Sofwan Munawar, 2014 Perbandingan Latihan Sistem Piramida Dengan Sistem Piramida Terbalik Terhadap Kemampuan
Daya Tahan Atlet Kayak Pada Cabang Olahraga Dayung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan dengan latihan sistem piramida
terbalik terhadap kemampuan daya tahan atlet kayak pada cabang olahraga dayung.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan
sistem piramida dengan sistem piramida terbalik terhadap kemampuan daya tahan atlet kayak pada cabang olahraga dayung.
D. Manfaat Penelitian
Mengacu pada latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah manfaat secara teoritis dan praktis, yang
dipaparkan sebagai berikut : 1.
Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk
memperkaya dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan latihan kondisi fisik, khususnya latihan untuk meningkatkan daya tahan serta dapat
dijadikan sebagai referensi bagi keilmuan pada cabang olahraga dayung. 2.
Manfaat Praktis a.
Para atlet, pelatih, pembina olahraga dayung khususnya nomor kayak dalam meningkatkan prestasi atlet.
b. Bagi atlet, pelatih, pembina olahraga dayung khususnya nomor kayak dapat
mengetahui seberapa besar peningkatan daya tahan dengan menggunakan latihan sistem piramida dan sistem piramida terbalik.
c. Bagi pelatih dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat program latihan
peningkatan kondisi fisik khususnya daya tahan. d.
Bahasa informasi dan referensi dapat digunakan sebagai acuan atau referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya khususnya dibidang kebugaran pada
cabang olahraga dayung khususnya nomor kayak.
E. Batasan Penelitian
Sofwan Munawar, 2014 Perbandingan Latihan Sistem Piramida Dengan Sistem Piramida Terbalik Terhadap Kemampuan
Daya Tahan Atlet Kayak Pada Cabang Olahraga Dayung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini penulis memberikan batasan agar pelaksanaan penelitian berjalan sebagaimana mestinya, maka penelitian ini dibatasi ruang lingkupnya
sebagai berikut : 1.
Perbandingan latihan sistem piramida dengan sistem piramida terbalik terhadap kemampuan daya tahan atlet kayak.
2. Populasi terdiri dari mahasiswa UPI Bandung yang mengikuti UKM unit
kegiatan mahasiswa Dayung dengan menggunakan purposive sampling sebanyak 10 orang.
3. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah tes kayak 2000 meter.
4. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sistem piramida dan sistem piramida
terbalik. 5.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan daya tahan atlet kayak pada cabang olahraga dayung.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah dalam penelitian ini, adapun penjelasan istilah yang digunakan peneliti dalam penelitian, antara lain:
Latihan menurut Harsono 1988 : 100 adalah “Untuk membantu atlet
meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksial m ungkin”.
Sistem atau sistematis menurut Harsono 1988 : 101 adalah “Berencana,
menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah ke sukar, latihan yang teratur, dari sederhana ke yang lebih kompleks”.
Piramid menurut Bompa 1999:52 mengatakan “in the pyramid pattern
example the follow. each program starts from its base and works toward the peak, or from the bottom of the top”. Maksud dari kutipan tersebut adalah ikuti pada contoh
pola piramida. Setiap program dimulai dari dasar dan bekerja ke arah puncak, atau dari bawah ke atas.
Sofwan Munawar, 2014 Perbandingan Latihan Sistem Piramida Dengan Sistem Piramida Terbalik Terhadap Kemampuan
Daya Tahan Atlet Kayak Pada Cabang Olahraga Dayung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Daya tahan menurut Harsono 1988 : 155 adalah “Keadaan atau kondisi
tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut”. Yang dimaksud daya
tahan disini adalah daya tahan cardiovascular atau daya tahan otot jantung dan pernafasan.
Dayung atau gerakan mendayung seperti yang di kutip oleh Dede Rohmat 2001: 1 Stepen, 1990 tentang gerakan mendayung adalah
Gerakan mendayung dilakukan secara berirama, terus menerus dan ada rasio yang baik antara fase kerja dan fase istirahat. Untuk mencapai gerakan yang
ritmik dan harmonis tersebut tentunya perlu didukung oleh kualitas biomotorik, biometrik, psikologis dan aspek pendukung lainnya.
Kayak menurut Csaba Zsanto 2004 :26 ialah
“Kayak are light, narrow and unstable boats with a small space for the paddlers to sit in”. Maksud dari kutipan
diatas kayak merupakan perahu ringan, sempit dan tidak stabil denganruang kecil untuk pedayumg didalamnya.
G. Struktur Organisasi