Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik
Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakandengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat
14, dinyatakan bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yangditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan 6 tahun, yangdilakukanmelalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantupertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalammemasuki pendidikan lebih lanjut”Kemendiknas.2010:2. Sedangkan pada pasal 28 tentang pendidikan
anak usia dini dinyatakanbahwa: 1 Pendidikan anak usia dini PAUDdiselengarakansebelum jenjang pendidikan dasar.2 pendidikan anak
usia dini dapat diselengarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam undang-undang no 2 tahun
1989 tentang sistem pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan Sujiono,. 2011:8.
PAUD berfungsi untuk mengembangkan berbagai potensi anak secara optimal sesuai dengan kemampuan bawaannya, sejalan dengan
perkembangan IPTEK dan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan perkembangan otak Brainwere manusia, maka ke depan dimungkinkan
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik
Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pendidikan PAUD mampu mengembangkan seluruh potensi anak melampaui batas potensi bawaannya. PAUD merupakan lembaga pendidikan pra-
sekolah yang memperkenalkan iklim dan budaya sekolah dan sebagai peletak dasar untuk mengembangkan potensi anak secara optimal Mulyasa. 2012 :6.
Anak usia dini merupakan masa usia emas golden age ditandai dengan berkembangnya jumlah dan fungsi sel-sel saraf otak yang akan
berfungsi secara optimal ketika ada upaya sinergi. Pada usia emas terjadi transformasi yang luar biasa pada otak dan fisiknya sehingga usia ini sangat
penting bagi perkembangan intelektual, spiritual, emosional dan sosial anak sesuai dengan karakteristiknya masing-masing dan masa keemasan ini kalau
sudah terlewati tidak akan terulang lagi.Olehkarena itu, pendidikan dan lingkungan yang tepat untuk mengembangkan anak pada usia ini sangat
diperlukan. Mulyasa, 2012:35. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya,pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam
berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia Berk dalam Sujiono, 2011:6.
.Aspek pengembangan yang akan penulis teliti adalah aspek pengembangan
kognitif. Dalam
pedoman pembelajaran
bidang pengembangan kognitif di taman kanak-kanak Depdiknas a, 2007:3
disebutkan bahwa pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan
sesuatu dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu
kebudayaan. Salah satu aspek dalam pengembangan kognitif adalah pengembangan
pembelajaran matematika, istilah-istilah yang dikenal di antaranya: pengembangan kognitif, daya pikir, atau ada juga yang menyebutnya sebagai
pengembangan kecerdasan logika matematika. Kegiatan pengembangan- pembelajaran matematika untuk anak usia dini dirancang agar anak mampu
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik
Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan matematika yang memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada saat mendatang yang
menekankan pada kemampuan memecahkan masalah Sriningsih.2009:1. Anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan
berhitung pada jalur matematika, karena usia dini sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi
akan tersalurkan apabila mendapatkan stimulusrangsangan yang sesuai dengan perkembangannya.Depdiknas b., 2007 : 4.
.Berhitung merupakan bagian dari matematika yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari terutama konsep bilangan yang merupakan juga
dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar Depdiknas b, 2007;43. Berhitung di taman
kanak-kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional, oleh karena itu dalam
pelaksanaannya berhitung di taman kanak-kanak dilakukan secara menarik dan bervariasi. Maka dari itu, diperlukan strategi belajar mengajar yang
sesuai dengan materi, salah satunya adalah penggunaan media belajar. Menurut Latif,dkk 2013 : 151
“Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya
diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya”. Kegiatan pembelajaran matematika untuk anak usia dini sangat
penting yaitu untuk menstimulasi dan mengoptimalkan kemampuan berpikir anak.Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang pendidik, adalah bagaimana
cara menyampaikannya sehingga memiliki manfaat yang sangat besar dalam mengoptimalkan kemampuanlogikamatematikaSriningsih.2009:28.Tuntutan
penguasaan matematika sangat besar, apalagii jika anak hendak masuk sekolah dasar, orang tua menuntut anak-anak mereka agar dapat menguasai
matematika bahkan saat anak mereka masih di taman kanak-kanak. Hal ini memicu lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan matematika
dengan metode yang kurang tepat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sriningsih 2009:2 tidak sedikit
lembaga pendidikan usia dini
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik
Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mengajarkannya dengan menggunakan paper -pencil yaitu bentuk lembar kerja anak yang didalamnya terdapat angka-angka tanpa benda konkritnya
langsung. Hal ini dianggap lebih mudah bagi guru untuk mengajarkannya karena guru tidak perlu menyediakan media . Akan tetapi hal ini sulit bagi
anak karena anak akan lebih mudah jika ada benda konkritnya langsung. Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan di TK Kartika
Siliwangi 9 kelompok B-3, pada kenyataannya pembelajaran berhitung masih terasa sulit terutama bagi anak usia dini, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor permasalahan baik dari guru, siswa maupun sumber belajar sebagai pendukungnya. Hal ini ditandai dengan kondisi sebagai berikut:Dari 14 anak
baru 8 anak paham lambang bilangan sedangkan 6 anak belum paham lambang bilangan. Untuk memahami proses berhitung secara sederhana
hanya 7 anak yang paham dan mampu sementara 7 anak belum mampu dan tidak paham untuk melakukan proses berhitung sederhana.Dari 14 anak yang
mengikuti pembelajaran berhitung sekitar 8 anak, sedangkan yang lainnya masih pasif.
Adapun masalah yang ada pada guru adalah: 1.
Metode yang digunakan dalam kegiatan kurang menarik dan menyenangkan. Beberapa hal yang menyebabkan demikian di antaranya
adalah bahasa tubuh guru yang masih kaku, penyajian yang kurang menarik.
2. Alat peraga dalam pembelajaran masih terbatas. Di antaranya hanya
menggunakan media papan tulis, batang korek api, jari tangan atau sedotan saja.
3. Motivasi anak untuk belajar berhitung belum maksimal. Di antaranya
sebagai anak masih pada suka main-main dalam mengikuti proses pembelajaran berhitung.
Terdapat banyak metode dan strategi yang bisa digunakan untukmemecahkan permasalahan di atas, di antaranya: metode pemberian
tugas, demonstrasi, tanya jawab, pengucapan syair, percobaan, eksperimen, bercakap-cakap, bercerita, dan praktek langsung Depdiknas a,. 2007:16.
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik
Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dan dalam upaya menstimulasi perkembangan potensi anak , makapenulis mencoba mencari jalan keluar untuk memperbaiki kemampuan berhitung
anak di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot tahun pelajaran 20132014 dengan melalui metode demonstrasi dan pemberian tugas dengan melalui
media alat peraga konkrit yaitu berupa manik-manik. Berdasarkan uraian di atas tersebut maka penulis melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan kemampuan berhitung permulaan Anak TK melalui media manik-
manik”.
B. .Rumusan Masalah.