Definisi Operasional Teknik Pengumpulan Data

Gushtyadi Marandika, 2014 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN SISWA SMP Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh permainan tradisional boy-boyan terhadap peningkatan kelincahan siswa setelah diberikan perlakuan atau treatment.

D. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering kali berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dan mengaburkan pengertian. Untuk menghindari kekeliruan penafsiran dalam penulisan judul dan isinya, penulis menggunakan beberapa istilah dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Permainan tradisional adalah salah satu bentuk yang berupa permainan anak- anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak mempunyai variasi. James Danandjaja, 1987. 2. Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Tite, dkk, 2007:4.15.

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu memberikan permainan-permainan yang mendominasi keterampilan kelincahan dengan menggunakan validitas butir tes. Tes yang digunakan untuk keterampilan kelincahan itu dapat diukur dari indikator pre test dan post test dari hasil jarak yang telah ditempuh oleh siswa yaitu tes shuttle run, zig-zag run dan boomerang run.

1. Tes Shuttle Run

Tes Shuttle Run yaitu tes dimana pelaku melakukan lari secepat mungkin dalam jarak 4 x 10 m. Setiap kali sampai pada suatu titik sebagai batas, maka secepatnya berusaha merubah arah menuju titik lainnya. Gushtyadi Marandika, 2014 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN SISWA SMP Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.4 Shuttle Run Perlu diperhatikan bahwa jarak antara kedua titik tidak terlalu jauh serta waktu melakukan tidak terlalu lama sehingga akan menyebabkan kelelahan bagi pelaku. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah kemampuan merubah arah secepat mungkin pada saat bergerak. Pada tes motor ability ini mempunyai reliabilitas sebesar 0,93 dan validitas sebesar 0,87. Reliabilitas tersebut diperoleh dengan cara tes ulang, sedangkan validitas diperoleh dengan cara mengkorelasikan tes itu dengan kriteria yang digunakan yaitu skor gabungan dari butir-butir tes tersebut. a. Tujuan : mengukur kelincahan dalam bergerak mengubah arah b. Alatfasilitas : 1 Stop watch 2 Lintasan yang lurus dan datar dengan jarak 10 meter antara garis start dan finish 3 Balok kayu, berukuran 5 x 5 cm c. Pelaksanaan tes 1 Subyek berdiri di belakang garis start, dengan salah satu kaki di depan 2 Pada aba-aba “ya” diberikan, subyek dengan segera dan secepat mungkin lari ke depan menuju garis akhir untuk mengambil dan memindahkan balok pertama dan memindahkan balok kedua yang berada di tempat start 3 Setelah itu segera kembali ke garis start dan mengambil balok yang kedua, kemudian berputar lagi dan segera lari lagi 4 Demikian seterusnya dilakukan dengan lari bolak-balik sehingga mencapai frekuensi lari sebanyak 4 x 10 meter 5 Subyek diberi kesempatan tes tersebut sebanyak dua kali. Gushtyadi Marandika, 2014 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN SISWA SMP Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Penilaian : 1 Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh orang coba untuk menempuh jarak tes shuttle run 4 x 10 meter 2 Waktu yang dicapai dihitung sampai persepuluh detik 3 Hasil dari kedua pengetesan dicatat. Tes harus diulang apabila: Balok tidak diletakkan tetapi dilemparkan. Table 3.1 Penilaian Shuttle Run Tes 4 x 10 m Laki-laki Nilai Skor 10 tahun 11 tahun 12 tahun Sangat Baik 5 11.1 10.7 10.4 Baik 4 11.1 - 11.6 10.7 - 11.2 10.4 - 10.9 Cukup 3 11.7 - 12.0 11.3 - 11.6 11.0 - 11.3 Kurang 2 12.1 - 12.4 11.7 - 12.0 11.4 - 11.7 Sangat Kurang 1 12.5 - 12.9 12.1 - 12.5 11.8 - 12.2 Perempuan Nilai Skor 10 tahun 11 tahun 12 tahun Sangat Baik 5 11.7 11.6 11.5 Baik 4 11.7 - 12.2 11.6 - 12.1 11.5 - 11.9 Cukup 3 12.3 - 12.7 12.2 - 12.5 12.0 - 12.3 Kurang 2 12.8 - 13.2 12.6 - 12.9 12.4 - 12.7 Sangat Kurang 1 13.3 - 13.7 13.0 - 13.4 12.8 - 13.2 Sumber : The National Physical Fitness AwardAssessment NAPFA

2. Tes Zig-Zag Run

Tes Zig-zag Run yaitu dimana seseorang berlari dengan cepat ketika melewati beberapa titik. Jarak setiap titik + 2-3 meter. Gambar 3.5 Zig-Zag Run Gushtyadi Marandika, 2014 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN SISWA SMP Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tes kemampuan kelincahan zig-zag run test Nurhasan, 2007:312 Reliabilitas : 0,93 Validitas : 0,82 Tujuan : mengukur kelincahan gerak seseorang Alat : cones, stopwatch, peluit, meteran dan alat tulis Pelaksanaana : testee berdiri dengan sikap di belakang garis start. Pada aba- aba “ya” testee berusaha lari secepat mungkin maksimal mencapai garis finis sambil melewati rintangan. Tiap orang diberi kesempatan dua kali percobaan. Skor : catatan waktu tempuh terbaik dari dua kali kesempatan diambil sebagai data dari penelitian. Waktu dicatat dalam satuan detik.

