalam rangka meningkatkan tingkat likuiditas PT. Unilever Indonesia dan PT. Mayora Indah Perhitungan terhadap ARTO dan APTO, Perusahaan sudah baik menangani hutang lancarnya tetapi kurang baik dalam menangani APTO Penelitian ini sama-sama meneliti tentang perputaran piutang dan likuiditas Penelitian ini tidak hanya meneliti tentang perputaran piutang dan likuiditas tetapi meneliti juga tentang perputaran kas 4. Iswandi
Sukartaatmada (2005)
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Laba Akuntansi Terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham Emiten Sektor keuangan di BEI
Adanya pengaruh signifikan arus kas operasi dan laba akuntansi terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham emiten Penelitian ini sama-sama meneliti tentang arus kas operasi dan likuiditas
Penelitian ini tidak hanya meneliti tentang arus kas operasi dan likuiditas tetapi meneliti juga tentang laba akuntansi dan keuntungan 5. Muhammad
Rizqan, Yosi dan Dessy Hubungan antara perputaran piutang dan tingkat likuiditas terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang Bahwa perputaran piutang berpengaruh dan tingkat likuiditas secara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian ini sama-sama meneliti tentang perputaran piutang dan tingkat likuiditas Penelitian ini tidak hanya meneliti tentang perputaran piutang dan tingkat likuiditas tetapi tingkat
(58)
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Hubungan Perputaran piutang dengan likuiditas negatif profitabilitas.
6. Nusa muktiadji dan Dini trisnawati (2008) Analisis Rasio Likuiditas Untuk Membiayai Aktivitas Kemampuan Perusahaan Dalam Membiayai Aktivitas Perusahaan (Studi Kasus Pada PDAM Tirta Pakuan, Bogor)
Rasio lancar, kas atas hutang lancar dan rasio cepat setiap tahunnya meningkat dan aktivitas yang dilakukan dari perputaran piutang meningkat akan tetapi perputaran persediaan menurun Penelitian ini sama-sama meneliti tentang rasio likuiditas dan pembiayaan aktivitas (arus kas operasi) Peneltian ini tidak hanya meneliti tentang arus kas operasi saja tetapi semua pembiayaan aktivitas perusahaan
7. Mahmoud.I. Nour, Abdulnaser Nour, Skhairi Musa, Saleh Zorqan (2012)
The Role Of Cash Flow in Explaining In Company Liquidity (Jordanian Shareholding In Companies 2000-2005)
Cash flow from operation (kas yang berasal dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan menggunakan current ratio Penelitian ini sama-sama meneliti tentang arus kas operasi dan likuiditas Penelitian ini menggunakan indikator current ratio dalam mengukur tingkat likuiditasnya
8. Carol Lancaster, Jerry L Stevens, Joseph A Jennings (1999)
Corporate liquidity and the significance of earning versus cash flow (COMPUSTAT 1975-1989)
arus kas tidak berpengaruh terhadap likuiditas jika rasio yang digunakan quick ratio, jika menggunakan current ratio makan arus kas mempunyai hubungan terhadap likuiditas Penelitian ini sama-sama meneliti tentang arus kas operasi dan likuiditas Penelitian ini menggunakan indikator current ratio dalam mengukur tingkat likuiditasnya
9. Nurul hayati dan Christina riani (2011)
Pengaruh Arus Kas Terhadap Likuiditas pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI
Hanya satu variabel dari arus kas yaitu arus kas dari aktivitas pendanaan yang berpengaruh terhadap likuiditas. Namun apabila secara simultan ketiga variabel independent berpengaruh terhadap likuiditas Penelitian ini sama-sama meneliti tentang arus kas operasi dan likuiditas (current ratio)
Indikator yang membedakan pada penelitian ini adalah pada rasio likuiditas yang memakai indikator current ratio
10. Muna Elingga Pengaruh komponen Perputaran piutang Penelitian ini sama-sama Penelitian ini tidak hanya
(59)
dan Supatmi (2008)
akuntansi akrual sebagai prediktor arus kas operasi pada saat krisis dan setelah krisis
berpengaruh signifikan terhadap arus kas operasi
meneliti tentang arus kas operasi dan perputaran piutang
meneliti tentang arus kas operasi dan perputaran piutang, namun rasio aktivitas lainnya
2.2 Kerangka Pemikiran
Manajemen keuangan (financial management) adalah penerapan teori keuangan dalam lingkup perusahaan. Teori keuangan tersebut mendasari
keputusan - keputusan keuangan yang diterapkan dalam sebuah perusahaan.
