BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan sifat konduksi dan nilai konduktivitasnya, material dapat diklasifikasikan sebagai konduktor, semikonduktor dan isolator dielektrik.Sifat
khusus dari suatu konduktor adalah kehadiran muatan listrik bebas di dalamnya. Perpindahan muatan-muatan bebas ini dalam suatu medan listrik disebut sebagai
arus listrik. Perpindahan arus listrik dalam suatu konduktor dapat berupa elektron atau ion.Konduktor berupa ion dikenal sebagai elektrolit. Istilah ini juga berlaku
untuk zat-zat yang awalnya tidak menghantarkan listrik, tetapi bias menghasilkan ion-ion penghantar listrik ketika dilarutkan di dalam air atau pelarut lain
Bagotsky, 2006.
Zat-zat yang dalam larutan akan terdisosiasi sempurna disebut elektrolit kuat. Banyak juga zat-zat yang berbentuk molekul bila dilarutkan dalam air yang
sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk terionisasi, seperti alkohol dan gula. Bila senyawa ini dilarutkan dalam air, molekul-molekulnya hanya
bercampur dengan molekul-molekul air membentuk larutan yang homogen, tetapi larutannya tidak mengandung ion-ion. Karena zat terlarut tidak menghasilkan ion
dalam larutan, larutannya tidak menghantarkan listrik dan disebut non elektrolit. Di antara elektrolit kuat dan non elektrolit ada sejumlah senyawa yang disebut
elektrolit lemah.Senyawa-senyawa ini menghasilkan larutan yang menghantarkan listrik, tetapi lemah sekali. Misalnya dalam larutan CH
3
COOH 1,0 M hanya kira- kira 0,42 yang bereaksi membentuk ion. Sisanya masih tetap berbentuk molekul
yang tidak bermuatan Brady, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Konduktivitas listrik larutan dan ketergantungannya terhadap konsentrasi, sifat kimia pelarut dan suhu merupakan perhatian utama baik secara teori maupun
secara teknologi. Pada aplikasi bidang teknik, pengetahuan mengenai konduktivitas listrik penting untuk merancang dan mengoptimasi berbagai proses
dan peralatan, terutama yang melibatkan sistem elektrokimia seperti peralatan elektrolisis dan baterai. Konduktivitas listrik juga dapat digunakan untuk
menambah wawasan mengenai sifat-sifat larutan elektrolit dan menghitung besaran fisika seperti konstanta disosiasi. Penelitian mengenai konduktivitas
dewasa ini lebih dikembangkan pada model teoritis untuk pengukuran konduktivitas larutan pekat dan sistem pelarut campuran Anderko, 2004.
Penelitian mengenai konduktivitas larutan elektrolit encer pernah dilakukan antara lain oleh Husniati 2005 menggunakan elektrolit kuat berupa HCl, H
2
SO
4
dan H
3
PO
4
dimana ketika konsentrasi semakin meningkat konduktivitas menurun. Sedangkan penelitian Faradesy 2005 menggunakan larutan elektrolit lemah
berupa asam oksalat, asam benzoate dan asam asetat dimana konduktivitas meningkat ketika konsentrasi meningkat juga.Sedangkan hasil penelitian
keduanya menunjukkan bertambah besarnya konduktivitas dengan meningkatnya suhu.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini digunakan larutan elektrolit kuat dan lemah karena diperkirakan mekanisme ion-ion larutan dalam
menghantarkan listrik sama. Variasi konsentrasi dan suhu serta volume larutan yang sama digunakan untuk kedua elektrolit tersebut. Kemudian diharapkan
dalam penelitian ini dapat memperlihatkan pengaruh yang sebenarnya dihasilkan sehingga dapat memberikan informasi dan manfaat untuk penelitian terkait
lainnya.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Permasalahan