Perkembangan Anak Kajian Pustaka

17 Membaca memerlukan kemampuan intelektual yang lebih tinggi karena menuntut kemampuan interpretasi atas tanda-tanda tulis atau atas perbedaan suara untuk mengerti orang yang berbicara. Dalam menulis anak cukup menerjemahkan suara menjadi tanda-tanda tulis dan menggerakkan tangannya untuk menulis. Montessori, 2002:246-270 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip pendidikan Montessori menekankan pada kebebasan, kemandirian, melatih indra-indra, dan pemikiran anak dengan menggunakan prinsip-prinsip dalam Montesori. Membaca dan menulis dalam Montessori melatih anak berlatih menggunakan huruf-huruf untuk diraba dan diucapkan bunyi hurufnya. Peneliti mengembangkan alat peraga yang akan membantu anak-anak yang kesulitan membaca dan menulis huruf. Huruf-huruf yang digunakan dapat diraba yang berfungsi untuk latihan menulis dan ditambahkan dengan benda-benda mainan alfabet untuk latihan membaca huruf. Alat peraga yang dikembangkan dapat membantu siswa melatih indra-indra seperti penglihatan, pendengaran, dan perasa.

4. Perkembangan Anak

Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik jasmaniah maupun psikis rohaniah menuju kedewasaan atau kematangan yang berlangsungan secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan Yusuf dan Sugandhi, 2011: 1-2. 18 Tahapan-tahapan perkembangan anak juga dikemukakan oleh Montessori dalam Crain, 2007: 99-105. Komponen utama teori Montessori adalah konsep periode-periode kepekaan. Montessori mengemukakan lima periode kepekaan yaitu, 1 Periode kepekaan akan keteraturan. Selama periode kepekaan pertama ini, yang terjadi selama tiga tahun pertama, anak menyukai meletakkan objek di tempatnya semula, jika sebuah buku atau pena tergeletak bukan pada tempatnya, mereka akan segera menaruhnya kembali ke tempat semula. 2 Periode kepekaan akan detail. Antara usia satu sampai dua tahun, anak-anak memusatkan perhatian kepada detail selama bermenit-menit. 3 Periode kepekaan bagi penggunaan tangan. Periode kepekaan ketiga berisi penggunaan tangan. Antara usia 18 bulan sampai 3 tahun, anak-anak suka memegang objek-objek. Anak suka membuka dan menutup segala sesuatu, meletakkan objek ke dalam kotak, menuangkannya keluar, lalu memasukkannya lagi. Selama dua tahun berikutnya atau lebih, anak memperbaiki gerakan indra sentuhan mereka. 4 Periode kepekaan untuk berjalan. Periode kepekaan yang paling mudah dibaca adalah berjalan. Belajar berjalan adalah sejenis kelahiran kedua, anak berubah dari makhluk yang tak berdaya menjadi makhluk yang aktif. 5 Periode kepekaan terhadap bahasa. Untuk mempelajari bahasa, anak belajar bukan hanya kata-kata dan maknanya, namun juga gramatikanya. Piaget dalam Suparno, 2001: 26-101 membagi perkembangan kognitif menjadi empat tingkatan, yaitu 1 Sensorimotorik 0-2 tahun, Praoperasi 2-7 tahun, Operasi konkret 8-11 tahun, dan operasi formal 11 tahun ke atas. 19 a. Tahap Sensorimotorik 0-2 tahun Pada tahap ini, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar, membau, dan lain-lain. b. Tahap Praoperasi 2-7 tahun Tahap pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek. Adanya penggunaan simbol, seorang anak dapat mengungkapkan dan membicarakan suatu hal yang sudah terjadi. c. Tahap Operasi Konkret 7-11 tahun Tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. d. Tahap Operasi Formal 11 tahun ke atas Pada tahap ini, logika remaja mulai berkembang dan digunakan. Cara berpikir yang abstrak mulai dimengerti. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak adalah proses perubahan yang terjadi pada anak yang berlangsung secara bertahap-tahap. Dalam penelitian ini, alat peraga yang dikembangkan diperuntukkan untuk siswa yang berada pada peralihan tahap praoperasional ke operasi konkret. Maka dari itu, berdasarkan referensi di atas, alat peraga yang dikembangkan menggunakan objek untuk membantu anak dalam mengasosiasi sebuah simbol dan sudah mulai memasukkan aturan-aturan tertentu. 20

5. Alat Peraga Montessori