Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan Dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN

MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

NABILA ANDINA 090522081

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul:

PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN

MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akhir guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku oleh Universitas Sumatera Utara Medan.

Medan, 23 Maret 2012

Nabila Andina NIM: 090522081


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas izin dan kuasa-Nya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

Skripsi saya ini berjudu l ”Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, Selaku Ketua Program Studi Starata 1 dan Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, Msi, Ak. Selaku Dosen Pembimbing, terima kasih atas bimbingan dan arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(4)

4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak., Selaku Dosen Pembanding I, dan Ibu Yeti Meliany Lubis, SE, MSi, Ak., Selaku Dosen Pembanding II atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

5. Kepada kedua orang tua saya, (Alm) Ir. H. Mochammadiah dan (Almh) Hj. Cut Meutia Keumala Farida. Terima kasih banyak untuk kasih sayang, didikkan, dan dukungan berupa nasehat, dan doa yang telah diberikan kepada saya.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat untuk semua pihak. Semoga Allah SWT selalu menimpakan rahmat dan berkahnya kepada kita.

Medan, 23 Maret 2012 Peneliti,

Nabila Andina 090522081


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat pertumbuhan penjualan dan tingkat perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 16 perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data periode 2008-2010. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia dianalisis dalam penelitian ini diolah dari laporan keuanga perusahaan. Data yang telah dikumpulkan di analisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dengan uji t dan uji F.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan dan tingkat perputaran piutang secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci : Tingkat Pertumbuhan Penjualan, Tingkat Perputaran Piutang,


(6)

ABSTRACK

The purpose of this research is to know how the growth sales level and receivable turn over level impact the liquidity level. This research is conducted at food and beverages industry which is listed on Indonesia Stock Exchange.

The method of this research is a causal research design with 16 samples of companies. This research is conducted for 2008-2010 period. This research utilizes secondary data. The data are obtained from the website of Indonesia Stock Exchange companies. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research uses double degree linear regression with t test and F test.

The result of this research show that growth sales and receivable turn over have impact toward liquidity level partially and collectively at Food And Beverage Industry which listed on Indonesian Stock Exchange.

Keyword : Growth Sales Level, Receivable Turn Over Level, Liquidity Level


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitia ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis... 6

2.1.1 Pertumbuhan Penjualan ... 6

2.1.2 Perputaran Piutang Usaha ... 7

2.1.2.1 Tujuan dan Fungsi Piutang Usaha ... 10

2.1.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Piutang Usaha ... 10

2.1.3 Likuiditas ... 11


(8)

2.1.3.2 Rasio – Rasio Likuiditas ... 12

2.1.3.2.1 Rasio lancar ... 12

2.1.3.2.2 Rasio Cepat ... 13

2.1.3.2.3 Rasio Kas ... 14

2.1.3.2.4 Modal Kerja Bersih ... 14

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 14

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 15

2.3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 15

2.4 Hipotesis Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 18

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

3.2.1 Populasi Penelitian ... 18

3.2.2 Sampel Penelitian ... 18

3.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ... 20

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 21

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 21

3.6 Pengujian Asumsi Klasik ... 22

3.6.1 Uji Normalitas ... 22

3.6.2 Uji Autokorelasi ... 23

3.6.3 Uji Heterokedastisitas ... 24


(9)

3.7 Pengujian Hipotesis ... 26

3.7.1 Uji Simultan (F-test) ... 26

3.7.2 Uji Parsial (t-test) ... 26

3.8 Jadwal Penelitian ... 27

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 28

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 29

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 29

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 30

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 30

4.2.2.2 Uji Multikorelasi ... 37

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 38

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas ... 40

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 42

4.2.3.1 Uji Simultan (Uji F) ... 42

4.2.3.2 Uji Parsial (Uji t) ... 43

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 50

5.3 Saran ... 50


(10)

DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR TABEL ... xi DAFTAR LAMPIRAN ... xii


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 16

Halaman

Gambar 4.1 Grafik Histogram 32

Gambar 4.2 Normal P-P Plot 33

Gambar 4.3 Grafik Histogram Transform 35

Gambar 4.4 Normal P-P Plot Transform 36


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu 14

Halaman

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel 19

Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 21

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian 27

Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian 28

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif 29

Tabel 4.3 Uji Normalitas 31

Tabel 4.4 Uji Normalitas Transformasi 34

Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Transformasi 37

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi 40

Tabel 4.7 Regresi Berganda 40

Tabel 4.8 Koefisien Determinasi 42

Tabel 4.9 Uji F 43


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran i Rasio Pertumbuhan Penjualan 54

Halaman

Lampiran ii Rasio Perputaran Piutang 55


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat pertumbuhan penjualan dan tingkat perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 16 perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data periode 2008-2010. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia dianalisis dalam penelitian ini diolah dari laporan keuanga perusahaan. Data yang telah dikumpulkan di analisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dengan uji t dan uji F.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan dan tingkat perputaran piutang secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci : Tingkat Pertumbuhan Penjualan, Tingkat Perputaran Piutang,


(15)

ABSTRACK

The purpose of this research is to know how the growth sales level and receivable turn over level impact the liquidity level. This research is conducted at food and beverages industry which is listed on Indonesia Stock Exchange.

The method of this research is a causal research design with 16 samples of companies. This research is conducted for 2008-2010 period. This research utilizes secondary data. The data are obtained from the website of Indonesia Stock Exchange companies. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research uses double degree linear regression with t test and F test.

The result of this research show that growth sales and receivable turn over have impact toward liquidity level partially and collectively at Food And Beverage Industry which listed on Indonesian Stock Exchange.

Keyword : Growth Sales Level, Receivable Turn Over Level, Liquidity Level


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan teoritis

2.1.1 Pertumbuhan penjualan

Menurut Higgins (2003) “ Penjualan adalah penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai barang pertimbangan yaitu dapat dalam bentuk tunai peralatan kas atau harta lainnya”. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu perjanjian antara penjualan dan pembeli yang memindahkan hak kepemilikan barang kepada pembeli dengan kompensasi pembayaran uang kepada penjual.

Penjualan tidak hanya menyangkut pemindahan kepemilikan atas barang atau jasa, tapi didalamnya juga terhadap pemindahan resiko-resiko yang timbul atas kepemilikan tersebut.

Menurut Swastha (2000), “pertumbuhan atas penjualan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan/atau jasa perusahaan tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan”.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa suatu perusahaan dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ke arah yang lebih baik jika terdapat peningkatan yang konsisten dalam aktivitas utama operasinya. Jadi, pertumbuhan yang terjadi dalam perusahaan dagang sering dikatakan sebagai tingkat pertumbuhan penjualan.


