Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, didapatkan hasil t
hitung
= 15,5 sedangkan t
tabel
= 1,98 dengandb 100. Dengan demikian diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
yaitu 15,5 1,98 yang berarti H
1
diterima dan H ditolak. Hal tersebut menunjukan
bahwa terdapat pengaruh signifikan penggunaan model problem based learning berbantukan media roda putar terhadap sikap ilmiah siswa.
B. Pembahasan
Pendidikan yang mampu mendukung manusia dalam persaingan global adalah pendidikan yang mengembangkan potensi siswa. Pengembangan potensi siswa tidak
terlepas dari proses pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan atau kemampuan berpikir siswa.
Kualitas pembelajaran diperlukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru dalam merancang pembelajaran terutama upaya untuk memecahkan masalah
mengenai kesulitan-kesulitan siswa dalam menerima transfer ilmu dari guru. Siswa dilatih secara mandiri dapat meyelesaikan atau memecahkan masalah dalam
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimen tipe The Matching Only Postest Control Group Desain.yang bersifat menguji suatu teori di
lapangan. Penelitian ini mengujikan pengaruh model Problem Based Learning berbantukan media roda putar terhadap keterampilan berfikir kritis dan sikap ilmiah
siswa pada mata pelajaran sistem gerak di kelas XI IPA SMA AL-AHZAR Bandar Lampung. Penelitian dilakukan dikelas XI IPA 2 yang berjumlah 35 siswa dan XI
IPA 3 berjumlah 35 siswa. Variabel dalam penelitian ini yaitu Problem Based Learning sebagai variabel bebas, dan keterampilan berfikir kritis dan sikap ilmiah
siswa sebagai variabel terikat. Pada penelitian ini terdapat kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok eksperimen yaitu kelas XI IPA 2 diberi perlakuan menggunakan
Problem Based Learning berbantukan media roda putar sedangkan kelompok kontrol yaitu kelas XI IPA 3 model pembelajaran direct instruction.
Pemberian perlakuan pada kedua kelompok tersebut dimaksudkan untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan terhadap keterampilan berfikir kritis dan sikap
ilmiah siswa pada mata pelajaran sistem gerak. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data tentang keterampilan berfikir kritis dan sikap ilmiah siswa pada mata
pelajaran sistem gerak yang diperoleh melalui post-test tes akhir pada masing- masing kelompok. post-test dilakukan dengan cara memberikan soal berupa pilihan
ganda untuk berfikir kritis sebanyak 30 soal dan angket skala sikap untuk mengetahui sikap ilmiah siswa yang terdiri dari 36 pertanyaan sesuai indikator yang telah
ditentukan. Hasil tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan pedoman dan rumus statistik tertentu.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui rata-rata nilai akhir siswa kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dalam proses
pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantukan media roda putar diperoleh nilai lebih besar dibandingkan pada kelas kontrol yang menggunakan
direct intuction. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantukan media roda putar memberikan pengaruh yang
terhadap keterampilan berfikir kritis siswa. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fertika Dwi Yospita bahwa model Problem Based
Learning dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa kelas VII E SMP N 26 Bandar Lampung pada pokok bahasan pengelolaan lingkungan secara signifikan.
84
Penelitian yang sama telah dilakukan oleh Afandi bahwa pembeljaran dengan menggunakan odel Problem Based Learning secara signifikan lebih baik dalam
meningkatkan prestasi belajar kogniti, afektif dan peikomotorik. Temuan ini dinilai sebagai salah satu kewajaran engingat salah satu keunggulan yang dimiliki oleh
model tersebut adalah adanya masalah konstekstual yang sifatnya tidak terstruktur yang menjadikan model ini mampu menstimulus lebih bagi perkembangan siswa.
85
penelitian ini juga diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh sadia yang mengungkapkan bahwa proses pembelajaran yang diawali dengan penyajian masalah
84
Fertika Dwi Yospita, “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based LearningPbl
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas VII E SMP N 26 Bandar Lampung Pokok bahasan pengelolaan lingkungan”. jurnal pendidikan biologi UNILA, 2013, h 7
85
Afandi, dkk. Pembelajaran Biologi Menggunakan Pendekatan Metakognitif Melelui Model Reciprocal Learning Dan Problem Based Learning Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Dan
Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa.jurnal inkuiri: ISSN: 2252-7893, Vol 1No 2, 2012hal 89- 92http:jurnal.pasca.uns.ac.id
dan dilanjutkan dengan analisis masalah dalam kelompok-kelompok kecil sampai pada penemuan konsep, ataupun prinsip untuk memecahkan masalah merupakan
wahana yang sangat baik dala meningkatkan prestasi belajar.