Keputusan yang menyangkut aspek keuangan diantaranya adalah mengenai
kinerja keuangan yang dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan dengan
melibatkan salah satunya komponen - komponen modal kerja perusahaan apakah
baik atau tidak. Komponen modal kerja seperti aktivitas piutang. Piutang terjadi
dari transaksi penjualan secara kredit yang diberikan kepada pelanggan sehingga
menimbulkan hak penagihan sesuai dengan syarat waktu pembayaran kredit.
Piutang ini merupakan pos aktiva yang selalu dalam keadaan berputar.
karena proses keadaan piutang yang selalu dalam keadaan berputar maka disebut
dengan perputaran piutang. Periode perputaran piutang dimulai pada saat kas
dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan kemudian persediaan tersebut dijual
dengan cara kredit sehingga akan menimbulkan hal piutang dimana piutang
tersebut akan berubah kembali menjadi kas pada saat terjadi perlunasan piutang
(60)
Perputaran piutang diartikan sebagai salah satu dari rasio aktivitas yang
digunakan untuk mengukur berapa kali suatu perusahaan dapat menagih piutang
kepada pelanggannya dalam satu periode sebelum batas jatuh tempo. Dengan
demikian, rasio perputaran piutang ini dapat mengetahui seberapa cepat piutang
dapat tertagih dalam satu periode sehingga perusahaan dapat memprediksi
kualitas piutang perusahaan dan dapat dengan mudah membuat
kebijakan-kebijakan khususnya mengenai aktivitas piutangnya agar lebih baik. Ukuran ideal
perputaran piutang usaha adalah maksimal 6 kali dalam satu tahun dibawah angka
tersebut berarti manajemen kurang efisien dalam mengelola aktiva karena
lamanya umur piutang.
Perputaran piutang memiliki indikator yaitu penjualan kredit bersih dibagi
dengan rata - rata piutang. Rata - rata piutang ini dapat diperoleh dari
perbandingan piutang awal ditambah piutang akhir dibagi dua. Namun, adapun
indikator perputaran piutang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perbandingan antara penjualan bersih dibagi dengan piutang usaha.
Perputaran yang baik akan berdampak pada tingkat likuiditas perusahaan.
Karena likuiditas berasal dari perbandingan antara aktiva lancar dan hutang
lancar, maka apabila jumlah piutang besar akan mengakibatkan jumlah aktiva
lancar semakin bertambah besar pula. Jika penambahan aktiva lancar ini tidak di
imbangi dengan penambahan hutang lancar atau hutang lancar berada pada posisi
tetap maka akan berdampak pada tingkat likuiditas perusahaan. Terdapat
hubungan antara perputaran piutang dengan likuiditas, rasio perputaran piutang
(61)
karena memberikan ukuran kasar tentang seberapa cepat piutang perusahaan
menjadi kas menjadi semakin likuid”. Pada saat piutang tertagih dari pelanggan membuat perusahaan mendapat pendapatan, kemudian dari hasil pendapatan
tersebut dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan terutama
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Laporan keuangan lain yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah
bagaimana mengatur laporan arus kas perusahaan. Laporan Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang
penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu periode tertentu dengan
mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan operasional, kegiatan pembiayaan dan
kegiatan investasi. Dengan demikian, arus kas merupakan bagian dari laporan
keuangan suatu perusahaan yang berisikan mengenai aktivitas-aktivitas
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan ataupun pengeluarkan biaya-biaya
yang berasal dari aktivitas operasi, aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi.
arus kas menjadi sangat penting khususnya untuk arus kas yang berasal dari
aktivitas operasi perusahaan. Arus kas operasi ini merupakan arus kas yang dapat
membiayai kegiatan operasional perusahaan sehingga tidak mengandalkan
aktivitas pembiayaan dari luar perusahaan.