(17)

Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan dapat dilihat dari pertambahan volume dan peningkatan harga khususnya dalam hal penjualan karena penjualan merupakan suatu aktivitas yang umumnya dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan tujuan yang ingin dicapai yaitu tingkat laba yang diharapkan. Perhitungan tingkat penjualan pada akhir periode dengan penjualan yang dijadikan periode dasar. Apabila nilai perbandingannya semakin besar, maka dapat dikatakan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan semakin baik.

Sementara itu menurut Horne (2005), tingkat pertumbuhan penjualan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

g = S1 – S0

S0

x 100%

Keterangan :

g = Growth Sales Rate (tingkat pertumbuhan penjualan)

S1 = Total Current Sales (total penjualan selama periode berjalan)

S0 = Total Sales For Last Period (total penjualan periode yang lalu)

2.1.2 Perputaran piutang usaha

Penjualan kredit yang dilakukan perusahaan tidak segera menghasilkan penerimaan kas tapi akan menimbulkan piutang usaha dan barulah kemudian pada hari jatuh tempo terjadi aliran kas masuk yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Menurut Kieso (2002:387) ”piutang usaha adalah klaim dalam bentuk uang yang dimiliki perusahaan terhadap seseorang atau perusahaan yang timbul karena penjualan kredit”. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa piutang usaha adalah


(18)

tagihan perusahaan kepada pihak lain yaitu badan usaha atau seseorang yang timbul akibat adanya penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit dan pembayaran dilakukan setelah jangka waktu yang ditentukan oleh kedua belah pihak.

Menurut Stice (2003) “Perputaran Piutang merupakan sebuah ukuran analitis seberapa cepat akun/harta pelanggan dikumpulkan dengan menggunakan rumus penjualan kredit bersih dibagi dengan piutang dagang rata-rata selama satu periode”. perputaran piutang merupakan sebuah ukuran seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun dimana dengan ketentuan kredit, piutang usaha harus berputar sedikit diatas 12 kali dalam setahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya untuk mengubah piutang menjadi kas.

Dari definisi diatas jelas bahwa perputaran piutang itu ditunjukan oleh suatu angka dimana angka tersebut merupakan indikator berapa kali piutang itu dapat ditagih selama periode akuntansi. Hal ini dapat menunjukan tingkat resiko dalam piutang. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang, semakin cepat piutang akan dapat tertagih dan sebaliknya jika semakin rendah tingkat perputaran piutang, semakin lama piutang akan tertahan dan semakin kecil kemungkinan piutang tersebut dapat tertagih. Berikut ini adalah rumus perputaran piutang :

Accounts Receivable Turnover =

ceivable ounts

AveregeAcc

TotalSales

Re

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat perputaran piutang diantaranya :


(19)

1. Net Credit Sales. Tinggi rendahnya receivable turnover mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin tinggi turnover-nya, berarti makin cepat perputarannya, yang berati makin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang, sehingga untuk mempertahankan net credit sales tertentu, dengan naiknya turnover-nya, dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil yang diinvestasikan dalam piutang.

2. Average Receivable (Piutang Usaha Rata-Rata). Piutang usaha rata-rata dapat ditentukan dengan menggunakan data-data bulanan atau dengan menambahkan saldo piutang awal tahun dan akhir tahun serta kemudian dibagi dengan dua. Piutang rata-rata kadang diungkapkan dalam jumlah hari penjualan dalam rata-rata piutang.

3. Syarat Pembayaran Kredit. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran, makin lama modal terikat pada piutang, yang ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Penting untuk membandingkan hari rata-rata pengumpulan piutang dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Apabila hari rata-rata pengumpulan piutang selalu lebih besar daripada batas waktu pembayaran yang telah ditetapkan tersebut berarti bahwa cara pengumpulan piutangnya kurang efisien. Ini berarti bahwa banyak para langganan yang tidak memenuhi syarat pembayaran yang telah ditetapkan.


(20)

2.1.2.1 Tujuan dan fungsi piutang usaha

Adapun tujuan dan fungsi piutang usaha adalah :

1. menaikkan volume penjualan yang pada akhirnya akan meningkatkan laba

2. usaha dalam menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama

3. agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan sejenis dan memperluas pangsa pasar.

2.1.2.2 Faktor yang mempengaruhi piutang usaha

Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor :

1. volume penjualan kredit, makin besar jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya makin kecil jumlah penjualan kredit dari keseluruhan piutang akan memperkecil jumlah piutang,

2. syarat pembayaran, semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnya dan sebaliknya semakin pendek batas waktu pembayaran kredit berarti semakin kecil besarnya jumlah piutang,

3. ketentuan batas volume penjualan kredit, apabila batas maksimal volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatif besar maka besarnya piutang juga semakin besar,


(21)

4. kebiasaan membayar para pelanggan, apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang relatif besar.

5. kegiatan penagihan piutang, apabila kegiatan penagihan piutang dari perusahaan bersifat aktif dan pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif maka besarnya jumlah piutang relatif besar.

2.1.3. Likuiditas

2.1.3.1 Pengertian likuiditas

Likuiditas menggambarkan kemapuan perusahaan danlam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Menurut Sartono (2002) “masalah likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi”. Suatu perusahaan dikatakan “likuid” apabila perusahaan tersebut mampu memenuhi segala kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi, dan sebaliknya suatu perusahaan dikatakan “ilikuid” apabila perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi.


(22)

2.1.3.2 Rasio-rasio likuiditas

Tingkat likuiditas perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rasio-rasio likuiditas diantaranya :

2.1.3.2.1 Rasio lancar (Current rasio)

Rasio lancar (Current ratio) adalah kemampuan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dengan kata lain, membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendeknya. Rasio ini merupakan salah satu rasio finansial yang paling umum dan paling sering digunakan. Hal ini disebabkan karena salah satu komponen aktiva lancar, yaitu persediaan memiliki dua kemungkinan untuk dijual, yakni dapat dijual secara langsung tanpa menurunkan nilainya, dan dalam hal rasio lancar ini, persediaan (inventory) dapat dijual dengan segera tanpa harus menurunkan nilainya terlebih dahulu.

