20
Gambar 2. Pengaruh dalam Produksi Berita Camelia, 2007, 22 dalam Agus Triyono 2012, 22
3. Pembagian Model Pers
Media memiliki potensi untuk mengkontruksi fakta yang didapatnya, kemudian berita-berita yang terbit dan dibaca oleh khalayak
akan memiliki efek tersendiri. Stanley 2003, 5 dalam artikel yang berjudul Jurnalisme Patriotis: Solusi atau Kemunduran? Membagi posisi media
menjadi tiga bagian saat memberitakan. Pertama adalah
issue intensifier,
dimana media memunculkan dan mempertontonkan isu secara terus menerus dan mengulasnya secara tajam.
Kedua,
conflict diminisher,
Media secara sengaja menenggelamkan isu dan tidak terlalu banyak menghiasi halaman koran yang akan
Goverment investor
Sources Audien
s Other
media
Advertise r
Owners Other
Social institutio
ns
Agency News
Production News
Selektion Framing
Field : Dominant
Agent Other Journalist
journalist News
organization A Editor
News
Prepare d News
21
diterbitkan, terlepas dari pemberitaan itu penting atau tidak penting. Pemberitaan seperti ini biasanya terkait dengan ideologi atau menyangkut
hal-hal yang pragmatis. Ketiga,
conflict resolution,
Posisi media dalam hal ini adalah sebagai mediator dengan menampilkan isu dari berbagai sudut pandang.
Hal ini dimaksudkan kedua belah pihak yang bertikai dapat memahami sikap atau pendapat lawan sehingga pemberitaan dicondongkan untuk
menyelesaikan konflik. Pers tidak hanya harus punya cita-cita ideal. Pers sendiri harus
punya kekuatan serta keseimbangan. Kekuatan untuk mencapai cita-cita, dan keseimbangan dalam mempertahankan nilai-nilai profesi yang
diyakininya. Agar mendapat kekuatan, maka pers harus berorientasi kepada kepentingan komersial. Bagaimanapun pers bukanlah lembaga satuan
sosial. Seperti nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Sebagai lembaga ekonomi, penerbitan pers harus dijalankan dengan
merujuk pada pendekatan dan kaidah ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Secara manajerial perusahaan pers harus memetik untung dan sejauh
mungkin menghindari kerugian. Dalam kerangka ini, apapun sajian pers tak bisa dilepaskan dari muatan nilai bisnis komersial sesuai dengan
pertimbangan dan tuntutan pasar. Hanya dengan berpijak pada nilai-nilai komersial, penerbitan pers bisa mencapai cita-citanya yang ideal. Tegasnya,
idealisme tanpa komersial hanyalah sebuah ilusi.
22
Selain pembahasan fungsi diatas, penulis juga ingin mengulas sedikit tentang empat teori pers yaitu Teori Pers Otoriter, Teori Pers Bebas,
Teori Pers Bertanggung Jawab Sosial, dan Teori Pers komunis Soviet Kusumaningrat dan Kusumaningrat 2006: 19.
a.
Authoitarian Theory
Teori Pers Otoriter Teori pers ini menurut Siebert dkk adalah teori pers yang paling
tua, berasal dari abad ke-16. Teori ini berasal dari falsafah kenegaraan yang membela kekuasaan absolute. Penetapan hal- hal yang benar
dipercayakan pada segelintir orang yang bijaksana. Jadi, Pada dasarnya pendekatan dilakukan dari aras kebawah.
Teori ini berpandangan bahwa negara memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada Individu dalam skala kehidupan sosial. Bagi seorang
Individu, hanya dengan menempatkan diri di bawah kekuasaan negara, maka individu yang bersangkutan bisa mencapai cita-citanya dan memiliki
atribusi sebagai orang yang beradab. b.
Libertarian Theory
Teori Pers Bebas Teori Pers Bebas ini mencapai puncaknya pada abad ke-19. Dalam
teori ini manusia dipandang sebagai makhluk rasional yang dapat membedakan antara yang benar dan tidak benar. Pers harus menjadi mitra
dalam upaya pencarian kebenaran, dan bukan menjadi alat pemerintah. Jadi, tuntutan bahwa pers mengawasi pemerintah berkembang berdasarkan
teori ini.
23
Sebutan terhadap pers sebagai pilar demokrasi kekuasaan keempat setelah kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan legislative pun menjadi umum
diterima dalam teori pers libertarian. Oleh karenanya, pers harus bebas dari dari pengaruh dan kendali pemerintah. Dalam upaya pencarian
kebenaran, semua gagasan harus memiliki kesempatan yang sama untuk dikembangkan sehingga yang benar dan dapat dipercaya akan bertahan,
sedangkan yang sebaliknya akan lenyap. Gagasan John Milton tentang
“Self
-
Righting process” proses menemukan sendiri kebenaran dan tentang
“Free market of ideas” Kebebasan menjual gagasan menjadi sentral dalam teori pers bebas ini.