86
Lanjut lagi penelitian yang telah dilakukan runi memperkuat dengan mengungkapkan bahwa beberapa hal
yang menjadikan pebelajaran dengan menggunakan model problem based learning penting dalam pembentukan sikap dan aktivitas belajar antara lain: keterlibatan dalam
keseluruhan proses pembelajaran, investigasi yang mencakup eksplorasi dan distribusi informasi, performasni yaitu menyajikan temuan dan diskussi. Jadi
pembelajaran dengan model problem based learning harus dipertimbangkansebagai wahana untuk meningkatkan sikap dan aktifitas belajar.
87
Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan kurikulum dan sistem penyampaian pelajaran yang sadar akan kebutuhan untuk
mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, dan juga membantu siswa mendapatkan pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan Variabel kunci dari
PBL adalah masalah dan informasi yang diperoleh. Jadi, model Problem Based Learning menggunakan masalah kontekstual untuk memberikan rangsangankepada
siswa agar menimbulkan rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa lebih termotivasi untuk mencari informasi sebagai pemecahan terhadap masalah tersebut.Proses
86
Sadia. Pengembangan kemampuan berfikir formal siswa SMA melalui penerapan model pembelajran problem based learning san cycle learning dala pembelajaran fisika. Pendidikan dan
pengajaran. UNDHIKSA, 11: 1-20, 2007
87
Runi. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Konsep Pencemaran Lingkungan Di Kelas VII SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis,
Program Pasca Sarjana UPI Bandung. Unpublished, 2005
pencarian informasi dalam rangka memecahkan masalah inilah yang nantinya akan membantu
siswa dalam
membangun pengetahuannya
sekaligus dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Problem Based Learning dapat
membantu siswa dalam membuat keputusan terbaik dari proses berpikir kritis untuk menyelesaikan serangkaian masalah yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran
dan menemukan keterkaitan masalah yang telah dipecahkan dengan konsep materi yang harus mereka kuasai.
88
Nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol jika dibandingkan dengan tabel 1 satu yang terdapat didalam pembahasan dilatar belakang menujujkan bahwa
taraf nilai berfikir kritis siswa masih sangat kecil dan belum mencapai nilai rata-rata yang diharapkan. 40,00 sudah mencapai ketuntasan dan 60,00 belum mencapai
ketuntasan. Adapun jumlah persentasi nilai pada kelas eksperimen XI IPA 2 dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantukan media roda putar dari 35
siswa terdapat 31 siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal KKM atau sebesar 86 dan 4 siswa yang belum mencapai nilai KKM atau sebesar 14. Sedangkan
pada pesentasi nilai kelas kontrol XI IPA 3 dengan menggunakna direct instruction dari 35 siswa terdapat 14 siswa mencapai kriteria ketuntasan KKM atau sebesar
88
Risa hartati, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Implementasi Model
Problem Based Learning PblPada Pembelajaran Ipa Terpadu Siswa Smp. ISBN: 978-602-19655-8- 0, Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 SNIPS 2015 8 dan 9 Juni
2015, Bandung, Indonesia
41,85 dan 21 siswa lainya belum mampu mencapai kriteria ketuntasan atau sebesar 58,15 .
Berdasarkan penjelasan tersebut, penggunaan model Problem Based Learning berbantukan media roda putar pada kelas eksperimen memberikan pengaruh yang
terhadap keterampilan berfikir kritis siswa dibandingkan pada kelas kontrol yang menggunakan model direct instruction pada proses pembelajaran. Hal tersebut sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Susanto dalam Probem Based Learning, siswa akan memiliki pengalaman memecahkan masalah yang dapat
menumbuhkan beberapa kompetensi dari dalam diri siswa. Pemecahan masalah dapat memunculkan kemampuan berpikir kritisnya dalam menyelesaikan persoalan
kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
89
Peningkatan keterampilan berfikir kritis pada kelas ekperimen dikarenakan menggunakan model Problem Based Learning berbantukan media roda putar, yang
mana siswa berperan aktif dalam memilih permasalahan yang telah disediakan dan permasalahan tersebut berupa wacana. Dalam proses pembelajaran beralngsung siswa
dibentuk dalam 5 kelompok kemudian guru memilih salah satu perwakilan siswa untuk memutar roda putar tersebut dan kemudian memecahkan permasalahan tersebut
dengan mendiskusikan bersama teman kelompoknya, setelah mendapatkan jawaban, salah satu dari kelompoknya mempersentasikan hasil jawaban tersebut. Dalam situasi
89
Ahmad, Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
.
