73
sehingga akan memperoleh keutuhan data yang diperoleh dari lapangan. Informasi atau data yang diperoleh fakta yang dilaporan dalam bentuk naratif dan digambarkan
secara kronologis sehingga melahirkan suatu deskripsi.Data dan informasi yang dikumpulkan peneliti menggunakan beberapa teknik penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Observasi partisipatif
Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mencatatmerekam semua peristiwa yang saling berkaitan satu sama lain, seperti ditegaskan Nasution 1996:58 bahwa
dalam observasi kita tidak hanya mencatat suatu kejadianperistiwa, akan tetapi juga segala sesuatusebanyak mungkin hal-hal yang di duga ada kaitannya.Oleh karena itu
dengan melakukan observasi secara langsung, tujuan dari metode studi kasus dalam penelitian ini diharapkan akan bisa mengungkap fakta-fakta secara lebih mendalam
dan leluasa, karena kajian mengenai pembinaan karakter siswa melalui pendidikan kewarganegaraan di SMK Negeri 1 Kota Ternate, merupakan hal yang bersifat privasi
karena itu perlu pendekatan secara personal dengan mengamati perilaku mereka secara langsung.
Observasi merupakan kegiatan pengamatan terencana yang dimaksud untuk memperoleh data yang dapat dikontrol validitas dan reliabilitasnya. Dalam kegiatan
observasi ini, peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam observasi ini, peneliti mencatat
baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur aktivitas-aktivitas yang terjadi di lokasi penelitian. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
74
melihat secara langsung fenomena pembinaan karakter siswa melalui pendidikan kewarganegaraan di SMK Negeri 1 Kota Ternate.
Observasi yang dilakukan ini bermaksud untuk memperoleh data yang langsung dari lapangan. Observasi ini juga bertujuan untuk merasakan kondisi riil
pada saat penelitian dan dapat langsung melakukan pencatatan terhadap semua fenomena dari objek yang diteliti.Observasi yang dilakukan oleh peneliti ialah
observasi secara terbuka, artinya diketahui oleh responden karena sebelumnya telah mengadakan survey terhadap responden dan kehadiran peneliti di tengah-tengah
responden atas izin responden. Seperti dalam melakukan observasi kelas, peneliti meminta izin dan membuat janji waktu yang tepat dengan guru sehingga proses
pengamatan atas sepengetahuan guru bersangkutan. Moleong 2007: 174-175 sejalan dengan pendapat Guba dan Lincoln
memberikan alasan sebagai berikut: a teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Pengalaman langsung merupakan alat yang ampuh untuk
mengetes suatu kebenaran. Jika suatu data yang diperoleh kurang meyakinkan, biasanya peneliti ingin menanyakannya kepada subjek, tetapi karena ia hendak
memperoleh keyakinan tentang keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuhnya adalah mengamati sendiri yang berarti mengalami langsung peristiwanya; b teknik
pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya; c
pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari
75
data; d sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang dijaringnya ada yang keliru atau bias. Kemungkinan keliru itu terjadi karena kurang
dapat mengingat peristiwa atau hasil wawancara, adanya jarak antara peneliti dan yang diwawancarai, ataupun karena reaksi peneliti yang emosional pada suatu saat. Jalan
yang terbaik untuk mengecek kepercayaan data tersebut ialah dengan jalan memanfaatkan pengamatan; e teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu
memahami situasi-situasi yang rumit. Situasi yang rumit mungkin terjadi jika peneliti ingin memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus. Jadi, pengamatan dapat
menjadi alat yang ampuh untuk situasi-situasi yang rumit dan untuk perilaku yang kompleks; f dalam kasus-kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya tidak
dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat. Di samping itu, observasi ini juga bertujuan untuk mengamati proses
intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang berkenaan dengan pembinaan karakter siswa melalui pendidikan kewarganegaraan, serta mengamati lingkungan fisik sekolah
sehingga diharapkan hasil observasi kemudian dapat menjawab permasalahn yang dirumuskan sebelumnya.
Observasi yang digunakan peneliti bermanfaat untuk recheck atau triangulasi tentang pembinaan karakter siswa melalui pendidikan kewarganegaraan dan observasi
ini memungkinkan peneliti menarik inferensi kesimpulan ihwal makna dan sudut pandang responden, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati. Alwasilah 2009:
155 mengatakan bahwa lewat observasi ini, peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak terucap tacit understanding, bagaimana teori digunakan langsung theori
76
in use dan sudut pandang responden yang mungkin tidak tercungkil lewat wawancara atau survai. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pencatatan terhadap setiap
fenomena yang ditemukan di lokasi penelitian. Selanjutnya catatan hasil observasi dihubungkan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Kepala Sekolah,
guru, dan siswa SMK Negeri 1 Kota Ternate. Hasil observasi berupa data mengenai keadaan lapangan, deskripsi kegiatan-
kegiatan, serta deskripsi tempat dilaksanakannya kegiatan-kegiatan. Hasil observasi ini menggambarkan, a kondisi obyektif yang ada di SMK Negeri 1 Kota Ternate; dan
b implementasi pembinaan karakter siswa melalui melalui pendidikan
kewarganegaraan di SMK Negeri 1 Kota Ternate.
2. Wawancara