Rumusnya adalah :

Current Ratio =

bilities CurrentLia

ntAssets TotalCurre

Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio lancar, maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar berbagai kewajiban finansialnya. Apabila dinyatakan bahwa rasio lancar


(23)

suatu perusahaan adalah dua(2), artinya setiap satu rupiah kewajiban lancar akan dijamin oleh dua rupiah aktiva lancar. Tidak ada suatu ketentuan mutlak tentang berapa tingkat rasio lancar yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan, karena biasanya tingkat rasio lancar ini juga sangat tergantung jenis usaha dari masing-masing perusahaan. Untuk mengetahui apakah rasio lancar perusahaan baik, hasil perhitungannya harus dibandingkan dengan perhitungan tahun sebelumnya. Faktor lain yang juga harus diperhatikan untuk mengevaluasi rasio lancar antara lain praktik yang berlaku dalam industri, lamanya siklus operasi dalam perusahaan, serta bauran aktiva lancar perusahaan.

2.1.3.2.2 Rasio cepat (Quick ratio)

Rasio cepat (Quick ratio) adalah rasio yang membandingkan kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan setelah dikurangkan dengan persediaan, dengan rumus sebagai berikut

Quick Ratio =

ies ntLiabilit TotalCurre

tory TotalInven ntAsset

TotalCurre

Dalam perhitungan rasio cepat, persediaan dikurangkan dari nilai total aktiva lancar dikarenakan persediaan memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk direalisir menjadi uang kas


(24)

dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir menjadi uang kas.

2.1.3.2.3 Rasio kas (Cash ratio)

Rasio Kas adalah rasio yang hanya membandingkan pos-pos yang sangat likuid yaitu kas dan surat-surat berharga dengan kewajiban lancar perusahaan, dengan rumus sebagai berikut

Cash Ratio =

ies ntLiabilit TotalCurre ities tableSecur TotalMarke TotalCash+ 2.1.3.2.4 Modal kerja bersih (Net working capital)

Modal kerja bersih adalah rasio modal kerja bersih terhadap kewajiban lancar, dengan rumus sebagai berikut

Net Working Capital =

bilities CurrentLia ies ntLiabilit TotalCurre ntAssets TotalCurre

2.2 Tinjauan penelitian terdahulu Tabel 2.1

Tinjauan penelitian terdahulu

Nama Judul Variabel Hasil

Dian Paula S (2008) Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Piutang Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Bidang Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

Tingkat Pertumbuhan Piutang (X) dan Tingkat Likuiditas (Y) Tingkat pertumbuhan piutang tidak berpengaruh terhadap tingkat likuiditas


(25)

Agus Santoso dan M. Nur (2008)

Pengaruh

Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas CV. Sarana Jaya Gresik

Tingkat Perputaran Piutang ( X1 ), Pengumpulan Piutang (X2) dan Tingkat

Likuiditas ( Y )

Perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas

2.3 Kerangka konseptual dan hipotesis 2.3.1 Kerangka konseptual penelitian

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Untuk membayar kewajiban jangka pendek tersebut akan digunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, salah satu diantaranya adalah piutang yang diperoleh dari penjualan kredit. Porsi piutang dalam aktiva lancar biasanya cukup besar berkisar antara 50%-70%. Jumlah piutang yang cukup besar ini diperoleh dari penjualan yang dilakukan perusahaan.

Untuk menghitung tingkat pertumbuhan penjualan, dilakukan dengan mengurangkan penjualan tahun berjalan dengan tahun sebelumnya lalu dibagi dengan penjualan tahun sebelumnya. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan berarti semakin tinggi penerimaan kas ataupun piutang perusahaan. Untuk melakukan pembayaran atas kewajiban lancar dibutuhkan realisasi kas atas piutang tersebut. Untuk melihat sejauh mana piutang usaha perusahaan dapat direlisasikan menjadi kas dihitung dengan menggunakan rumus perputaran piutang. Dengan demikian apabila


(26)

tingkat perputaran piutang tinggi yang artinya semakin besar kas yang direalisasikan atas piutang tersebut maka tingkat likuiditas perusahaan juga akan tinggi.

Berdasarkan keterangan latar belakang masalah, tinjauan teoritis dan keterangan singkat di atas maka digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka konseptual 2.4 Hipotesis penelitian

Menurut Erlina (2007) “Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris.” Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Tingkat Likuiditas (Y)

Tingkat Pertumbuhan

Penjualan (X1)

Tingkat Perputaran

Piutang (X2)


(27)

Tingkat pertumbuhan penjualan dan tingkat perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun secara parsial.


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain asosiasif kausal. Desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

3.2 Populasi dan sampel penelitian 3.2.1 Populasi penelitian

Menurut Sugiyono (2004) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang seluruhnya berjumlah 20 perusahaan dimulai dari tahun 2008-2010 yang diperoleh dari situs www.idx.co.id

3.2.2 Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sugiyono (2004). Metode pengambilan sample dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan (judgement sampling) Hartono (2004). Adapun pertimbangan untuk memilih tahun


(29)

pengamatan 2008-2010 adalah untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan selama sebelum dan sesudah terjadinya fenomena krisis global yang terjadi pada tahun 2008. Adapun yang menjadi kriteria dalam penentuan sampel adalah :

1. perusahaan manufaktur makanan dan minuman dan komponennya yang terdaftar pada tahun 2008 – 2010,

2. perusahaan tersebut tidak didelisting pada tahun 2008 – 2010,

3. perusahaaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit selama tahun 2008 – 2010,

Tabel 3.1

Daftar populasi dan sampel

No. Nama Emiten Kode Kriteria Sampel 1 2 3

1. PT Ades Waters Indonesia Tbk ADES √ √ √ 1

2. PT Tiga Pilar Sejahtera Food AISA √ √ √ 2

3. PT Aqua Golden Mississipi AQUA √ √ √ 3

4. PT Cahaya Kalbar CEKA √ √ √ 4

5. PT Davomas Abadi DAVO - - - -

6. PT Delta Djakarta DLTA √ √ √ 5

7. PT Fast Food Indonesia FAST √ √ √ 6

8. PT Indofood Sukses Makmur INDF √ √ √ 7

9. PT Multi Bintang Indonesia MLBI √ √ √ 8

10. PT Mayora Indah MYOR √ √ √ 9

11. PT Prasidha Aneka Niaga PSDN √ √ √ 10

12. PT Pioneerindo Gourmet International PTSP √ √ √ 11

13 PT Sierad Produce SIPD - - - -


(30)

