Pengelolaan DM Tipe 2 pada Lansia

karbohidrat, protein, lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik yaitu karbohidrat : 45-65 total asupan energi, protein: 10-20 total asupan energi, 20-25 kebutuhan kalori. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, usia, stres akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari berat badan ideal dikali dengan kebutuhan kalori basal 30 Kkalkg BB untuk laki-laki dan 25 Kkalkg BB untuk wanita. Alternatif diet rendah karbohidrat, tinggi lemak tak jenuh, tinggi serat diterapkan pada pasien DM tipe 2 Hartono, 2006. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi AKG pada lansia dengan rentang usia 65-80 tahun membutuhkan energi sebanyak 1900 kkal Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 Tahun 2013. Kebutuhan diet pada lansia DM tipe 2 disesuaikan dengan kebutuhan kalori yaitu 1900 kkal dengan kebutuhan karbohidrat sebanyak 299 gr, protein 60 gr, lemak 48 gr Almatsier, 2004. Tabel 2.1. Daftar Bahan Makanan Penukar A. Golongan I: Sumber Karbohidrat Satu satuan penukar mengandung: 175 kkalori, 4 gr protein, dan 40 gr karbohidrat Bahan Makanan Berat g URT Bahan Makanan Berat g URT Nasi beras giling 100 ¾ gls Maizena 40 8 sdm Nasi beras ½ giling 200 1 gls Tepung beras 50 8 sdm Nasi ketan hitam 100 ¾ gls Biskuit 40 4 bh bsr Nasi ketan putih 100 ¾ gls Jagung 125 3 bj sdg Bengkuang 320 2 bj bsr Tepung singkong 40 8 sdm Gadung 175 1 ptg Tepung sagu 40 7 sdm Kentang 200 2 bj sdg Tepung terigu 50 8 sdm Singkong 100 1 ptg sdg Tepung hunkwee 40 8 sdm Talas 200 1 bj bsr Mie basah 200 2 gls Ubi 150 1 bj sdg Mie kering 50 1 gls Makaroni 50 ½ gls Havermout 50 6 sdm Roti putih 80 2 iris Bihun 50 ½ gls Kraker 50 5 bh bsr Maizena 50 10 sdm B. Golongan II: Sumber Protein Hewani Menurut kandungan lemaknya, sumber protein hewani dibagi menjadi tiga kelompok: 1. Rendah Lemak Satu-satuan penukar mengandung: 7 gr protein, 2 gr lemak, 50 kalori Bahan Makanan Berat g URT Bahan Makanan Berat g URT Kepiting 50 13 gls Putih telur ayam 65 2 ½ btr Cumi-cumi 45 1ekor kcl Kerang 90 ½ gls Daging ayam tanpa kulit 50 1 ptg sdg Ikan pindang 25 ½ ekor sdg Ikan lele 40 ½ ptg sdg Ikan segar 40 1 ptg sdg Babat 40 1 ptg bsr Ikan kakap 35 13 ekor bsr Ikan kembung 30 13 ekor sdg 2. Lemak Sedang Satu-satuan penukar mengandung: 7 gr protein, 5 gr lemak, 75 kalori Bahan Makanan Berat g URT Bahan Makanan Berat g URT Bakso 170 10 bj sdg Telur ayam 55 1 btr Daging kambing 40 1 ptg sdg Telur bebek asin 50 1 btr Hati ayam 30 1bh sdg Telur puyuh 55 5 btr Hati babi 35 1 ptg sdg Usus sapi 50 1 ptg bsr Hati sapi 35 1 ptg sdg Daging sapi 35 1 ptg sdg Otak 65 1 ptg bsr Telur penyu 60 2 btr 3. Tinggi Lemak Satu-satuan penukar mengandung: 7 gr karbohidrat, 5 gr protein, 3 gr lemak, 75 kalori Bahan Makanan Berat g URT Bebek 45 1 ptg sdg Belut 45 3 ekor kcl Daging ayam dengan kulit 40 1 ptg sdg Sosis 50 ½ ptg Kuning telur ayam 45 4 butir Telur bebek 55 1btr C. Golongan III: Sumber Protein Nabati Satu satuan penukar mengandung: 75 kalori, 5 gr protein, 3 gr lemak, dan 7 gr karbohidrat Bahan Makanan Berat g URT Bahan Makanan Berat g URT Kacang Hijau 20 2 sdm Kacang tolo 20 2 sdm Kacang Kedelai 25 2 ½ sdm Oncom 50 2 ptg sdg Kacang merah 20 2 sdm Tahu 110 1 bj bsr Kacang tanah terkupas 15 2 sdm Tempe 50 2 ptg sdg D. Golongan IV: Sayuran Hendaknya digunakan campuran dari daun-daunan seperti: bayam, kangkung, daun singkong dengan kacang panjang, buncis, wortel, dsb. 100 gr sayuran campur adalah lebih kurang 1 gelas setelah dimasak dan ditiriskan. Golongan sayuran dibagi atas 3 macam berdasarkan kandungan zat gizinya. 