2013. h 121
seperti ini guru hanya berperan sebagi pengamat artinya guru tidak berperan penting dalam pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan sistem gerak pada manusia.
Sehingga siswa dituntut aktif dalam pemecahan suatu permasalahan. Pemecahan masalah dianggap sebagai tujuan, untuk mencapainya dibutuhkan
suatu kemampuan berpikir sebagai „alat’ yang bekerja untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu alat tersebut adalah kemampuan berpikir kritis yang erat
kaitannya dengan kegiatan ilmiah seperti mengkaji dan menganalisis suatu pengetahuan. Sehubungan dengan Problem Based Learning, penelitian yang sudah
dilakukan oleh Nadiah Wulandari, yang berjudul Pengaruh Problem Based Learning Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Mengatakan
bahwa kemampuan berfikir kritis sangat dibutuhkan dalam proses pemecahan masalah atau dalam penyelesaian masalah dan Problem Based Learning merupakan
sarana yang memicu proses berfikir kritis yang harus dimilki siswa.
90
Llingkungan atau suasana kela problem based learning memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan kamampuanya untuk menyesuaikan diri dan mengubah metode atau cara kedalam situasi dan mengubah suatu metode atau cara kedalam
situasi baru yang cocok. Kelas dengan menggunakan problem based learning secara khusus mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk belajar proses matematik
yang berkaitan dengan komunikasi, representasi, pemodelan, dan penalaran. Dalam menyelesaikan masalah membutuhkan pembelajar yang berfikir kritis, analisis,
90
Nadiah Wulandari, Pengaruh Problem Based Learning Dan Kemampuan Berpikir
Kriti
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Jambi:Tekno Pedagogy,2011 jurnal technology pedagogy vol.1 Maret 2001
menggunakan kognitif, reflektif dan mengambil keputusan. Kemampuan berfikir analitis yang dikembangkan akan membantu siswa mencapai prestasi belajar
maksimal.
91
Berbeda dengan kelas ekperimen, kelas kontrol yang menggunakan model direct instruction dimana guru menyiapkan siswa dalam proses belajar, guru
mendemonstrasikan pengetahuan sesuai materi yang akan dibahas, guru membimbing siswa untuk memulai proses belajar mengajar serta memberi penilaian kepada siswa
seadangkan siswa tidak berperan aktif dan hanya mendengarkan serta melakukan apa yang diinstruksikan oleh guru. Sehingga keterampilan berfikir kritis siswa pada kelas
kontrol lebih kecil dibandingkan pada kelas eksperimen karena model direct inctruction tidak mengharuskan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran
berlangsung. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ibrahim dan Nur mengatakan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah dikembangkan untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual.
92
Salah satu faktor penyebabnya adalah di dalam Problem Based Learning siswa digali kemampuan berpikirnya melalui mencari masalah, menganalisis
masalah, mempresentasikan dan menyajikan produk hasil. Dengan demikian jelas terlihat perbedaan antar kelas ekperimen dan kelas kontrol baik dari segi penggunaan
91
Median Agus Priadi, dkk. Pembelajaran Biologi Menggunakan Problem Based Learning Melalui Metode Eksperimen Laboratorium Dan Lapangan Ditinjau Dari Keberagaman Kemampuan
Berfikir Analitis Dan Sikap Peduli Lingkungan. Jurnal Inkuiri: ISSN:2252-7893, Vol 1, No 3, hal 217-226http;jurnal.pasca.uns.ac.id
92
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2010, h 69
model maupun keaktifan siswa tersebut. Dalam kelas esperimen siswa dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar berlangsung. Salah satu keunggulan dari model
Problem Based Learning ialah Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata, Siswa memiliki kemampuan membangun
pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar, Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok, Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi
ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka. Inilah yang menyebabkan kelas esperimen lebih aktif dibandingkan dengan kelas kontrol.
