32 rongga mulut juga bisa terlihat mirip dengan abses periodontal seperti gingival
squamous cell carcinoma, metastastic carcinoma yang berasal dari pankreas dan eosinophilik carcinoma didiagnosa dengan kerusakan tulang yang cepat setelah
perawatan periodontal. Diagnosa secara patologi anatomi harus dilakukan jika abses tidak memberikan respon terhadap perawatan konvensional.
2,7
3.2.1 Perbedaan antara Abses Periodontal dengan Abses Dental Periapikal
Perbedaan diagnosa dari abses periodontal dan abses periapikal adalah:
1,3,8,16
Pada abses periodontal: 1.
Dihubungkan dengan saku periodontal yang sudah ada sebelumnya. 2.
Gambaran radiografi menunjukkan kehilangan tulang periodontal angular dan gambaran radiolusen pada daerah furkasi gigi,
3
dan daerah lateral gigi.
16
3. Tes menunjukkan pulpa vital.
4. Pembengkakan biasanya pada jaringan gingiva dan kadang-kadang adanya
fistula. 5.
Rasa sakit biasanya sedikit dan terlokalisir. 6.
Peka terhadap perkusi dan terkadang tidak peka 7.
Tidak ada karies pada gigi. 8.
Adanya mobiliti gigi. 9.
Saluran fistula biasanya terletak pada bagian lateral gigi.
Universitas Sumatera Utara
33 Pada Abses periapikal pulpa:
1. Terjadi pada gigi dengan restorasi yang besar.
2. Tidak memiliki saku periodontal atau jika ada, saku dangkal
3. Tes menunjukkan pulpa nonvital.
4. Pembengkakan sering terlokalisir pada apeks dengan saluran fistula .
5. Rasa sakit sering terasa parah dan terlokalisir
6. Peka terhadap perkusi.
7. Adanya karies gigi.
8. Adanya gambaran radiolusen pada apikal.
Gambar 13.Abses periodontal yang berkembang dengan cepat
selama 2 hari diantara molar dua dan tiga maksila pada pasien
wanita umur 43 tahun dengan periodontitis kronis yang tidak
terawat, pulpa gigi masih vital,tidak ada penyakit pulpa.
Armitage. Gery C.Periodontal diagnoses and classifycation of
Universitas Sumatera Utara
34 9.
Tidak ada atau sedikit mobiliti.
Gambar 14. Abses periapikal http:www.tpub.com contentmedical14274css14274_99.htm
Pada abses periodontal umumnya ditemukan bakteri Fusobacterium spp. 75, P.intermedianigrescens 60, P.gingivalis 51 dan
A.actinomycetemcomitans 30 sedangkan pada abses periapikal bakteri yang paling banyak ditemukan adalah Microaerophilic streptococci dari S. milleri grup S.
anginosus, S.constellatus dan S.intermedius , Streptococus anaerobic P.anaerobius dan P. micros , batang gram positif anaerob Eubacterium sp., Actinomyces sp. dan
Propionibacterium sp. dan batang gram negatif anaerob Porphyromonas sp., Provotella sp., Bacteriodes sp., Campylobacter sp., Fusobacterium sp., dan
Treponema sp..
13,15
Universitas Sumatera Utara
35
BAB 4 PERAWATAN ABSES PERIODONTAL
Perawatan abses periodontal yang tepat ditentukan oleh tingkat pembentukan abses, lokasi dan luas abses, luas dan bentuk kehilangan perlekatan dari gigi dan
peranan gigi terhadap rencana perawatan keseluruhan.
1
Pada bab ini akan dibahas mengenai perawatan abses periodontal akut dan kronis serta perawatannya dengan
antibiotik sistemik.
4.1 Perawatan Abses Periodontal Akut
Perawatan abses periodontal akut biasanya mencakup dua tahap yaitu pengelolaan lesi akut dan perawatan yang tepat terhadap sumber lesi atau lesi yang
masih ada setelah keadaan akut dikontrol. Jika gigi rusak berat dan prognosis buruk, perawatan yang paling tepat dilakukan adalah ekstraksi gigi.
2,3,5-7,15
Perawatan abses periodontal akut dilakukan dengan mengurangi gejala, mengendalikan penyebaran infeksi dan melakukan drainase. Sebelum perawatan,
dilakukan evaluasi terhadap riwayat medis pasien, riwayat gigi dan kondisi sistemik untuk membantu dalam diagnosis serta untuk menentukan kebutuhan antibiotik
sistemik.
3
Drainase abses periodontal akut dapat dilakukan dari dalam saku periodontal, atau dengan insisi dari permukaan luarnya. Sedapat mungkin drainase dilakukan dari
dalam saku. Namun bila drainase dari dalam saku sukar untuk dilakukan, atau
Universitas Sumatera Utara