15 PT Sekar Laut Tbk SKLT √ √ √ 12

16 PT SMART Tbk SMAR √ √ √ 13

17 PT Siantar Top Tbk STTP √ √ √ 14

18 PT Tunas Baru Lampung TBLA √ √ √ 15

19 PT Ultra Jaya Milk ULTJ √ √ √ 16

20 PT Nippon Indosari Corpindo ROTI - - - -

Sumber : Diolah Peneliti (2012) 3.3 Sumber dan metode pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung yang telah diperoleh atau dicatat oleh pihak lain. Teknik pengumpulan data adalah teknik dokumentasi yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek Indonesi

Data yang digunakan adalah gabungan antara data time series dan cross section. Data time series adalah sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang terdapat dalam beberapa interval waktu tertentu, sedangkan data cross section adalah data untuk meneliti suatu fenomena tertentu. Jenis data yang digunakan antara lain berupa :

1. Informasi total saldo penjualan pada periode pengamatan untuk setiap perusahaan yang diteliti,

2. Informasi total aktiva lancar dan total kewajiban lancar tahun 2008-2010 untuk setiap perusahaan yang menjadi objek pengamatan,


(31)

3.4 Definisi operasional dan pengukuran variabel Tabel 3.2

Definisi operasional dan pengukuran variabel

Variabel Definisi operasional Pengukuran Skala Variabel Dependen (X1) Pertumbuhan Penjualan Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan pertumbuhan ekonominya berdasarkan jumlah penjualan.

g = S1 – S0

S0 x 100% Rasio Variabel Dependen (X2) Perputaran Piutang

ukuran analitis seberapa cepat akun/harta

pelanggan dikumpulkan dengan menggunakan rumus penjualan kredit bersih dibagi dengan piutang dagang rata-rata selama satu periode.

Total Penjualan Rata-rata Piutang

x 100% Rasio

Variabel Independen(Y) Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan jangka pendeknya atau kemampuan perusahaan untuk mengkonversikan aktiva menjadi uang tunai atau kas.

Total Aktiva Lancar Total Kewajiban Lancar

x100% Rasio

Sumber : Diolah Peneliti (2012)

3.5 Metode pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Inferensial dengan analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi sederhana untuk mengatur besarnya hubungan variabel independen terhadap variabel dependen dan analisis korelasi.


(32)

Dalam melakukan analisis data penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Analisis ini menggunakan teknik analisis statistik SPSS dengan metode analisis regresi berganda dengan model persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana :

Y = Tingkat likuiditas

a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi

X1 = Tingkat pertumbuhan piutang X2 = Tingkat perputaran piutang e = Tingkat kesalahan penggangu 3.6 Pengujian asumsi klasik

Peneliti menggunakan pengujian asumsi klasik yang meliputi : 3.6.1 Uji normalitas

Menurut Ghozali (2005 ), “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak menurut Ghozali (2005), yaitu : analisis grafik dan analisis statistik.


(33)

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

2. Analisis statistic

Uji statistic sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skewness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistic non parametric Kolmogorov-Simrnov (K-S).

Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat dari :

1. nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,

2. nilai Sig, atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distibusi data adalah normal.

3.6.2 Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode satu dengan periode sebelumnya.

Masalah autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai adalah data runtut waktu (timeseries). “Autokorelasi akan muncul bila data sesudahnya merupakan fungsi dari data sebelumnya atau data sesudahnya


(34)

memiliki korelasi yang tinggi dengan data sebelumnya pada data runtut waktu dan besaran data sangat tergantung pada tempat data tersebut terjadi”. Hadi (2006).

Model regresi yang baik tidak terdapat autokorelasi. Pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson. Panduan mengenai angka D-W untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada table D-W, yang bisa dilihat pada buku statistic relevan. Namun demikian secara umum bisa diambil patokan :

1. angka D-W di bawah -2 berarti ada autokrelasi positif,

2. angka D-W di bawah -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,

3. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative. 3.6.3 Uji heterokedastisitas

Uji heterekondastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan (varians) antara satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan Scatter-Plot menggunakan SPSS. Menurut Ghozali (2005) yang menjadi dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heterokondastisitas yaitu :

1. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi heterokondastisitas,


(35)

2. Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadi heterokondastisitas.

3.6.4 Uji multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna di antara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: (1) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. (2) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu: (a) Mengeluarkan salah satu variabel dari model regresi. (b) Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge. Menurut Ghozali (2007),

pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF dan korelasi di antara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka terjadi multikolinearitas di antara variabel independen. Di samping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas jika korelasi di antara variabel independen lebih besar dari 0,9.


(36)

3.7 Pengujian hipotesis 3.7.1 Uji simultan (Uji F)

Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas, dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0.05)

Ho : bi = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : bi ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ha ditolak

3.7.2 Uji parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya variabel independen mempengaruhi variabel dependen menggunakan t-test.

Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : bi = 0 , artinya suatu variabel independen secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : bi ≠ 0 , artinya suatu variabel independen secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan secara sterhadap variabel dependen.


(37)

Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima

Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak

Koefisien determinasi

Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinai berkisar antara nol sampai dengan satu ( 0 ≤ R 2 ≤ 1). Hal ini berarti R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.8 Jadwal penelitian

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut: Tabel 3.3 Jadwal penelitian

Tahapan penelitian Mar

2011 Jan 2012 Feb 2012 Mar 2012 Apr 2012 Pengajuan judul Penyelesaian proposal Bimbingan proposal Seminar proposal Pengumpulan data

Pengolahan data dan bimbingan skripsi Penyampaian hasil penelitian


(38)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Data penelitian

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan & minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 16 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan periode pegamatan selama tahun 2008-2010.

Tabel 4.1

Daftar sampel penelitian

No Kode Perusahaan

1 ADES PT. Ades Waters Indonesia 2 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food

3 AQUA PT. Aqua Golden Mississipi 4 CEKA PT. Cahaya Kalbar

5 DLTA PT. Delta Djakarta 6 FAST PT. Fast Food Indonesia

7 INDF PT. Indofood Sukses Makmur

8 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia

9 MYOR PT. Mayora Indah

10 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga

11 PTSP PT. Pioneerindo Gourmet International

12 SKLT PT. Sekar Laut Tbk

13 SMAR PT. SMART Tbk

14 STTP PT. Siantar Top Tbk

15 TBLA PT. Tunas Baru Lampung


(39)

4.2 Analisis hasil penelitian

4.2.1 Analisis statistik deskriptif

Statistik deskriptif merupakan bagian dari ilmu statistika yang mempelajari alat, teknik, atau prosedur yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan kumpulan data atau hasil pengamatan. Berikut merupakan data statistik deskriptif secara umum dari seluruh data yang digunakan :

Tabel 4.2 Statistik deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

x1 48 1.6419 325.7131 32.738779 70.4566814

x2 48 1.2695 105.0017 12.027667 20.5290165

Y 48 .34 7.82 2.1790 1.80581

Valid N (listwise) 48

Dari tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai:

a. Rata-rata dari pertumbuhan penjualan adalah 32,738779 dengan standard deviasi 70,4566814 dan jumlah data yang ada adalah 48. Nilai pertumbuhan penjualan tertinggi adalah 325,7131 dan nilai pertumbuhan penjualan terendah adalah 1,6419

b. Rata-rata dari perputaran piutang adalah 12,027667 dengan standard deviasi 20,5290165 dan jumlah data yang ada adalah 48. Nilai perputaran piutang tertingi adalah 105,0017 dan nilai perputaran piutang adalah 1,2695


(40)

c. Rata-rata dari likuiditas adalah 2,1790 dengan standard deviasi 1,80581 dan jumlah data yang ada adalah 48. Nilai likuiditas tertinggi adalah 7,82 dan nilai likuiditas terendah adalah 0,34.

4.2.2 Pengujian asumsi klasik 4.2.2.1 Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal.

H1 : Data residua l tidak berdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan dengan melihat angka probabilitas dengan aturan:

Probabilitas Sig. > 0,05 maka Ho diterima. Probabilitas Sig. < 0,05 maka Ho ditolak.


(41)

Tabel 4.3

Uji normalitas ( sebelum data ditransformasi ) One-sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 48

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.27783744 Most Extreme

Differences

Absolute .215

Positive .215

Negative -.118

Kolmogorov-Smirnov Z 1.488

Asymp. Sig. (2-tailed) .024

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Hasil analisis metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa Nilai Kolmogrov – Smirnov sebesar 1,488 dan signifikan pada 0,024 (karena Asymp. Sig. (2-tailed) 0,024 < dari 0,05). Dari hasil yang diproleh maka HO ditolak atau H1 diterima, dengan kata lain data tidak terdistribusi normal. Data

yang tidak terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data.


(42)

Gambar 4.1 Grafik histogram Sumber : Diolah dari SPSS (2011)

Hasil uji normalitas di atas memperlihatkan bahwa pada grafik histogram di atas distribusi data tidak mengikuti kurva berbentuk lonceng namun distribusi data condong (skewness) ke kanan atau bisa disimpulkan bahwa data tersebut tidak normal.


(43)

Gambar 4.2 Normal probability plot Sumber : Diolah dari SPSS (2011)

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik tidak menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya menjauhi garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi tidak berdistribusi secara normal. Semua hasil pengujian melalui analisis grafik dan statistik diatas menunjukkan hasil yang sama yaitu data tidak berdistribusi secara normal, sehingga dilakukan tindakan perbaikan yaitu dengan melakukan


(44)

transformasi seluruh variabel penelitian ke dalam fungsi LN (Logaritma Natural). Hasil pengujian data ulang menghasilkan:

Tabel 4.4 Uji normalitas

Setelah transformasi dengan LN One-sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .57522248

Most Extreme Differences Absolute .137

Positive .121

Negative -.137

Kolmogorov-Smirnov Z .946

Asymp. Sig. (2-tailed) .333

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari transformasi data, maka nilai Kolmograf – Smirnov menjadi 0,946 dan signifikan pada 0,333 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya lebih dari 0,005 (Karena Asymp. Sig. (2-tailed) 0,333 > dari 0,05). Dengan demikian secara keseluruhan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.


(45)

Gambar 4.3 Grafik Histogram

setelah transformasi dengan LN Sumber : Diolah dari SPSS (2011)

Hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data di atas memperlihatkan bahwa pada grafik histogram di atas distribusi data mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak condong (skewness) ke kiri maupun condong ke kanan atau bisa disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi secara normal.


(46)

Gambar 4.4 Normal Probability Plot Setelah transformasi dengan LN Sumber : Diolah dari SPSS (2011)

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi setelah ditransformasi kedalam bentuk LN juga berdistribusi secara normal.


(47)

4.2.2.2 Uji multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu nilai Tol > 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:

Tabel 4.5 Uji multikolinearitas Setelah transformasi dengan LN

Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa variabel pertumbuhan penjualan mempunyai korelasi sebesar 0,056 atau sekitar

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 ln_x1 .997 1.003

ln_x2 .997 1.003

a. Dependent Variable: ln_y

Coefficient Correlationsa

Model ln_x2 ln_x1

1 Correlations ln_x2 1.000 -.056

ln_x1 -.056 1.000

Covariances ln_x2 .011 .000

ln_x1 .000 .006


(48)

5,6%. Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya multikolonieritas. Hasil perhitungan nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,997 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungam VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,003. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model ini.

Dari hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance

pertumbuhan penjualan (X1), perputaran piutang (X2) > 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) nya < 10. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel independen dalam penelitian.

4.2.2.3 Uji heterokedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah dalam penelitian terjadi Heteroskedastisitas, dapat dilihat dengan grafik scatterplot. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini:


(49)

Gambar 4.5 Grafik scatterplot

Sumber : Diolah dari SPSS (2011)

Dari gambar di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen (Likuiditas) berdasarkan masukan variabel independen, pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang.


(50)

4.2.2.4 Uji autokorelasi

Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6

Uji autokorelasi

Setelah transformasi dengan LN Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.302

a. Predictors : (Constant), LN_X2, LN_X1 b. Dependent Variable: LN_Y

Sumber : Diolah dari SPSS (2011)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,302. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai Durbin-Watson berada pada rentang -2 ≤ 1,302 ≤ 2. Dengan demikian, maka dalam model regresi linear berganda ini tidak terjadi autokorelasi antara kesalahan pengganggu pada periode penelitian dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelum penelitian. Regresi Berganda

Tabel 4.7

Regresi linear berganda setelah transformasi dengan LN Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .096 .293 .328 .745


(51)

ln_x2 .414 .105 .497 3.961 .000 a. Dependent Variable: ln_y

Sumber: Diolah dari SPSS (2011)

Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat disusun untuk variabel pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang adalah :

LNY = 0.096 - 0.151 LNX1 + 0.414 LNX2 Setelah diantilogaritma natural maka persamaannya menjadi :

Y = 1.101 + 0.860X1+ 1.513X2 Dimana :

LNY = Logaritma Natural Likuiditas

LNX1 = Logaritma Natural Pertumbuhan Penjualan

LNX2 = Logaritma Natural Perputaran Piutang

Adapun interpretasi dari persamaan di atas adalah :

a. Konstanta (a) sebesar 1,101 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka Likuiditas sebesar 1,101.

b. Koefisien X1 (b1) = 0,860 ini menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel pertumbuhan penjualan sebesar 1 satuan akan meningkatkan Likuiditas sebesar 0,860 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.

c. Koefisien X2 (b2) = 1,513 ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan perputaran piutang sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan Likuiditas sebesar 1,513 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.


