Konduktivitas Ion Hidrogen dan Ion Hidroksil Bahan-bahan yang digunakan

Anion X Garam K Ʌ o = uK + + vX - F Garam Na Ʌ o = uNa + + vX - F uK + - uNa + F F - 111,2 18,8 90,1 18,8 21,1 Cl - 130,0 31,5 108,9 31,5 21,1 IO 3 - 98,5 27,8 77,4 27,8 21,1 NO 3 - 126,3 105,2 21,1 Sumber : Creighton, 1951 Pada tabel tersebut diberikan konduktansi ekivalen pada konsentrasi dengan pengenceran tak hingga dari sejumlah garam natrium dan kalium pada suhu 18 o C. Perbedaan di antara konduktivitas ekivalen garam natrium dan kalium dari anion yang sama diberikan pada kolom yang ke empat. Nilai yang dikurung menyatakan perbedaan di antara konduktivitas ekivalen garam natrium dan kalium untuk anion yang berurutan Creighton, 1951. Pernyataan yang unik pada Hukum Kohlarausch ini adalah bahwa konduktivitas ion-ion merupakan sifat ion tersebut secara tunggal, dan tidak bergantung pada ion-pasangannya.Hal ini tepat untuk pengenceran yang tidak terbatas, tetapi tidak terlalu tepat pada pengenceran yang terbatas.Namun demikian, hukum ini seringkali digunakan untuk pengenceran yang terbatas sebagai suatu perkiraan Noggle, 1983.

2.6 Konduktivitas Ion Hidrogen dan Ion Hidroksil

Konduktivitas ion hidrogen dan ion hidroksil lebih besar daripada ion-ion lainnya. Sementara ion-ion lainnya bergerak seperti suatu bola yang terdorong melewati suatu medium yang kental, nilai konduktivitas ion molar yang sangat besar ditemukan untuk H + dan OH - telah dijelaskan berdasarkan suatu perpindahan Universitas Sumatera Utara proton dari satu spesi ke spesi lainnya. Untuk konduksi oleh ion H + , suatu proton dipindahkan dari ion H 3 O + ke molekul air yang ada di dekatnya, yang mana kemudian air tersebut berubah menjadi ion H 3 O + . Prosesnya kemudian berulang, ion H 3 O + yang baru terbentuk memindahkan lagi proton ke molekul air berikutnya, dan demikian seterusnya. Proses perpindahan proton menghasilkan suatu perpindahan muatan positif yang lebih cepat dari satu wilayah larutan ke wilayah lainnya daripada yang akan mungkin jika ion-ion H 3 O + mendorong jalannya melalui larutan sebagaimana seharusnya ion-ion lainnya. Karena alasan ini juga konduktivitas ion H + dan OH - tidak berhubungan dengan viskositas larutan Castellan, 1964. Suatu mekanisme yang diusulkan oleh T. van Grotthuss pada tahun 1805 menjelaskan konduksi ion H 3 O + dan OH - . Gambar 2.2 menunjukkan bagaimana serangkaian perpindahan proton di antara molekul-molekul air yang bersebelahan dapat memberikan pengaruh tentang bagaimana pergerakan ion H + dan OH - melalui larutan.Mobilitas H + dan OH - yang tinggi dan fakta bahwa ion-ion tersebut merupakan hasil disosiasi pelarut kelihatannya saling berhubungan. Pada pelarut yang lain, di mana mekanisme tersebut tidak berlangsung, ion H + dan OH - akan memperlihatkan mobilitas yang sejalan dengan ion-ion lainnya Barrow, 1979. a b Gambar 2.2 Pergerakan a ion H + dan b ion OH - oleh mekanisme Grotthuss. Muatan positif dan negatif yang berpindah- pindah terbentuk sebagai akibat serangkaian perpindahan proton Sumber : Barrow, 1979 BAB 3 Universitas Sumatera Utara BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Bahan-bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Bahan-bahan Penelitian Nama Bahan Spesifikasi Merek Asam Klorida HCl p.a. 36 E. Merck Akuades - - Asam Oksalat H 2 C 2 O 4 p.a. E. Merck Natrium Hidroksida NaOH p.a. E. Merck Asam asetat glasial CH 3 COOH p.a. E. Merck Indikator fenolftalein Indikator bromtimol blue Universitas Sumatera Utara

3.2. Alat-alat yang digunakan