3. Tes Boomerang Run

Tes Boomerang Run merupakan lari yang dimana arah larinya menyerupai bentuk boomerang, yaitu bergerak berputar-putar dari titik-titik yang ditetapkan. Pada pelaksanaannya akan dilakukan dengan jarak dari satu titik ke titik yang lainnya yaitu + 10 meter. Gambar 3.6 Boomerang Run LARI BOOMERANG RIGHT –BOOMERANG RUN Tujuan : untuk mengukur kelincahan lari dan merubah arah Tingkat Umur : 10 tahun hingga Mahasiswa Jenis Kelamin : Laki – Laki Perempuan Alat perlengkapan : stopwatch, sebuah kursi, empat buah tonggak, dan lantai yang datar. Pelaksanaan : testi siap dibelakang garis start, kemudian setelah aba – aba “yak” lari mengikuti anak panah sampai melintasi garis finish. Gushtyadi Marandika, 2014 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN SISWA SMP Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penilaian : nilai ditentukan dari waktu yang dicapai sejak aba – aba “yak “ sampai melintsi garis finish, waktu sampai sepersepuluh detik. Hukuman : waktu akan ditambah sepersepuluh detik setiap menyentuh rintangan. Sumber : httpdanteskaze.wordpress.com20110111test-kelincahan.htm Seluruh tes yang dilakukan di atas diberikan kepada siswa pada saat pre test dan post test dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pebedaan dan perubahan yang signifikan terhadap peningkatan kelincahan yang dimilki oleh masing-masing siswa. Selama jarak antara setelah pemberian pre test menuju post test akan di sisipkan treatment yang mana dalam bentuk sebuah permainan tradisional. Permainan tradisional sangat cocok untuk diberikan kepada siswa karena dalam permainan tradisional terdapat unsur-unsur yang dapat membantu siswa untuk turut aktif, lincah, gesit, cepat, sigap, tangkas dan cepat dalam mengambil keputusan serta cerdas menyusun strategi agar dapat memenangkan permainan dan mengenai lawan agar lawan tidak memenangi permainan yang sedang berlangsung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan tujuan yang hendak dicapai dalam sebuah penelitian. Oleh karena itu seorang peneliti memerlukan teknik dalam pengumpulan data dalam penelitiannya. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono 2013:193 “pengumpulan data yaitu cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data”. Pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan di lapangan olahraga SMPN 14 Bandung. Penelitian eksperimen ini mengacu kepada kurikulum yang ada di sekolah. Dalam permainan olahraga beregu ini dalam 1 semester di laksanakan 16 kali pertemuan oleh karena itu penulis meneliti selama 16 kali pertemuan. Dengan 16 kali pertemuan yang dilakukan dalam frekuensi 3 kali pertemuan dalam seminggu untuk frekuensi pembelajaran mengacu kepada pendapat Har sono 1988:194 dalam Siswadi, Iwa 2013:36 “sebaiknya pembelajaran dilakukan tiga kali dalam seminggu ”. Setiap minggu pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan di SMPN 14 Bandung pada hari Senin, Gushtyadi Marandika, 2014 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN SISWA SMP Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Rabu , dan Jum’at pukul 14.00 wib sampai dengan pukul 15.30 wib. Pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu pendahuluan, inti materi, dan pendinginan. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan Sebelum melakukan materi inti dari kegiatan pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai guru menjelaskan materi apa yang akan di bahas pada setiap pertemuan, serta indikator apa saja yang hendak dicapai. Setelah penjelasan dari guru, subjek diintruksikan untuk melakukan pemanasan. Siswa harus melakukan peregangan pada bagian-bagian tubuh yang akan digunakan dalam pembelajaran, agar tidak mengalami cedera pada saat bermain. 2. Inti Materi Materi inti dalam setiap kegiatan pembelajaran diberikan kepada siswa sesuai dengan rencana pengajaran pembelajaran yang disusun sebelumnya. Materi dalam pembelajaran tersebut meliputi permainan-permainan tradisional, yaitu ucing jibeh, boy-boyan, dan bebentengan. 3. Pendinginan Ketika aktifitas bermain permainan tradisional berakhir, subjek juga harus melakukan pendinginan. Tindakan ini berguna untuk meregangkan otot yang telah banyak dipergunakan selama bermain. Pada pendinginan ini sebaiknya dibantu oleh teman karena perlu adanya peregangan otot yang maksimal. Setelah itu diadakan evaluasi dan diskusi hasil kegiatan pembelajaran tersebut. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam pengambilan kesimpulan penelitian. Adapun teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Gushtyadi Marandika, 2014 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN SISWA SMP Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berikut merupakan susunan program pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh peneliti ketika melaksanakan proses pembelajaran, yaitu : Tabel 3.2 Jadwal Pembelajaran Penelitian No. Hari Waktu Tempat Keterangan 1 Senin 14.00 – 15.30 Lapangan SMPN 14 Bandung Pembelajaran 2 Rabu 14.00 – 15.30 Lapangan SMPN 14 Bandung Pembelajaran 3 Jum’at 14.00 – 15.30 Lapangan SMPN 14 Bandung Pembelajaran Tabel 3.3 Keterangan Kegiatan Pertemuan Ke Keterangan 1 Senin, 4 Agustus 2014 Melakukan tes awal sebelum pemberian perlakuan berupa tes kelincahan shuttle run, zig-zag run, dan boomerang run 2 Rabu, 6 Agustus 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 3 Jum’at, 8 Agustus 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 4 Senin, 11 Agustus 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 5 Rabu, 13 Agustus 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 6 Jum’at, 15 Agustus 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 7 Senin, 18 Agustus 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 8 Rabu, 20 Agustus 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 9 Jum’at, 22 Agustus 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 10 Senin, 25 Agustus 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 11 Rabu, 27 Agustus 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 12 Jum’at, 29 Agustus 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 13 Senin, 1 September 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 14 Rabu, 3 Septembet 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 15 Jum’at, 5 September 2014 Pemberian perlakuan berupa permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy-boyan 16 Senin, 8 September 2014 Melakukan tes akhir setelah pemberian perlakuan berupa tes kelincahan shuttle run, zig-zag run, dan boomerang run Gushtyadi Marandika, 2014 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN SISWA SMP Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4 Program Pembelajaran Minggu Ke Pertemuan Ke Waktu Materi pembelajaran Keterangan 1 dan 2 1 sd 4 15 menit 50 menit 15 menit Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan akhir 1. Berdo’a; 2. Mengecek kehadiran; 3. Apersepsi; 4. Menyampaikan inti tujuan dari pembelajaran; 5. Pemanasan. Perlakuan permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy- boyan 1. Apresiasi; 2. Pendinginan; 3. Evaluasi. 2 dan 3 5 sd 8 15 menit 50 menit 15 menit Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan akhir 1. Berdo’a; 2. Mengecek kehadiran; 3. Apersepsi; 4. Menyampaikan inti tujuan dari pembelajaran; 5. Pemanasan. Perlakuan permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy- boyan 1. Apresiasi; 2. Pendinginan; 3. Evaluasi. 3 dan 4 9 sd 12 15 menit 50 menit 15 menit Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan akhir 1. Berdo’a; 2. Mengecek kehadiran; 3. Apersepsi; 4. Menyampaikan inti tujuan dari pembelajaran; 5. Pemanasan. Perlakuan permainan tradisional ucing jibeh, bebentengan, dan boy- boyan 1. Apresiasi; 2. Pendinginan; 3. Evaluasi. Gushtyadi Marandika, 2014 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN SISWA SMP Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERMAINAN KASTI TRADISIONAL DAN MODIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN ANAK USIA 8-9 TAHUN Pengaruh Permainan Kasti Tradisional Dan Modifikasi Terhadap Peningkatan Kelincahan Anak Usia 8-9 Tahun Di SDN Pabelan 03 Kecamatan Kartasura Kabupat

0 0 17

PENGARUH PERMAINAN KASTI TRADISIONAL DAN MODIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN ANAK USIA 8-9 TAHUN Pengaruh Permainan Kasti Tradisional Dan Modifikasi Terhadap Peningkatan Kelincahan Anak Usia 8-9 Tahun Di SDN Pabelan 03 Kecamatan Kartasura Kabupat

0 0 15

PENGARUH PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI BELAJAR DAN KELINCAHAN SISWA.

6 50 34

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA SMAN 12 BANDUNG.

0 3 12

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PERKEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN KELINCAHAN SISWA.

26 139 31

PENGARUH PERMAINAN KASTI DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP KELINCAHAN SISWA DI SDN RANCANILEM.

2 7 30

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL PERMAINAN HADANG TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA.

8 32 45

PENGARUH PERMAINAN LEMPAR SHUTTLECOCK TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 PLAYEN.

0 6 101

PENGARUH PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KELINCAHAN | Hudaya | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8067 16191 2 PB

0 0 5

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KELINCAHAN DAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI - repository UPI S JKR 1205416 Title

0 0 3