(52)

Koefisien determinasi (R2)

Tabel 4.8

Koefisien determinasi (R2) Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .541a .293 .262 .58787

a. Predictors: (Constant), ln_x2, ln_x1 b. Dependent Variable: ln_y

Pada model summary di atas, angka R sebesar 0,541 menunjukkan bahwa terdapat korelasi atau hubungan antara Likuiditas dengan perertumbuhan penjualan dan perputaran piutang yaitu sebesar 54% yang berada di atas 0,5 (50%). Angka adjusted R. Square atau koefisien determinasi adalah 0,262. Angka ini mengindikasikan bahwa 26,2% variasi atau perubahan dalam likuiditas dapat dijelaskan oleh variasi variabel pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang.

Sedangkan sisanya (73,8%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,58787, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

4.2.3 Pengujian hipotesis


(53)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh signifikansi secara simultan dari semua variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dapat dilihat pada berikut:

Tabel 4.9 Uji F statistik

ANOVAb Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 6.444 2 3.222 9.324 .000a

Residual 15.551 45 .346

Total 21.996 47

a. Predictors: (Constant), ln_x2, ln_x1 b. Dependent Variable: ln_y

Sumber : Diolah dari SPSS (2011)

Dari hasil uji F test (secara simultan), diperoleh F hitung sebesar 9.324 dengan tingkat signifikansi 0.000, sedangkan F tabel sebesar 3.20 dengan signifikansi 0.05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang secara bersama-sama atau secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.2.3.2 Uji parsial (Uji t statistik)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh signifikansi konstanta dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dapat dilihat pada beriku


(54)

Tabel 4.10 Uji t statistik

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .096 .293 .328 .745

ln_x1 -.151 .078 -.244 -1.940 .059

ln_x2 .414 .105 .497 3.961 .000

a. Dependent Variable: ln_y Sumber : Diolah dari SPSS (2011)

Hipotesis pertama :

Ho : bi = 0, artinya Pertumbuhan penjualan tidak mempunyai pengaruh terhadap likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H1 : bi ≠ 0, artinya Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tersebut adalah pertumbuhan penjualan (LN_X1) mempunyai nilai signifikansi 0,059 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0.05. Selain itu, t hitung diperoleh -1,940 < t tabel 2,01. Berdasarkan nilai tersebut disimpulkan bahwa H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan usaha secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(55)

Hipotesis kedua:

Ho : b2=0, artinya Perputaran piutang tidak mempunyai pengaruh terhadap likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H1 : b2≠ 0, artinya Perputaran Piutang berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tersebut adalah perputaran piutang (LN_X2) mempunyai nilai signifikansi 0,000 yang berarti nilai ini lebih keci dari 0,05, dan t hitung 3,961 > t tabel 2,01. Berdasarkan nilai tersebut disimpulkan bahwa H1 diterima, ini menunjukkan bahwa secara parsial perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.3 Pembahasan hasil analisis penelitian

Berdasarkan hasil uji F sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent yaitu likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi F (0,000) < 0,05 dan F hitung 9,324 > F tabel 3,20. Hasil ini di dukung dari nilai koefisien determinasi (adjusted R Square) sebesar 0,262 yang menunjukkan bahwa variabel independen pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang mampu menjelaskan sebanyak 26,2% variasi atau perubahan dari variabel dependen yaitu likuiditas.


(56)

Sedangkan sisanya sebesar 73,8% dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Adapun koefisien regresi dari masing-masingg variabel independen adalah -0.151 untuk variabel pertumbuhan penjualan dan 0.414 untuk variabel perputaran piutang.

Uji parsial (t test) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji menunjukkan bahwa varibel independen pertumbuhan penjualan, yang dimasukkan ke dalam model regresi tidak signifikan pada 0,05 dimana hal ini menandakan bahwa variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap variabel dependen yaitu likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini sesuai dengan nilai signifikansi t untuk variabel pertumbuhan penjualan (0,059) yang lebih besar dari 0,05. Sementara itu variabel independen perputaran piutang yang dimasukkan ke dalam model regresi signifikan pada 0,05, dimana hal ini menandakan bahwa variabel perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini sesuai dengan nilai signifikansi t untuk variabel perputaran piutang (0,000) yang lebih kecil dari 0,05.Dengan kata lain, tingkat likuiditas dari setiap perusahaan makanan dan minuman, lebih disebabkan oleh perputaran piutang yang diberikan serta faktor-faktor lain yang tidak tercermin dalam penelitian ini.

Hasil pengolahan regresi berganda diatas menunjukkan nilai R sebesar 54,1 %, nilai R pada dasarnya menggambarkan seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Ini berarti kedua variabel independen dalam


(57)

penelitian ini, LN_Pertumbuhan penjualan dan LN_Perputaran Piutang secara bersama-sama memiliki hubungan dengan variabel dependen yaitu LN_Likuiditassebesar 54,1 %. Pengolahan regresi berganda diatas juga menunjukkan nilai R Square sebesar 0,293 atau sebesar 29,3 %. Berbeda dari nilai R, nilai R Square menunjukkan seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai R Square berada diantara 0 sampai 1. Nilai R Square yang mendekati 1 menunjukkan bahwa dalam suatu model regresi, kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin baik. Dalam model regresi diatas nilai R Square sebesar 0,293 atau 29,3 % , hal ini berarti kemampuan variabel independen yaitu, Pertumbuhan penjualan dan Perputaran Piutang secara bersama-sama dalam menjelaskan variasi variabel dependen Likuiditas relatif kecil, sedangkan sisanya sebesar 70,7% (100%-29,3%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam model regresi ini.

Peneliti berpendapat bahwa faktor-faktor lain yang mungkin lebih besar pengaruhnya terhadap Likuiditas adalah jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tingkat kewajiban lancar yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan, sehingga dapat dihasilkan tingkat likuiditas yang memadai dalam hal ini tidak terlalu rendah dan tidak tidak terlalu tinggi, dimana tingkat likuiditas tentunya merupakan indikator bagi perusahaan untuk dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien.


