42
narasumber mengenai penggunaan alat peraga dan kesulitan siswa dalam membaca dan menulis terutama mengenai huruf abjad.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dengan melakukan pengukuran,
akan diperoleh data yang objektif untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula Sugiyono, 2010: 102. Instrumen penelitian yang akan digunakan
peneliti ada tiga komponen yaitu wawancara, observasi, dan kuesioner. Berikut ini akan dijelaskan mengenai instrumen yang akan digunakan selama proses
penelitian berlangsung. 1.
Pedoman wawancara Pedoman wawancara ini digunakan sebagai acuan ketika melakukan
wawancara kepada kepala sekolah, guru kelas dan siswa kelas I SD Kanisus Gamping. Wawancara ini bertujuan menganalisis kebutuhan SD kaitannya dengan
penggunaan alat peraga dan kesulitan dalam membaca dan menulis permulaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Peneliti dalam melakukan wawancara
menyiapkan daftar pertanyaan secara singkat yang akan ditanyakan kepada responden yang masih dapat berkembang berdasarkan jawaban yang diungkapkan.
Berikut kisi-kisi pedoman wawancara. a.
Wawancara Kepala Sekolah Wawancara dengan kepala sekolah berguna untuk mengetahui
ketersediaan alat peraga di sekolah. Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur, tetapi peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan untuk membuat
43
pertanyaan. Kisi-kisi wawancara terhadap kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah
Topik Pertanyaan
Tanggapan mengenai pelajaran Bahasa Indonesia Tanggapan mengenai pelajaran Bahasa Indonesia terkait dengan pengenalan
huruf abjad. Ketersediaan alat peraga di sekolah.
Penggunaan alat peraga di sekolah. Pembuatan alat peraga.
Kondisi alat peraga yang digunakan. b.
Wawancara Guru Kelas I Wawancara dilakukan dengan guru kelas I yaitu Ibu Yunia. Wawancara
dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam latihan membaca dan menulis permulaan serta penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar di kelas.
Kisi-kisi wawancara terhadap guru kelas I dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Kisi-kisi pertanyaan wawancara terhadap guru kelas I
No Topik Pertanyaan
1 Proses kegiatan belajar di kelas.
2 Penggunaan alat peraga di kelas.
3 Kesulitan yang dialami guru dalam membimbing siswa latihan membaca
dan menulis permulaan 4
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam latihan membaca dan menulis permulaan
5 Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.
c. Wawancara Siswa Kelas I
Kegiatan wawancara dilakukan dengan siswa kelas I. Wawancara dilakukan untuk mengetahui penggunaan alat peraga dan kesulitan siswa dalam
44
berlatih membaca dan menulis. Sekaligus untuk memperoleh informasi mengenai analisis kebutuhan alat peraga. Kisi-kisi wawancara terhadap siswa kelas I dan
kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan siswa kelas I dapat dilihat pada tabel 3.4 dan 3.5.
Tabel 3.4 Kisi-kisi pertanyaan wawancara terhadap siswa kelas I.
No Topik Pertanyaan
1 Tanggapan mengenai pelajaran bahasa Indonesia.
2 Ketersediaan huruf-huruf di kelas untuk latihan membaca dan menulis.
3 Penggunaan huruf-huruf untuk latihan membaca dan menulis.
4 Kesulitan mengucapkan bunyi huruf.
5 Kesulitan menuliskan huruf.
Tabel 3.5 Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan siswa kelas I.
Aspek Indikator
No. Item
Auto- education
1. Penggunaan alat peraga
2. Kegunaan alat peraga
1,2 Kontekstual
1. Penggunaan benda-benda di lingkungan sekitar
untuk latihan membaca dan menulis. 2.
Bahan pembuatan alat peraga 3,4
Menarik 1.
Pemberian warna pada alat peraga 2.
Bentuk alat peraga 5,6
Bergradasi 1.
Melibatkan lebih dari satu indera 2.
Dapat digunakan untuk lebih dari satu materi 7,8
Auto- correction
1. Membantu menemukan kesalahan sendiri
2. Membantu menemukan jawaban yang benar
9,10
Pedoman wawancara telah divalidasi oleh guru. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama
penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi konstruk berkaitan dengan suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu
teori yang menjadi instrumen Widoyoko, 2009: 175. Hasil validasi konstruk diperoleh dari rerata skor validasi pedoman wawancara.
45
2. Pedoman observasi
Pedoman observasi disusun sebagai acuan ketika observasi pembelajaran dan ketersediaan alat peraga yang ada di kelas I SD Kanisis Gamping. Kisi-kisi
pedoman observasi disajikan pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran di kelas I
No. Item
Kisi-Kisi Observasi Objek yang diamati
1 Ketersediaan alat peraga untuk latihan
membaca dan menulis permulaan di kelas. Adanya
alat peraga
yang digunakan
untuk latihan
membaca dan
menulis permulaan.
