KESIMPULAN DAN SARAN 50 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MATERI DAUR BIOGEOKIMIA DI SMA SWASTA GBKP KABANJAHE.

DAFTAR TABEL hal Table 2.1 Langkah-Langkah Dalam Model Kooperatif 10 Tabel 2.2 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif STAD 17 Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok Kooperatif 20 Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 31 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen 33 Tabel 3.3 Koefisien Korelasi 35 Tabel 3.4 Kriteria Realibilitas Tes 36 Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal 36 Table 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda 37 Tabel 4.1 Perbedaan Nilai Pretes Kelas TPS dan STAD 42 Tabel 4.2 Perbedaan Nilai Postes Kelas TPS dan STAD 44 Tabel 4.3 Pengujian Normalitas Data Penellitian 46 Tabel 4.4 Pengujian Homogenitas Data Penelitian 46 Tabel Uji Validitas Dan reliabilitas 106 Tabel Kesukaran Soal dan Daya Beda 107 Tabel Harga Kritik dari r Product Moment 108 Nilai-nilai Dalam Distribusi t 109 Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 110 Tabel Wilayah Luas dibawah Kurva Normalitas 0 ke Z 111 Tabel Distribusi Nilai F 112 DAFTAR GAMBAR hal Gambar 2.1 Bagan Alur Kelompok Belajar Tipe TPS 15 Gambar 2.2 Bagan Alur Kelompok Belajar STAD 18 Gambar 2.3 Daur Air 22 Gambar 2.4 Daur Karbon dan Oksigen 23 Gambar 2.5 Daur Nitrogen 25 Gambar 2.6 Daur Belerang 26 Gambar 2.7 Daur Fosfor 27 Gambar 2.8 Skema Kerangka Konseptual Penellitian 28 Gambar 4.1 Diagram Perbedaan Nilai Pretes TPS dan STAD 42 Gambar 4.2 Diagram Rata-rata Nilai Pretes Perbedaan Hasil 43 Belajar Siswa Pada Materi Daur Biogeokimia Kelas TPS dan STAD Gambar 4.3 Diagram Perbedaan Nilai Postes TPS dan STAD 44 Gambar 4.2 Diagram Rata-rata Nilai Postes Perbedaan Hasil 45 Belajar Siswa Pada Materi Daur Biogeokimia Kelas TPS dan STAD DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Silabus 53 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 56 Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen 64 Lampiran 4. Lembaran Soal 65 Lampiran 5. Kunci Jawaban 72 Lampiran 6. Perhitungan Validitas 73 Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas 76 Lampiran 8. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 77 Lampiran 9. Perhitungan Daya Beda Soal 79 Lampiran 10. Data Hasil Belajar Siswa 81 Lampiran 11. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan 83 Varians Nilai Pretes Lampiran 12. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan 85 Varians Nilai Postes Lampiran 13. Uji Normalitas Data Penelitian 87 Lampiran 14. Uji Homogenitas Data Penelitian 91 Lampiran 15. Pengujian Hipotesis 93 Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian 96

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan diartikan sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak lebih dewasa Syaiful, 2003. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan demi meningkatkan sumber daya manusia Indonesia, mulai dari meningkatkan kualitas pendidikan dalam bidang penguasaan guru terhadap konsep pelajaran yang akan diajarkan, pelaksanaan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien, pembaharuan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, penataran guru, dan sebagainya. Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga pendidik sampai pada usaha peningkatan mutu pendidikan. Kemampuan seorang guru sangatlah berperan terhadap pembentukan anak didik, baik dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran tersebut. Mengingat pelajaran biologi adalah pelajaran yang tidak lepas dari hafalan yang tentunya akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan dalam diri siswa, maka sangat diperlukan sekali perhatian dan peran aktif guru dalam memilih, menggunakan model belajar mengajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dalam peningkatan mutu pengajaran dan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa. Selama ini siswa SMA Swasta GBKP Kabanjahe menganggap belajar adalah hal yang membosankan. Pernyataan ini jika ditelusuri dalam pelajaran biologi, sangat berpengaruh, karena kebanyakan siswa menganggap pelajaran biologi merupakan salah satu pelajaran yang membosankan dimana siswa kurang tertarik pada apa yang diajarkan oleh guru. Pada observasi awal yang dilakukan 1 pada tanggal 20 February 2012 dengan melakukan wawancara kepada siswa-siswi SMA Swasta GBKP Kabanjahe diperoleh informasi bahwa mereka menganggap pelajaran biologi merupakan pelajaran yang membosankan dan terkadang sulit, bahkan ada beberapa siswa yang mengatakan pelajaran biologi merupakan pelajaran yang biasa saja karena cara belajar biologi dikelas dilakukan dengan mendengarkan guru berceramah. Dan berdasarkan wawancara yang dilakukan pada guru bidang studi biologi kelas X SMA Swasta GBKP Kabanjahe diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa secara umum masih rendah,yaitu 50 siswa dari 120 siswa memiliki nilai di bawah KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu dengan nilai rata-rata 65, sementara KKM nya adalah 68. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa materi pelajaran yang dirasakan siswa sulit untuk dipelajari pada semester II dua pada tahun-tahun sebelumnya adalah sub materi daur biogeokimia pada materi pokok ekosistem. Hal ini dikarenakan siswa sulit untuk menghubungkan komponen-komponen yang berperan dalam daur biogeokimia. Menyikapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru untuk menggunakan strategi mengajar yang bervariasi yang membuat peserta didik lebih tertarik pada pelajaran biologi sehingga tidak lagi menganggap pelajaran biologi merupakan pelajaran yang membosankan. Guru harus menerapkan strategi yang dapat mengaktifkan peserta didik untuk belajar dan mampu menciptakan lingkungan belajar yang dapat memberi semangat bagi peserta didik sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Dengan menggunakan strategi dan metode yang tepat akan memotivasi siswa untuk belajar dan memperoleh hasil belajar yang optimal. Sebagaimana Djamarah 2006 mengatakan bahwa : “ Dalam rangka pengajaran, bahwa model belajar ataupun alternatif lain dapat digunakan atau dipilih oleh guru, hanya permasalahnnya bagaimana memilih dan menggunakan model belajar tersebut sehingga dapat menampilkan kegiatan belajar anak didik yang optimal dan banyak menampilkan berbagai keterampilan proses”. Penerapan model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara untuk mengatasi rendahnya pencapaian hasil belajar siswa, karena pada model pembelajaran

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 2 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS,).

0 2 23

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SUB MATERI POKOK SISTEM INDERA MANUSIA DI KELAS XI.

0 0 19

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS X SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 10 23

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA LAKSAMANA MARTADINATA MEDAN.

0 1 13

Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Tipe Think Pair Share (TPS) di MTs. Swasta PAB 1 Helvetia - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 14