Peringkat dosis
tertinggi infusa
daun sirsak,
dihitung dengan
menggunakan konsentrasi 6 g 100 ml D x BB = C x V
D x 300 g = 6 g100 ml x 2,5 ml
D = 0,0005 ggBB
D = 500 mgkgBB
Dari kedua dosis tersebut kemudian ditentukan faktor pengali untuk peringkat dosis :
Faktor pengali =
ට
ௗ௦௦ ௧௧ ௗ௦௦ ௧ௗ
షభ
= ට
ହ ଵ଼
యషభ
= 1,67 Peringkat dosis yang diperoleh berdasarkan faktor pengali :
Dosis I = 108 mgkgBB tikus
Dosis II = 180 mgkgBB tikus
Dosis III = 301 mgkgBB tikus
Dosis IV = 503 mgkgBB tikus
6. Pembuatan infusa daun sirsak
Infusa daun sirsak dibuat dengan menimbang sejumlah 6,0 g serbuk kering daun sirsak dengan menambahkan 100,0 ml aquadest. Campuran ini
dipanaskan selama 15 menit dengan suhu 90 C pada heater. Waktu 15 menit
dihitung ketika suhu campuran telah mencapai 90
o
C. Air yang diperoleh kemudian disaring menggunakan kain flanel dan apabila belum mencapai volume
100 ml maka dapat ditambahkan air panas melalui ampas rebusan hingga volume yang diinginkan tercapai.
7. Penyiapan hewan uji
Hewan uji yang digunakan terdiri dari tikus jantan dan betina, galur Sprague-Dawley
, umur 2- 3 bulan, berat badan 170-280 g, berjumlah 50 ekor 25 jantan dan 25 betina disiapkan dan ditempatkan dalam metabolic cage. Pada
setiap metabolic cage berisi satu tikus. Tiga hari sebelum dilakukan perlakuan hewan uji diadaptasikan pada metabolic cage.
8. Pengelompokan hewan uji
Pada penelitian ini digunakan lima puluh ekor tikus, dibagi menjadi lima kelompok secara acak, yaitu satu kelompok kontrol dan empat kelompok
perlakuan, masing-masing kelompok uji terdiri dari sepuluh ekor tikus lima jantan dan lima betina. Kelompok I sampai IV diberi perlakuan infusa daun
sirsak dengan peringkat dosis berturut-turut, yaitu 108; 180; 301; 503 mgkgBB tikus. Kelompok V, yaitu kelompok kontrol negatif diberi aquadest sebanyak
8333 mgkgBB tikus.
9. Prosedur pelaksanaan toksisitas subkronis
Sediaan uji berupa infusa daun sirsak diberikan pada hewan uji sesuai dosis pemberian dengan kekerapan pemberian satu kali sehari selama 30 hari pada
tikus jantan dan betina dengan tetap diberi makan dan minum. Pada awal masa uji yaitu pada hari I, darah semua tikus diambil melalui sinus orbital mata, ditampung
pada Eppendorf berisi heparin untuk diambil serum darah kemudian dilakukan pengukuran kadar glukosa darah tikus. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan
di Parahita Medical Lab. Pemberian infusa daun sirsak dilakukan selama 30 hari pada setiap kelompok perlakuan sesuai dengan peringkat dosis. Pada hari ke 31,
darah semua tikus diambil melalui vena orbital mata, ditampung pada Eppendorf berisi heparin untuk diambil serum darah kemudian dilakukan pengukuran kadar
glukosa darah tikus. 10.
Pengamatan
a. Pengamatan berat badan hewan uji Pengamatan berat badan terhadap hewan uji dilakukan dengan cara
menimbang hewan uji dengan timbangan. Penimbangan berat badan hewan uji dilakukan setiap hari. Perhitungan purata berat badan tikus dilakukan dengan cara
menambahkan berat badan tikus kemudian dibagi dengan jumlah tikus ditiap kelompok dilakukan pada hari 0, 7, 14, 21, 28.
b. Pengukuran asupan pakan hewan uji Hewan uji diberikan asupan pakan setiap hari sebanyak 20 g dan
dilakukan penggantian pakan setiap harinya. Cara mengukur besarnya asupan pakan tikus yaitu dengan menimbang pakan yang diberikan pada hari pertama,
kemudian pada hari kedua pakan yang masih tertinggal pada wadah ditimbang. Selisih penimbangan antara berat pakan hari kedua dengan berat badan hari
pertama, dihitung sebagai asupan makanan yang dihabiskan pada hari pertama. c. Pengukuran asupan minun hewan uji
Hewan uji diberikan minum berupa air reverse-osmosis sebanyak 150 ml. Minuman diberikan dalam wadah botol kaca yang diberi pipa seperti tabung
reaksi yang diberi lubang pada ujungnya. Pengukuran asupan minum hewan uji
dilakukan dengan cara memasukkan 150 ml air pada wadah dihari pertama, kemudian pada hari kedua jumlah sisa air yang masih terdapat dalam botol
dihitung. Air minum yang dihabiskan tikus pada hari pertama dihitung dengan cara mengurangkan jumlah air minum yang diberikan pada hari pertama dengan
jumlah air minum sisa pada hari kedua.
E. Analisis dan Evaluasi Hasil