Analisis Hasil Uji Linieritas Regresi

Didit Aditya Khudori , 2015 HUBUNGAN PEMAHAMAN ANAK TERHADAP ATURAN DENGAN POLA TINGKAH LAKU MORAL SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variable X terhadap variable Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut : Dimana : KP = Nilai Koefisien Determinan r = Nilai Koefisien Korelasi Sumber Riduwan, 2004, hlm. 138-139 Hasil perhitungan untuk mengetahui besar kecilnya sumbangan variable X terhadap variable Y sebagai berikut : KP = r 2 x 100 = 0,630 2 x 100 = 39,69 Artinya variable pemahaman siswa memberikan kontribusi terhadap tingkah laku moral siswa sebesar 39,69 dan sisanya 60,31 ditentukan oleh faktor variabel lain.

c. Analisis Hasil Uji Linieritas Regresi

Analisis uji linieritas regresi dilakukan untuk mengetahui pola hubungan variable X terhadap variable Y. Uji linieritas regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Regresi Sederhana, karena hanya melihat satu variabel Independent X dan satu variabel Dependent Y. Hiptesis uji linieritas regresi : H o : Persamaan regresi tidak linier H 1 : Persamaanm regresi linier Perhitungan ulinieritas regresi sederhana adalah untuk melihat hubungan fungsional antara variable X dan Y. Perhitungan menggunakan program, SPSS for windows versi 20, dengan ketentuan : Jika Signifikansi  0,05 maka linier Jika Signifikansi  0,05 maka tidak linier KP = r 2 X 100 Didit Aditya Khudori , 2015 HUBUNGAN PEMAHAMAN ANAK TERHADAP ATURAN DENGAN POLA TINGKAH LAKU MORAL SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.13 Model Summary Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .630 a .398 .386 8.045 a. Predictors: Constant, Pemahaman Pada tabel Model Summary terlihat nilai R sebagai koefisen korelasi yakni sebesar 0.630 sesuai dengan hasil analisis korelasi, serta dijelaskan hasil persentase atau bila dilihat dalam tabel R Square yang disebut koefisien determinal yang merupakan pengquadratan r. Dari tabel diatas diperoleh koefisien determinasi R2 sebesar 0,389 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variable bebas terhadap variable terikat adalah sebesar 39,8 , sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variable yang lain. Tabel 3.14 Uji Dependent ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2306.228 1 2306.228 35.631 .000 b Residual 3495.200 54 64.726 Total 5801.429 55 a. Dependent Variable: Tingkah_laku_Moral b. Predictors: Constant, Pemahaman Pada tabel ini menjelaskan apakah ada pengaruh yang nyata Signifikan anatara variable X terhadap variable Y. Dari hasil tabel ANOVA diatas, diperoleh F hitung = 35,631 dengan tingkat signifikanprobabilitas Sig. 0,000  0,05 artinya variable X Linier terhadap variable Y. Didit Aditya Khudori , 2015 HUBUNGAN PEMAHAMAN ANAK TERHADAP ATURAN DENGAN POLA TINGKAH LAKU MORAL SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.15 Koefisien regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 36.093 3.698 9.760 .000 Pemahaman .366 .061 .630 5.969 .000 a. Dependent Variable: Tingkah_laku_Moral Pada tabel diatas terlihat nilai Sig. 0,000  0,05 maka H o ditolak, artinya koefisien regresi signifikan. Terlihat nilai 36,093 adalah untuk Tingkah Laku Moral sebagai variable Y, jika X=0, nilai 0,366 untuk koefisien pemahaman sebagai variable X. Pada tabel koefisien, pada kolom B pada constant a adalah 36,093 sedangkan nilai Pemahaman b adalah 0,366, sehingga persamaan regresinya dapat ditulis : Y = a +bX atau 36,093 + 0,366X Koefisien b dinamakan koefisien arah regresi dan menyatakan perubahan rata-rata variable Y untuk setiap perubahan variable X sebesar satu satuan. Perubahan ini merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan penurunan bila b bertanda negative. Sehingga dari persamaan diatas dapat diterjemahkan sebagai berikut : Konstanta sebesar 36,093 menyatakan bahwa apabila nilai variable pemahaman X = 0 , maka nilai kualitas tingkah laku moral Y adalah sebesar 36,093. Koefisien regresi X sebesar 0,366 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 point nilai Pemahaman, maka akan memeberikan sumbangan sebesar 0,366 tingkah laku moral, artinya pemahaman dapat memberikan pengaruh terhadap tingkah laku moral siswa disekolah dasar. Didit Aditya Khudori , 2015 HUBUNGAN PEMAHAMAN ANAK TERHADAP ATURAN DENGAN POLA TINGKAH LAKU MORAL SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Sekolah Dasar Negeri yang beralamat di jalan Sirnamanah nomor 4 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung pada tahun ajaran 20142015 dengan populasi penelitian mulai dari siswa-siswi kelas III sampai dengan kelas VI, kesimpulan hasil penelitian akan dipaparkan sebagai berikut : 1. Secara umum tingkat pemahaman anak terhadap aturan berada pada kategori rendah, yang artinya sebagian besar siswa-siswi masih banyak yang belum mengetahui dan memahami aturan-aturan yang berlaku disekolah, mulai dari aturan tata tertib sekolah, ketentuan-ketentuan sekolah dan aturan moral yang berlaku disekolah. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa belum mengetahui aturan-aturan moral, tidak mengetahui bahwa banyak hal yang dilakukan ternyata melanggar aturan sekolah dan moral, sedangkan untuk aturan yang berlaku disekolah berupa tata tertib sekolah sudah jelas ada dan tertulis disekolah, namun untuk aturan moral tidak dituliskan secara nyata disekolah. 2. Secara umum gambaran pola tingkah laku moral siswa disekolah dasar berada pada kategori rendah, yang artinya sebagian besar siswa memiliki tingkat moral yang rendah, siswa masih sering berbicara kotor dan kasar kepada teman, tidak menghormati dan menghargai sesama teman, mengejek teman, berprilaku tidak sopan, menaikan kaki keatas kursi dan duduk dimeja, mencontek, tidak menghormati guru dan melanggar berbagai peraturan disekolah yang berlaku. Hal ini dikarenakan berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan moral anak. Salah satunya adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan menjadi peran utama dalam mempengaruhi perkembangan moral, dilingkungan sekolah banyak siswa yang masih berbicara kasar dan kotor, seolah-olah hal tersebut lumrah dan menjadi sebuah kebiasaan, sehingga banyak siswa lain yang mengikutinya, tidak hanya