Analisis Proses Sistem Perancangan Sistem

Activity diagramuntuk use case Highpass Filter dapat dilihat pada gambar 3.5. pengguna Sistem Menampilkan citra inputan Mengubah citra asli RGB ke Grayscale Menampilkan citra grayscale gelap Melakukan proses Transformasi Fourier Memanggil Fungsi tipe Filtering Menampilkan nilai MSE,PSNR Menyimpan citra hasil Menginput citra digital Menginput nilai pengurangan intensitas piksel Menginput nilai D0 Menekan tombol Save Gambar 3.5 Activity Diagram Highpass Filter

3.3.2. Analisis Proses Sistem

Berikut dijelaskan proses yang terjadi di dalam sistem filtering dengan metode Lowpass Filter dan Highpass Filter menggunakan sqeuence diagram dimana pada tahap awal sebelum filtering sistem terlebih dahulu membaca citra berwarna RGB, lalu mengubahnya ke dalam citra grayscalekemudian sistem akan melakukan tahapan dalam proses filtering. Sequence diagram tahap awal untuk Lowpass Filtering dapat dilihat pada gambar 3.6. Universitas Sumatera Utara Sistem Filtering imread citra Grayscale rgb2gray FFT input citra Ubah Brightness citra + brightness Pengguna Gambar 3.6Sequence Diagram tahap awal Lowpass Filter Berikut ini pseudoceode untuk pembacaan citra, konversi ke grayscale, dan pengubahan nilai brightness citra grayscale. Image citra_asli ←imreadfullfilenama_path,nama_file Citra_grayscale ←rgb2graycitra_asli Citra_bright ←citra_grayscale + nilai_brightness end Sequence diagram tahap awal Highpass Filter dapat dilihat pada gambar 3.7. Sistem Filtering imread citra Grayscale rgb2gray FFT input citra Ubah Brightness Pengguna citra - brightness Gambar 3.7 Sequence Diagram tahap awal HighpassFilter Universitas Sumatera Utara Tahap selanjutnya untuk kedua metode tersebut adalah mengubah citra tersebut kedalam transformasi fourier untuk mendapatkan nilai intensitas piksel citra yang diperlukan dalam proses perhitungan konvolusi yakni menghitung ke setiap piksel citra. Sequence diagram untuk proses filtering metode Lowpass Filtering dan Highpass Filtering dapat dilihat pada gambar 3.8. Proses Filter ambil matriks citra FFT Filter shifting MSE,PSNR H=fungsi filter tampilkan hasil filtering,nilai mse ,pnsr perhitungan nilai MSE,PSNR H.F Gambar 3.8 Sequence Diagram proses Filter Pseudocode untuk Transformasi Fourier. F fft2citra_input S fftshiftlog1+abshandles.F; end Pseudocode untuk Lowpass Filter Universitas Sumatera Utara PQ paddedsizecitra_bright [x,y] sizecitra_bright Ip zerosPQ1,PQ2 Ip1:x,1:y citra_bright Ic zerosPQ1,PQ2 for m=1 :PQ1 for n=1:PQ2 Ic -1m+nIpm,n end end Ifin fft2Ic H lpfilter‘type,PQ1,PQ2,Sig H fftshifH G H.F G realifft2G Ifin zerosPQ1,PQ2; For m=1:PQ1 For n=1:PQ2 Ifin -1m+ngm,n end end Pseudocode untuk Highpass Filter PQ paddedsizecitra_input [x,y] sizecitra_input Ip zerosPQ1,PQ2 Ip1:x,1:y citra_input Ic zerosPQ1,PQ2 for m=1 :PQ1 for n=1:PQ2 Ic -1m+nIpm,n end Universitas Sumatera Utara end If fft2Ic H hpfilter‘type,PQ1,PQ2,Sig H fftshifH G H.F G realifft2G Ifin zerosPQ1,PQ2; For m=1:PQ1 For n=1:PQ2 Ifin -1m+ngm,n end end Pseudoceode menghitung MSE NilaiMSE HitungMSEcitra,citraref NilaiSSE sumsumdoublecitra-doubelcitraref.2 NilaiMSE NilaiSSEtinggilebar Pseudocode menghitung PSNR PSNR 20log10double10255sqrtMSE Universitas Sumatera Utara Contoh perhitungan proses filtering di dalam domain Frekuensi : 1. Dimisalkan masukan citra grayscale dengan ukuran 3 x 3 piksel dengan nilai intensitas pixelnya adalah sebagai berikut: 90 45 30 120 180 90 90 180 0 2. Kemudian dilakukan proses transformasi Fourier untuk menghasilkan matriks ukuran 3 x 3 pixel yang berisi bilangan kompleks dari citra grayscale. Proses transformasi yang dilakukan menggunakan Fast Fourier Transform 2D persamaan 2.1, di mana proses transformasi dilakukan baris perbaris kemudian dilanjutkan dengan kolom perkolom. �0,0 = 1 3 � �� exp �− 2 ���� 3 � �−1 �=0 = 1 3 � ��cos � 2 ��� 3 � − ���� 2 ��� 3 3 �=0 �0,0 = 1 3 90[1 − 0] + 45[1 − 0] + 30[1 − 0] = 1 3 90 + 45 + 30 = 1 3 165 = 55 �0,1 = 1 3 [90] + [44.97 − 1.65�] + [29.92 − 2.19�] = 1 3 164.89 − 3.84� = 54.96 − 1.27� �0,2 = 1 3 [90] + [44.88 − 3.29�] + [29.68 − 4.37�] = 1 3 164.56 − 7.65� = 54.85 − 2.55� �1,0 = 1 3 [120] + [180] + [90] = 1 3 390 = 130 �1,1 = 1 3 [120] + [179.88 − 6.57�] + [89.76 − 6.57�] = 1 3 389.64 − 13.15� = 129.88 − 4.38� �1,2 = 1 3 [120] + [179.88 − 13.14�] + [89.04 − 13.11�] = 1 3 388.55 − 26.26� = 129.52 − 8.75� Universitas Sumatera Utara �2,0 = 1 3 [90] + [180] + [0] = 1 3 270 = 90 �2,1 = 1 3 [90] + [179.88 − 6.57�] + [0] = 1 3 269.88 − 6.58� = 89.96 − 2.19� �2,2 = 1 3 [90] + [179.88 − 13.14�] + [0] = 1 3 269.52 − 13.14� = 89.84 − 4.38� Proses transformasi untuk tiap-tiap baris maka dihasilkan matriks baru: Sebelum melanjutkan ke proses berikutnya, maka di hasilkan nilai magnitude dari tabel di atas: Kemudian dilakukan transformasi untuk setiap kolom pada matriks di atas. �0,0 = �0,1 = �0,2 = 1 3 [55] + [130] + [90] = 1 3 275 = 91.67 �1,0 = �1,1 = �1,2 = 1 3 [55] + [129.91 − 4.57�] + [89.76 − 6.57�] = 1 3 274.67 − 11.32� = 91.55 − 3.77� �2,0 = �2,1 = �2,2 = 1 3 [55] + [129.65 − 9.50�] + [89.04 − 13.11�] = 1 3 273.69 − 22.61� = 91.23 − 7.53� Maka diperoleh matriks hasil transformasi Fourier 2D sebagai berikut: 91.67 91.67 91.67 91.55 − 3.77� 91.55 − 3.77� 91.55 − 3.77� 91.23 − 7.53� 91.23 − 7.53� 91.23 − 7.53� 55 54.96 − 1.27� 54.85 − 2.55� 130 129.88 − 4.38� 129.52 − 8.75� 90 89.96 − 2.19� 89.84 − 4.38� 55 55 55 130 130 130 90 90 90 Universitas Sumatera Utara 3. Setelah dilakukan transformasi terhadap citra grayscale kemudian hasil transformasi dikalikan dengan hasil mask filter dari filter Butterworth Low Pass Filter yang telah dihitung di dalam bab 2 halaman 25. Hasil perkalian Fu,v dengan Hu,v sebagai berikut: 91.67 90.09 90.09 90.63 − 3.73� 90.63 − 3.73� 90.63 − 3.73� 90.32 − 7.45� 90.32 − 7.45� 90.32 − 7.45� 4. Kemudian dilakukan invers dari hasil perkalian pada proses nomor 3 dengan terlebih dahulu mengambil nilai magnitudenya. Hasil magnitude dari hasil perkali proses nomor 3 adalah sebagai berikut: 91.67 90.09 90.09 90.71 90.71 90.71 90.63 90.63 90.63 Proses yang sama dilakukan pada transformasi Fourier dengan terlebih dahulu memproses perbaris kemudian dilakukan perkolom persamaan 2.2. �0,0 = 1 3 [91.67] + [90.09] + [90.09] = 90.61 �0,1 = 1 3 [91.67] + [90.02 − 3.29�] + [89.85 − 6.58�] = 90.51 − 3.29� �0,1 = 1 3 [91.67] + [89.84 − 6.58�] + [89.13 − 13.13�] = 90.22 − 6.57� �1,0 = 1 3 [90.71] + [90.71] + [90.71] = 90.71 �1,1 = 1 3 [90.71] + [90.65 − 3.32�] + [90.47 − 6.63�] = 90.60 − 3.31� �1,2 = 1 3 [90.71] + [90.47 − 6.63�] + [89.74 − 13.22�] = 90.31 − 6.61� �2,0 = 1 3 [90.63] + [90.63] + [90.63] = 90.63 �2,1 = 1 3 [90.63] + [90.57 − 3.31�] + [90.39 − 6.61�] = 90.53 − 3.31� �2,2 = 1 3 [90.63] + [90.38 − 6.62�] + [89.66 − 13.20�] = 90.22 − 6.60� Universitas Sumatera Utara Hasil magnitude transformasi baris perbaris sebagai berikut: 90.61 90.57 90.46 90.71 90.66 90.55 90.63 90.59 90.46 Proses terakhir adalah melakukan invers transformasi untuk masing-masing kolom. �0,0 = 1 3 [91.61] + [90.71] + [90.63] = 90.65 �1,0 = 90.54 − 3.31 � = 90.6 �2,0 = 90.25 − 6.61 � = 90.49 �0,1 = 90.60 �1,1 = 90.49 − 3.3� = 90.55 �2,1 = 90.19 − 6.6� = 90.43 �0,2 = 90.49 �1,2 =90.39 – 3.30 j= 90.45 �2.2 = 90.08 − 6.59 � = 90.32ss Setelah melalui seluruh proses didapatlah hasil matriks citra yang telah difilter sebagai berikut: 90.65 90.60 90.49 90.6 90.55 90.45 90.49 90.43 90.32 Universitas Sumatera Utara Perubahan intensitas piksel pada citra ditunjukkan pada tabel 3.4 setelah dilakukan proses filter untuk image smoothing dengan menggunakan metode Lowpass Filtering. Citra yang digunakan adalah doll.png dengan mengambil sampel piksel pada bagian kanan bawah citra dengan dimensi 5 x 5 piksel. Terlihat perubahan intensitas piksel pada citra asli grayscale,citra hasil penambahan intensitas sebesar 20, citra hasil dengan tingkat ketajaman Ideal Butterworth, dan Gaussian. Tabel 3.4 Perubahan intensitas piksel dalam proses filter Citra Nilai intensitas piksel sampel 5 x 5 Universitas Sumatera Utara Asli Grayscale 118 103 107 129 134 104 107 119 131 133 93 116 135 135 131 92 118 136 131 128 102 127 141 130 123 Penambahan intensitas 20 138 123 127 149 154 124 127 139 151 153 113 136 155 155 151 112 138 156 151 148 122 147 161 150 143 Ideal Low Pass 138 138 137 156 161 113 111 118 148 157 124 129 141 168 173 137 149 160 178 178 94 108 117 128 127 Butterworth Low Pass 138 137 156 161 110 111 118 148 157 107 129 141 168 173 121 149 160 178 178 127 108 117 128 127 80 Gaussian Low Pass 134 138 153 156 115 127 139 150 155 125 133 149 151 151 126 141 154 153 151 125 115 123 126 127 99 Universitas Sumatera Utara

3.3.3. Perancangan Interface