28
Negara Pasar Negara Komunis
Negara Maju kontrol luar mana pun
tidak hanya opini kaum kaya atau penguasa
hati bagi jurnalis Pers bebas merupakan
pers yang tidak tunduk pada penguasa dan tidak
dimanipulasi oleh penguasa
Pers bebas diperlukan untuk melawan
penindasan dari komunitas yang mapan
Kebebasan pers kurang penting disbanding
kelangsungan hidup bangsa
Tidak diperlukan kebijakan pers untuk
menjamin kebebasan pers Diperlukan kebijakan
pers untuk memastikan bahwa pers bebas berada
dalam bentuk yang benar Diperlukan kebijakan
pers untuk melindungi kebebasan
Sumber: J.H. Altschull, Agents of power : The Media and public policy
, edisi ke-2 Ehite Plains, N.Y. : Longman, 1995, hlm 435. Dicetak ulang seizing Longman
4. Media Dalam Konflik
Ashadi Siregar 2001 dalam makalahnya yang berjudul Resolusi Konflik Melalui Jurnalisme Damai menjelaskan, Konflik menjadi sesuatu
yang penting karena ia adalah penggalan suatu proses sosial. Konflik akan menjadi bernilai jika berada dalam lingkungan yang tenang.
Ruang publik memiliki beberapa dimensi diantaranya adalah politik, ekonomi, kultural. Ketiga hal tersebut adalah bahasan yang nantinya akan
menghiasi media, namun ada yang perlu diingat jika fakta itu berasal dari ruang publik dengan nilai sosial dan memiliki makna kultural atau budaya.
Maka dari itu semua yang berhubungan dengan nilai-nilai tersebut termasuk penting.
Beberapa jenis media seperti partisipan memiliki dua hal yang nantinya akan dimuat dalam pemberitaanya. Pertama adalah pemberitaan
tentang apa yang menjadi hal yang dibelanya dan apa yang menjadi diluar
29
yang dibelanya. Maka dari itu media partisipan kadang condong pada apa yang menjadi tujuannya atau apa yang dibelanya.
Walaupun sudah tidak ada campur tangan pemerintah dalam mengatur media bukan berarti media sudah menemukan jati dirinya karena
mereka memiliki orientasi dan pendapat masing-masing. Dalam hal ini penting diadakannya pendefisian ruang publik agar jelas arah beritanya.
Pers Indonesia memiliki tantangan kedepan karena tidak semua masyarakat bisa memaknai pesan yang dibuat. Hal ini berpengaruh dalam
pemberitaan konflik yang sedang bertikai. Sebagai profesi, jurnalisme tidak sekadar bagian dari proses manajemen, jurnalis memiliki dua ruang yang
menjadi bagian dari dirinya . pertama adalah sebagai wartawan secara pribadi, kedua adalah sebagai buruh pekerja di industri media. Hal inilah
yang menjadikan wartawan akan susah memilih dalam memberitakan konflik apakah konflik tersebut ada sangkut pautannya dengan pemilik
modal. Dia dapat saja menjadi bagian dari manajemen sebagai pekerja,
buruh atau kuli tinta, tetapi tidak kehilangan otonomi dan independensinya sebagai pekerja kultural, sebagaimana seorang dokter
medis yang menjadi karyawan rumah sakit tetapi tidak boleh kehilangan otonomi dan independensinya sebagai pengabdi kemanusiaan. Seorang
jurnalis merupakan pekerja kultural karena pada hakekatnya berurusan dengan wacana.
30
Budaya wartawan ada dua dalam memberitakan konflik, dia bisa menjadi pedagang jika mengurusi informasi sebagai komuditas politik.
Namun, sebagai pekerja dia harus bertanggung jawab pada tempatnya bekerja. Kedua, dia terikat secara moral dalam akuntabilitas kepada publik.
Faktor moral inilah yang membedakan profesionalnya sebagai wartawan dan pekerja.
Masalah inilah yang membuat pekerja jurnalisme merasa cukup menjalankan tugas pada tataran teknis dan tidak berusaha untuk
menempatkan pada pengetahuan. Kesadaran bagaimana menumbuhkan sikap kritis pada masyarakat atau budaya yang menciptakan masyarakat
yang cerdas dalam menyikapi permasalahan. Jika kedua hal tersebut tidak menjadi basis bagi kehidupan warga,
ruang publik akan dijadikan perebutan dominasi bagi kekuatan sosial berupa komunalisme baik atas dasar kelompok massa spontan mob
maupun berbasis agama dan suku. Basis komunalisme massa iniadalah organisasi politik.
Maka dari itu pembahasan atau isu massa yang bisa dibuat adalah agama dan suku dengan orientasi kekerasan fisik. Untuk memahami makna
konflik diruang publik melalui oposisi binarinya dapat dirangkum sebagai berikut.
NEGATIF KONFLIK
FAKTA DAMAI
POSITIF Sektarian
agama ?
Toleran agama Eksklusif suku
? Inklusif bangsa
Kekerasan fisik
? Rasionalitas
31
Dari suatu fakta pilihan orientasi fakta dengan fokus pada konflik atau damai. Orientasi konflik mengandung makna dari wacana sektarian
agama, eksklusifitas suku, atau kekerasan fisik. Maksud dari pemberitaan bisa dilihat mengarah pada perdamaian atau berlanjutnya konflik. Hal ini
bisa dilihat melalui pemilihan narasumber dengan tingkat objektifitas atau subjektifitas.
G. Metodologi