(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian hipotesis penelitian dan pengujian regresi berganda dapat diperoleh tiga kesimpulan :

1. Secara simultan, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan dan perputaran perpiutang berpengaruh positif terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial pertumbuhan penjualan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, artinya semakin meningkat pertumbuhan penjualan hanya akan meningkatkan sedikit likuiditas sehingga tidak memiliki pengaruh signifikan. Maka pertumbuhan penjualan tidak dapat menjelaskan perubahan likuiditas.

Secara parsial perputaran piutang berpengaruh signifikan positif terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya semakin meningkat perputaran piutang maka semakin meningkat pula likuiditas perusahaan.

2. Diantara dua variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, variabel perputaran piutang berpengaruh lebih signifikan dibanding pertumbuhan penjualan.

3. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,262. Hal ini berarti bahwa 26,2 % variasi atau perubahan dari pertumbuhan penjualan dan perputaran


(59)

piutang, sedangkan sisanya sebesar 73,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

5.2 Keterbatasan penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sampel dalam penelitian ini terbatas hanya pada perusahaan makanan & minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kriteria tertentu sehingga hanya diperoleh 16 perusahaan sebagai sampel penelitian.

2. Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel penelitian yaitu pertumbuhan penjualan dan perputaran piutang sebagai variabel independen, dan likuiditas sebagai variabel dependen. Namun sebenarnya masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi likuiditas selain variabel-variabel tersebut.

3. Tahun penelitian hanya terbatas pada tiga tahun saja, yaitu periode 2008-2010. 5.3 Saran

Berdasarkan hasil peneitian ini, peneliti mencoba memberikan saran bagi pihak perusahaan, serta peneliti selanjutnya.

1. Bagi Perusahaan

Perusahaan perlu memperhatikan target penjualan yang ingin dicapai sehingga persediaan yang diperlukan juga sesuai yang diharapkan. Demikian halnya dengan pemberian pinjaman kredit bagi pelanggan ataupun pihak lain karena perputaran piutang yang terjadi akan sangat mempengaruhi likuiditas perusahaan. Semakin


(60)

cepat piutang dapat ditukar menjadi kas, resiko piutang dapat dikurangi sehingga kas yang diperoleh dapat dipergunakan untuk operasional lainnya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar lebih memperbanyak perusahaan yang akan diuji, sehingga akan diperoleh sampel yang banyak dan hasil yang lebih akurat. Peneliti menyarankan untuk mengambil jangka waktu yang lebih lama untuk diteliti misalnya empat tahun atau lebih. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih banyak menggunakan variabel independen dalam penelitian sehingga lebih dapat menjelaskan variabel dependennya contohnya perputaran aktiva tetap.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Ghazali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hadi, Syamsul, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi Pertama, Ekonosia, Yogyakarta.

Hanafi, Mamduh M, dan Abdul Halim, 2003. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YPKN, Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Higgins, Robert C, 2003. Analysis for Financial Management, Seventh Edition, McGraw-Hill, Singapore.

Horne, James C. Van dan John M. Machowicz, 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Penerjemah Dewi Fitriasari dan Deno A. Kwary, Salemba Empat, Buku 1, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Kieso, Donald E., J. Weygand dan Tery Warfield, 2002. Akuntansi Intermediate. Jilid

Satu. Erlangga, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta. Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit STIE-YPKN,

Yogyakarta.

Paula S. Dian, 2008. “Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Piutang Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Bidang Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi USU : Medan.

Santoso, Rahmat Agus dan M.Nur, 2008. “Pengaruh Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan CV. Bumi Sarana Jaya di Gresik”, Jurnal Logos, Volume 6 Nomor 1 hal 37.


(62)

Sartono, R. Agus, 2001. Ringkasan Teori Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Stice, Earl K, James D. Stice dan K. Fred Skousen, 2005. Akuntansi Intermediate, Edisi Kelima Belas, Terjemahan Safrida R. Parulian dan Ahmad Maulana, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, CV Alfabeta, Bandung.

2004. Statistika Untuk Penelitian, Cetakan kesembilan, CV Alfabeta, Bandung.

Suharyadi, Purwanto, 2003. Statistik Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Buku I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Swastha, Basu D.H. dan Hani Handoko, 2000. Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, BPFE –Yogyakarta, Yogyakarta

White, Gerald I.,et al, 2002. The Analysis and Use of Financial Statement, Third Edition. John Wiley & Sons, Inc, USA.

Wild, John.J, Robert F.Hasley, 2005. Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.

Yadati, Winwin dan Ilham Wahyudi, 2006. Pengantar Akuntansi, Edisis Pertama, Cetakan Pertama, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

http://www.idx.co.id/ (10 Oktober 2011)


(63)

Lampiran i Rasio Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Makanan dan Minuman

Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2008 s/d 2010

No. Kode

Rasio Pertumbuhan Penjualan

2008 2009 2010

1 ADES 7.00 7.95 7.44

2 AISA 7.17 6.20 4.71

3 AQUA 4.43 9.15 10.86

4 CEKA 23.91 23.71 12.03

5 DLTA 2.34 4.78 6.75

6 FAST 325.71 321.49 12.89

7 INDF 15.54 17.65 17.62

8 MLBI 9.31 12.39 16.56

9 MYOR 5.52 5.95 5.99

10 PSDN 1.64 21.78 21.79

11 PTSP 178.80 148.46 120.73

12 SKLT 6.65 7.94 7.52

13 SMAR 13.52 18.61 15.06

14 STTP 8.60 9.82 9.60

15 TBLA 11.72 21.98 15.68


(64)

Lampiran ii

Rasio Perputaran Piutang Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

Periode 2008 s/d 2010

No. Kode

Rasio Perputaran Piutang

2008 2009 2010

1 ADES 14.67 11.78 10.33

2 AISA 3.21 1.92 1.77

3 AQUA 75.69 86.50 105.00

4 CEKA 3.97 8.89 9.17

5 DLTA 7.06 7.59 5.72

6 FAST 12.27 11.16 10.89

7 INDF 5.94 5.83 4.83

8 MLBI 7.59 8.18 1.27

9 MYOR 8.85 7.87 7.34

10 PSDN 7.14 8.62 5.48

11 PTSP 6.53 8.65 8.17

12 SKLT 7.37 7.13 5.04

13 SMAR 5.40 8.81 7.18

14 STTP 4.95 3.70 3.63

15 TBLA 4.94 9.04 9.24


(65)

Lampiran iii Rasio Likuiditas Perusahaan Makanan dan Minuman

Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2008 s/d 2010

No. Kode Rasio Likuiditas

2008 2009 2010

1 ADES 0.48 0.67 0.72

2 AISA 2.23 3.23 2.66

3 AQUA 0.06 0.11 0.10

4 CEKA 6.03 2.67 1.31

5 DLTA 0.33 0.63 1.18

6 FAST 26.55 28.82 1.18

7 INDF 2.62 3.03 3.64

8 MLBI 1.23 1.52 13.04

9 MYOR 0.62 0.76 0.82

10 PSDN 0.23 2.53 3.98

11 PTSP 27.40 17.16 14.78

12 SKLT 0.90 1.11 1.49

13 SMAR 2.51 2.11 2.10

14 STTP 1.74 2.65 2.64

15 TBLA 2.37 2.43 1.70


(1)

cepat piutang dapat ditukar menjadi kas, resiko piutang dapat dikurangi sehingga kas yang diperoleh dapat dipergunakan untuk operasional lainnya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar lebih memperbanyak perusahaan yang akan diuji, sehingga akan diperoleh sampel yang banyak dan hasil yang lebih akurat. Peneliti menyarankan untuk mengambil jangka waktu yang lebih lama untuk diteliti misalnya empat tahun atau lebih. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih banyak menggunakan variabel independen dalam penelitian sehingga lebih dapat menjelaskan variabel dependennya contohnya perputaran aktiva tetap.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Ghazali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hadi, Syamsul, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi Pertama, Ekonosia, Yogyakarta.

Hanafi, Mamduh M, dan Abdul Halim, 2003. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YPKN, Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Higgins, Robert C, 2003. Analysis for Financial Management, Seventh Edition, McGraw-Hill, Singapore.

Horne, James C. Van dan John M. Machowicz, 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Penerjemah Dewi Fitriasari dan Deno A. Kwary, Salemba Empat, Buku 1, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Kieso, Donald E., J. Weygand dan Tery Warfield, 2002. Akuntansi Intermediate. Jilid

Satu. Erlangga, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta. Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit STIE-YPKN,

Yogyakarta.

Paula S. Dian, 2008. “Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Piutang Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Bidang Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi USU : Medan.

Santoso, Rahmat Agus dan M.Nur, 2008. “Pengaruh Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan CV. Bumi Sarana Jaya di Gresik”, Jurnal Logos, Volume 6 Nomor 1 hal 37.


(3)

Sartono, R. Agus, 2001. Ringkasan Teori Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Stice, Earl K, James D. Stice dan K. Fred Skousen, 2005. Akuntansi Intermediate, Edisi Kelima Belas, Terjemahan Safrida R. Parulian dan Ahmad Maulana, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, CV Alfabeta, Bandung.

2004. Statistika Untuk Penelitian, Cetakan kesembilan, CV Alfabeta, Bandung.

Suharyadi, Purwanto, 2003. Statistik Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Buku I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Swastha, Basu D.H. dan Hani Handoko, 2000. Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, BPFE –Yogyakarta, Yogyakarta

White, Gerald I.,et al, 2002. The Analysis and Use of Financial Statement, Third Edition. John Wiley & Sons, Inc, USA.

Wild, John.J, Robert F.Hasley, 2005. Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.

Yadati, Winwin dan Ilham Wahyudi, 2006. Pengantar Akuntansi, Edisis Pertama, Cetakan Pertama, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

http://www.idx.co.id/ (10 Oktober 2011)


(4)

Lampiran i Rasio Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Makanan dan Minuman

Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2008 s/d 2010

No. Kode

Rasio Pertumbuhan Penjualan

2008 2009 2010

1 ADES 7.00 7.95 7.44

2 AISA 7.17 6.20 4.71

3 AQUA 4.43 9.15 10.86

4 CEKA 23.91 23.71 12.03

5 DLTA 2.34 4.78 6.75

6 FAST 325.71 321.49 12.89

7 INDF 15.54 17.65 17.62

8 MLBI 9.31 12.39 16.56

9 MYOR 5.52 5.95 5.99

10 PSDN 1.64 21.78 21.79

11 PTSP 178.80 148.46 120.73

12 SKLT 6.65 7.94 7.52

13 SMAR 13.52 18.61 15.06

14 STTP 8.60 9.82 9.60

15 TBLA 11.72 21.98 15.68


(5)

Lampiran ii

Rasio Perputaran Piutang Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

Periode 2008 s/d 2010

No. Kode

Rasio Perputaran Piutang

2008 2009 2010

1 ADES 14.67 11.78 10.33

2 AISA 3.21 1.92 1.77

3 AQUA 75.69 86.50 105.00

4 CEKA 3.97 8.89 9.17

5 DLTA 7.06 7.59 5.72

6 FAST 12.27 11.16 10.89

7 INDF 5.94 5.83 4.83

8 MLBI 7.59 8.18 1.27

9 MYOR 8.85 7.87 7.34

10 PSDN 7.14 8.62 5.48

11 PTSP 6.53 8.65 8.17

12 SKLT 7.37 7.13 5.04

13 SMAR 5.40 8.81 7.18

14 STTP 4.95 3.70 3.63

15 TBLA 4.94 9.04 9.24


(6)

Lampiran iii Rasio Likuiditas Perusahaan Makanan dan Minuman

Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2008 s/d 2010

No. Kode Rasio Likuiditas

2008 2009 2010

1 ADES 0.48 0.67 0.72

2 AISA 2.23 3.23 2.66

3 AQUA 0.06 0.11 0.10

4 CEKA 6.03 2.67 1.31

5 DLTA 0.33 0.63 1.18

6 FAST 26.55 28.82 1.18

7 INDF 2.62 3.03 3.64

8 MLBI 1.23 1.52 13.04

9 MYOR 0.62 0.76 0.82

10 PSDN 0.23 2.53 3.98

11 PTSP 27.40 17.16 14.78

12 SKLT 0.90 1.11 1.49

13 SMAR 2.51 2.11 2.10

14 STTP 1.74 2.65 2.64

15 TBLA 2.37 2.43 1.70


Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Makanan &amp; Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 112 96

Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Makanan &amp; Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009.

5 77 92

Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang Terhadap Likuiditas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

90 511 71

Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Dan Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

10 55 95

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

12 116 78

Pengaruh perputaran piutang dan arus kas operasi terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

18 88 153

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 5 106

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 11

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 8