Pengaturan BUMD dalam Hukum Positif di Indonesia

BAB III PENGADAAN BARANGJASA PADA BUMD

A. Pengaturan BUMD dalam Hukum Positif di Indonesia

Secara normatif, ketentuan Pasal 33 UUD 1945, sering dipahami sebagai system ekonomi yang layak dipakai oleh bangsa Indonesia. Pada Pasal 33 ayat 1 misalnya, menyebutkan bahwa perekonomian nasional disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan. Asas ini dapat dipandang sebagai asas bersama kolektif yang bermakna dalam kontek sekarang yaitu persaudaraan, huanisme, dan kemanusian.Artinya ekonomi tidak diandang sebagai wujud sistem persaingan liberal ala Barat, tetapi ada nuansa moral dan kebersamaannya, sebagai refleksi dari tanggung jawab sosial. Pasal ini dianggap menjadi dasar dari ekonomi kerakyatan. 8 Jika dicermati, maka keseluruhan norma dalam Pasal 33 UUD 1945 dewasa ini ternyata tidak dekat dengan ide pasar, efisiensi globalisasi, beberapa istilah lebih dekat dengan paham sosial demokrasi, misalnya kebersamaan,berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan kemandirian. Nilai-nilai itu muncul sebagai reaksi terhadapperkembangan ekonomi global. Bahkan di dalam ayat 4 disebut juga “ demokrasi ekonomi”. Istilah ini sebenarnya merupakan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dengan usaha bersama 8 Didik J. Rachbini, Ekonomi Politik : Kebijakan dan Strategi Pembangunan, Jakarta, Granit, 2004. hlm 27 berdasarkan kekeluargaan. Secara prinsip, asas inilah yang menjadi substansi utama dari sistem ekonomi Pancasila 9 Dalam hal ini sistem ekonomi harus mendukung pembangunan sistem hukum secara positif, agar sistem hukum itu dapat lebih mendukung pembangunan sistem ekonomi nasional. Salah paham yang sering dijumpai seolh- olah Hukum Positif Indonesia, yaitu hukum yang berlaku di Indonesia pada saat ini sudah merupakan Hukum Nasional, sekalipun hukum itu baik UU, Pertauran Daerah,dll. bertentangan dengan Konstitusi, terutama bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mencabut pemberlakuan dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka Badan Usaha Milik Daerah dapat dibentuk oleh peraturan daerah. Peraturan Daerah Kota Medan Penuh tentang Badan Usaha Milik Daerah perlu mendapat prioritas dalam penyelesaiannya, mengingat bahwa pembentukan Perda sangat dibutuhkan dalam memberikan kepastian hukum bagi kegiatan pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah, yang diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap Pendapatan Asli daerah, sehingga pembangunan untuk kemajuan daerah dapat dilaksanakan dengan baik. BUMD adalah sebuah badan usaha yang mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian Daerah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Badan Usaha Milik Daerah merupakan salah satu pelaku kegiatan 9 http:adisulistiyono.comdownloadsOrasi-Ilmiah-20GB-Hukum-Ekonomi.pdf, di akses 13 Januari 2015 ekonomi dalam perekonomian Daerah berdasarkan demokrasi ekonomi. Peran Badan Usaha Milik Daerah dalam perekonomian daerah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat belum optimal. BUMD ikut berperan menghasilkan barang dan atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat. Peran BUMD dirasakan semakin penting sebagai pelaporan dan atau perintis dalam sektor-sektorusaha yang belum diminati usaha swasta. Disamping itu, BUMD juga mempunyi peran strategis sebagai pelaksana pelayan publik, penyeimbang kekuatan–kekuatan swasta besar, dan turut membantu pengembangan usaha kecilkoperasi. Pentingnya penataan yang berkelanjutan atas pelaksanaan peran BUMD dalam sistem perekonomian daerah, terutama upaya peningkatan kinerja dan nilai value perusahaan, terutama yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum. Terdapat indikasi baha upaya-upaya penyehatan restrukturisasi usaha oleh masing-masing Badan Usaha belum terlaksana secara optimal, baik karena kendala internal maupun eksternal. Menyadari bahwa upaya-upaya penyehatan merupakan salah satu langkah strategis dalam memperbaiki kinerja usaha dan keuangan Badan Usaha, maka perlu dilakukan akselerasi atau percepatan terhadap upaya-upaya penyehatan Badan Usaha. Untuk itu dalam setiap Badan Usaha akan dibentuk Tim Akselerasi Penyehatan Badan Usaha yang melibatkan wakil-wakil dari Pemegang Saham maupun Badan Usaha itu sendiri. Akselerasi penyehatan Badan Usaha tersebut dimaksudkan untuk mempercepat proses value creation melalui, restrukturisasi usaha bisnis, keuangan, manajemen dan organisasi, merger dan akuisisi, kerjasama usaha antar Badan Usaha, atau likuidasi, divestasi dan privatisasi serta spin off terhadap non core competence business dan non- performance. Transparansi dalam pengelolaan Badan Usaha merupakan pra kondisi yang penting untuk meningkatkan kinerja Badan Usaha dan merupakan kunci keberhasilan dalam menciptakan lingkungan bisnis yang tepat. Dengan penerapan prinsip-prinsip good corporate governance dalam pembinaan dan pengelolaan Badan Usaha diharapkan semua pihak akan memiliki acuan yang sama dalam pengelolaan usaha. Dalam kenyataannnya, walaupun BUMD telah mencapai tujuan awal sebagai pendorong perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, namun tujuan tersebut dicapai dengan biaya dengan relatif tinggi. Kinerja perusahaan dinilai belum memadai, BUMD belum sepenuhnya dapat menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi bagi masyarakat dengan harga terjangkau serta belum mampu berkompetisi dalam persaingan bisnis. Peningkatan produktivitas dan efisiensi BUMD dapat dilakukaan dengan cara restruktrusisasi dan privatisasi perusahaan. Restrukturisasi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka penyehatan BUMD yang merupakan salah satu langkah strategis untuk memperbaiki kondisi internal perusahaan guna memperbaiki kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan. Restrukturisasi, dimaksudkan bagi perusahaan yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum. Sedangkan bagi BUMN yang tujuannya memupuk keuntungan dan bergerak dalam sektor yang kompetitif didorong untuk privatisasi. Oleh sebab itu, privatisasi hanya dapat dilakukan terhadap BUMD yang berbentuk Persero.: Privatisasi adalah penjualan saham Persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi daerah dan masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat Privatisasi seharusnya diberi batasan sehingga tidak merugikan kepentingan masyarakat. Privatisasi juga harus menguntungkan bagi pemerintah dan masyarakat daerah dan masyarakat Indonesia, selain itu mampu meningkatkan kinerja BUMD, dalam pengelolaannya mampu menerapkan prinsip prinsip good governance, 10 BUMD itu bukan untuk menghabiskan Anggaran Daerah tetapi BUMD itu harus mampu mandiri dan mampu menjadi mesin uang untuk menambah Pendapatan Daerah PAD. Peran pemerintah juga sangat diharapkan untuk memantau serta mengawasi dan membuat aturan untuk melindungi hasil pendapatan BUMD sehingga tidak adanya celah untuk korupsi yang membuat BUMD bangkrut. dan peningkatan kinerja BUMD bukan hanya pada jangka pendek, akan tetapi untuk jangka panjang dan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah PAD sehingga daerah mampu lebih mandiri dalam memanagement keuangan daerah serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu sangat diharapkan peran BUMD Badan Usaha Milik Daerah mampu menambah pendapatan masyarakat juga dan banyaknya melakukan promosi-promosi ke luar daerah atau mancanegara sehingga dapat terwujud BUMD yang mampu bersaing dan layak untuk diperhitungan dan mampu juga mengurangi tingkat penganguran di daerah sehingga terlihat hasil kinerja dan dampak BUMD itu. 10 http:www.yarsi.ac.idberita49-smart-stories169-fh.html Istilah BUMD terdapat didalam Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, Pasal 84 undang-undang tersebut menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah mendirikan BUMD, didirikan dengan Peraturan Daerah. Ketentuan tersebut belum memberikan definisi yang jelas tentang BUMD. Selanjutnya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 dirubah dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, undang- undang ini juga belum memberikan definisi yang tegas tentang defenisi BUMD, namun pada Pasal 177 undang-undang tersebut juga bahwa Pemerintah Daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, danatau pembubarannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Kedua perundang-undangan diatas tidak memberikan definisi maupun batasan yang jelas tentang BUMD. Sebenarnya jika merujuk pada Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahan Daerah, Undang-undang ini memberikan definisi yang jelas tentang Perusahaan Daerah, Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 menyebutkan” bahwa Perusahaan Daerah ialah semua perusahaan yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang.” BUMD merupakan perusahaan yang modalnya seluruhnya atau sebahagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, sehingga Perusahaan Daerah juga merupakan BUMD. Ketentuan didalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tersebut memberikan batasan tentang BUMD atau Perusahaan Daerah, dinyatakan bahwa BUMD merupakan perusahan yang modalnya berasal dari kekayaan Pemda yang dipisahkan, kekayaan daerah yang dipisahkan dapat diartikan sebagai kekayaan daerah yang dilepaskan dari penguasaan umum yang sebagai kekayaan daerah yang dilepaskan dari penguasaan umum yang semua pertanggungjawabannya melalui angaran belanja daerah yang kemudian setelah dipisahkan menjadi modal BUMD akan dipertanggung jawabkan tersendiri. 11 Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah salah satu Badan Usaha milik daerah BUMD yang merupakan peralihan dari Dinas Pasar kotamadya Tk.II Medan yang ditetapkan berdasarkan keputusan Walikota No. 188 784 SK 1993. Dan pada awalnya dikelola berdasarkan Peraturan Daerah no. 15 Tahun 1992 Tentang pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan, kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Kota Medan No.08 tahun 2001 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan. Selanjutnya untuk melaksanakan Peraaturan daerah tersebut, diterbitkan keputusan Walikota nomor 28 Tahun 2001 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan. Sementara sebagai landasan manajemen didasari kepada Peraturan daerah Nomor 5 tahun 1997 tentang Status Badan Pengawas , Direksi, dan Kepegawaian Perusahaan Daerah dan Surat keputusan walikota Medan nomor 188.342SK1998 tentang pelaksanaan Peraturan Daerah no.05 tahun 1997 Jo, Surat keputusan Walikota Medan Nomor 14 Tahun 2004 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pasar kota Medan . Sebagai landasan operasional didasari kepada Peraturan Daerah no. 31 tahun 1993 tentang pemakaian tempat berjualan 11 Penjelasan Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. dan Surat Walikota Medan Nomor 188.342834SK1994 tentang pelaksanaan Perda No. 31 Tahun 1993 dan Surat keputusan Direksi PD. Pasar Kota Medan No 9741332PDPKM2003 tanggal 05 Maret 2003 tentang klasifikasi dan Besarnya tarif kontribusi pada pasar – pasar di wilayah tingkat II Medan yang di syahkan Badan Pengawas PD. Pasar Kota Medan dengan Surat Keputusan Badan Pengawas PD. Pasar Kota Medan No. 3604BP PD20003 tanggal 13 maret 2003.

B. Pengadaan BarangJasa pada BUMD