Allah berfirman dalam Al-Quran Al-Imran ayat 190-191 yang berbunyi :
ْ ْ ى ۟ ۢتياء ْي ف تْخ ضْ ْ ت ّ قْخ ىف
كْ ي ي ۭ ط ا تْق خ ضْ ْ ت ّ قْخ ىف
فتي ْ ج ى ع اۭد عق ۭ يق
ا ع قف ك حْس Artinya :
Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal, yaitu
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya
berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” QS. Ali-„Imran: 190-191
penjelasan bahwa dengan demikian bahwa sesungguhnya manusia dituntut untuk
berfikir dalam proses penciptaan langit dan bumi, dalam arti disini bahwa siswa harus dituntut berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Pada kelas kontrol yang menggunakan model direct instruction, siswa kurang aktif baik dalam menjawab pertanyaan, memutuskan suatu tindakan, mengajukan
pertanyaan kepada guru dan berinteraksi dengan orang lain masih sangat rendah. Sehingga siswa kurang memahami materi yang telah disampaikan dan mengakibatkan
rendahnya keterampilan berfikir kritis yang dimiliki oleh siswa tersebut. Banyak siswa yang tidak fokus pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran, pada saat
guru bertanya kembali mengenai materi yang sudah disampaikan masih banyak siswa yang tidak menjawab dan hanya diam saja ketika ditanya. Sesuai dengan
penelitian sebelumnya bahwa siswa yang pembelajaranya menggunakan model direct instruction kurang aktif dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model
pembelajran Problem Based Learning berbantukan media roda putar. Selain keterampilan berfikir kritis, peneliti juga menilai sikap ilmiah yang dimiliki oleh
siswa. dengan merujuk indikator sikap ilmiah yang dikembangkan oleh Arthur A Carin yaitu: Ingin Tahu, Mengutamakan Bukti, Bekerja Sama, Skeptistidak mudah
menyerah, dan Toleransi. Indikator dari Sikap ilmiah siswa tersebut diturunkan menjadi pertanyaan dalam bentuk angket. Angket tersebutlah yang akan digunakan
untuk menguji tingkat sikap ilmiah siswa dalam proses penelitian berlangsung. Dalam menilai sikap ilmiah siswa digunakan angket sikap ilmiah, yang selanjutnya
nilai sikap ilmiah yang telah diperoleh akan dikonvesikan dalam bentuk norma-norma terdiri dari empat kategori berdasarkan rentang nilainya yaitu sangat baik, baik, cukup
dan kurang. Hal ini bertujuan untuk menterjemahkan nilai sikap ilmiah yang berbentuk angka menjadi nilai norma sebab salah satu variabel penelitian ini adalah
untuk mngetahui sikap ilmiah. Sikap ilmiah pada setiap pertemuan semakin baik dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Disebabkan karena dalam proses pembelajaran
menggunkan media roda putar dan model pembelajaran yang menggunakan Problem Based Learning, sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan Fakhrudin, yang
mengungkapkan bahwa sikap ilmiah ada karena pada setiap kelompok bersaing dan termotivasi untuk mendpatkan nilai yang tinggi selain itu juga penggunaan media dan
model pembelajaran sangat mempengaruhi sikap ilmiah yang dimilki oleh siswa tersebut.
93
Gaya belajar merupakan salah satu faktor internal yang dimungkinkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Gaya belajar adalah kombinasi dari
bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur dan mengolah informasi. Seseorang yang memahami gaya sendiri, akan mampu mengambil langkah-langkah
penting untuk membantu dirinya belajar lebih cepat dan mudah, sikap ilmiah bisa dilihat bagaimana cara gaya belajar siswa tersebut.
94
Proses penyelidikan atau penemuan yang memiliki langkah-langkah kerja ilmiah untuk membentuk karakteristik saintis dan sikap ilmiah siswa dengan beranjak
mempelajari konsep-konsep, fenomena dan fakta-fakta yang terjadi di jagat raya. Jadi
93
Fakhrudin. Sikap Ilmiah Siswa Dala Pembelajaran Fisika Dengan Penggunaan Media Computer Melalui Model Kooperatif Tipe Stad Pada Siswa Kelas X SMA NEGERI BANGKINANG
BARAT. Jurnal Geliga Sains, 41, 18-22, 2010. ISSN 1978-502X
94
M.P. Restami
.
Pengaruh Model Pembelajaran Poe Predict-ObserveexplaintTerhadap Pemahaman Konsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan GaneshaProgram Studi IPA Volume 3 Tahun 2013
dalam pembelajaran, siswa terlibat secara mental dan secara fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Dengan kata lain, para siswa menjadi terbiasa
berperilaku sabagai saintis sehingga secara tidak langsung akan terbentuk sikap ilmiah seperti objektif, kreatif, ingin tahu, menghargai pendapat orang lain, disiplin,
tanggung jawab, kerja sama dan percaya diri.
95
Perkembangan fisik serta psikologis siswa. Partisipasi siswa di dalam kelas akan mempengaruhi proses pembelajaran itu sendiri, dimana dengan partisipasi yang
tinggi akan tercipta suasana pembelajaran yang efektif.
96
sesuai dengan pendapat Mulyasa dalam teorinya yang menyata kan bahwa dari segi proses, pembelajaran dan
pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh nya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik,
mental, maupun maupun sosial dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran IPA, faktor sikap ilmiah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA adalah pendirian atau kecenderungan pola tindakan terhadap suatu stimulus tertentu yang selalu berorientasi pada ilmu
pengetahuan dan metode ilmiah.
97
95
Mariani Natalia, dkk
.
Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Viii7 Smp Negeri 14 Pekanbaru
Tahun Ajaran 20122013. Jurnal Jurnal Biogenesis, Vol. 9, Nomor 2, Februari 2013
96
Suciati, Dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Siklus Belajar Hipotetik-Deduktif Dengan Setting 7e Terhadap Hasil Belajar Ipa Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Siswa Smp. e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Volume 4 Tahun 2014
97
Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011
Siswa yang memiliki sikap ilmiah yang baik akan selalu terdorong untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajarnya meningkat.
Allah berfirman dalam Al- Quran Al’araf ayat 10 yang berbunyi :
نو كشت ام ايلق شياعم ا يف مكل انلعجو أا يف مكانكم دقلو
Yang artinya : “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu sumber penghidupan
”Al A‟raf ayat 10. Penjelasan dari ayat diatas bahwa sikap ilmiah harus didasari dari beberapa faktor
yaitu salah satunya adanya data-data sebagai sumber dasar penulisan, data-data tersebut dapat dilacak, ketelitian dan kerapian, mengandung kebenaran, keobjektifan
penulis, rasional, uraian yang logis, luas pandangan, ditinjau dari berbagai sumber data, sikap kritis, analistis, tidak hanya bersifat deskriptif, adanya masalah, adanya
kesimpulan.
Faktor luar berupa model pembelajaran dapat saling berinteraksi dengan sikap ilmiah untuk mempengaruhi hasil belajar siswa.
98
Sejalan dengan pendapat Karhami dalam penelitianya mengungkapkan bahwa sikap merupakan hasil belajar individu melalui interaksi
dengan lingkungan sehingga sikap dapat dibentuk dan diubah melalui proses pendidikan, salah satunya melalui penerapan model-model dalam proses pembelajaran. Model
pembelajaran merupakan salah satu dorongan yang dapat merangsang siswa dalam proses pembentukan sikap ilmiahnya. Sikap ilmiah siswa tidak mempengaruhi model pembelajaran,
namun model pembelajaran dapat memfasilitasi sikap ilmiah siswa dalam menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Dengan sikap ilmiah yang tinggi dan didukung oleh model
98
Baharuddin. Peranan Keterampilan Intelektual, Sikap dan Pemahaman dalam Fisika terhadap Kemampuan Siswa. Jakarta: CV Rajawali, 1982
pembelajaran yang memfasilitasi sikap ilmiah siswa yang tinggi tersebut, maka akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa yang mempunyai sikap ilmiah yang tinggi akan aktif
menggunakan segenap pengetahuan untuk menemukan jawaban atau kesimpulan dari permasalahan yang diberikan, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
99
Sesuai dengan pendapat Brotowidjoyo dalam penulisan krya ilmiahnya yang menyatakan bahwa
orang yang memiliki sikap ilmiah tinggi adalah orang yang memiliki: sikap ingin tahu, yang diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal, dan sikap kritis, diwujudkan
dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya baik dengan cara bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca.
100
Model Problem Based Learning ini sangat sesuai dalam meningkatkan sikap ilmiah tinggi bagi siswa dalam proses pembelajaran dimana dalam model ini
mengutamakan dalam pemecahan masalah dan berfikir secara kritis dan kemandirian dalam mengemukakan pendapat. pembelajaran Problem Based Learning mendorong
terjadinya proses pembelajaran dengan hasil belajar yang optimal. Selain itu proses pembelajaran Problem Based Learning berlangsung dengan baik, tahapan
pembelajaran Problem Based Learning menjadikan siswa berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran. pembelajaran Problem Based Learning dapat memberikan
kondisi belajar aktif kepada siswa dimulai oleh adanya masalah kemudian siswa
99
Karhami. “Sikap Ilmiah sebagai Wahana Pengembangan Unsur Budi Pekerti Kajian
melalui sudut pandang pengajaran IPA ”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 27, tahun ke-6,
November 2000.