Berdasarkan gagasan tersebut, dalam sistem ini pers dikontrol oleh “Self
-
Righting process of truth”, lalu oleh adanya “Free market of ideas”, dan oleh pengadilan Imlikasi dari
Self-
Righting process” adalah bahwa semua gagasan harus memiliki kesempatan yang sama ke semua saluran
komunikasi dan setiap orang punya akses yang sama pula ke sana. c.
Social Responsibility Theory
Teori Pers Bertanggung Jawab Sosial dan
Soviet Communist Theory
Teori Pers komunis Soviet Kedua Teori ini dipandang sebagai modifikasi dari kedua teori
sebelumnya Sosial
Social Responsibility Theory
Teori Pers Bertanggung Jawab Sosial dijabarkan berdasarkan asumsi bahwa prinsip-prinsip teori
pers libertarian terlalu menyederhanakan persoalan. Dalam Pers Libertarian, para pemilik dan para operator perslah yang terutama
24
menentukan fakta-fakta apa saja yang terutama menentukan fakta-fakta apa saja yang boleh disiarkan kepada publik dan dalam versi apa.
Teori pers libertarian tidak berhasil memahami masalah-masalah seperti proses kebebasan internal pers dan proses konsentrasi pers. Teori
pers bertanggung jawab sosial yang ingin mengatasi kontradiksi antara kebebasan media massa dan tanggung jawab sosialnya ini diformulasikan
secara jelas sekali pada tahun 1949 dalam laporan “
Commission on the freedom of the press
” yang diketuai oleh Robert Hutchins Kusumaningrat dan Kusumaningrat 2006 : 22.
Komisi selanjutnya
terkenal dengan
sebutan Hutchins
Commission ini mengajukan 5 prasyarat sebagai syarat bagi pers yang bertanggung jawab kepada masyarakat. Lima prasyarat tersebut adalah :
1 Media harus menyajikan berita-berita peristiwa sehari-hari yang dapat
dipercaya, lengkap, dan cerdas dalam konteks yang memberikannya makna. Media harus akurat; mereka tidak boleh berbohong, harus
memisahkan antara fakta dan opini, harus melaporkan dengan cara yang memberikan arti secara internasional, dan harus lebih dalam dari
sekadar menyajikan fakta-fakta dan harus melaporkan kebenaran. 2
Media Harus Berfungsi sebagai forum untuk pertukaran komentar dan kritik. Media harus menjadi sarana umum; harus memuat gagasan-
gagasan yang bertentangan dengan gagasas- gagasan mereka sendiri, “
Semia dasar pelaporan yan g objektif”; semua “pandangan dan
kepentingan yang penting” dalam masyarakat harus diwakili; media
25
harus mengidentifikasi sumber informasi mereka dalam hal ini “perlu bagi sebuah masyarakat bebas,”
3 Media harus memproyeksikan gambaran yang benar-benar mewakili
dari kelompok-kelompok konstituen dalam masyarakat. Ketika gambaran-gambaran yang disajikan media gagal menyajikan suatu
kelompok sosial dengan benar, maka pendapat disesatkan; kebenaran tentang kelompok mana pun harus benar-benar mewakili Ia harus
mencakup nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi kelompok, tetapi ia tidak boleh mengecualikan kelemahan-kelemahan dan sifat-sifat buruk
kelompok. 4
Media harus menyajikan dan menjelaskan tujuan-tujuan dan nilai- nilai masyarakat. Media adalah instrument pendidikan, meraka harus
memikul suatu tanggungjawab untuk menyatakan dan menjelaskan cita-cita yang diperjuangkan oleh masyarakat.
5 Media harus menyediakan akses penuh terhadap informasi. Informasi
yang tersembunyi pada suatu saat. Ada kebutuhan untuk “Pendistribusian berita dan opini secara luas”.
Berbeda dengan Siebert dkk, Altschull 1995 dalam Buku Teori Komunikasi membagi pers menjadi 3 model yaitu Model Pasar, Model
Komunis, Model Negara Maju Werner James 2011 : 384. Altschull berkesimpulan :
1 Dalam Semua Sistem Pers, Media Berita mewakili pihak yang
menjalankan kekuasaan politik dan ekonomi. Surat kabar, majalah, dan
26
outlet penyiaran bukanlah actor independen, meski mereka mempunyai potensi untuk menjalankan kekuasaan independen.
