BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran instruction secara sederhana berarti upaya untuk membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui satulebih strategi,
metode dan pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Menurut Zainul dan Mulyana 2005 dalam Strategi Belajar
Mengajar mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan formal yang dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran terdapat dua kegiatan yaitu belajar dan
mengajar.
T.Raka Joni 1985 merumuskan pengertian mengajar sebagai pencipta suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem
lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan instruksional yang ingin dicapai, guru dan peserta didik yang memainkan
peranan senada dalam hubungan sosial tertentu, materi yang diajarkan, bentuk kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang
tersedia. Perbuatan mengajar merupakan perbuatan yang kompleks. Mengajar menuntut keterampilan tingkat tinggi karena harus dapat mengatur berbagai
komponen dan menyelaraskannya untuk terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Davis 1971 mengungkapkan bahwa pengertian mengajar sebagai suatu
aktivitas profesional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan menyangkut pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa pengertian mengajar
yang disampaikan oleh para ahli di atas seorang guru harus:
1. mengkondisikan peserta didik untuk menyukai, merasa gembira dan
senang belajar di sekolah. Guru dituntut untuk mahir menciptakan situasi belajar yang memungkinkan anak terhindar dari rasa stres, perasaan
bimbang, khawatir, dan perasaan mencekam;
2. mengembangkan berbagai cara dan metode yang bervariasi dan menarik di
dalam mengajar secara terpadu; 3.
merencanakan pembelajaran dengan baik agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien;
4. menyediakan pengalaman belajar bagi siswa. Tujuannya adalah
menyediakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa untuk mempraktekkan operasi tertentu. Dalam pengalaman belajar ini siswa
harus berperan aktif menemukan sendiri secara induktif. Kepada anak harus diberikan kesempatan yang ekspentif untuk memanipulasi
lingkungan. Hal ini memerlukan benda-benda konkrit, dan bukannya simbol-simbol dan angka-angka.
Agar pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dapat berjalan dengan baik, maka seorang guru harus memiliki kemampuan dalam menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan.Seorang guru dituntut untuk memiliki persiapan dan penguasaan yang cukup memadai baik dalam keilmuan, maupun dalam
merancang program pembelajaran yang akan disajikan, termasuk di dalamnya prinsip – prinsip merancang pengalaman belajar.
Adapun prinsip–prinsip dalam merancang pengalaman belajar siswa adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Mengaktifkan Siswa Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses yang aktif, yang
melibatkan pancaindra atau fisik dan psikis kita. Agar siswa mengalami proses belajar, maka guru harus merancang pembelajaran agar siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan pembelajaran aktif, setiap individu harus melakukan sendiri aktifitas belajar karena belajar tidak dapat diwakilkan
oleh orang lain. Jhon Dewey menyatakan “belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan oleh dirinya sendiri, maka inisiatif belajar harus muncul dari
dirinya.” Teori kognitif dari Gagne dan Berliner mengemukakan bahwa belajar menunjukkan kondisi jiwa yang aktif, dimana jiwa tidak sekedar menerima
informasi materi, akan tetapi mengolah dan melakukan transformasi. Berpijak dari teori ini maka seorang guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar
subjek belajar siswa dapat memiliki sejumlah aktifitas belajar seperti mencari, mengolah informasi, menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan,
menyimpulkan, dan mulakukan transformasi belajar ke dalam kehidupan yang lebih luas.
2. Prinsip Kesesuaian Kesesuaian antara guru dan siswa pada kenyataannya sangat
mempengaruhi seorang siswa dalam menyenangi suatu pelajaran. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu, guru yang
baik tentunya akan selalu berusaha menerapkan metode pembelajaran yang benar- benar sesuai dengan kemampuan siswa-siswanya. Guru yang baik akan selalu
berusaha menerapkan suatu metode pembelajaran yang akan membuat siswa-
siswanya senang dan bersemangat serta merasa mudah dalam mempelajari suatu mata pelajaran.
3. Prinsip Memberikan Kepuasan
Pembelajaran yang direncanakan seorang guru diharapkan akan menjadi suatu kegiatan yang dapat memfasilitasi minat dan kebutuhan siswa.
Thorndike dalan law of learning menjelaskan bahwa suatu ikatan stimulus dan respons sebagai hasil belajar akan terus berlanjut apabila individu yang belajar
memperoleh dampak yang menyenangkan. Oleh karena itu guru harus sering memberikan penguatan kepada siswa baik berupa pujian maupun hadiah.
1. Prinsip Pengalaman Belajar yang Sama Menimbulkan Hasil yang Berbeda
Belajar pada dasarnya bersifat individual, jadi tidak mungkin bahwa suatu kegiatan pemberjaran yang dilakukan guru akan memberikan hasil belajar
yang sama untuk setiap siswa. Yang penting di sini adalah bagaimana guru dapat memberikan pengalaman yang sama untuk setiap siswa, walaupun adaperbedaan
hasil bejajar diantara siswanya.
2. Prinsip Variasi Pengalaman Belajar
Dalam merancang suatu pembelajaran, penting bagi guru untuk menyediakan berbagai variasi pengalaman belajar. Menurut Edgar Dale ada
sebelas jenis pengalaman yang dapat divariasikan, yaitu: a pengalaman langsung; b pengalaman melalui benda tiruan; c pengalaman melalui
dramatisasi; d pengalaman melalui demonstrasi; e penglaman melalui karya wisata; f pengalaman melalui pameran; g pengalaman melalui televisi; h
pengalaman melalui gambar hidup; i pengalaman melalui rekaman, radio, dan gambar diam; j pengalaman melalui lambang visual; k pengalaman melalui
lambang verbal.
B. Metode Pembelajaran