100
Brotowidjoyo, M. D. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika Presindo,1985
memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang perlu mereka ketahui untuk memecahkan masalah tersebut.
101
Perhitungan angket sikap ilmiah siswa pada kelas eksperimen jika dikonvensasikan dalam penilaian sikap ilmiah diketahui memiliki nilai rat-rata baik.
Sedangkan rata-rata nilai sikap ilmiah siswa pada kelas kontrol jka dikonvensasikan dalam bentuk penilaian sikap maka memiliki sikap ilmiah dengan kategori cukup
baik. Dengan demikian dinyatakan bahwa pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantukan media roda putar memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap sikap ilmiah siswa. Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Roestiyah N K yang menyatakan bahwa proses
pembelajaran problem based learning terhadap sikap ilmiah mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
102
Berdasarkan hasil uji hipotesis data sikap ilmiah dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah yang diajarkan dengam model problem based learning berbantukan
media roda putar lebih tinggi dari pada kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran direct instruction. Model problem based learning lebih memunculkan
sikap ilmiah siswa dilihat dari ketika siswa tersebut berusaha mencari tahu jawaban pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada siswa, kemudian memunculkan sikap
101
Desi handayani. Pengaruh problem based learning terhadap hasil belajar ipa siswa kelas VIII SMP N 1 TERAS, boyolali semester genap tahun ajaran 20152016. Publikasi ilmiah : universitas
muhamadiyah, 2016
102
Roestiyah N.K, StrategiBelajar MengajarSalah Satu Unsur Strategi Belajar Mengajar Teknik Penyajian Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008. h 75
bekerjasa sama dalam arti tidak selalu merasa benar, selalu menerima saran dari teman dalam kelompok, toleransi yang ditanamkan yaitu peduli terhadap lingkungan
sekitarnya, tidak mudah menyerah dalam arti ketika siswa dituntut untuk memecahkan permasalah dalam materi sistem gerak pada masnusia, siswa tersebut
tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah tersebut dan selalu mengutamakan bukti ketika ingin menjawab permsalahan dengan kata lain tidak
menerka-nerka dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan sistem gerak pada manusia. Sehubungan dengan pendapat yang dikemukan oleh Andi
Wahyudi bahwa Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang melatih siswa menemukan konsepnya sendiri berdasarkan masalah nyata dari
kehidupan dengan keterampilan penyelidikan sehingga model tersebut merupakan model yang paling tinggi levelnya. Sintaks model Problem Based Learning yang
terdiri dari lima aspek yaitu penyajian masalah, mengorganisasi siswa meneliti, membantu investivigasi siswa, memamerkan hasil karya dan evaluasi pemecahan
masalah. Sintaks tersebut membuat Guru berperan dalam membimbing siswa melakukan penyelidikan, bukan memberikan konsep kepada siswa. Sehingga
meununtut siswa dalam proses pembelajaran yang mengarah kepada sikap yang dimiliki oleh siswa tersebut seperti yang telah diuraikan dalam sintaks.
103
Indikator sikap ilmiah yang paling menonjol ialah mengutamakan bukti, rasa ingin tahu dan bekerja sama, dimana dalam hal tersebut siswa dituntut untuk selalu
103
Andi, Wahyudi. Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Sma Negeri Jumapolo Tahun Pelajaran 20132014, ISSN:
2252-6897, Volume 4,Nomor 1 April 2015 Halaman 5-11
memiliki sikap ilmiah yang mana telah disebutkan sebelumnya terutama dalam mengutamkan bukti. Siswa dituntut untuk selalu berkata jujur dan bersikap saling
tolong menolong dalam arti bekerja sama dalam satu kelompok. Telah dijelaskan dalam Al-quran surat At-taubah ayat 119 yang berbunyi :
نيقدـصل عم اونوكو هلل اوقت اونماء نيذل اہيأٓـي ١١٩
Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. Qs- At-Taubah : 119.