2 Penggunaan alat peraga untuk latihan
membaca dan menulis permulaan di kelas. Guru menggunakan alat peraga
untuk latihan membaca dan menulis permulaan di kelas.
3 Cara menggunakan alat peraga untuk latihan
membaca dan menulis permulaan di kelas. Guru
menjelaskan cara
menggunakan alat peraga untuk latihan membaca dan menulis
permulaan di kelas. 4,5
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam membaca dan menulis
1. Siswa melakukan kesalahan
dalam membaca di kelas. 2.
Siswa melakukan kesalahan dalam menulis di kelas.
Pedoman observasi telah divalidasi oleh guru. Instrumen tersebut
divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi
konstruk berkaitan dengan suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi instrumen Widoyoko, 2009: 175. Hasil validasi konstruk
diperoleh dari rerata skor validasi pedoman observasi yang dapat dilihat pada tabel 4.7. Selain melakukan observasi ketersediaan alat peraga yang ada di kelas I,
peneliti juga melakukan observasi untuk mendapatkan data siswa setelah menggunakan alat peraga. Kisi-kisi observasi setelah menggunakan alat peraga
dapat dilihat pada tabel 3.7.
46
Tabel 3.7 Kisi-kisi Observasi Setelah Menggunakan Alat Peraga
No Kisi-Kisi
Observasi Nama Siswa
Dimas OO
Quinsa Amel
Nanda
1 Ketertarikan
menggunakan alat peraga
2 Menggunakan
alat peraga
secara mandiri tanpa bantuan
pembimbing
3 Penggunaan
kartu huruf
dan kartu
gambar Pedoman observasi ini akan digunakan peneliti untuk mendapatkan data
siswa setelah menggunakan alat peraga. Peneliti mengobservasi siswa ketika menggunakan alat peraga kartu abajd berbasis metode Montessori untuk latihan
membaca dan menulis permulaan. Peneliti akan melihat perbedaan masing-masing siswa ketika menggunakan alat peraga.
3. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk analisis kebutuhan untuk guru dan validasi produk. Kuesioner digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa
dalam penggunaan dan ketersediaan alat peraga yang ada di kelas I SD Kanisis Gamping. Berikut kisi-kisi analisis kebutuhan guru.
a. Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
Kuesioner analisis kebutuhan menggunakan bentuk kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya
berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Kuesioner analisis kebutuhan dilakukan oleh
47
guru kelas I di SD Kanisius Gamping. Kuesioner analisis kebutuhan guru dibuat berdasarkan hasil modifikasi dari kuesioner analisis kebutuhan guru dari Noi
2015. Analisis kebutuhan guru yang dibuat menggunakan lima aspek yang sesuai dengan karakteristik Montessori yaitu, menarik, bergradasi, auto-education,
auto-correction, dan kontekstual. Pada setiap karakteristik Montessori terdapat indikator yang berhubungan dengan Matematika. Sedangkan analisis kebutuhan
yang dibuat oleh peneliti sesuai dengan Noi 2015 yang menggunakan lima aspek dari karakteristik Montessori. Akan tetapi yang membedakan terdapat pada setiap
indikator, karena peneliti membahas mengenai membaca dan menulis permulaan. Berikut ini adalah kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan guru yang dibuat oleh
peneliti mengenai membaca dan menulis permulaan yang dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru Kelas I
Aspek Indikator
No. Item
Auto-education 1.
Penggunaan alat peraga 2.
Alat peraga yang digunakan dapat membantu siswa berlatih membaca dan
menulis secara mandiri. 1,2
Kontekstual 1.
Penggunaan benda-benda yang berasal dari lingkungan sekitar.
2. Bahan pembuatan alat peraga
3,4
Menarik 1.
Pemberian warna pada alat peraga 2.
Bentuk alat peraga 5,6
Bergradasi 1.
Melibatkan lebih dari satu indera 2.
Dapat digunakan untuk lebih dari satu materi
7,8
Auto-correction 1. Membantu menemukan kesalahan sendiri
2. Membantu menemukan jawaban yang
benar 9,10
Kelima indikator dalam tabel 3.7 dikembangkan menjadi 10 pertanyaan yang disusun dalam kuesioner analisis kebutuhan.
48
b. Kuesioner Validasi Produk
Kuesioner validasi produk digunakan untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan. Kuesioner validasi produk diberikan kepada ahli bahasa
Indonesia, ahli Montessori dan guru kelas I SD. Kisi-kisi kuesioner validasi produk dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk
Aspek Indikator
No. Item
Menarik Warna alat peraga menimbulkan ketertarikan siswa untuk
belajar. 1
Bentuk alat peraga menimbulkan ketertarikan siswa untuk menggunakannya.
2 Bergradasi Penggunaan alat peraga melibatkan lebih dari satu indera.
3 Alat peraga dapat digunakan untuk mempelajari beberapa
kompetensi dasar yang berkaitan dengan membaca dan menulis permulaan.
4
Alat peraga dapat digunakan oleh siswa dengan kemampuan yang berbeda.
5 Auto-
correction Alat peraga dapat membantu siswa menemukan kesalahan
sendiri ketika belajar secara mandiri. 6
Alat peraga dapat membantu siswa menemukan jawaban yang benar ketika berlatih secara mandiri.
7 Auto-
education Alat peraga dapat digunakan oleh siswa untuk belajar
membaca dan menulis. 8
Siswa dapat menggunakan alat peraga secara mandiri tanpa bantuan guru.
9 Kontekstual Komponen alat peraga menggunakan benda-benda yang
sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari. 10
Alat peraga dapat diproduksi sendiri oleh guru atau pemerhati pendidikan.
11
Setelah kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk divalidasi oleh ahli, peneliti mendapatkan hasil validasi kemudian mengolah data
tersebut. Hasil validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli akan diperoleh hasil rerata skor. Hasil rerata skor kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada
tabel 4.9 dan hasil rerata kuesioner validasi produk dapat dilihat pada tabel 4.15.
49
G. Teknik Analisa Data
1. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif dilakukan untuk mengolah hasil dari pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner analisis kebutuhan.
Berikut akan dipaparkan teknik analisis data dari masing-masing teknik pengumpulan data.
Analisis data yang pertama yaitu hasil wawancara dan observasi. Data diolah dengan cara pertama, membaca transkrip wawancara dan observasi yang sudah
ditulis secara berulang-ulang dengan ketelitian, kedua, mencari kata kunci atau tema, ketiga, membuat catatan lain berisi interpretasi atau kesimpulan sementara,
keempat, membuat kata kunci dari daftar yang telah dibuat Poerwandari dalam Supratiknya, 2012: 117.
Analisis data yang kedua yaitu kuesioner analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan digunakan untuk mengetahui berbagai alasan sekaligus data penguat
dari jawaban reponden dalam bentuk data kualitatif. Data diolah dengan cara pertama, memberikan kode pada data mentah berupa pendapat responden, kedua,
menemukan kata kunci atau tema dari data mentah, ketiga, memahami data secara meluas berdasarkan beberapa kata kunci yang ditemukan Poerwandari dalam
Supratiknya, 2012: 113-118. Setelah diolah dengan menggunakan tahapan tersebut, data kualitatif diolah
dengan menggunakan teknik triangulasi. Hal ini dilakukan untuk melihat kesesuaian jawaban dari masing-masing sumber
50
2. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari penilaian instrumen pedoman wawancara, pedoman observasi, kuesioner analisis kebutuhan guru dan kuesioner validasi
produk. Analisis data pertama yaitu data hasil validasi instrumen penelitian. Instrumen yang telah diberi penilaian kemudian diolah untuk memperoleh rerata
skor. Hasil perolehan rerata penilaian dihitung dengan rumus 3.1
Rumus 3.1 Perhitungan Rerata Hasil Penilaian Instrumen Untuk mengetahui perolehan skor dapat diolah dengan beberapa langkah.
Langkah pertama, hitung jumlah skor yang didapatkan, kemudian skor yang didapat dibagi dengan total item dan yang terakhir mengkonversikan hasil
perhitungan sesuai dengan kategori yang sudah ditentukan. Kategori penskoran ditentukan dengan mengadopsi aturan pemberian skor dan klasifikasi hasil
penilaian berdasarkan pendapat Widoyoko 2014: 144. 1.
Jumlah skor tertinggi ideal = jumlah pernyataan tau aspek penilaian x jumlah pilihan gradasi skor dalam rubrik.
2. Skor akhir = jumlah skor yang diperoleh : skor tertinggi ideal x jumlah kelas
interval. 3.
Jumlah kelas interval = skala hasil penilaian. Artinya jika penilaian menggunakan skaka 4, maka hasil penilaian diklasifikasikan menjadi 4 kelas
interval.
51
4. Penentuan jarak interval Ji diperoleh dengan rumus:
Ji = t – r JK
Rumus 3.2 Penentuan Jarak Interval Keterangan t = skor tertinggi ideal dalam skala
r = skor terendah ideal dalam skala Jk = jumlah kelas interval
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dibuat klasifikasi hasil penilaian dengan
skala 4 sebagai berikut: a.
Skor tertinggi ideal = 4 b.
Skor terendah = 1 c.
Jarak interval = 4-14 = 0,75 d.
Klasifikasi hasil penilaian = Tabel 3.10 Konversi data Kuantitatif ke Kualitatif
Interval Skor Kriteria
3,25 X ≤ 4,00 Sangat baik SB
2,50 X ≤ 3,25 Baik B
1,75 X ≤ 2,50 Cukup C
1,00 X ≤ 1,75 Kurang K
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN