11
Pada dasarnya, tujuan dari membaca dan menulis permulaan adalah memberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk mengenalkan tentang
teknik-teknik membaca dan menulis permulaan dan mengenalkan teknik menangkap isi bacaan dan dapat menuliskannya Slamet, 2014: 49.
Berdasarkan penjelasan mengenai membaca permulaan, menulis permulaan, dan membaca menulis permulaan, maka dapat disimpulkan bahwa
membaca permulaan adalah kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif, agar seseorang dapat memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang harus
dibina dan dikuasai pada masa permulaan sekolah. Menulis permulaan adalah tahap permulaan siswa untuk persiapan menulis di kelas I yang melibatkan
kemampuan motorik halus siswa. Membaca Menulis Permulaan adalah dua aspek yang saling berhubungan dan berkaitan, karena keduanya digunakan sebagai dasar
pengajaran pertama untuk siswa di sekolah.
2. Kemampuan Mengenal Huruf
a. Pengenalan Huruf
Kemampuan mengenal huruf merupakan bagian dari aspek perkembangan bahasa pada anak. Menurut Darjowidjojo dalam Trisniwati, 2011: 13
menggungkapkan bahwa kemampuan mengenal huruf adalah tahap perkembangan anak dari belum tahu menjadi tahu tentang keterkaitan bentuk dan bunyi huruf,
sehingga anak dapat mengetahui bentuk huruf dan memaknainya. Seefeld Wasik dalam Wahyuningtyas, 2015: 10 mengatakan bahwa
pengenalan huruf merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
12
kemampuan membaca permulaan kepada para pembaca melalui pemahaman konsep bentuk dan bunyi huruf.
Suyanto dalam Wahyuningtyas, 2015: 11-12 mengatakan bahwa dalam upaya mengenalkan huruf kepada anak sebaiknya kenalkan dahulu huruf
–huruf yang mudah bagi anak dan hindari huruf
–huruf yang sulit. Untuk huruf-huruf yang sulit dapat diajarkan setelah anak mampu merangkai huruf.
Pengenalan huruf pada anak merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan membaca dan menulis permulaan. Oleh karena itu,
anak perlu memahami konsep huruf yang meliputi bentuk dan bunyi huruf. b.
Bentuk Huruf Huruf merupakan satuan terkecil kebahasaan yang dipadankan
pengertiannya dengan fonem. Huruf a disebut juga fonem a Suwarna, 2011: 43. Menurut Martaulina 2015: 22 huruf adalah bunyi bahasa yang dilambangkan,
digambarkan maupun disimbolkan. Chaer 2011: 36-37 mengatakan bahwa abjad yang digunakan terdiri dari 26 buah huruf. Dalam bahasa Indonesia nama ke-26
huruf dapat dilihat pada tabel 2.1. Dalam upaya mengenalkan huruf pada anak terdapat beberapa macam
bentuk huruf yang perlu untuk dikenalkan. Menurut PUEBI 2016: 8-9 bentuk huruf yang dapat dikenalkan adalah sebagai berikut:
1. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.
13
2. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalama bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu dari b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, dan z.
Tabel 2.1. Huruf dan Namanya Jenis Huruf
Nama Huruf Kecil
a a
b be
c ce
d de
e e
f ef
g ge
h ha
i i
j je
k ka
l el
m em
n en
o o
p pe
q ki
r er
s es
t te
u u
v ve
w we
x eks
y ye
z zet
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengenalan huruf merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan
memahami konsep huruf yang meliputi bentuk dan bunyi huruf. Bentuk huruf
14
terdiri dari 26 buah huruf, yaitu a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, z. Huruf dibedakan menjadi huruf vokal yang terdiri dari huruf a, i, u,
e, o dan huruf konsonan terdiri dari b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, dan z. Peneliti menggunakan huruf kecil dalam pembuatan papan huruf dan kartu
huruf, karena untuk siswa kelas I yang masih pemula huruf yang lebih mudah diajarkan ke siswa adalah huruf kecil. Peneliti membedakan huruf vokal dan huruf
konsonan dengan menggunakan warna, warna biru digunakan untuk huruf vokal sedangkan warna merah untuk huruf konsonan.
3. Metode Montessori