104
Ayat diatas menjelaskan tentang Berlaku jujur dengan perkataan dan perbuatan, mengandung makna, berkata harus sesuai dengan yang sesungguhnya, dan
sebaliknya jangan berkata yang tidak sesuai dengan yang sesungguhnya. Dan perkataan itu disesuaikan dengan tingkah laku perbuatan. Sikap jujur, merupakan
salah satu fadhilah yang menentukan status dan kemajuan perseorangan dan msyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah satu sendi kemaslahatan
dalam hubungan antara manusia. Pada proses pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning
berbantukan media roda putar dikelas eksperimen siswa terlihat lebih aktif. Keaktifan siswa tersebut ditunjukan melalui adanya intertaksi guru dan siswa saat proses
pembelajaran berlangsung dilihat dengan banyaknya siswa memberikan pertnyaan ketika belum memahami materi, antusias dalam memberikan jawaban, dan banyak
104
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Atau Penafsir Al-Quran, Jakarta: PT. Intermasa., h 300
aktif dalam kegitan kelompok diskusi. Siswa tidak sungkan untuk bertanya kembali dan mengemukakan pendapatnya.
Berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas kontrol yang menggunakan model direct instruction, suasana kelas terlihat sangat pasif dan tidak banyak siswa
yang bertanya. Hal tersebut karena kelas didominasi oleh penjelasan guru ketika guru bertanya atau meminta siswa untuk bertanya atau meminta siswa untuk bertanya
hanya beberapa siswa yang dapat menjawab atau bertanya kepada guru. Cara belajar dengan mengunakan ceramah dari guru memang merupakan salah satu wujud
interaksi pengajaran. Tetapi, belajar hanya dengan mendengarkan saja, patut diragukan efektivitasnya
105
, belajar akan menjadi lebih efektif jika melalui pembelajaran
penyelidikan, yaitu
diawali dengan
penyelesaian masalah,
menghasilkan hipotesis dan mengevaluasi data sampai nenyimpulkan sendiri, melalui tahap tersebut siswa akan terlatih untuk berpikir kristis dan bersikap ilmiah.
106
Berdasarkan hal tersebut sangat mempengaruhi sikap ilmiah siswa, karena guru akan kesulitan untuk menilai sikap ilmiah yang dimiliki siswa. Melalui nilai sikap ilmiah
yang dijawab memlalui angket sikap ilmiah memiliki nilai yang kurang memuaskan karena siswa masih kurang percaya diri. Sikap kurang percaya diri ini lah yang
membuat siswa asih tergolong kedala sikap ilmiah dalam kategori rendah.
105
Putri, F. M. Pengaruh Penerapan Kombinasi Metode Inkuiri dan Pengajaran Timbal Balik terhadap Capaian Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Dinamika
Partikel.Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia, 2013
106
Jacobsen. Method for Teaching. Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2009
Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan berfikir kritis siswa dan sikap ilmiah yang menggunakan model Problem Based Learning berbantukan media
roda putar lebih tinggi dari pada keterampilan berfikir kritis dan sikap ilmiah pada kelas yang menggunakan model pembelajaran direct instruction. Telah dijelas kan
sebelumnya bahwa salah satu penggunaan model pembelajaran direct instruction adalah proses pembelajaran yang berpusat pada guru teacher centered, sedangkan
siswa hanya duduk, diam, dengar, catat dan hafalkan bersifat pasif serta hanya melakukan kegiatan melalui perbuatan pendidik, sehingga dapat mempengaruhi
keterampilan berfikir kritis dan sikap ilmiah siswa karena siswa hanya sebagai penerima pengetahuan pasif, penekanan penerimaan pengetahuan oleh siswa bukan
pada proses pencarian dan kontruksi pengetahuan pada diri siswa. hasil post tes pada kelas eksperien dan kontrol sanga berbeda yaitu kelas ekperimen memilki nilai rata-
rata sebesar 77,9 sedangkan bilai rata-rata pada kelas kontrol hanya mencapai sebesar 67,3 . Dari hasil penelitian tersebutlah terlihat bahwa perbedaan dari kedua
kelas yang di beri perlakuan maupun yang tidak diberi perlakuan. Pada model Problem Based Learning berbantukan media roda putar, siswa
dituntut untuk aktif dan diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat dan bertanya,
fokus terhadap
apa yang
dihadapi, sehingga
siswa mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata tidak hanya dalam ruang lingkup sekolah saja, siswa mampu memberikan keputusan dan mempertimbangkan kredibilitas
sumber. Dengan diberikan beberapa permasalahan berbantukan media roda putar, siswa lebih memahami materi pembelajaran yang mempengaruhi keterampilan
berfikir kritis dan sikap ilmiah yang dimilki siswa tinggi karena siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Kelebihan metode Problem Based Learning adalah keaktifan siswa, pembahasan materi yang meluas dan diskusi yang memberikan semangat dalam
pembelajaran. Berdasarkan pengamatan dalam eksperimen, metode Problem Based Learning mampu melatih kemampuan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan
masalah, kerjasama, mengungkapkan pendapat secara tertulis dan lisan. Berdasarkan hasil penelitian, metode Problem Based Learning menghasilkan rata-rata nilai hasil
belajar yang lebih tinggi, dibandingkan dengan kelas kontrol. Sesuai dengan yang yang telah dilakukan oleh Sudarman, dalam penelitianya Problem Based Learning :
Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan masalah. bahwa Problem Based Learning ini memiliki keunggulan
yaitu Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata, Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri
melalui aktivitas belajar, pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubunganya pada saat itu tidak perlu dipelajari oleh siswa. Kegiatan ini
mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi, terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
107
Berdasarkan keunggulan yang dimilii oleh model Problem Based Learning inilah tentu mampu menciptakan hasil
belajar siswa lebih baik.
