30
Tiksna Bayu Ramadhan, 2014 Re-evaluasi kriteria visibilitas hilal di indonesia
Dengan menggunakan data pengamatan hilal Di indonesia dan internasional
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
3.4.3. Menentukan Jarak Bulan dengan Planet Terdekat
Untuk menganalisis secara lebih detail mengenai pengaruh kesalahan pengamat pada saat pengamatan, dilakukan seleksi kembali terhadap data yang
sudah lolos kriteria utama dan kriteria tambahan. Dengan menggunakan perangkat lunak Cybersky versi 5.0. Dengan menggunakan perangkat lunak Cybersky versi
5.0. dapat diketahui jarak antara Bulan dengan planet terdekat. Apabila Bulan dengan planet terdekat tersebut mempunyai jarak 3
, maka data tersebut akan di eliminasi. Hal ini mengacu pada kriteria MABIMS, yaitu:
a Pada saat Matahari terbenam, ketinggian Bulan di atas horizon tidak kurang
dari 2
. b
Jarak sudut elongasi Bulan-Matahari tidak kurang dari 3
. c
Pada saat Bulan terbenam, umur Bulan tidak kurang dari 8 jam setelah konjungsi.
Saat hilal memiliki elongasi minimal sebesar 3 dengan planet pengecoh,
diasumsikan pengamat tidak akan salah dalam mengamati hilal yang nampak. Apabila hilal memiliki elongasi kurang dari 3
terhadap planet pengecoh, ini akan berpengaruh pula kepada data astronomi hilal saat pengamatan dilakukan.
3.4.4. Penentuan Kriteria Visibilitas Hilal
Penentuan kriteria visibilitas hilal didapatkan berdasarkan hasil plot data yang memenuhi seleksi Djamaluddin 2001 dan mempunyai jarak hilal-Matahari
3. Grafik-grafik tersebut, yaitu 1 grafik beda tinggi Bulan-Matahari ARCV – Arc of Vision terhadap elongasi ARCL
– Arc of Light, 2 grafik umur Bulan
31
Tiksna Bayu Ramadhan, 2014 Re-evaluasi kriteria visibilitas hilal di indonesia
Dengan menggunakan data pengamatan hilal Di indonesia dan internasional
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
terhadap elongasi ARCL – Arc of Light dan 3 grafik beda tinggi Bulan-
Matahari ARCV – Arc of Vision terhadap beda azimuth DAZ – Delta Azimut.