Metodologi Penelitian Lokasi Penelitian Klasifikasi Elektrolit

I.7 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan variasi suhu pemanasan, konsentrasi larutan elektrolit, dan jenis larutan elektrolit sebagai variabel bebas.Sedangkan faktor- faktor lain yang berpengaruh yaitu tekanan udara sebagai variabel tetap.Untuk setiap variasi tersebut diamati hantaran listriknya variabel terikat.Oleh karena itu, penelitian ini adalah penelitian eskperimental.Dalam penelitian ini ingin dilihat pengaruh dua faktor suhu dan konsentrasi terhadap konduktivitas larutan.Eksperimen dilakukan dengan desain faktorial.Desain faktorial ini desain yang paling efisien untuk menyelidiki efek dua atau lebih faktor karena masing- masing pengamatan menyuplai informasi tentang semua faktor Suwanda, 2011. Variasi konsentrasi larutan elektrolit dan suhu pemanasan ditetapkan terlebih dahulu, yaitu : 0,01 M; 0,02 M; dan 0,03 M untuk konsentrasi larutan dan 30 o C; 40 o C; dan 50 o C untuk suhu pemanasan larutan elektrolit. Hal ini berarti eksperimen ini memiliki dua buah faktor dengan tiap faktor bertaraf tiga, dengan demikian eksperimen ini merupakan eksperimen faktorial 3 2 .Perhatikan bahwa dalam 3 2 , bilangan 2 menyatakan banyak faktor sedangkan bilangan 3 menunjukkan banyak taraf yang dimiliki faktor-faktor Sudjana, 1994.Dengan demikian, terdapat 9 kombinasi perlakuan dan masing-masing kombinasi dilakukan 3 kali pengulangan.54 unit eksperimen diuji secara acak berurut untuk suatu desain acak lengkap.Untuk mendapatkan konduktansi, maka larutan diukur dengan alat pengukur konduktivitas ECTestr11.Hasil yang diperoleh dianalisis secara Anava Analisis Varian.

I.8 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Elektrolit

Perhitungan derajat disosiasi untuk berbagai elektrolit dalam larutan berair menunjukkan bahwa secara praktis semua garam terdisosiasi sempurna menjadi ion-ionnya. Hal yang sama juga berlaku untuk asam-asam dan basa-basa kuat. Seperti yang diharapkan dari derajat disosiasinya yang tinggi, larutan dari zat-zat ini merupakan konduktor elektrik yang baik. Di lain pihak, terdapat banyak zat yang larutannya menunjukkan konduktivitas yang relatif rendah, hal ini menandakan bahwa larutan-larutan tersebut hanya sedikit terdisosiasi. Di antara larutan-larutan ini termasuk sejumlah besar asam-asam organik seperti asam asetat, propanoat, dan benzoat; asam-asam anorganik seperti asam karbonat, asam sulfida, dan asam sianida; dan basa-basa seperti ammonium, seng, dan timbal hidroksida. Larutan dari zat-zat yang menunjukkan konduktansi yang baik dan menandakan derajat disosiasi yang tinggi dalam larutan digolongkan sebagai elektrolit kuat.Sebaliknya, larutan dari zat-zat yang hanya menunjukkan konduktivitas yang lemah dan derajat disosiasi yang rendah disebut elektrolit lemah Maron, 1978.

2.2 Konduktivitas Elektrolit