Gliserol Gliserin KESIMPULAN DAN SARAN

2.3. Gliserol

Gliserol C 3 H 7 OH 2, dalam bentuknya yang murni, adalah rasanya manis, jelas, tidak berwarna, tidak berbau, cairan kental. Ia benar-benar larut dalam air dan alkohol, sedikit larut dalam pelarut yang umum seperti eter dan dioksan dan tidak larut dalam hidrokarbon. Pada suhu rendah, gliserol kadang-kadang membentuk kristal yang cenderung mencair pada 17,9°C. Titik didih gliserol pada 290°C di bawah tekanan atmosfer normal. berat jenis adalah 1,26 dan berat molekul adalah 92.09. Dua abad yang lalu pada tahun 1779, Carl W. Scheele, seorang ahli kimia Swedia, sangat gembira ketika ia menemukan sebuah baru transparan, manis cair dengan memanaskan minyak zaitun dan litharge. Sedikit yang ia tahu bahwa zat kimia baru akan segera menjadi sangat dibutuhkan, melalui berbagai layanan, untuk umat manusia. Senyawa ini terasa manis jika di cicip dan bernama Gliserol berasal dari kata Yunani “glykys” yang berarti manis. Studi kemudian menunjukkan gliserol menjadi komponen utama semua lemak dan minyak, dalam bentuk yang ester yang disebut glycerides. Gliserol ditemukan memiliki berbagai kegunaan dalam pembuatan produk dalam negeri, industri dan farmasi banyak. Saat ini, nama gliserol mengacu pada zat kimia murni dan secara komersial dikenal sebagai gliserin.http:repository.usu.ac.idbitstream123456789286194Chapter20II.pdf.

2.4. Gliserin

Universitas Sumatera Utara Gliserin pertama sekali diidentifikasi oleh Scheele pada tahun 1770 yang diperoleh dengan memanaskan minyak zaitun olive oil. Pada tahun 1784, Scheel melakukan penelitian yang sama terhadap beberapa sumber minyak nabati lainnya dan lemak hewan seperti lard. Scheel menamakan hasil temuannya ini dengan sebutan ‘the sweet principle of fats”. Nama gliserin baru dikenal setelah pada tahun 1811. Nama ini diberikan olehChevreul orang yang melanjutkan penelitian Scheele yang diambil dari bahasa YunaniGreek yaitu dari kata glyceros yang berarti manis. Pada tahun 1836, Pelouze menemukan formula dari gliserol dan pada tahun 1883 Berthlot dan Luce mempublikasikan formula struktur gliserol. Tahun 1847, Sobrero menemukan nitoglycerine, suatu senyawa yang tidak stabilyang mempunyai potensi besar untuk berbagai aplikasi komersial. Tahun 1836, AlfredNobel mendemostrasikan kemampuan daya ledak nitroglycerine. Pada tahun 1875, Alfred Nobel menemukan suatu peledak yang disebut gelatin yaitu campuran dari nitroglycerine dan nitrocellulose. Penemuan bahan peledak ini membuat permintaan akan gliserin sangat meningkat terutama pada saat revolusi industri. Pada tahun 1883, Runcon mematenkan recovery gliserin dari sabun alkali hasil distilasi. .http:ocw.usu.ac.idcoursedownload4140000062-teknologi-oleokimiatkk- 322_handout_gliserin.pdf. Gliserin merupakan hasil pemisahan asam lemak pada proses pemecahan lemak. Di pasaran, gliserin yang beredar umumnya berasal dari pemecahan lemak. Kurang dari 10 gliserin dapat di hasilkan pada proses pemecahan lemak dari sejumlah CPO yang telah diolah. Gliserin dapat dimurnikan lebih dari 95 dengan cara penguapan dilanjutkan destilasi dan deionisasi. Gliserin dapat diperoleh dari sumber – sumber alam dengan memakai metode sintesis. Dengan semakin besarnya Universitas Sumatera Utara kebutuhan gliserin yang di konsumsi di dunia baik diperoleh dari pemecahan trigliserida dari lemak hewan atau minyak nabati yang memakai cara saponifikasi, transesterifikasi atau dengan hidrolisa pemecahan . Hasil larutan gliserin dinamakan “air manis” yang mengandung lebih dari 20 gliserin dari pemisahan lemak oleh air. Konsentrasi gliserin yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan menggunakan proses hidrolisa. Dan mekanisme reaksi di tunjukkan pada gambar di bawah ini. - Fat Splitting, yaitu reaksi hidrolisa antara air dengan minyak menghasilkan giserol dan asam lemak. H - C - O - C - R Trigliserida + 3H 2 O H - C - OH + Air Gliserol Asam lemak O H - C - O - C - R H - C - O - C - R H - C - OH H -C - OH O O H H | | H H | | 3R - COOH Mekanisme reaksi Hidrolisa pada Fat Splitting Universitas Sumatera Utara - Safonifikasi Lemak dengan NaOH, menghasilkan gliserol dan sabun. H - C - O - C - R Trigliserida + 3NaOH H - C - OH + Natrium hidroksida Gliserol Sabun O H - C - O - C - R H - C - O - C - R H - C - OH H -C - OH O O H H | | H H | | 3R - COONa Mekanisme reaksi saponifikasi lemak dengan NaOH - Transesterifikasi lemak dengan methanol menggunakan katalis NaOCH3 Sodium methoxide, menghasilkan gliserol dan metil ester. H - C - O - C - R Trigliserida + 3CH 3 OH H - C - OH + Metanol Gliserol Metil ester O H - C - O - C - R H - C - O - C - R H - C - OH H -C - OH O O H H | | H H | | 3R - COOCH 3 Mekanisme reaksi transesterifikasi lemak dengan metanol menggunakan katalis NaOCH 3. Universitas Sumatera Utara Air Refinery Bleached Deodorized Palm Stearin RBDPS Residu Distilled Glicerine unbleached glicerine Refined glicerine 99,5 Crude Glicerine 88 – 90 Glicerine Water after treatment Oil Degumming Glicerine Water 10 -12 Crude Fatty Acid Penambahan H 3 PO 4 dan air Di splitting dengan penambahan Air dengan temperatur 250 o C dan tekanan 52 bar Di tretment dengan penambahan H 2 SO 4 untuk menghasilkan asam lemak yang terikat Di Evaporasi untuk menghilangkan kadar air dalam kondisi vakum Di destilasi dengan temperatur 160 o C dan tekanan 8 mbar, serta penambahan NaOH untuk menyabunkan sisa asam lemak Di tambahkan karbon aktif, di mixing dan dipanaskan sekitar 80 o C lalu di filter Diagram alir pembuatan gliserin Tambun. 2006 Universitas Sumatera Utara Gliserol yang dihasilkan dari hidrolisa lemak atau minyak pada unit fat splitting ini masih terkandung dalam air manis sweet water. Kandungan gliserol dalam air manis biasanya diuapkan untuk mendapatkan gliserol murni gliserin. Biasanya untuk pemurnian gliserol ini memerlukan beberapa tahap proses, seperti : 1. Pemurnian dengan sentrifuse 2. Evaporasi 3. Filtrasi Tujuan dari sentrifuse ini adalah untuk menghilangkan asam lemak bebas sisa dan kotoran padat yang masih ada dalam air. Untuk operasi ini digunakan pemisah sentrifuse. Padatan air manis ini sangat mahal karena kadar gliserol dalam air manis biasanya rendah yaitu sekitar 10-12. Pada proses recovery gliserol dari sweet water dilakukan dengan menggunakan triple effect evaporator. Gliserol yang dihasilkan pabrik evaporasi mengandung sekitar 88 gliserol, 9-10 air dan 2-3 kotoran. Permintaan mutu gliserol tergantung pada pangsa pasar. Bila mutu gliserol yang dihasilkan masih kurang baik maka gliserol tersebut harus dimurnikan dengan cara distilasi. Distilasi dapat dilakukan sebanyak 2-3 kali tergantung pada kemurnian dan warna yang diinginkan Tambun, 2006.

2.5 Manfaat Gliserin