b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar rujukan dalam merumuskan kebijakan untuk mengembangkan program di pelayanan kesehatan melalui
pembentukan keluarga sebagai kelompok pendukung terhadap penurunan kadar gula darah lansia DM tipe 2.
1.4.2 Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan kerangka pemikiran pada penelitian yang akan datang, khususnya yang berkaitan dengan keluarga sebagai kelompok
pendukung dalam pengelolaan lansia DM tipe 2 b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada perawat
khususnya perawat komunitas untuk dapat mengembangkan intervensi yang efektif dengan melibatkan peran serta masyarakat dengan pembentukan keluarga
sebagai kelompok pendukung dalam pengelolaan lansia DM tipe 2.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lanjut Usia
2.1.1 Pengertian Lanjut Usia
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis yang berkaitan
dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individu Hawari, 2001 dalam Efendy Makhfludi 2009. Lansia
dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia Keliat, 1999 dalam Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, Batubara, 2008.
Penggolongan lansia menurut WHO, dibagi menjadi 4 kelompok Padila, 2013, yakni:
a. Usia pertengahan middle age, ialah kelompok usia 45-59 tahun b. Lanjut Usia elderly, ialah kelompok usia 60-74 tahun
c. Lanjut Usia Tua old, ialah kelompok usia 75-90 tahun d. Usia Sangat Tua very old, ialah kelompok usia diatas 90 tahun
Batasan lansia menurut Depkes RI terbagi dalam 4 kelompok yaitu : a. Pertengahan umur usia lanjutvirilitas yaitu masa persiapan usia lanjut
yang menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa antara usia 45-54 tahun.
b. Usia lanjut diniprasemu yaitu kelompok yang mulai memasuki usia lanjut antara 55-64 tahun.
c. Usia lanjutsemua usia 65 tahun ke atas. d. Usia lanjut dengan resiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70
tahun. Menurut Pasal 1 Ayat 2, 3, 4 UU No.13 Tahun 1998 tentang Kesehatan
dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, Batubara, 2008.
2.1.2 Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lansia
Menua dalam diri seseorang dapat membawa pengaruh serta perubahan menyeluruh baik fisik, sosial, mental, dan moral spiritual, yang keseluruhannya
saling terkait Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, Batubara, 2008.
1. Perubahan fisik
a. Perubahan pada Sistem Sensoris Komplikasi dari DM dapat menyebabkan lansia mengalami penurunan
penglihatan seperti katarak. Sesuai dengan teori penuaan yaitu teori glikosilasi, adanya penambahan glukosa ke dalam asam nukleat menyebabkan menurunnya
fungsi sel dan jaringan S a’abah, 2008. Kadar gula darah yang terlalu tinggi
dalam darah hiperglikemi akan mengakibatkan terjadinya penimbunan sorbitol hasil dari metabolisme glukosa dalam lensa yang akan menyebabkan terjadinya
pembengkakan lensa akibat masuknya air. Awalnya mata mampu melakukan kompensasi, tetapi pada saat yang sama pasien telah mengalami perubahan tajam
penglihatan. Terjadi pembengkakan dan kerusakan serabut lensa pada tahap selanjutnya sehingga pasien akan mengeluh adanya glare atau silau dan akhirnya
timbul kekeruhan lensa atau katarak diabetes Mawan, 2013.