DAFTAR TABEL hal
Table 2.1 Langkah-Langkah Dalam Model Kooperatif 10
Tabel 2.2 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif STAD 17
Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok Kooperatif 20
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 31
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen 33
Tabel 3.3 Koefisien Korelasi 35
Tabel 3.4 Kriteria Realibilitas Tes 36
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal 36
Table 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda 37
Tabel 4.1 Perbedaan Nilai Pretes Kelas TPS dan STAD 42
Tabel 4.2 Perbedaan Nilai Postes Kelas TPS dan STAD 44
Tabel 4.3 Pengujian Normalitas Data Penellitian 46
Tabel 4.4 Pengujian Homogenitas Data Penelitian 46
Tabel Uji Validitas Dan reliabilitas 106
Tabel Kesukaran Soal dan Daya Beda 107
Tabel Harga Kritik dari r Product Moment 108
Nilai-nilai Dalam Distribusi t 109
Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 110
Tabel Wilayah Luas dibawah Kurva Normalitas 0 ke Z 111
Tabel Distribusi Nilai F 112
DAFTAR GAMBAR hal
Gambar 2.1 Bagan Alur Kelompok Belajar Tipe TPS 15
Gambar 2.2 Bagan Alur Kelompok Belajar STAD 18
Gambar 2.3 Daur Air 22
Gambar 2.4 Daur Karbon dan Oksigen 23
Gambar 2.5 Daur Nitrogen 25
Gambar 2.6 Daur Belerang 26
Gambar 2.7 Daur Fosfor 27
Gambar 2.8 Skema Kerangka Konseptual Penellitian 28
Gambar 4.1 Diagram Perbedaan Nilai Pretes TPS dan STAD 42
Gambar 4.2 Diagram Rata-rata Nilai Pretes Perbedaan Hasil 43
Belajar Siswa Pada Materi Daur Biogeokimia Kelas TPS dan STAD
Gambar 4.3 Diagram Perbedaan Nilai Postes TPS dan STAD 44
Gambar 4.2 Diagram Rata-rata Nilai Postes Perbedaan Hasil 45
Belajar Siswa Pada Materi Daur Biogeokimia Kelas TPS dan STAD
DAFTAR LAMPIRAN hal
Lampiran 1. Silabus 53
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 56
Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen 64
Lampiran 4. Lembaran Soal 65
Lampiran 5. Kunci Jawaban 72
Lampiran 6. Perhitungan Validitas 73
Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas 76
Lampiran 8. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 77
Lampiran 9. Perhitungan Daya Beda Soal 79
Lampiran 10. Data Hasil Belajar Siswa 81
Lampiran 11. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan 83
Varians Nilai Pretes Lampiran 12. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan
85 Varians Nilai Postes
Lampiran 13. Uji Normalitas Data Penelitian 87
Lampiran 14. Uji Homogenitas Data Penelitian 91
Lampiran 15. Pengujian Hipotesis 93
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian 96
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan diartikan sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota
masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi
lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak lebih dewasa Syaiful, 2003.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan demi meningkatkan sumber daya manusia Indonesia, mulai dari meningkatkan
kualitas pendidikan dalam bidang penguasaan guru terhadap konsep pelajaran yang akan diajarkan, pelaksanaan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien,
pembaharuan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, penataran guru, dan sebagainya. Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan
pengadaan tenaga pendidik sampai pada usaha peningkatan mutu pendidikan. Kemampuan seorang guru sangatlah berperan terhadap pembentukan anak didik,
baik dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran tersebut. Mengingat pelajaran biologi adalah pelajaran yang tidak lepas dari
hafalan yang tentunya akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan dalam diri siswa, maka sangat diperlukan sekali perhatian dan peran aktif guru dalam
memilih, menggunakan model belajar mengajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dalam peningkatan mutu pengajaran dan sebagai alat yang efektif
untuk mencapai tujuan pengajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa.
Selama ini siswa SMA Swasta GBKP Kabanjahe menganggap belajar adalah hal yang membosankan. Pernyataan ini jika ditelusuri dalam pelajaran
biologi, sangat berpengaruh, karena kebanyakan siswa menganggap pelajaran biologi merupakan salah satu pelajaran yang membosankan dimana siswa kurang
tertarik pada apa yang diajarkan oleh guru. Pada observasi awal yang dilakukan 1
pada tanggal 20 February 2012 dengan melakukan wawancara kepada siswa-siswi SMA Swasta GBKP Kabanjahe diperoleh informasi bahwa mereka menganggap
pelajaran biologi merupakan pelajaran yang membosankan dan terkadang sulit, bahkan ada beberapa siswa yang mengatakan pelajaran biologi merupakan
pelajaran yang biasa saja karena cara belajar biologi dikelas dilakukan dengan mendengarkan guru berceramah.
Dan berdasarkan wawancara yang dilakukan pada guru bidang studi biologi kelas X SMA Swasta GBKP Kabanjahe diperoleh informasi bahwa hasil
belajar siswa secara umum masih rendah,yaitu 50 siswa dari 120 siswa memiliki nilai di bawah KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu dengan nilai rata-rata
65, sementara KKM nya adalah 68. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa materi pelajaran yang dirasakan siswa sulit untuk dipelajari pada semester II dua
pada tahun-tahun sebelumnya adalah sub materi daur biogeokimia pada materi pokok ekosistem. Hal ini dikarenakan siswa sulit untuk menghubungkan
komponen-komponen yang berperan dalam daur biogeokimia. Menyikapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru
untuk menggunakan strategi mengajar yang bervariasi yang membuat peserta didik lebih tertarik pada pelajaran biologi sehingga tidak lagi menganggap
pelajaran biologi merupakan pelajaran yang membosankan. Guru harus menerapkan strategi yang dapat mengaktifkan peserta didik untuk belajar dan
mampu menciptakan lingkungan belajar yang dapat memberi semangat bagi peserta didik sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Dengan
menggunakan strategi dan metode yang tepat akan memotivasi siswa untuk belajar dan memperoleh hasil belajar yang optimal.
Sebagaimana Djamarah 2006 mengatakan bahwa : “ Dalam rangka pengajaran, bahwa model belajar ataupun alternatif lain dapat digunakan atau
dipilih oleh guru, hanya permasalahnnya bagaimana memilih dan menggunakan model belajar tersebut sehingga dapat menampilkan kegiatan belajar anak didik
yang optimal dan banyak menampilkan berbagai keterampilan proses”. Penerapan model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara untuk mengatasi
rendahnya pencapaian hasil belajar siswa, karena pada model pembelajaran