6. Membantu upaya Layanan Pengadaan Sistem Elektronik terhadap
masyarakat awam, agar dapat mengetahui Layanan Pengadaan Sistem Elektronik.
b. Secara Teoritis
1. Manfaat yang diharapkan Dapat Menjadi Pengembangan Ilmu hukum
khususnya di bidang hukum Ekonomi. 2.
Menambah Pengetahuan tentang Hukum Ekonomi 3.
Bermanfaat untuk penelitian yang berkaitan dengan Hukum Ekonomi
E. Keaslian Penulisan
Dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan di Fakultas Hukum USU berdasarkan hal ini lah timbul
keinginan penulis untuk membahas tentang Layanan Pengadaan Sistem Elektronik. ”Layanan Pengadaan Sistem Elektronik dalam Pengadaan barangjasa
pada BUMD di Kota Medan” yang diangkat menjadi judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum USU. Penyusunan ini berdasarkan hasil
pemikiran dan ide sendiri yang didasarkan pada referensi daribuku-buku, artikel- artikel, serta informasi dari media cetak maupun elektronik, dan bantuan dari
berbagai pihak.
F. Tinjauan Pustaka
1. Definisi e-procurement
Beberapa definisi e-procurement dari berbagai sumber yaitu: a.
Electronic Procurement e-procurement di definisikan sebagai penggunaan teknologi informasi untuk mempermudah business-to-
business B2B bertransaksi pembelian untuk bahanbarang dan jasa Wu et al, 2007.. Penerapan teknologi sistem informasi untuk memfasilitasi
proses pengadaan procurement secara terpadu merupakan fenomena yang terus mendapat perhatian dari para manajer, bahkan secara khusus
menjadi bahan kajian akademik. b.
Menurut Kantor Manajemen Informasi Pemerintah Australia Australian Government Information Management, AGIMO: e-procurement
merupakan pembelian antar-bisnis business-to-business, B2B dan penjualan barang dan jasa melalui internet.
c. Menurut daftar kata X-Solution: e-procurement merupakan sebuah istilah
dari pengadaan procurement atau pembelian secara elektronik. E- procurement merupakan bagian dari e-bisnis dan digunakan untuk
mendesain proses pengadaan berbasis internet yang dioptimalkan dalam sebuah perusahaan. Eprocurement tidak hanya terkait dengan proses
pembelian itu saja tetapi juga meliputi negosiasi-negosiasi elektronik dan pengambilan keputusan atas kontrak-kontrak dengan pemasok. Karena
proses pembelian disederhanakan dengan penanganan elektronik untuk tugas-tugas yang berhubungan dengan operasi, tugas-tugas yang
berhubungan dengan stategi dapat diberi peran yang lebih penting dalam proses tersebut. Pengadaan barangjasa mengandung pengertian adanya
transaksi, sehingga diperlukan adanya persyaratan yaitu adanya identitas, kesepakatan, pertukaran dokumen dan pengesahan. Untuk itu dalam
transaksi elektronik diperlukan: a.
Identitas, mencakup user ID dan password b.
Pengamanan sistem terhadap registered and authorized client, aplikasi dan kelancaran komunikasi transfer data
c. Alat pengesahan administrasi, seperti materai digital dan tanda tangan
digital
2. Pengertian dan Istilah
a. Pengadaan BarangJasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan
pengadaaan BarangJasa adalah kegiatan untuk memperoleh BarangJasa oleh KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat DaerahInstitusi
lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh BarangJasa.
b. Pengguna BarangJasa adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan
Barang danatau Jasa milik NegaraDaerah di masing-masing KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat DaerahInstitusi lainnya
KLDI. c.
Pengguna Anggaran adalah Pejabat pemegang kewenangan pengguna anggaran KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah atau
Pejabat yang disamakan pada institusi lain Pengguna APBNAPBD.
d. Unit Layanan Pengadaan ULP adalah unit organisasi Pemerintah yang
berfungsi melaksanakan Pengadaan BarangJasa di KLDI yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.
e. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki sertifikat Keahlian
Pengadaan BarangJasa yang melaksanakan Pengadaan BarangJasa. f.
Penyedia BarangJasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan BarangPekerjaan KonstruksiJasa KonsultansiJasa Lainnya.
g. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. h.
Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang. i.
Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia BarangPekerjaan KonstruksiJasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh
semua Penyedia BarangPekerjaan KonstruksiJasa Lainnya yang memenuhi syarat.
j. Pengadaan secara elektronik atau e-procurement adalah Pengadaan
BarangJasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
k. Layanan pengadaan secara elektronik LPSE adalah unit kerja KLDI
yang dibentuk untuk menyelenggarakan system pelayanan pengadaan BarangJasa secara elektronik
l. E-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia BarangJasa yang
dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia BarangJasa yang terdaftar pada system pengadaan secara elektronik
dengan cara menyampaikan 1 satu kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan.
3. Prinsip Pemilihan Penyedia Barang dan Jasa Secara Elektronik
Prinsip pemilihan penyedia barang dan jasa secara elektronik sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yaitu:
a. Efisien, berarti pengadaan barangjasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah
ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum.
b. Efektif, berarti pengadaan barangjasa harus sesuai dengan kebutuhan dan
sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar- besarnya.
c. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan
barangjasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh penyedia barangjasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.
d. Terbuka, berarti pengadaan barangjasa dapat diikuti oleh semua penyedia
barangjasa yang memenuhi persyaratankriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas.
e. Bersaing, berarti pengadaan barangjasa harus dilakukan melalui
persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin penyedia barangjasa yang setara dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat diperoleh
barangjasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam pengadaan
barangjasa. f.
Adiltidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barangjasa dan tidak mengarah untuk member
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.
g. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait
dengan pengadaan barangjasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan
G. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam mengembangkan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan oleh karena penelitian
bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Dalam penulisan karya ilmiah, data adalah merupakan dasar utama,
karenanya metode penelitian sangat diperlukan dalam penyusunan skripsi. Oleh karena itu dalam penyusunan skripsi ini penulis menyusun data dengan
menghimpun data yang ada referensinya dengan masalah yang diajukan. Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah gabungan antara yuridis normatif dan
yuridis empiris. Metode yuridis normatif adalah penelitian yang mempergunakan
sumber data sekunder atau penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka, sedangkan metode penelitian yuridis empiris adalah penelitian
hukum yang memperoleh data dari sumber data primer.
3
Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah: 1.
Bahan hukum primer, terdiri dari: a.
Norma atau kaedah dasar b.
Peraturan dasar c.
Peraturan perundang-undangan tentang pengadaan barang dan jasa beserta peraturan-peraturan terkait lainya seperti Peraturan Presiden
Perpres Nomor 54 tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan jasa 2.
Bahan Hukum Sekunder, seperti : hasil penelitian , laporan laporan, artikel, majalah, jurnal ilmiah, hasil hasil seminar, atau pertemuan yang relevan
dengan penlitian ini, artikel, majalah, dan jurnal ilmiah, hasil-hasil seminar atau pertemuan yang relevan dengan penelitian ini.
3. Bahan Hukum Tersier atau bahan hukum penunjang yang mencakup bahan
yang memberi petunjuk-petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus umum, kamus hukum serta bahan-bahan
primer, sekunder, dan tersier diluar bidang hukum yang relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini.
4
3 Soejono, dan H. Abdurrahman, 1997, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 56
Selanjutnya Situs Web juga menjadi bahan bagi penulisan skripsi ini sepanjang memuat informasi yang relevan dengan penelitian ini.
4 Bambang sunggono, 1998, Metode Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta hlm 195
Penelitian ini menggunakan cara pengumpulan data sebagai berikut: 1. Penelitian Kepustakaan Library Research
Dalam metode pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan ini maka penulis melakukan dari berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan judul
pembahasan, baik dari literature literatur ilmiah, majalah dan dari peraturan perundang-undangan. Data yang diperoleh melalui studi pustaka dikumpulkan dan
diurutkan kemudian diorganisasikan dalam satu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data dalam skripsi ini adalah analisis dengan cara kualitatif
yaitumenganalisis secara lengkap dan komprehensif keseluruhan data sekunder yang diperoleh sehingga dapat menjawab permasalah-permasalahan dalam skripsi
ini.
5
2. Penelitan Lapangan Field Research Penelitian lapangan ini penulis lakukan dengan menghubungkan langsung
dengan objek yang diteliti. Penelitian lapangan ini dilakukan pada lingkungan Perusahaan daerah Badan Usaha Milik Daerah yang ada di Kota Medan,
mengingat minimnya pelaksanan pengadaan barang dan jasa di Lingkungan BUMD Kota Medan, maka Penulis hanya berfokus pada satu BUMD Kota Medan
yaitu Perusahaan Daerah Pasar PD Pasar Kota Medan, yaitu dengan: a.
wawancara interview Wawancara interview adalah mengadakan interview yang dianggap
dapat mendapatkan datainformasi tentang sistem pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di lingkungan perusahaan daerah khususnya Perusahaan Daerah Pasar
5 Ronny Hanitjo Seomitro,1982, Metode Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 93.
Kota Medan, dengan melaksanakan Wawancara kepada bapak M Yusuf Lubis, SE Yang menjabat Bagian Umum Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan.
b. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan
mencari informasi berdasarkan dokumen-dokumen yang ada pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan PD Pasar
3. Analisis data Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Metode
kualitatif adalah yang bersifat menyeluruh dan merupakan kesatuan yang bulat holistic yaitu penelitian dengan menganalisis data yang diperoleh secara
mendalam dari berbagai segi komprehensif. Menggunakan metode kualitatif ini dapat diharapkan mampu mengungkapkan keberadaan Layanan Pengadaan Sistem
Elektronik Di BUMD kota medan khususnya pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan.
Digunakannya metode kualitatif ini dengan berbagai pertimbangan: Pertama, hasil yang akan diperoleh lebih mendalam berdasarkan informasi yang
komprehensif, kedua menggunakan data yang bersifat subjektif dan berdasarkan observasi langsung sehingga dapat memahami dengan baik bagaimana manfaat
Layanan Pengadaan Sistem Elektronik, dan apakah BUMD Kota Medan Melaksanakan Sistem Pengadaan Secara Elektronik atau tidak..
Bahan hukum yang digunakan ini adalah Layanan Pengadaan Sistem Elektronik. Dalam Undang-Undang No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barangjasa dan Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik. yang ada terdapat pada teori dari pakar hukum yang dituangkan dalam buku hukum Ekonomi.
E. Sistematis Penulisan.