1. Sayuran A. Digunakan sekehendak karena sangat sedikit sekali kandungan kalorinya. Beligo Lettuce Gambas oyong Lobak Jamur kuping segar Slada Ketimun Slada air Labu air Tomat 2. Sayuran B. Satu satuan penukar dalam 100 g mengandung: 5 g karbohidrat, 1 g protein, 25 kalori Cabe hijau besar Sawi Daun koro Seledri Daun kacang panjang Taoge kac.hijau Jagung muda Terong Kol Kangkung Bawang Bombay Labu siam Bayam Pepaya muda Broccoli Wortel Buncis Daun kemangi Cabe merah besar Pare 3. Sayuran C. Satu-satuan penukar 100 g mengandung: 10 g karbohidrat, 3 g protein, 50 kalori. Bayam merah Kluwih Daun katuk Mlinjo Daun labu siam Taoge kacang kedele Daun mangkokan Daun talas Daun mlinjo Kacang kapri Daun pepaya Nangka muda Daun singkong E. Golongan V: Buah-buahan dan gula Satu satuan penukar mengandung: 40 kkalori dan 10 gr hidrat arang Bahan Makanan Berat g URT Bahan Makanan Berat g URT Gula 13 1 sdm Mangga 90 ¾ bh bsr Apel merah 85 1 bh kcl Nanas 95 ¼ bh sdg Anggur 165 20 bh sdg Nangka masak 45 3 bj sdg Belimbing 70 1 bh bsr Pepaya 190 1 ptg bsr Jambu biji 100 1 bh bsr Pisang ambon 50 1 bh kcl Jambu air 110 2 bh bsr Madu 15 1 sdm Jambu bol 90 1 bh kcl Rambutan 75 8 bh Duku 80 16 bh sdg Salak 75 1 bh bsr Jeruk bali 105 1 ptg Sawo 50 1 bh sdg Jeruk manis 100 2 bh sdg Sirsak 60 ½ gls Kedondong 100 1 bh bsr Semangka 180 1 ptg bsr F. Golongan VI: Susu Merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin terutaman vitamin A dan Niacin, serta mineral zat kapur dan fosfor. Bahan Makanan Berat g URT Bahan Makanan Berat g URT Susu sapi 200 1 gls Tepung susu asam 35 7 sdm Susu kambing 165 ¾ gls Tepung susu skim 20 1 sdm Susu kerbau 100 ½ gls Tepung susu penuh 30 6 sdm Susu kental tak manis 100 ½ gls YogURT non fat 120 23 gls Keju 35 1 ptg kcl YogURT susu penuh 200 1 gls

G. Golongan VII: Minyaklemak Satu satuan penukar mengandung: 50 kalori dan 5 gr lemak

1. Lemak tidak jenuh Bahan Makanan Berat g URT Bahan Makanan Berat g URT Alpukat 60 ½ bh bsr Minyak jagung 5 1 sdt Biji labu merah 10 2 bj Minyak kacang kedele 5 1sdt Kacang almond 25 7 bj Minyak kacang tanah 5 1sdt Margarine jagung 5 ¼ sdt Minyak zaitun 5 1sdt Mayonnaise 20 2 sdm Minyak bunga matahari 5 1sdt 2. Lemak Jenuh Bahan Makanan Berat g URT Bahan Makanan Berat g URT Minyak kelapa 5 1 sdm Kelapa 15 1 ptg kcl Minyak inti kelapa sawit 5 1 sdm Santan 40 13 gls Keju krim 15 1 ptg kcl Lemak babi 5 1 ptg kcl Mentega 15 sdm

H. Golongan VIII Makanan tanpa kalori

1. Mengandung kurang dari 5 g karbohidrat dan kurang dari 20 kalori tiap penukarnya. 2. Bahan makanan yang ada ukuran rumah tangganya. Dibatasi maksimal 3 penukar sehari, tetapi jangan dikonsumsi sekaligus oleh karena dapat menyebabkan kenaikan gula darah. 3. Bahan makanan yang tidak ada ukuran rumah tangganya dapat dikonsumsi lebih bebas. Agar-agar Tauco Air kaldu Teh Air mineral Selai rendah gula Cuka mineral Krim, non dairy, cair bubuk Kecap Margarine, non fat Kopi Permen, tanpa gula Minuman ringan tanpa gula Sirup tanpa gula Minuman tonik tanpa gula Wijen Sumber: Kemenkes R.I Prinsip-prinsip dalam melaksanakan diet DM sehari-hari, dilakukan dengan pedoman Jadwal, Jenis, dan Jumlah atau yang sering disebut dengan pedoman 3J, yaitu: 1 J1: Jadwal diet harus diikuti sesuai dengan interval. Pada dasarnya diet DM diberikan dengan tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara interval tiga jam. Tabel 2.2. Jadwal Waktu Makan Waktu Makan Jenis Makanan 1. Makan pagi pk. 07.00-08.00 Makanan utama yang terdiri dari: makanan pokok nasi, lauk pauk, sayuran. 2. Selingan pk. 10.00 Buahsusu 3. Makan siang pk. 12.00-13.00 Makanan utama 4. Selingan pk. 16.00 Buahsusu 5. Makan malam pk. 19.00 Makanan utama 6. Selingan pk. 21.00 Buah Sumber: Almatzier, 2004 Jadwal ini dapat diubah asalkan interval tetap 3 jam 2 J2: Jenis makanan yang dianjurkan adalah jenis makanan pada syarat-syarat diet DM. a. Bahan makanan yang dianjurkan Almatsier, 2004: 1. Sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi, roti, mi, kentang, singkong, ubi, dan sagu. 2. Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe tahu, dan kacang-kacangan. 3. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, dan direbus. b. Bahan makanan yang tidak dianjurkan Almatsier, 2004: 1. Mengandung banyak gula sederhana seperti gula pasir dan gula jawa. Buah-buahan yang diawetkan dengan gula. Sirup, selai, jeli, susu kental manis, minuman botol ringan, dan es krim. 2. Mengandung banyak lemak, seperti cake, makanan siap saji, goreng- gorengan. 3. Mengandung banyak natrium, seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan. 3 J3: Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi ataupun ditambah. Tabel 2.3. Contoh Menu Makanan Sehari Diet DM 1900 kkal Waktu Bahan makanan Penukar URT Menu Pagi Nasi Telur ayam Tempe Sayuran A Minyak 1 ½ p 1 p 1 p S 2p 1 gls 1 btr 2 ptg sdg 1 sdm Nasi Telur dadar Oseng-oseng tempe Sop Oyong + tomat Pukul 10.00 Buah 1 p 1 ptg sdg Pepaya Siang Nasi Ikan Tempe Sayuran B Buah Minyak 1 p 2 p 1 p 1 p 1 p 2 p 1 ½ gls 1 ptg sdg 2 ptg sdg 1 gls ¼ bh sdg 1 sdm Nasi Pepes ikan Tempe goreng Lalapan kacang panjang+kol Nanas Pukul 16.00 Buah 1 p 1 ptg Pisang Malam Nasi Ayam tanpa kulit Tahu Sayuran B Buah Minyak 2 p 1 p 1 p 1 p 1 p 2 p 1 ½ gls 1 ptg sdg 1 bh bs 1 gls 1 ptg sdg 1 sdm Nasi Ayam bakar bumbu kecap Tahu bacem Stup buncis+wortel Pepaya Keterangan: bh = buah ptg = potong sdg = sedang gls = gelas 240 ml sdm = 1 sendok makan bsr = besar btr = butir URT= ukuran rumah tangga atau penimbangan menggunakan timbangan makanan. Nilai Gizi Energi: 1912 kkal Protein: 60 g 12,5 energi total Lemak: 48 g 22,5 energi total Karbohidrat: 299 g 62,5 energi total Kolesterol: 303 mg Serat: 37 g Sumber: Almatzier, 2004 Pencacatan menu makanan untuk diet DM dapat dilakukan dengan menggunakan food record yaitu pendekatan monitoring konsumsi makanan dan minuman dalam sehari atau lebih. Pencatatan tersebut dilakukan selama periode waktu tertentu biasanya 1 sampai 7 hari Berdanier, Dwyer, dan Feldman, 2007, apabila pencacatan dilakukan beberapa hari biasanya dilakukan berturut-turut dan tidak lebih dari 7 hari Thompson Subar, 2013 yaitu 2-4 hari berturut-turut Supariasa, 2012. Food record baik dilakukan ketika setelah makan atau minum sehingga hasilnya akurat. Jumlah makanan atau minuman yang dikonsumsi diperkirakan dengan menggunakan Ukuran Rumah Tangga URT Thompson Subar, 2013. c. Aktivitas Fisik Manfaat aktivitas fisik pada lansia DM adalah untuk perbaikan toleransi glukosa, peningkatan kemampuan, konsumsi oksigen maksimum, meningkatan kekuatan otot, penurunan tekanan darah, pengurangan lemak tubuh, perbaikan profil lipid Kurniawan, 2010. Aktivitas fisik secara teratur dilakukan 3-5 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit Sudoyo, 2009. Jenis olahraga yang baik adalah aerobic yang bersifat daya tahan, karena dapat memperkuat otot jantung dan pembuluh darah seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging dan berenang Sustrani, dkk, 2006. Aktivitas fisik sebaiknya disesuaikan dengan usia dan status kesegaran jasmani serta memperhatikan aktivitas fisik bila menggunakan insulin, untuk lansia DM tipe 2, intensitas aktivitas fisik bisa ditingkatkan kecuali sudah mengalami komplikasi Perkeni, 2011. 1. Aktifitas Fisik pada pasien DM yang Bergantung Insulin Waluyo, 2009 : a Monitor kadar gula darah sebelum dan sesudah beraktivitas fisik. b Hindari gula darah rendah dengan memakan karbohidrat sebelum aktivitas fisik. c Hindari aktivitas fisik berat selama reaksi puncak insulin. d Lakukan suntikan insulin di tempat –tempat yang tidak akan digunakan untuk beraktivitas fisik secara aktif. e Ikuti saran dokter untuk mengurangi dosis insulin sebelum melakukan aktivitas fisik yang melelahkan atau lama. f Gula darah bisa turun bahkan beberapa jam setelah beraktivitas fisik untuk itu dianjurkan untuk memeriksa gula darah secara periodik. 2. Aktivitas fisik untuk Pasien DM yang Tidak Bergantung Insulin Waluyo, 2009: a Gula darah rendah jarang terjadi selama beraktivitas fisik untuk itu tidak perlu untuk memakan karbohidrat ekstra. b Aktivitas fisik untuk menurunkan berat badan perlu didukung dengan pengurangan asupan kalori. c Aktivitas fisik sedang perlu dilakukan setiap hari. Aktivitas fisik berat mungkin bisa dilakukan tiga kali seminggu. d Sangat penting untuk melakukan latihan ringan guna pemanasan dan pendinginan sebelum dan sesudah beraktivitas fisik. e Pilihlah aktivitas fisik yang paling sesuai dengan kesehatan dan gaya hidup secara umum. f Manfaat aktivitas fisik akan hilang jika tidak beraktivitas fisik selama tiga hari berturut-turut. g Aktivitas fisik bisa meningkatkan nafsu makan dan berarti juga asupan kalori bertambah. Sangat penting untuk menghindari makan makanan ekstra setelah beraktivitas fisik. Melakukan aktivitas fisik sebaiknya dibagi menjadi tiga waktu yaitu satu jam setelah sarapan, satu jam setelah makan siang, dan satu jam setelah makan malam Waluyo, 2009. Contoh aktivitas fisik yang dapat dilakukan adalah dengan dengan 2 hari libur Fox Klivert, 2010: 1. Jalan kaki selama 30-40 menithari. 2. Berenang selama 20 menithari. 3. Jogging selama 20 menithari. 4. Bersepeda selama 20 menithari. Jenis aktivitas fisik untuk DM lainnya adalah senam kaki diabetes. Senam kaki diabetes adalah suatu kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien DM untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki Padila, 2013. Penelitian yang dilakukan oleh Andriani 2014 melaporkan dengan melakukan latihan senam kaki diabetes menunjukan terjadinya penurunan kadar gula darah yang dilakukan selama dua kali selama 15 menit dalam seminggu sebelum makan. Berikut langkah-langkah pelaksanaan senam kaki diabetes Padila, 2013: 1. Duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai. 2. Dengan tumit yang diletakkan dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali. 3. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Kemudian sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dan tumit kaki diangkatkan ke atas. Gerakan ini dilakukan secara bersamaan pada kaki kanan dan kiri bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali. 4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Kemudian bagian ujung jari kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali. 5. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Kemudian tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali. 6. Kemudian angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu gerakan jari-jari kaki kedepan kemudian turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali. 7. Selanjutnya luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari-jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali ke lantai. Ulangi sebanyak 10 kali. Lakukan pada kedua kaki. 8. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti pada langkah ke-7, namun gunakan kedua kaki kanan dan kiri secara bersamaan. Ulangi gerakan tersebut sebanyak 10 kali. 9. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Kemudian gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang. 10. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki pada pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian. 11. Letakkan selembar koran dilantai. Kemudian bentuk kertas koran tersebut menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. 12. Buka kembali bola tersebut menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. 13. Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian koran tersebut. 14. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki. 15. Kemudian pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh tadi. 16. Lalu bungkus semua sobekan-sobekan tadi dengan kedua kaki kanan dan kiri menjadi bentuk bola. d. Terapi farmakologis Terapi farmakologis diberikan selama dengan pengaturan makan dan aktivitas fisik. Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan. Pemilihan jenis obat disesuaikan dengan kondisi klien dan perkembangan penyakit DM tipe 2 Perkeni, 2011. Hipoglikemia harus dihindari pada lansia DM tipe 2, oleh karena itu sebaiknya obat-obat yang bekerja jangka panjang tidak dipakai dan diberikan obat-obat yang mempunyai masa yang pendek tetapi bekerja cukup lama Misnadiarly, 2006.

2.2.5 Kadar Gula Darah pada Lansia DM Tipe 2 1. Pengertian Gula Darah

Glukosa merupakan substrat utama untuk menghasilkan energi di jaringan seperti otak dan sel darah merah Guyton, 2007. Gula yang diserap dari makanan akan diangkut ke seluruh tubuh melalui aliran darah, kemudian diberikan ke sel- sel organ tubuh yang memerlukan dengan bantuan insulin, hormon yang dihasilkan pankreas. Bila jumlah gula berlebih maka insulin membantu menyimpan kelebihan gula tersebut di dalam organ hati, atau tubuh mengubah gula menjadi glikogen untuk disimpan di otot, atau diubah menjadi trigliserida untuk disimpan di jaringan lemak Prodia, 2008. Pasien DM tipe 2 tidak mampu menggunakan atau menyimpan sebagian besar gula yang diserap dari makanan, sehingga gula tersebut tetap berada dalam darah, dan gula dalam darah yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai macam masalah yang disebut sebagai komplikasi diabetes Prodia, 2008. Kadar gula darah dapat diketahui dengan rutin melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan gula darah harus rutin dilakukan pada lansia DM tipe 2. Penelitian Badriah 2012 dilakukan pemeriksaan gula darah pada lansia DM tipe 2 setiap dua minggu sekali setelah dikelola oleh kelompok pendukung. Sudoyo 2009 mengemukakan batasan atas kadar glukosa darah normal seperti pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Kadar Gula darah Sewaktu dan Puasa sebagai Patokan Diagnosis DM Tipe 2 Pasien DM yang berusia lebih dari 60 tahun dengan komplikasi, sasaran kendali kadar glukosa darah dapat lebih tinggi dari biasa puasa 100-125 mgdl, dan sesudah makan 145-180 mgdl Perkeni, 2011. Berdasarkan data WHO didapatkan bahwa setelah mencapai usia 30 tahun, kadar glukosa darah akan naik 1-2 mgtahun pada saat puasa dan akan naik sebesar 5,6-13 mgtahun pada 2 jam setelah makan Kurniawan, 2010. 2. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah pada Lansia a. Diet Kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji dapat meningkatkan obesitas, makanan-makanan siap saji ini banyak mengandung lemak, kalori, serta kolesterol Jacken, 2005. Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein, lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik yaitu karbohidrat : 45-65 total asupan energi, protein: 10-20 total asupan energi, 20-25 kebutuhan kalori Hartono, 2006. b. Aktivitas fisik Terjadi penimbunan zat gula yang tidak terpakai akibat dari kurangnya aktivitas yang dilakukan Jacken, 2005, bila aktivitas fisik yang melelahkan dapat Bukan DM Belum Pasti DM DM Kadar glukosa darah sewaktu mgdl Plasma vena 100 100-199 ≥200 Darah Kapiler 90 90-199 ≥200 Kadar guloksa darah puasa mgdl Plasma Vena 100 100-125 ≥126 Darah kapiler 90 90-99 ≥100