12
islam. Hal ini berarti sebagai media islam republika juga memilah berita yang mempunyai nilai jual untuk kelangsungan hidup medianya.
Penelitian tentang Proses Produksi Media pada Kasus Berita Rekonsiliasi Keraton Surakarta Hadiningrat di Harian Umum SOLOPOSyang
peneliti lakukan, kurang lebih ingin mencari tahu hal yang sama dengan penelitian sebelumnya. Perbedaanya adalah Agus juga meneliti tentang konflik
keagamaan, namun disini peneliti ingin melihat konflik budaya. Selain itu, media yang ditelitipun berbeda, Republika adalah media
nasional sedangkan SOLOPOS adalah media lokal Solo. Peneliti berharap dengan adanya penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh Agus Triyono
Peneliti bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dan mampu menemukan sesuatu yang baru.
F. Tinjauan Pustaka
1. Media Massa dan Industri
Media massa adalah alat atau sarana yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber komunikator kepada khalayak
komunikanpenerima dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, radio, televisi, Film, dan Internet Suryawati 2011 : 37.
McQuail dalam 1989 dalam suryawati, menyatakan ada enam perspektif tentang peran media massa dalam konteks masyarakat modern,
yaitu :
13
a. Media massa sebagai sarana belajar untuk mengetahui berbagai
informasi dan peristiwa. Ia ibarat “jendela” untuk melihat apa yang terjadi diluar kehidupan.
b. Media massa adalah refleksi fakta, terlepas dari rasa suka atau tidak
suka. Ia ibarat “cermin” peristiwa yang ada dan terjadi di masyarakat ataupun dunia.
c. Media massa sebagai filter yang menyeleksi berbagai informasi dan
issue
yang layak mendapat perhatian atau tidak. d.
Media massa sebagai penunjuk arah berbagai ketidakpastian atau alternative yang beragam.
e. Media massa sebagai sarana untuk mensosialisasikan bernagai
informasi atau ide kepada publik untuk memperoleh tanggapan umpan balik.
f. Media massa sebagai interkulator, tidak sekadar “lalu lalang” informasi,
tetapi memungkinkan terjadinya komunikasi yang interaktif. Berbicara media massa tidak akan ada habisnya, banyak hal yang
mempengaruhi proses pembuatannya. Dalam buku Media dan Budaya Populer, dijelaskan beberapa topik tentang bagaimana insitusi, kekuasaan,
dan Kontrol di media massa. Sering diasumsikan bahwa kekuasaan media terdapat langsung atau
tidak langsung dalam institusi-institusi media. Namun, jika kita mengamati proses interaksi antara media dan audiens, maka dapat diketahui bahwa
kekuasaan dapat diterapkan dalam banyak titik dari proses tersebut:
14
a. Apakah kekuasaan terletak pada pemilik media atau kekuatan pasar
yang harus dipatuhi oleh sang pemilik? b.
Apakah kekuasaan benar-benar diterapkan oleh produser atau mungkin editor bukannya oleh pemilikketuadewan direksi?
c. Perlukah kita berbicara tentang kekuasaan teks, pembangunan pengaruh
ke dalam materi media? d.
Apakah setidaknya ada semacam kekuasaan yang terdapat pada audiens? Terdapat kekuasaan untuk tidak membeli, atau bahkan
kekuasaan untuk menolak ide-ide, seperti halnya dengan pembacaan- pembacaan oposisional Hall oleh para audiens di mana audiens tidak
menggunakan makna-makna yang jelas diharapkan oleh teks yang mereka gunakan.
Curran dan Seaton 1997 dalam Burton,66 mengemukakan bahwa terdapat dua tradisi yang perlu diperhatikan:
a. Pandangan pluralis, yang berargumen bahwa tekanan-tekanan sosial
yang sangat beraneka ragam terhadap audiens berarti bahwa media tidak memiliki efek yang signifikan terhadap audiens tersebut.
b. Pandangan determinis,yang berargumen bahwa media dapat memiliki
efek tersebut, dan bahwa hubungan media dengan kelas yang berkuasa adalah yang paling signifikan dalam hal ini.
Mereka berargumen bahwa sejauh ini, tidak ada kosakata yang tetap untuk mendeskripsikan hubungan antara media, individu, dan masyarakat.
15
Ralph Negrine 1996 dalam Burton 2008, 68 menyatakan bahwa kepemilikan pers memang mendandung potensi untuk control langsung dan
tidak langsung. Pemilik memang biasanya menunjuk para editor dan menggunakannya sebagai sumber daya. Negrine juga menjelaskan pada
akhirnya pemilik media akan menuruti hukum pasar dan apapun yang akan menjual surat kabar mereka.
McQuail 1983 dalam Burton 2008, 66 mengemukakan bahwa terdapat tiga pertanyaan utama tentang kekuasaan media:
a. Keefektifan media sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan
kekuasaan yang ada? b.
Pertanyaan tentang kepentingan kekuasaan siapa yang diterapkan kepentingan kekuasaan kelas sosial, masyarakat, atau individu-
individu? c.
Apakah media menambah, mempertahankan, atau mengurangi ketidaksetaraan kekuasaan yang ada dalam masyarakat?
Dia berargumen bahwasanya bukti yang ada menunjukkan bahwa dalam batas-batas yang cukup besar, media memang memiliki kekuasaan
untuk mencapai beberapa efek. Dia mengemukakan bahwa karena pelbagai alasan melalui tindakan atau penghilangan media memang melindungi
atau mengemukakan kepentingan orang-orang yang memiliki kekuasaan ekonomi atau politik yang lebih besar dalam masyarakat-masyarakat
mereka sendiri.
16
2. Proses Produksi Media