107
Log-cit h 25
Keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan peneliti telah dilaksanakan semaksimal mungkin sesuai dengan sintak-sintak model Problem Based
Learning yang dilakukan oleh peneliti. Disamping keunggulan tentunya terdapat pula kelemahan yang dimiliki oleh model problem based learning yaitu salah satunya ialah
keberhasilan strategi pembelajaran melalui Problem Based Learning membutuhkan persiapan dan dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi
terjadi kesulitan dalam pembagian tugas. Hali ini terlihat pada saat penelitian dilaksanakan pada pertemuan pertama. Penelitian yang dilakukan pada pertemuan
kondisi kelas masih belum kondusif karena butuh persiapan ketika proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning akan dilaksanan.
Pada pertemuan pertama terlihat bahwa masih belum terjadi interaksi guru dan siswa dikarenakan siswa masih belu percaya diri dengan apa yang telah dikerjakan bersama
teman kelompoknya dengan kata lain pada masih belum memiliki rasa percaya diri yang tinggi yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung, hanya ada
beberapa siswa saja yang mampu berinteraksi dengan yang lainnya. Pertemuan selanjutnya sudah mulai terjadi beberapa peningkatan dalam
proses kegitan pembelajaran berlangsung yaitu terlihat bahwa dengan siswa mulai terlatih rasa percaya diri, mampu mengemukaan pendapatnya dan mampu
mengemukakan pendapatnya tentang materi yang berkaitan dengan penemuan baru. Kegiatan proses pembelajaran berlangsung dalam perteuan selanjutnya Siswa mulai
terbiasa dengan metode yang digunakan oleh guru sehingga siswa lebih antusias dan mampu menyampaikan materi yang telah dipelajari dengan fenomena atau penemuan
baru, dengan kata lain keaktifan baik dari segi keterampilan berfikir kritis maupun sikap ilmiah mulai terlihat dari pertemuan sebelumnya yang telah dilkukan, dari yang
tidak aktif menjadi aktif dari yang tidak mau tau menjad ingin tahu. Tentunya kegiatan itu menunjukan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.
Kelemahan lain penelitian ini adalah dalam penilaian sikap ilmiah. Sikap ilmiah siswa kelas kontrol dan kelas ekperimen sebenarnya tidak jauh berbeda. Pada
pertemuan pertama sikap ilmiah belum terlihat karena siswa masih belum memili beberapa rasa ingin tahu terhadapa penemuan baru yang berkaitan dengan mata
pelajaran siste gerak. Pertemuan selanjutnya sikap ilmiah yang dimilki oleh siswa mulai terlihat dengan adanya diskusi atau kerja kelompok yang mana pada indikator
sikap ilmiah bahwa memiliki rasa bekerja sama antar sesama teman kelompok. Dari beberapa indicator sikap ilmiah hamper semuaindikatornya dimiliki oleh siswa pada
saat kegiatan proses belajar berlangsung. Dapat dilihat dari hasil penilaian sikap ilmiah, bahwa pada kelas kontrol juga memilki nilai sikap ilmiah yang baik,
sedangkan pada kelas eksperimen rata-rata nilai sikap ilmiah adalah baik namun tidak mencapai nilai sikap tertinggi yaitu dalam kategori sangat baik yang diharapkan oleh
peneliti. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan beberapa faktor, antara lain siswa masih banyak yang kurang percaya diri dalam mengisi angket sikap ilmiahnya sebagai nilai
sikap ilmiah yang dimilikinya sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil perhitungan nilai sikap ilmiah siswa pada lampiran.
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP