G 0,3 Peningkatan Rendah
0,3 ≤ G ≤ 0,7 Peningkatan Sedang
G 0,7 Peningkatan Tinggi
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran antara guru dan siswa. Pengolahan lembar observasi ini dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
tahapan yang muncul =
. 1
2 .
1 34
x 100 Purwanto, 2002
Adapun kriterianya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4
Persentase Kategori
80-100 Baik sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Gagal
Arikunto, 2006
c. Angket
Untuk mengetahui respon terhadap model tipe Kancing Gemerincing, maka peneliti membuat angket dengan jumlah 10 butir pernyataan. Pernyataan dalam
angket ini terbagi atas empat kategori yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak
Setuju TS, dan Tidak Setuju Sekali TSS. Adapun pengolahannya berdasarkan perhitungan sebagai berikut:
Р =
5
x 100
Keterangan :
Р = Persentasi jawaban
f = Frequensi jawaban n = Banyak respon siswa
Hasil perhitungan angket tersebut, kemudian dikonversikan dalam bentuk penskoran
kuantitatif yang
ditafsirkan dengan
menggunakan aturan
Koentjaraningrat Kamiludin, 2011 seperti Tabel 3.5 dibawah ini :
Tabel 3.5
Besar Persentase Interpretasi
00 Tidak ada
01 - 25 Sebagian kecil
26 - 49 Hampir setengah
50 Setengahnya
51 - 75 Sebagian besar
76 - 99 Pada umumnya
100 Seluruh
Koentjaraningrat, dalam Kamiludin, 2011 Dari hasil pengolahan dan analisis data tersebut kemudian dikemas dalam
bentuk deskripsi.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN Banyuhurip- Lembang terhadap siswa kelas IV mengenai penerapan model tipe Kancing
Gemerincing, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1.
Perencanaan pembelajaran pada setiap siklus terjadi perbedaan, baik dari konsep materi yang disajikan juga dalam setiap kegiatan kelompok siswa
berbeda antara siklus I sampai siklus III, dikarenakan perencanaan didasrkan pada refleksi yang diadakan pada akhir siklusnya.
2. Penerapan model pembelajaran koopertif tipe Kancing Gemerincing pada
pembelajaran IPA tentang materi sumber daya alam dapat menarik perhatian siswa serta membuat siswa menjadi lebih aktif. Materi pembelajaran yang
diberikan guru diselipi gambar sebagai media penunjang. Hal ini, mampu membuat siswa untuk menemukan konsep dari gambar yang dilihatnya dan
lebih mudah memahami materi sumber daya alam. Dengan penerapan model ini, siswa menjadi lebih berani untuk tampil, baik dalam mengungkapkan ide,
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan serta dapat bekerja sama dengan kelompoknya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru. 3.
Penerapan model pembelajaran kooperatif model tipe Kancing Gemerincing dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran IPA Materi
sumber daya alam. Hal ini terbukti dari meningkatnya nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes penguasaan konsep yang telah dilakukan dari siklus I
sampai siklus III. Ini terbukti bahwa model pembelajaran tipe Kancing Gemerincing efektif digunakan pada pembelajaran IPA khususnya dalam
materi sumber daya alam di kelas IV.
B. Rekomendasi
Berdasarkan dari hasil temuan peneliti yang telah dilakukan selama tiga siklus, berikut ini peneliti tuliskan beberapa rekomendasi untuk menjadi bahan
pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan : 1.
Model pembelajaran tipe Kancing Gemerincing bisa dijadikan solusi alternatif dalam meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa. Para guru diharapkan
dapat mengkaji dan mengembangkan model pembelajaran tipe Kancing Gemerincing pada materi sumber daya alam dalam upaya meningkatkan
kualitas proses pembelajaran IPA di kelas. 2.
Bagi para calon penelitian mengenai penerapan model tipe Kancing Gemerincing dapat dikembangkan dengan variabel terikat yang lain misalnya
hasi belajar siswa dan keterampilan berpikir kritis, serta dengan materi pembelajaran atau topik yang berbeda
3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model tipe Kancing
Gemerincing untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa agar mencapai hasil yang lebih baik.