dan Surat Walikota Medan Nomor 188.342834SK1994 tentang pelaksanaan Perda No. 31 Tahun 1993 dan Surat keputusan Direksi PD. Pasar Kota Medan No
9741332PDPKM2003 tanggal 05 Maret 2003 tentang klasifikasi dan Besarnya tarif kontribusi pada pasar – pasar di wilayah tingkat II Medan yang di syahkan
Badan Pengawas PD. Pasar Kota Medan dengan Surat Keputusan Badan Pengawas PD. Pasar Kota Medan No. 3604BP PD20003 tanggal 13 maret
2003.
B. Pengadaan BarangJasa pada BUMD
Pengertian pengadaan barangjasa menurut Sutedi 2012, h.7 yaitu mencakup penjelasan dari dari seluruh proses sejak awal perencanaan, persiapan,
perijinan, penentuan pemenang lelang hingga tahap pelaksanaan dan proses administrasi dalam pengadaan barang, pekerjaan atau jasa seperti jasa konsultasi
teknis, jasa konsultasi keuangan, jasa konsultasi hukum atau jasa lainnya. Hal ini hampir sama dengan penjelasan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010,
bahwa pengadaan barangjasa pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh barangjasa oleh KementerianLembagaSatuan Kerja Pe-rangkat DaerahInstitusi
lainnya yang prosesnya dimulai.
12
Merujuk Pasal 2 ayat 1 Perpres 542010 yang menyatakan bahwa ruang lingkup Peraturan Presiden ini meliputi:
13
i. Pengadaan BarangJasa di lingkungan KLDI yang pembiayaannya baik
sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBNAPBD.
12
Sutedi, Adrian. 2012. Aspek Hukum Pengadaan Barang Jasa dan Berbagai Permasalahannya. Ed. 2. Jakarta, Sinar Grafika.
13
Pasal 2 ayat 1 Perpres 542010
ii. Pengadaan BarangJasa untuk investasi di lingkungan Bank Indonesia, Badan
Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Daerah yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada
APBNAPBD. Ketentuan di atas, sebab sebagian orang tidak tepat memahami maksud
dari ketentuan tersebut. Pengadaan Investasi bagi BUMNBUMD wajib berpedoman pada Perpres 542010 beserta perubahannya bilamana
pembiayaannya bersumber dari sebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBNAPBD. Penekanannya berada pada kata investasi dan pembiayaan.
Dalam kontes penyertaan modal kepada BUMD, dimana anggaran ditransfer ke kas BUMD, maka proses pembiayaan dari pengadaan yang
dilakukan bukan lagi bersumber DIPADPA KLDI namun bersumber dari kas perusahaan. Dalam konteks seperti ini, maka pengadaannya tidak berpedoman
pada Perpres 542010 beserta perubahannya namun berpedoman pada Peraturan Pengadaan BUMD.
Pengadaan investasi untuk BUMNBUMD wajib berpedoman pada Perpres 542010 beserta perubahannya bilamana pembiayaannya bersumber dari
DIPADPA KLDI. Misalnya pengadaan Gedung Kantor BUMD yang dalam dokumen anggarannya dinyatakan jelas untuk pembangunan Gedung Kantor
BUMD, maka pengadaannya wajib berpedoman pada Perpres 542010 beserta perubahannya. Proses pengadaannya dilakukan di KLDI dengan PAKPA
pemilik anggaran, PPK dan Pokja ULP juga berasal dari KLDI.
Berbeda bilamana dalam dokumen anggarannya dinyatakan sebagai penyertaan modal dan masuk ke kas perusahaan, maka pengadaannya berpedoman
pada Peraturan Pengadaan BUMD dengan penaggungjawab direksi dan organisasi pengadaan juga berasal dari BUMD.
Mengapa Pengadaan BUMD tidak berpedoman pada Perpres 542010 beserta perubahannya dalam prakteknya sebagian besar BUMD tidak berpedoman
pada Perpres 542010 beserta perubahannya yang pernah konsultasi dengan penulis, selain disebabkan karena khawatir bemasalah juga disebabkan mereka
sendiri tidak memiliki aturan pengadaan untuk internal BUMD. Sebelum kita jelaskan fenomena diatas, ada baiknya kita memahami
perbedaan identitas KLDI dengan BUMD. KLDI didirikan dengan maksud melakukan pelayanan publik dan mensukseskan kebijakan pemerintah. Ukuran
keberhasilan KLDI didasarkan pada kualitas layanan publik yang diberikan dan besarnya benefit yang didapat oleh masyarakat dari implementasi kebijakan yang
dilaksanakan. Dalam pengadaan barangjasa KLDI, ukuran keberhasilannya adalah seberapa besar manfaat atau benefit yang didapatkan masyarakat dari
proses pengadaan yang dilakukan. Akuntabilitas terhadap peraturan menjadi titik berat dari proses yang dilakukan. Pengambilan keputusan yang dilakukan
didasarkan pada kepentingan masyarakat yang lebih luas. Untuk BUMD, maka tujuan perusahaan adalah meningkatkan profit
perusahaan. Dengan sendirinya, ukuran keberhasilan BUMD adalah bagaimana meningkatkan profit dan mengembangkan perusahaan. Pengadaan yang dilakukan
oleh BUMD berorientasi pada kelancaran faktor-faktor produksi dan upaya
menekan biaya untuk meningkatkan profit perusahaan. Dengan demikian, maka pengadaan barangjasa pada BUMD membutuhkan fleksibilitas yang lebih
dibandingkan KLDI. Karena keterlambatan dalam mengambil keputusan atau penetapan prosedur yang tidak efisien akan berakibat pada kekalahan dari
kompetitor, yang dampaknya akan menurunkan posisi perusahaan dan berkurangnya profit.
Mengingat sifatnya yang spesifik sesuai dengan jenis usaha dan visi perusahaan yang berbeda-beda, maka akan sulit menetapkan aturan pengadaan
yang sesuai untuk semua BUMD. Karena mungkin akan cocok untuk jenis usaha tertentu tapi tidak cocok untuk jenis usaha yang lain. Dengan demikian, untuk
meningkatkan peran pengadaan sebagai sumber profit pada BUMD maka perusahaan harus menyusun aturan pengadaannya sediri yang sesuai dengan visi
perusahaan dan strategi bisnis yang dimiliki. Mengingat karakteristik yang dimiliki, maka memang desain aturan untuk
pengadaan BUMD tidak berpedoman kepada Perpres 542010 beserta perubahannya. Karena KLDI dan BUMD memiliki tatacara bekerja yang
berbeda, visi yang berbeda, bentuk organisasi yang berbeda dan tata kelola keuangan yang berbeda. Kesalahan dapat menentukan strategi pengadaan pada
BUMD akan berdampak pada kinerja perusahaan. Aturan Pengadaan BUMD. Peraturan pengadaan barangjasa BUMD
diatur melalui Peraturan Pemerintah daerah dan Peraturan Kepala Daerah serta ditinjaklanjuti oleh direksi BUMD Ketentuan lainnya adalah amanat untuk direksi
BUMD menerbitkan aturan pengadaan yang cepat, fleksibel, efektif dan efisien agar tidak kehilangan momentum bisnis yang dapat menimbulkan kerugian.
pengadaan barangjasa di BUMD harus mencerminnkan visi bisnis yang cepat dan fleksibel. Dengan demikian, keputusan BUMD yang berpedoman
Perpres 542010 beserta perubahannya tidak tepat, bila dilihat karakteristik BUMD yang jelas sebagai identitas bisnis. Dengan demikian, penyusunan aturan
pengadaan sendiri pada BUMD merupakan kebutuhan perusahaan. Dengan menetapkan aturan sendiri, maka BUMD dapat menyesuaikan tatacara pengadaan
yang sesuai dengan karakter bisnis yang dijalani yang sejalan dengan visi bisnis perusahaan.
Pengadaan barangjasa pada BUMD biasanya dilakukan melalui Peraturan Kepala Daerah dan ditindaklanjut dengan keputusan direksi BUMD. dalam Pasal 2 UU
No. 51962 mengatur “Perusahaan Daerah ialah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-undang ini yang modalnya untuk seluruhnya atau
untuk sebagian merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-undang.”
Selanjutnya Pasal 4 UU No. 51962 mengatur bahwa “Perusahaan Daerah didirikan dengan Peraturan Daerah atas kuasa Undang-undang ini. Perusahaan
Daerah termaksud pada ayat 1 adalah badan hukum yang kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh dengan berlakunya Peraturan Daerah tersebut.”
Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut di atas Perusahaan Daerah BUMD merupakan badan hukum. Sebagai badan hukum, BUMD
memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan pendirinya dalam hal ini kekayaan Pemda.
Dana yang dimiliki oleh BUMD berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan sebagai penyertaan modal pada BUMD yang bersangkutan. Karena kekayaan
daerah tersebut telah dipisahkan dan dijadikan penyertaan modal dalam BUMD maka seharusnya dana tersebut menjadi milik dari BUMD yang bersangkutan,
sedangkan pemerintah daerah memiliki saham sebagai kompensasi dari penyertaan modal yang telah dilakukannya pada BUMD yang bersangkutan.
Khusus pada daerah kota medan, Kompensasi keutungan profit yang di dapat dari BUMD PD Pasar Kota Medan disetorkan kepada kas daerah sebesar 50
persen sebagai PAD daerah Kota Medan
14
. Dalam pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan PD Pasar Kota Medan masih mengacu kepada
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah yang bersifat Konvensional Manual.
15
Dengan demikian maka seharusnya dana yang dimiliki oleh BUMD yang berasal dari penyertaan modal pemerintah, tidak dikatagorikan lagi sebagai dana APBD
melainkan dana BUMD yang bersangkutan selaku badan hukum yang memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan pemiliknya.
Oleh karena dana yang dimiliki oleh BUMD sebagai hasil penyertaan modal pemerintah daerah bukan lagi merupakan dana APBD, maka proses pengadaan
barang danatau jasa oleh BUMD tersebut pada dasarnya tidak wajib tunduk
14
Peraturan Daerah Kota Medan No 8 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Pasar
15
M Yusuf Lubis, SE, Kepala Bagian Umum PD Pasar Kota Medan, Wawancara, Medan, 28 Januari 2015.
kepada Perpres No. 542010. Pada pelaksanaan Pengadaan barang dan Jasa Pada Perusahaan Daerah Kota Medan PD Pasar Kota Medan yang berpedoman kepada
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 pada pasal 17 ayat 1 dan 2 yang menjelaskan bahwa prinsipnya dilakukan melalui metoda pelelangan umum dan
metoda pemilihan penyedia barangjasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi
untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Saat ini PD Pasar Mengelola 52
Pasar Tradisional. PD Pasar minim anggaran untuk membenahi dan mengelola semua pasar ini .Dimana pendapatan per bulan cuma Rp 800 juta-Rp 900 juta
sedangkan jumlah karyawan sebanyak 650 orang, di luar biaya operasional rutin lainnya.
16
C. Hambatan-hambatan dalam pengadaan barangjasa pada BUMD