commit to user
33
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Data Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian mengenai efek proteksi jus semangka terhadap kerusakan sel hepar tikus putih yang diinduksi parasetamol,
didapatkan data hasil pengamatan preparat histologis hepar tikus putih pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan 1, kelompok perlakuan 2, dan
kelompok perlakuan 3. Data hasil penelitian ini berupa data rasio yaitu jumlah sel hepar tikus putih yang mengalami kerusakan histologis yang
dihitung dari tiap 100 sel pada zona 3 sentrolobuler. Hasil pengamatan jumlah sel hepar tikus putih yang mengalami piknosis, karioreksis, dan
kariolisis untuk masing-masing kelompok dan jumlah total sel hepar yang rusak disajikan pada lampiran 4. Hasil rata-rata jumlah kerusakan histologis
sel hepar tikus putih untuk masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 1 . Rata-Rata Jumlah Kerusakan Histologis Sel Hepar pada Masing-
Masing Kelompok Tikus putih Kelompok Rata-Rata JumlahKerusakan
K 20,86
P1 86,28
P2 47,43
P3 36,14
Data Primer, 2010
commit to user
Keterangan: K :
Kelompok kontrol
P1 : Kelompok perlakuan 1
P2 : Kelompok perlakuan 2
P3 : Kelompok perlakuan 3
Kelompok K yang merupakan kelompok tanpa pemberian jus semangka merah ataupun parasetamol memiliki nilai rata-rata jumlah kerusakan paling
rendah yaitu 20,86, sedangkan kelompok P1 yang merupakan kelompok dengan pemberian parasetamol namun tanpa pemberian jus semangka merah
memiliki nilai rata-rata jumlah kerusakan paling tinggi yaitu 86,28. Gambaran histologis zona sentrolobuler lobulus hepar tikus putih pada
kelompok K, P1, P2, dan P3 dapat dilihat pada lampiran 6.
B. Analisis Data
Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 28 ekor tikus putih sehingga peneliti menggunakan uji Saphiro-Wilk untuk menentukan
jenis sebaran data. Hasil uji Saphiro-Wilk dapat dilihat pada lampiran 5 tabel
10.
Nilai p dari hasil uji Saphiro-Wilk untuk kelompok K, P1, P2, dan P3 berturut-turut adalah 0,967; 0,537; 0,389; dan 0,948. Nilai p dari keempat
kelompok lebih besar dari alfa 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data kelompok K, P1, P2, dan P3 adalah normal.
commit to user
Selanjutnya, peneliti melakukan uji Homogeneity of Variances untuk mengetahui kesamaan varians data. Sebaran data secara deskriptif dapat
dilihat pada lampiran 5 tabel 11 dan hasil uji Homogeneity of Variances dapat dilihat pada lampiran 5 tabel 12. Nilai p yang didapatkan dari uji
Homogeneity of Variances adalah 0,692. Nilai ini lebih besar dari 0,05 dan
dapat disimpulkan bahwa varians data antarkelompok sama. Ketiga syarat penggunaan uji One-Way ANOVA telah terpenuhi sehingga uji One-Way
ANOVA bisa dilakukan. Hasil uji One-Way ANOVA dapat dilihat pada lampiran 5 tabel 13.
Nilai p dari hasil uji One-Way ANOVA adalah 0,000 p 0,05. Nilai p yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata
jumlah kerusakan sel hepar yang bermakna pada paling tidak dua kelompok dan harus dilakukan analisis Post Hoc Multiple Comparisons untuk
mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan bermakna tersebut. Uji Post Hoc Multiple Comparisons yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji LSD. Ringkasan hasil uji LSD tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
commit to user
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji LSD
α = 0,05
Kelompok p
Perbedaan K
– P1
0,000 Bermakna
K –
P2 0,000
Bermakna K
– P3
0,000 Bermakna
P1 –
P2 0,000
Bermakna P1
– P3
0,000 Bermakna
P2 –
P3 0,000
Bermakna Data Primer, 2010
Nilai p yang semuanya lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata jumlah kerusakan sel hepar yang bermakna pada
semua pasangan antarkelompok data. Hasil uji LSD secara rinci dapat dilihat
pada lampiran 5 tabel 14.
commit to user
37
BAB V PEMBAHASAN