Indikator dari arus kas yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus
kas operasi, karena arus kas dari aktivitas ini diperoleh dari aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
pendanaan maupun aktivitas investasi. arus kas operasi adalah seluruh transaksi
(1)
kesimpulannya terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama dari variabel perputaran piutang dan arus kas operasi terhadap likuiditas (current ratio) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan uji hipotesis dapat digambarkan daerah penolakan dan penerimaan H0 sebagai berikut :
Gambar 4.8
Daerah Penerimaan Dan Penolakan Ho
Pengaruh Perputaran Piutang Dan Arus Kas Operasi
Terhadap Likuiditas (Current Ratio)
e) Pengambilan Keputusan Hipotesis
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa H0 ditolak. Karena Fhitung sebesar 16,850 berada pada daerah penolakan H0. Sehingga disimpulkan bahwa perputaran piutang dan arus kas operasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (current ratio).
Besarnya pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen dengan variabel dependen sesuai dengan perhitungan dan pengolahan data menggunakan software SPSS 13 for window yaitu sebesae 0,464 atau 46,4%. Kemudian akan dipaparkan besarnya pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dari masing-masing variabel dimana total pengaruh antara variabel X1
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
0,05(2;39)= 3,238
0
F hitung= 16,850
(2)
126
dengan Y juga total pengaruh antara variabel X2 dengan Y bila dijumlahkan hasilnya harus sama dengan total pengaruh secara bersama-sama, yang dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.18
Besar Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Antara Variabel X1 Dan X2 Terhadap Y
Variabel Koefisien
Jalur
Pengaruh Langsung
Pengaruh Tidak Langsung
Total Pengaruh Perputaran
Piutang (X1)
-0,797 63,5% -11,9% 51,6%
Arus Kas Operasi (X2)
0,258 6,7% -11,9% -5,2%
Total Pengaruh 46,4%
Dari kedua perhitungan manual diatas, maka besar pengaruh langsung tidak langsung antara perputaran piutang dan arus kas operasi terhadap likuiditas secara bersama-sama sebesar 46,4% dengan sisa pengaruh faktor lain sebesar 53,6%. Variabel independen yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap variabel likuiditas (current ratio) yaitu variabel perputaran piutang, karena memiliki nilai pengaruh sebesar 51,6%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa setiap piutang yang tertagih akan langsung dikonversikan menjadi kas atau penerimaan perusahaan untuk selanjutnya digunakan untuk aktivitas perusahaan. Salah satunya digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jika perputaran piutang perusahaan baik, penagihan piutang dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan maka perusahaan dapat dengan cepat menerima kas yang dapat digunakan untuk pembayaran kewajiban jatuh temponya, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan likuiditas perusahaan.
(3)
127 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh perputaran piutang dan arus kas operasi terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka pada bagian akhir dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sekaligus saran sebagai berikut :
5.1 Simpulan
1. Perkembangan perputaran piutang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2011 berfluktuasi. Penurunan perputaran piutang terjadi karena perusahaan terlalu banyak melakukan penjualan secara kredit yang berisiko pada tingginya proses penagihan yang terhambat sehingga berdampak pada tingginya piutang perusahaan. Perusahaan dengan tingkat perputaran piutang terendah dan tidak sesuai dengan standar ukuran ideal perputaran piutang adalah PT Delta Djakarta Tbk.
2. Perkembangan arus kas operasi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2011 berfluktuasi. Terjadi kenaikan arus kas operasi pada tahun 2005 sampai 2008 dan pada tahun 2010 arus kas operasi mengami peningkatan tertinggi. Penurunan yang cukup drastis terjadi pada tahun 2010, hal ini terjadi karena beban operasinal perusahaan bertambah yang berdampak pada menurunnya arus kas operasi.
(4)
128
Ini terjadi pada PT Ultra Jaya Industry And Trading Compny Tbk (ULTJ) dimana pengeluaran kas kepada pemasok, karyawan bertambah juga beban operasi lainnya seperti pembayaran beban bunga yang juga ikut bertambah. 3. Perkembangan likuiditas (current ratio) pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2011 berfluktuasi. likuiditas (current ratio) terendah terjadi pada tahun 2008, yang disebabkan terjadi peningkatan kewajiban lancar seperti meningkatnya hutang usaha, hutang pajak, dan hutang lainnya. Biaya yang masih harus dibayar dan jaminan embalasi juga ikut meningkat. Perusahaan dengan nilai likuiditas
(current ratio) terendah pada tahun ini adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI).
4. Perputaran piutang memiliki hubungan positif terhadap arus kas operasi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia., artinya setiap peningkatan perputaran piutang cenderung meningkatkan arus kas operasi.
5. Perputaran piutang memiliki pengaruh terhadap likuiditas (current ratio) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan hubungannya negatif artinya peningkatan perputaran piutang cenderung menurunkan likuiditas (current ratio). Hal ini disebabkan karena piutang perusahaan yang tinggi dan sulit tertagi membuat perusahaan sulit untuk membayar kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya.
6. Arus kas operasi berpengaruh terhadap likuiditas, dan hubungannya negatif artinya peningkatan arus kas operasi cenderung menurunkan Likuiditas
(5)
(Current Ratio) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini disebabkan karena arus kas operasi hanya digunakan untuk transaksi operasional perusahaan bukan untuk indikator menentukan likuiditas.
Perputaran piutang dan arus kas operasi berpengaruh terhadap likuiditas
(current ratio) secara bersama-sama pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan hasil. Dari kedua variabel independen, yang memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel likuiditas (Current Ratio) adalah variabel perputaran piutang. Hal tersebut mengindikasikan setiap piutang yang tertagih akan langsung dimasukkan pada arus kas yang berasal dari aktivitas operasi. Dengan demikian, secara otomatis arus kas operasi cenderung akan meningkat yang berasal dari pembayaran piutang dari pelanggan.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dibahas di atas, maka penulis mencoba menyampaikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan, diantaranya sebagai berikut :
1. Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan kegiatan penjualan secara kredit, dan dalam proses penagihan piutang. Agar tidak terjadi piutang yang tidak tertagih terlalu banyak.
2. Perusahaan sebaiknya lebih bisa memperhatikan arus kas operasi secara keseluruhan yang memang banyak berasal dari kegiatan penjualan kredit
(6)
130
atau pembayaran piutang dari pelanggan. Ada beberapa perusahaan yang arus kas operasinya sangat sedikit, ada pula perusahaan yang arus kas operasinya minus. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa menjaga agar proses kegiatan piutang berjalan dengan lancar, tepat waktu sesuai dengan jadwal penagihannya. Dengan demikian, pendapatan dari para pelanggan meningkat dan dapat meningkatkan arus kas operasi.
3. Dalam hal likuiditas, perusahaan hendaknya dapat membayar kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya. Dengan memperhatikan pendapatan perusahaan salah satunya berasal dari aktivitas piutang. Prosesnya jika piutang ini diperhatikan atau dilakukan proses pengaturan jadwal waktu penagihan piutang (aging) maka piutang ini dapat lebih cepat dikonversikan menjadi kas sehingga perusahaan dapat memenuhi kegiatan operasionalnya salah satunya dalam hal pembayaran likuiditas. 4. Arus kas operasi tidak memiliki pengaruh yang terhadap likuiditas, berarti
perusahaan tidak banyak menggunakan arus kas operasinya untuk kepentingan kewajiban jangka pendek (likuiditas). Dilihat dari laporan keuangan, banyak perusahaan yang memiliki arus kas operasi yang minim bahkan minus. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mengatur arus kas operasinya salah satunya dengan mengatur aktivitas piutang yang memang merupakan salah satu pendapatan perusahaan yang dikelola dan disimpan dalam arus kas operasi.