2 Isi berita selalu menunjukan kepentingan dari orang yang membiayai
pers. 3
Semua sistem pers didasarkan pada kepercayaan ekspresi bebas, walaupun ekspresi bebas tersebut didefinisikan dengan cara yang
berbeda 4
Semua sistem pers menyokong doktrin tanggung jawab sosial, menyatakan bahwa mereka melayani kebutuhan dan minat
masyarakat, dan menyatakan kemauan mereka untuk menyediakan akses bagi masyarakat.
5 Masing-masing model menganggap bahwa pers model lain
menyimpang. 6
Sekolah-sekolah jurnalis mengedarkan ideology dan system nilai masyarakat dimana mereka berada dan secara tidak sadar membantu
kekuatan masyarakat dalam mencapai control pada media berita. 7
Dalam Praktiknya, Pers selalu berbeda dengan teori. Dalam
edisi pertamanya,
Altschull 1984
menyimpulkan pandangannya :
Sejarah pers menunjukan bahwa surat kabar dan variasi model cenderung mementingkan kepentingan pemilik, sedangkan pada saat yang sama
melanggengkan kesan bahwa pers adalah untuk melayani kepentingan
27
pengguna berita. Terlalu berangan-angan bila berharap bahwa media berita akan berbelok dan mencemoohkan keinginan pemilik.
Tabel 1.1 Pasal Prinsip Dasar Negara Pasar
Negara Komunis Negara Maju
Pers bebas dari pengaruh luar
Pers mengubah dan mendidik Rakyat agar
menyadari golongan dan budayannya.
Pers merupakan alat pemersatu bukan alat
pemecah belah
Pers memenuhi Hak Publik untuk
memperoleh informasi Pers memenuhi
kebutuhan objektif rakyat Pers merupakan
penggagas perubahan sosial yang
menguntungkan
Pers Melaporkan dengan adil dan objektif
Pers melaporkan secara objektif tentang realitas
pengalaman Pers merupakan wadah
yang saling menjembatani antara jurnalis dan
pembaca
Sumber: J.H. Altschull, Agents of power : The Media and public policy
, edisi ke-2 Ehite Plains, N.Y. : Longman, 1995, hlm 427. Dicetak ulang seizing Longman
Tabel 1.2 Tujuan Jurnalisme Negara Pasar
Negara Komunis Negara Maju
Mengupayakan kebenaran
Mencari kebenaran Menyajikan kebenaran
Memenuhi tanggung jawab sosial
Memenuhi tanggung jawab sosial
Memenuhi tanggung jawab sosial
Memberi informasi atau mendidik namun tidak
secara politis atau budaya Mendidik rakyat dan
membantu sekutu secara politis dan budaya
Mendidik secara politis dan budaya
Melayani masyarakat tanpa pandang bulu :
Mendukung doktrin kapitalis
Melayani rakyat dengan imbalan dukungan
doktrin yang benar Melayani masyarakat
dengan, bersama pemerintah, menggagas
perubahan sosial yang menguntungkan
Bertindak sebagai anjing penjaga pemerintah
Membentuk pandangan dan prilaku
Sebagai instrument perdamaian
Sumber: J.H. Altschull, Agents of power : The Media and public policy
, edisi ke-2 Ehite Plains, N.Y. : Longman, 1995, hlm 429. Dicetak ulang seizing Longman
Tabel 1.3 Pandangan terhadap kebebasan Pers Negara Pasar
Negara Komunis Negara Maju
Pers bebas berarti bahwa jurnalis bebas dari
Pers bebas berarti bahwa seluruh opini disajikan
Pers bebas berarti kebebasan mengikuti kata
28
Negara Pasar Negara Komunis
Negara Maju kontrol luar mana pun
tidak hanya opini kaum kaya atau penguasa
hati bagi jurnalis Pers bebas merupakan
pers yang tidak tunduk pada penguasa dan tidak
dimanipulasi oleh penguasa
Pers bebas diperlukan untuk melawan
penindasan dari komunitas yang mapan
Kebebasan pers kurang penting disbanding
kelangsungan hidup bangsa
Tidak diperlukan kebijakan pers untuk
menjamin kebebasan pers Diperlukan kebijakan
pers untuk memastikan bahwa pers bebas berada
dalam bentuk yang benar Diperlukan kebijakan
pers untuk melindungi kebebasan
Sumber: J.H. Altschull, Agents of power : The Media and public policy
, edisi ke-2 Ehite Plains, N.Y. : Longman, 1995, hlm 435. Dicetak ulang seizing Longman
4. Media Dalam Konflik