Etiologi DM tipe 2 pada Lansia

2.2.3 Tanda dan Gejala DM tipe 2 pada Lansia

Tanda dan gejala DM secara umum adalah banyak makan polyphagia banyak minum polydipsia, banyak kencing polyuria Corwin, 2009. Selanjutnya akan timbul gejala nafsu makan mulai berkurangberat badan turun dengan cepat turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu, mudah lelah, dan akan timbul rasa mual bahkan koma yang disebut dengan koma diabetik Hasdianah, 2012. Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita DM adalah kesemutan, kulit terasa panas seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal di kulit, kram, mudah mengantuk, mata kabur Hasdianah, 2012. Tanda dan gejala DM pada lansia sering kali tidak jelas dan diagnosis biasanya terlambat. Gejala DM pada lansia dapat muncul tidak spesifik dan tidak pasti Bilous dan Donelly, 2014. Tanda dan gejala DM pada lansia adalah sebagai berikut Misnadiarly, 2006: a. Penurunan berat badan yang drastis dan katarak yang sering terjadi pada gejala awal. b. Infeksi bakteri dan jamur pada kulit pruritus vulva untuk wanita dan infeksi traktus urinarius sulit untuk disembuhkan. c. Disfungsi neurologi, termasuk parestesi, hipestesi, kelemahan otot, disfungsi otomatis dari traktus gastrointestinal diare, sistem kardiovaskular hipotensi ortostatik, sistem reproduksi impoten, dan inkontinensia stres. d. Makroangiopati yang meliputi sistem kardiovaskular iskemi, angina, dan infark miokard, perdarahan intra serebral stroke. e. Mikroangiopati meliputi mata penyakit makula, hemoragik, eksudat, ginjal proteinuria, glomerulopati, uremia.

2.2.4 Pengelolaan DM Tipe 2 pada Lansia

Pengelolaan DM tipe 2 pada lansia perlu diperhatikan secara khusus yang bertujuan untuk mengendalikan kadar gula darah, mengurangi hiperglikemik, mencegah dan mengatasi komplikasi, serta mencapai harapan hidup yang normal Perkeni, 2011; Bilous dan Donelly, 2014. Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani selama beberapa waktu 2-4 minggu serta dilakukan intervensi farmakologis dengan pemberian obat hipoglikemik oral OHO atau suntikan insulin Misnadiarly, 2006. Terdapat empat pilar utama dalam pengelolaan DM tipe 2 yang meliputi Perkeni, 2011: a. Edukasi Keberhasilan pengelolaan DM tipe 2 memerlukan partisipasi aktif dari pasien, keluarga, dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi pasien menuju perilaku yang sehat. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku tersebut dibutuhkan edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan motivasi tidak hanya kepada pasien DM tipe 2 namun juga kepada keluarganya Perkeni, 2011. b. Diet Pasien DM tipe 2 perlu ditekankan pentingnya keteraturan dalam hal jadwal, jenis, dan jumlah makanan, terutama bagi mereka yang menggunakan Obat Hipoglikemia Oral OHO atau insulin Perkeni, 2011. Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal