PENERAPAN MODEL TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA MATERI SUMBER DAYA ALAM : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahu

(1)

! !

PENERAPAN MODEL TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA MATERI

SUMBER DAYA ALAM

(Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Pedagogik

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Ade Sri Rahayu

(0902955)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

! !

Penerapan Model Tipe Kancing Gemerincing

Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep

Siswa Materi Sumber Daya Alam

Oleh Ade Sri Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ade Sri Rahayu 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013


(3)

! !

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN ADE SRI RAHAYU

0902955

PENERAPAN MODEL TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA MATERI

SUMBER DAYA ALAM

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I

Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 19770828 200312 1 002

Pembimbing II

Dr. MiminNurjhani K, M.Pd NIP. 19650929 199101 2001

Mengetahui, Ketua JurusanPedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia


(4)

! !

Dr. H. Babang Robandi, M.Pd NIP. 19610814 198603 1 001


(5)

! ! ABSTRAK

PENERAPAN MODEL TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA MATERI

SUMBER DAYA ALAM (Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh Ade Sri Rahayu

0902955

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya tingkat penguasaan konsep IPA siswa di SDN Banyuhurip-Lembang. Rendahnya tingkat penguasaan konsep siswa ini disebabkan karena guru dalam mengajar didalam kelas masih menganut paradigma lama yaitu menggunakan metode ceramah. Hal ini terlihat pada saat awal penelitian dengan memberikan latihan soal mengenai topik sumber daya alam, hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata dari seluruh siswa belum mencapai target penguasaan konsep yang diinginkan. Beberapa indikator konsep dari soal yang diberikan masih belum tercapai tingkat penguasaannya. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, harus ada upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa di kelas IV SDN Banyuhurip. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan peneliti yaitu tentang “Penerapan Model Tipe Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Materi Sumber Daya Alam” bertujuan untuk memperoleh informasi dan mengetahui pengaruh penerapan model tipe Kancing Gemerincing terhadap penguasaan konsep siswa pada materi sumber daya alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas, dengan subyek siswa berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes belajar siswa, observasi aktivitas guru dan siswa serta angket. Dalam proses pembelajarannya, siswa dituntut untuk aktif, serta penggunaan media gambar yang mencakup didalamnya dapat membuat suasana belajar yang menyenangkan. Terlihat dari hasil belajar dan penguasaan konsep siswa pada setiap indikator konsep selalu meningkat pada tiap siklusnya. Oleh karena itu, penerapan model tipe Kancing Gemerincing merupakan model pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi sumber daya alam.


(6)

! !

ABSTRACT

MODEL APPLICATION TYPE TALKING CHIPS TO IMPROVING STUDENT MASTERY OF CONCEPTS NATURAL RESOURCES MATERIALS (Classroom Action Research Conducted at IPA Subjects Elementary School fourth grade students Banyuhurip Lembang West Bandung District Academic Year 2012/2013)

By Ade Sri Rahayu

0902955

The research was based on the low level of student mastery of science concepts in SDN Banyuhurip-Lembang. The low level of student mastery of concepts is due to the teacher in teaching in the classroom is still adheres to the old paradigm that uses the lecture method. This can be seen at the beginning of the study by providing exercises on the topic of natural resources, the results show that the average of all students mastery of concepts not yet reached the desired targets. Some indicators of the concept of a given problem is still not achieved the level of mastery. Based on these issues, there should be an effort to improve students' mastery of science concepts in class IV SDN Banyuhurip. Therefore, research efforts are on "Model Application Type Talking Chips to Improving Student Mastery of Concepts Natural Resources Materials " to obtain information and determine the effect of the application of the model type Talking Chips of the students mastery of concepts in natural resource materials. The method used in this study is a classroom action research method, the subjects were 30 students. Data collection techniques used in this study is the students test results, teacher observation and student activities and questionnaires. In the learning process, students are required to be active, as well as the use of media that includes drawing in it can create a fun learning environment. Seen from the results of student learning and mastery of concepts on each indicator concept is increasing in each cycle. Therefore, the application of the model type Talking Chips is a suitable learning model used in science teaching material particularly in natural resources.


(7)

! !

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ………. KATA PENGANTAR ………... UCAPAN TERIMAKASIH ……….. DAFTAR ISI ……….. DAFTAR TABEL ……….. DAFTAR GAMBAR ………. DAFTAR LAMPIRAN ……….. BAB I PENDAHULUAN ………..… A. LatarBelakang ……….. B. RumusanMasalah ………. C. TujuanPenelitian ………... D. ManfaatPenelitian ……… BAB II KAJIAN TEORITIS ………... A. Model TipeKancingGmerincing ……….. B. Penguasaan Konsep ………. C. Sumber Daya Alam dan Lingkungan ……….

1. Sumber Daya Alam ……….. 2. Penerapan Model Tipe Kancing Gemerincing pada Pembelajaran

IPA Materi Sumber Daya Alam ……… D. Penelitian yang Relevan ………..………... BAB III METODE PENELITIAN ………...

A. Metode Penelitian ……….. B. Desain Penelitan ………. C. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian…………... D. Prosedur Penelitian ………...………. E. Definisi Operasional …….……….

i ii iii iv vi viii ix 1 1 3 3 4 6 6 9 12 12 16 18 20 20 20 22 23 29


(8)

! !

F. Instrument Penelitan ……….. G. Pengolahan dan Analisis Data ………... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….

A. Hasil Penelitian ……… 1. Deskripsi Awal Penelitian ………... 2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I ………. 3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II ……… 4. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus III ……….. 5. Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Tipe Kancing

Gemerincing Terhadap Penguasaan Konsep Siswa ………... B. Pembahasan ……….

1. Kemampuan Penguasaan Konsep Siswa ………... 2. Pengaruh Model Tipe Kancing Gemerincing Terhadap

Pengusaan Konsep Siswa ………...…... BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ………..

A. Simpulan ……….. B. Rekomendasi ………... DAFTAR PUSTAKA ……….. LAMPIRAN-LAMPIRAN

29 31 35 35 35 35 45 55

65 66 69

73 75 75 76 77


(9)

! !

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahapan Pembelajaran Model Tipe Kancing Gemerincing ... 16

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep Sumber Daya Alam ... 30

3.2 Kisi-Kisi Angket Siswa ... 31

3.3 Kriteria Indeks Gain Ternormalisasi ... 32

3.4 Kriteria Lembar Observasi ... 33

3.5 Kriteria Angket ... 34

4.1 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 40

4.2 Persentase Indikator Aspek Aktivitas Siswa Siklus I ... 41

4.3 Rata-Rata Kinerja Kelompok Siswa Siklus I ... 41

4.4 Rekapitulasi Perbandingan Nilai Rata-Rata Kemampuan Penguasaan Konsep Siswa pada Tes Awal dan Tes Akhir Siklus I ... 42

4.5 Rekapitulasi Persentase Skor Penguasaan Tiap Indikator Konsep Sumber Daya Alam Siklus I ... 43

4.6 Analisis Hasil Indikator Aspek Tindakan Aktivitas Guru Siklus II ... 50

4.7 Persentase Indikator Aspek Aktivitas Siswa Siklus II ... 51

4.8 Rata-Rata Kinerja Kelompok Siswa Siklus II ... 51

4.9 Rekapitulasi Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Penguasaan Konsep Siswa pada Tes Awal dan Tes Akhir Siklus II ... 52

4.10 Rekapitulasi Persentase Skor Penguasaan Tiap Indikator Konsep Sumber Daya Alam Siklus II ... 53

4.11 Analisis Hasil Indikator Aspek Aktivitas Guru Siklus III ... 60

4.12 Persentase Indikator Aspek Aktivitas Siswa Siklus III ... 61

4.13 Rata-Rata Kinerja Kelompok Siswa Siklus III ... 61

4.14 Rekapitulasi Perbandingan Nilai Rata-Rata Kemampuan Penguasaan Konsep Siswa pada Tes Awal dan Tes Akhir Siklus III ... 62


(10)

! !

4.15 Rekapitulasi Persentase Skor Penguasaan Tiap Indikator Konsep Sumber Daya Alam Siklus III ... 63 4.16 Rekapitulasi Hasil Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Tipe


(11)

! !

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Siklus Air ... 13 2.2 Skema Pembentukan Batu Bara ... 17 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan ... 21


(12)

! !

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus III

LAMPIRAN B ALAT PENGUMPUL DATA LKS Siklus I

LKS Siklus II LKS Siklus III Kisi-kisi Tes Siklus I Kisi-kisi Tes Siklus II Kisi-kisi Tes Siklus III

Lembar Pretest dan Postest Siklus I Lembar Pretest dan Postset Siklus II Lembar Pretest dan Postest Siklus III Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus III Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III Angket Siswa


(13)

! !

LAMPIRAN C DATA HASIL PENELITIAN LKS Siklus I

LKS Siklus II LKS Siklus III

Tes Penguasaan Konsep Siklus I Tes Penguasaan Konsep Siklus II Tes Penguasaan Konsep Siklus III

Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus III Lembar Aktivitas Siswa Siklus I

Lembar Aktivitas Siswa Siklus II Lembar Aktivitas Siswa Siklus III Hasil Angket Siswa

Catatan Lapangan Siklus I Catatan Lapangan Siklus II Catatan Lapangan Siklus III

LAMPIRAN D DOKUMENTASI LAMPIRAN E SURAT-SURAT


(14)

(15)

1

! ! BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu pendidikan formal salah satunya adalah pendidikan Sekolah Dasar. Ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan di SD yang memberikan pengetahuan yang sangat luas dan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk mengembangkannya serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu mata pelajaran yang sangat penting adalah mata pelajaran IPA yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari siswa. Depdiknas (2006) menyatakan bahwa pelajaran IPA harus mencakup kerja ilmiah dan konsep. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan oleh BNSP tahun 2006, metode ilmiah tidak dimunculkan sebagai bagian terpisah namun menjadi jiwa dari seluruh topik. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Melalui pembelajaran IPA, dapat memberikan pengetahuan sebagai bekal hidup kepada siswa tentang dimana mereka hidup, agar siswa tidak berbuat keliru dengan alam sekitar, memberi bekal pengetahuan praktis agar siswa dapat menghadapi kehidupan modern yang serba praktis dengan tepat dan menanamkan sikap hidup ilmiah kepada mereka.

Kondisi di lapangan, menerapkan sikap hidup ilmiah terhadap siswa, tidak semudah yang dibayangkan. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah beragamnya latar belakang kehidupan siswa. Selain itu juga, siswa sering mengalami kesulitan dalam belajar, khususnya belajar IPA karena kurangnya pemahaman dari diri siswa masing-masing. Sehingga sikap hidup


(16)

2

! !

ilmiah mereka sangat kurang. Salah satu contoh adalah pembelajaran IPA di kelas IV SDN Banyuhurip. Setelah melakukan interview dengan guru kelas IV, ada beberapa faktor penyebab siswa kesulitan belajar IPA yaitu berdasarkan dari perolehan nilai rata-rata siswa sebesar 52 dari target KKM 65. Dalam hal ini, rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan selama proses belajar mengajar lebih didominasi dengan guru yang menggunakan metode ceramah. Jadi, siswa diharapkan mendengarkan, menghafal seolah-olah guru adalah satu-satunya sumber belajar di dalam kelas (teacher center).

Masalah lain juga yang mempengaruhi kesulitan belajar adalah ditemukannya beberapa siswa yang nampak tidak antusias dalam mengikuti proses pembelajaran IPA serta adanya siswa yang sering mengganggu temannya sehingga menyebabkan siswa lain tidak fokus memperhatikan guru dan sulit menerima materi pelajaran. Dampak dari hal tersebut tingkat kesulitan siswa memahami konsep-konsep IPA masih sangat rendah. Namun pada kenyataannya, siswa belum memanfaatkan proses berpikirnya untuk memahami konsep, tetapi hanya menghafal konsep. Seperti yang telah kita ketahui, telah terjadi inovasi dalam pembelajaran yang awalnya hanya bersifat konvensional sampai modern. Hal ini diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran, seperti munculnya berbagai model, metode dan media pembelajaran.

Penggunaan media atau model pembelajaran yang relevan juga sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, adanya model pembelajaran dapat mendukung siswa dalam memahami penguasaan konsep materi yang sedang diajarkan. Salah satunya adalah model tipe Kancing Gemerincing. Dalam pembelajaran kelompok kadang pada saat diskusi tidak melibatkan semua anggota, tetapi hanya didominasi satu dua orang siswa saja sedangkan anggota lainnya cenderung pasif. Artinya pemerataan tanggung jawab dalam kelompok tidak tercapai, karena anggota yang pasif akan terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan (Lie, 2008:63).


(17)

3

! !

Model pembelajaran tipe Kancing gemerincing ini dapat mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Pada kenyataannya, masih banyak guru yang belum mengetahui banyaknya media atau model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam proses belajar mengajar dikelas. Hal ini menyebabkan guru selama penyampaian materinya kurang melibatkan siswa, karena mereka masih menganut paradigma lama yaitu masih menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu seorang guru harus dituntut untuk lebih kreatif dan mempunyai wawasan yang luas agar mutu pembelajarannya meningkat.

Jadi, berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan, peneliti memfokuskan penelitian mengenai “Penerapan Model Tipe Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Materi Sumber Daya Alam” di SDN Banyuhurip-Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah pokok penelitian ini adalah: “Penerapan Model Tipe Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Materi Sumber Daya Alam”. Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan terfokus, maka masalah diatas dijabarkan pada sub-sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam melalui model tipe Kancing Gemerincing di kelas IV SDN Banyuhurip- Lembang?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam melalui model tipe Kancing Gemerincing di kelas IV SDN Banyuhurip-Lembang?

3. Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep siswa kelas IV SDN Banyuhurip-Lembang pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam setelah menggunakan model tipe Kancing Gemerincing?


(18)

4

! !

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model tipe Kancing Gemerincing untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa materi sumber daya alam. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam melalui model tipe Kancing Gemerincing di kelas IV SDN Banyuhurip- Lembang.

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam melalui model tipe Kancing Gemerincing di kelas IV SDN Banyuhurip-Lembang.

3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa kelas IV SDN Banyuhurip-Lembang pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam setelah menggunakan model tipe Kancing Gemerincing

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis.

b. Memberi pengalaman mengajar sebagai calon guru dalam pembelajaran IPA.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman kepada siswa untuk melakukan pembelajaran dengan penerapan model tipe Kancing Gemerincing (berupa observasi tanya jawab, pembagian kancing, berpikir bersama, dan diskusi), melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan penguasaan konsep pada materi sumber daya alam sehingga mereka mampu berprilaku cerdas dan mengontrol prilaku sebagai bekal dalam memahami konsep materi serta mengatasi segala permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.


(19)

5

! !

b. Bagi guru

Dapat dijadikan bahan untuk menentukan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pelajaran IPA khususnya konsep sumber daya alam.

c. Bagi sekolah

Memberikan motivasi bagi guru-guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA di Kelas IV SDN Banyuhurip melalui penerapan model tipe Kancing Gemerincing.


(20)

20

! ! BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dikenal dengan nama Classroom Action Reserch merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimaksudkan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang terdapat di dalam kelas. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), guru dapat memperbaiki kinerjanya dalam proses belajar mengajar. Selain itu, guru dapat memperbaiki keadaan atau masalah-masalah yang terjadi pada siswa. Tindakan yang dilakukan oleh guru didasarkan pada masalah faktual yang terjadi dikelasnya.

Berdasarkan penelitian awal, masalah yang ditemukan adalah rendahnya kemampuan konsep siswa dalam menyerap pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan Sumber Daya Alam. Dalam hal ini disebabkan karena kurangnya guru dalam penyampaian pokok bahasan didalam kelas dan kurangnya latihan dalam mengembangkan keaktifan siswa seperti melakukan identifikasi masalah pokok bahasan yang membuat tingkat penguasaan konsep siswa meningkat. Alasan ini yang mendasari peneliti untuk meneliti proses pembelajaran IPA di SDN Banyuhurip pada kelas IV dengan materi sumber daya alam.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah desain yang dikemukakan oleh Kemmis Mc Taggart. Diagram alur siklus PTK ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini:


(21)

21

! !

Gambar 3.1 Alur pelaksanaan Tindakan

Model Desain Kemmis dan Mc. Teggart (Adaptasi dari Yani, 2011)

Observasi Rencana

Tindakan Pelaksanaan

Tindakan

Refleksi II

Pelaksanaan Tindakan

Refleksi III

Pelaksanaan Tindakan

Observasi Rencana Tindakan

Observasi Rencana Tindakan

Kesimpulan Refleksi I


(22)

22

! !

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan penjajagan awal terhadap sekolah yang akan diobservasi, melakukan identifikasi masalah dan meminta perizinan sekolah.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukaan pembelajaran dengan menggunakan model tipe Kancing Gemerincing.

c. Observasi

Pada tahap observasi, peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan mengambil data-data yang diperlukan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif.

d. Refleksi

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, maka peneliti melakukan refleksi, apakah pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran sudah mampu mencapai semua indikator yang sudah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, ataukah belum mampu mencapai tujuan pembelajaran tersebut, guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

C. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian:

Lokasi dalam penelitian ini adalah di SDN Banyuhurip yang terletak di Jl. Kolonel Masturi no 56 – Lembang.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Banyuhurip, yang berjumlah 30 siswa, jumlah siswa perempuan 17 dan jumlah siswa laki-laki 13. Mereka berasal dari keluarga yang berekonomi menengah ke bawah. Kebanyakan dari orang tua siswa adalah bekerja sebagai petani atau buruh, sehingga tingkat kesadaran mereka akan pendidikan sangat kurang. Dengan keadaan seperti ini,


(23)

23

! !

menyebabkan mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga kurangnya bimbingan belajar pada saat dirumah dan berpikir bahwa satu-satunya tempat belajar adalah disekolah.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 13 Mei sampai dengan akhir Mei 2013. Waktu penelitian tersebut digunakan untuk mengetahuai kondisi awal siswa serta siklus 1 sampai siklus 3.

D. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan dalam tiga siklus, yaitu siklus 1, siklus 2 dan siklus 3. Dengan prosedur penelitian pada setiap siklus sebagai berikut :

a. Siklus 1 (satu)

1) Tahap perencanaan tindakan

Pada proses perencanaan tindakan, peneliti melakukan beberapa persiapan yaitu :

a) Melakukan analisis standar isi untuk mengetahui Standar Kompetensi tentang memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat dan Kompetensi Dasar tentang menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan dan menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan yang akan diajarkan kepada siswa.

b) Mengembangkan RPP dan menyusun indikator hasil belajar materi sumber daya alam dengan topik mengenai pengenalan sumber daya alam beserta contoh-contoh benda yang berkaitan dengan sumber daya alam yang dalam pendekatannya menggunakan model tipe Kancing Gemerincing serta dengan memperhatikan cara pengelompokkan siswa yang sesuai. c) Mengembangkan alat peraga atau media pembelajaran berupa


(24)

24

! !

panduan kegiatan tentang mengidentifikasi berbagai gambar dan berdiskusi mengenai topik sumber daya alam.

d) Menyusun alat evaluasi pembelajaran berupa tes yang terdiri dari PG (Pilihan Ganda) 10 soal dan uraian 5 soal, sesuai dengan indikator hasil belajar yang telah disusun yaitu menjelaskan pengertian sumber daya alam, memberi contoh berbagai jenis sumber daya alam di Indonesia dan menyebutkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui.

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan penerapan model tipe Kancing Gemerincing pada pokok bahasan sumber daya alam. Agar penerapan model tipe Kancing Gemerincing ini terlaksana dengan baik, peneliti juga menggunakan gambar yang ditempel dikertas karton, yaitu gambar tentang berbagai macam contoh sumber daya alam. Kemudian guru memberikan penjelasan tentang materi sumber daya alam. Setelah itu guru membagi kelompok yang terdiri dari enam kelompok untuk melakukan diskusi dan identifikasi gambar berdasarkan pedoman yang ada di LKS yang diberikan oleh guru. Setelah selesai berdiskusi kemudian guru memberikan langkah-langkah terhadap model Kancing Gemerincing yang akan dilakukan pada siswa. Guru memberikan kancing pada setiap kelompok dan menjalankan aturan yang telah dijelaskan oleh guru. Setiap kelompok yang memberikan jawaban atau tanggapan harus meletakkan kembali kancing tersebut. Kegiatan tersebut dilakukan sampai kancing yang ada pada setiap kelompok habis. Apabila pembelajaran di siklus ini belum tercapai maka dilanjutkan pada siklus berikutnya

3) Tahap observasi tindakan

Pada tahap ini, Peneliti melakukan pengamatan terhadap langkah-langkah kegiatan dengan instrument berupa lembar observasi untuk melihat


(25)

25

! !

sejauh mana aktivitas siswa dengan penerapan model tipe Kancing Gemericing dan aktivitas guru dalam pembelajaran. Pelaksanaan penelitian ini dibantu observer yaitu teman sejawat untuk membantu melaksanakan pengamatan proses kegiatan pembelajaran IPA yang sedang dilakukan.

4) Tahap refleksi tindakan

Peneliti beserta observer mendiskusikan hasil dari pengamatan proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berdasar dari instrumen pengamatan. Kelebihan yang terdapat dalam pembelajaran siklus pertama akan dijadikan acuan guru dalam melakukan siklus berikutnya, dan kekurangan yang masih terdapat dalam pembelajaran akan didiskusikan bersama cara penyelesaiannya. Sehingga guru dapat menentukan perbaikan pembelajaran sebagai bahan menyusun tindakan pada siklus kedua.

b. Siklus 2 (dua)

1) Tahap perencanaan tindakan

Setelah melakukan refleksi pada siklus pertama, maka peneliti menyiapkan RPP materi sumber daya alam dengan pokok bahasan yaitu tentang mengetahuai alasan bahwa contoh-contoh seperti hewan, tumbuhan, air dan segala bahan tambang merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Menyiapkan lembar evaluasi berupa tes yaitu PG (pilihan ganda) 10 soal dan uraian 5 soal sesuai dengan indikator hasil belajar yang telah disusun yaitu menjelaskan alasan tumbuhan dan hewan termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui, menjelaskan alasan bahwa barang tambang termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, menyebutkan manfaat bahan tambang dan menunjukkan beberapa tempat penambangan di Indonesia. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran dan menyiapkan media pembelajaran berupa gambar tentang sumber daya alam


(26)

26

! !

serta memperbaiki kelemahan maupun kekurangan yang terjadi pada siklus satu

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus kedua, peneliti masih melaksanakan pembelajaran dengan penerapan model tipe Kancing Gemerincing, sesuai RPP yang dikembangkan dari hasil refleksi siklus pertama. Pada siklus dua, peneliti juga menggunakan gambar yaitu gambar mengenai hewan dan tumbuhan beserta cara perkembangbiakannya dan berbagai gambar bahan tambang yang merupakan contoh sumber daya alam. Sama halnya pada kegiatan pembelajaran pada siklus satu, pada siklus dua ini, pertama-tama guru melakukan tes penguasaan konsep (pretest) sebelum pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diadakannya pembelajaran. Setelah selesai, guru melanjutkan kegiatan pembelajaran seperti biasa dan melakukan apersepsi serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan rangsangan untuk menggali pengetahuan siswa serta dalam kegiatan inti, guru melakukan pembagian kelompok dan memberikan LKS. Setiap kelompok diminta untuk memperhatikan langkah-langkah yang ada di LKS dan menyusun gambar tentang perkembang biakan hewan seperti siklus hidup katak dengan susunan yang baik dan benar. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan tes akhir (postest) guna mengetahui kemampuan penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dan diberi perlakuan dengan model Tipe Kancing Gemerincing. Apabila di siklus dua ini tujuan pembelajarannya masih belum tercapai, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya disertai dengan perbaikan-perbaikannya.

3) Tahap observasi tindakan

Pada tahap ini, peneliti diamati oleh observer, yaitu melakukan observasi terhadap aktifitas guru dan untuk mengetahui kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran didalam kelas, perilaku aktifitas siswa pada saat


(27)

27

! !

penerapan pembelajaran model tipe Kancing Gemerincing dan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini juga observer mengambil gambar dengan kamera pada saat pembelajaran berlangsung untuk dokumentasi penelitian.

4) Tahap refleksi tindakan

Pada tahap refleksi, peneliti dibantu observer mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang terjadi di kelas dan menganalisis kelemahan yang ditemukan pada proses pembelajaran, menganalisis data tes siswa dan data hasil observasi guru maupun siswa, apakah sudah memenuhi kriteria yang diinginkan atau belum, guna perbaikan pada siklus berikutnya, serta menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk siklus tiga.

c. Siklus 3 (tiga)

1) Tahap perencanaan tindakan

Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan proses pembelajaran (RPP) materi sumber daya alam dengan pokok bahasan tentang pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam dengan menggunakan pendekatan model tipe Kancing Gemerincing dengan perbaikan pada aspek mengungkapkan pengetahuan awal siswa dan menjelaskan langkah-langkah teknik berdiskusi dengan menggunakan media kancing. Kemudian menyiapkan media berupa gambar-gambar tentang tindakan pelestarian dan perusakan sumber daya alam. Menyiapkan lembar evaluasi berupa tes PG (Pilihan Ganda) 10 soal dan uraian 5 soal sesuai dengan indikator hasil belajar yang telah disusun yaitu menjelaskan cara pengelolaan yang baik pada sumber daya alam, menyebutkan tindakan perusakan dan pelestarian sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui dan menerapkan tindakan pelestarian sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan penghematan


(28)

28

! !

bahan tambang. Menyiapkan lembar observasi guna untuk melihat perkembangan aktivitas siswa maupun guru didalam kelas.

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan penerapan model tipe Kancing Gemerincing sesuai rencana yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus kedua. Dalam proses pembelajarannya sama halnya dengan siklus satu dan siklus dua, namun yang membedakan adalah pada indikator konsepnya dan kegiatan dalam mengerjakan LKS serta menuntut perbaikan pada aspek mengarahkan siswa pada penemuan konsep materi sumber daya alam. Guru juga melakukan pembagian kelompok dan memberikan LKS. Berbeda dengan kegiatan LKS pada siklus dua, di siklus tiga ini kegiatan LKS yang dilakukan adalah mengamati dan memilih gambar yang sesuai tentang perusakan dan pelestarian sumber daya alam. Guru menggunakan gambar tentang tindakan perusakan dan pelestarian sumber daya alam. Guru juga membagikan kancing sebanyak tiga buah kepada tiap-tiap kelompok. Jika di siklus tiga ini tujuan pembelajaran yang diingankan sudah tercapai, maka siklus selanjutnya dihentikan, dimana hasil dari penilaian baik penilaian tes maupun non tes hasilnya meningkat dari siklus satu sampai siklus tiga.

3) Tahap observasi tindakan.

Pada tahap ini, peneliti dan observer melakukan pengamatan terhadap langkah-langkah kegiatan yang telah direncanakan dan memantau keadaan kelas. Semua kegiatan yang berlangsung pada tahap ini harus dicatat pada lembar catatan lapangan dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Data yang dikumpulkan berupa data hasil kegiatan belajar dan tes penguasaan konsep siswa serta data keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung dengan model tipe Kancing Gemerincing.


(29)

29

! !

4) Refleksi (Reflection)

Berdasarkan dari data yang telah terkumpul yaitu berupa hasil observasi, pengisian LKS dan hasil tes, maka peneliti melakukan refleksi. Refleksi dilakukan agar peneliti mengetahui seberapa besar peningkatan pada pembelajaran siklus tiga dan mengetahui kontribusi penerapan model tipe Kancing Gemerining. Dari hasil nilai postest yaitu sebesar 81,2 menunjukkan bahwa rata-rata seluruh siswa telah mencapai KKM. Hasil dari nilai LKS juga selalu mencapai kategori tinggi. Maka peneliti merasa cukup melakukan tindakan, sehingga penelitian dihentikan sampai siklus tiga dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap pokok-pokok masalah yang diteliti, maka di bawah ini akan diuraikan mengenai definisi operasional: 1. Model tipe Kancing Gemerincing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kegiatan siswa berdasarkan tahapan-tahapan yang diberikan guru disetiap proses pembelajaran yang difasilitasi melalui lembar observasi guna mengamati kinerja siswa dalam melakukan diskusi dengan cara menggunakan kancing serta pada saat siswa menjawab pertanyaan dari guru ataupun mengajukan pertanyaan mengenai bahasan konsep yang belum dipahami selama atau setelah proses penjelasan materi (apabila kancing habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagikan kancing lagi dan mengulangi prosedurnya kembali), diskusi kelompok dengan bekerjasama dalam membahas task (Lembar Kerja Siswa), serta presentasi yang dilakukan oleh kelompok siswa guna mempertanggung jawabkan seluruh hasil diskusi yang telah dilakukan, keseluruhan kinerja siswa yang muncul di catat melalui lembar observasi yang telah ditentukan.

2. Penguasaan konsep siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor tes kemampuan pemahaman yang diperoleh siswa melalui soal penguasaan


(30)

30

! !

konsep dalam bentuk pilihan ganda dan uraian menggunakan tingkatan kognitif Bloom revisi dimulai dari tingkatan C1 hingga C3, yang diberikan di awal dan di akhir proses pembelajaran pada materi sumber daya alam.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis, lembar observasi dan angket. 1. Tes penguasaan konsep pada materi sumber daya alam

Tes digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa pada materi sumber daya alam. Tes dilaksanakan dua kali yaitu pada awal pembelajaran (pretest) dan pada akhir pembelajaran (postest) untuk mengukur penguasaan konsep siswa setelah mendapat pembelajaran dengan model tipe Kancing Gemerincing yang dilakukan pada setiap siklusnya . Berdasarkan kisi-kisi soal, soal yang digunakan berupa pilihan ganda (PG) 10 soal dan uraian 5 soal yang dibuat berdasarkan indikator pembelajaran yang dikembangkan. Kisi-kisi instrument penguasaan konsep sumber daya alam dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep Sumber Daya Alam

No Indikator Nomor soal Siklus 1

1. Menjelaskan pengertian sumber daya alam 1, 2 11 12

2. Memberi contoh berbagai jenis sumber daya alam

di Indonesia 5, 13 3,4,6,

3. Menyebutkan sumber daya alam yang dapat

diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui 8 9,14 7,10,15

Siklus 2

1. Menjelaskan alasan tumbuhan dan hewan

termasuk sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui

1 3,4,12 2, 11

2. Menjelaskan alasan bahwa barang tambang

termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui


(31)

31

! !

No Indikator Nomor soal

3. Menyebutkan manfaat barang tambang 7,14 8

4. Menunjukkan beberapa tempat penambangan

barang tambang yang terdapat di Indonesia 9 10 15

Siklus 3

1. Menjelaskan cara pengelolaan yang baik pada

SDA. 1, 2 3,11,12

2. Menyebutkan tindakan perusakan dan pelestarian sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan penghematan barang tambang

5, 6, 7,

8, 13 4, 14

3. Menerapkan tindakan pelestarian sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan penghematan bahan tambang

10 9, 15

2. Lembar Observasi.

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ataupun observer yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas pembelajaran siswa di dalam kelas serta untuk mengetahui aktivitas atau penampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan merujuk pada RPP yang telah dibuat. Lembar observasi ini diisi oleh satu orang observer.

3. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing yang diberikan pada saat akhir siklus tiga setelah pembelajaran selesai. Kisi-kisi angket dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Siswa

No. Aspek yang ditanyakan Nomor

1. Tanggapan siswa mengenai keterlaksanaan model

tipe kancing gemerincing di dalam kelas 2, 6,10

2. Tanggapan siswa setelah belajar IPA dengan

menggunakan model tipe kancing gemerincing 1,4,7,8,9

3. Tanggapan siswa dalam model tipe Kancing Gemerincing dengan materi sumber daya alam 3,5


(32)

32

! !

Dibuat dalam bentuk catatan harian yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi dan menggambarkan keadaan dalam penelitian untuk menunjang pembahasan. Lembar catatan lapangan penelitian dapat dilihat pada Lampiran.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan dari hasil tes tertulis dan non tes. Adapun langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:

a. Tes

1) Pengolahan data tes tertulis (pretest dan postest)

2) Menskor tiap lembar jawaban pretes dan postest siswa berdasarkan kunci jawaban dengan skoring pada soal pilihan ganda adalah 1 dan soal uraian adalah 2.

3) Menghitung nilai pretes dan posttest tiap siswa di kelas dalam bentuk persen.

= 100%

4) Menghitung persentase nilai rata-rata tes keseluruhan siswa.

− = (!)

#$% ℎ (')

5) Menghitung gain ternormalisasi (N-Gain) rata-rata pada keseluruhan hasil belajar untuk keseluruhan siswa dan menafsirkan N-Gain dengan tabel Kriteria Indeks Gain Ternormalisasi, rumus untuk menghitung N-Gain (Meltzer, 2002):

( =)*− )+ ,-− )+

Keterangan:

T1 : Nilai pretest

T2 : Nilai posttest

IM : Nilai maksimum pretest dan posttest

Tabel 3.3. Kriteria Indeks Gain Ternormalisasi (Meltzer, 2002)


(33)

33

! !

G < 0,3 Peningkatan Rendah

0,3 ≤ G 0,7 Peningkatan Sedang

G > 0,7 Peningkatan Tinggi

b. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran antara guru dan siswa. Pengolahan lembar observasi ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

% tahapan yang muncul = . / 0 1 2

. / 0 1 34 /

x 100 %

(Purwanto, 2002)

Adapun kriterianya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.4

Persentase Kategori

80-100 Baik sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal

(Arikunto, 2006 )

c. Angket

Untuk mengetahui respon terhadap model tipe Kancing Gemerincing, maka peneliti membuat angket dengan jumlah 10 butir pernyataan. Pernyataan dalam angket ini terbagi atas empat kategori yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak


(34)

34

! !

Setuju (TS), dan Tidak Setuju Sekali (TSS). Adapun pengolahannya berdasarkan perhitungan sebagai berikut:

Р = 5 x 100 %

Keterangan :

Р = Persentasi jawaban

f = Frequensi jawaban n = Banyak respon siswa

Hasil perhitungan angket tersebut, kemudian dikonversikan dalam bentuk penskoran kuantitatif yang ditafsirkan dengan menggunakan aturan Koentjaraningrat (Kamiludin, 2011) seperti Tabel 3.5 dibawah ini :

Tabel 3.5

Besar Persentase Interpretasi

00 % Tidak ada

01% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengah

50% Setengahnya

51% - 75% Sebagian besar

76% - 99% Pada umumnya

100% Seluruh

(Koentjaraningrat, dalam Kamiludin, 2011) Dari hasil pengolahan dan analisis data tersebut kemudian dikemas dalam bentuk deskripsi.


(35)

75

! ! BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN Banyuhurip-Lembang terhadap siswa kelas IV mengenai penerapan model tipe Kancing Gemerincing, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran pada setiap siklus terjadi perbedaan, baik dari konsep materi yang disajikan juga dalam setiap kegiatan kelompok siswa berbeda antara siklus I sampai siklus III, dikarenakan perencanaan didasrkan pada refleksi yang diadakan pada akhir siklusnya.

2. Penerapan model pembelajaran koopertif tipe Kancing Gemerincing pada pembelajaran IPA tentang materi sumber daya alam dapat menarik perhatian siswa serta membuat siswa menjadi lebih aktif. Materi pembelajaran yang diberikan guru diselipi gambar sebagai media penunjang. Hal ini, mampu membuat siswa untuk menemukan konsep dari gambar yang dilihatnya dan lebih mudah memahami materi sumber daya alam. Dengan penerapan model ini, siswa menjadi lebih berani untuk tampil, baik dalam mengungkapkan ide, mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan serta dapat bekerja sama dengan kelompoknya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif model tipe Kancing Gemerincing dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran IPA Materi sumber daya alam. Hal ini terbukti dari meningkatnya nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes penguasaan konsep yang telah dilakukan dari siklus I sampai siklus III. Ini terbukti bahwa model pembelajaran tipe Kancing Gemerincing efektif digunakan pada pembelajaran IPA khususnya dalam materi sumber daya alam di kelas IV.


(36)

76

! ! B. Rekomendasi

Berdasarkan dari hasil temuan peneliti yang telah dilakukan selama tiga siklus, berikut ini peneliti tuliskan beberapa rekomendasi untuk menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan :

1. Model pembelajaran tipe Kancing Gemerincing bisa dijadikan solusi alternatif dalam meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa. Para guru diharapkan dapat mengkaji dan mengembangkan model pembelajaran tipe Kancing Gemerincing pada materi sumber daya alam dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA di kelas.

2. Bagi para calon penelitian mengenai penerapan model tipe Kancing Gemerincing dapat dikembangkan dengan variabel terikat yang lain (misalnya hasi belajar siswa dan keterampilan berpikir kritis), serta dengan materi pembelajaran atau topik yang berbeda

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model tipe Kancing Gemerincing untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa agar mencapai hasil yang lebih baik.


(37)

77

! !

DAFTAR PUSTAKA

Alexander. (2012). Cooperative learning – Kancing Gemerincing. [online]. Tersedia : http://van-alexander69.blogspot.com/2012/01/kooperatif-learning-kancing-gemerincing.html. [21 Januari 2012]

Anderson, W., L. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asessmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arends, R. I. (2008). Learning To Teach (Belajar untuk Mengajar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

BSNP. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.

Dahar, R. W. (1999). Teori-teori Belajar . Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Hikmawati, I. (2010). Profil Kecakapan Hidup Generik Siswa SMA Kelas X pada Hidrokarbon Menggunakan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak dipublikasi.

Kagan. S. (2000). Cooperative learning. [online]. Tersedia: http://www.Utc.Edu/Teaching-Resource--Centre/Cooplear.html. [15 Desember 2011]

Kamiludin. (2011). Penggunaan Media Kartu Domino Bergambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Materi Perubahan Kenampakan Benda Langit. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: Tidak dipublikasi.


(38)

78

! !

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kusumah, W. (2008). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media.

Lie, A. (2008). Cooperative learning (mempraktikkan cooperative learning di ruang-ruang kelas). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Metlzer, D. E. (2002). The relationship between Mathematics Prepation and Conceptual Learning Gains in Physics: A.Possible ’’ Hidden Variable’’ in Diagnostic Pretest Scores. Journal of am J Phys. 70 (12) 1260.

Miftahul, Huda. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto, N. (1994). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rositawaty, S. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: PT Rajagrafindo Persada.

Sagala, S. (2007). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI Press.

Siberman, M. L. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.


(39)

79

! !

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Syarah, L. S. (2010). Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMK Kelas XI pada Pembelajaran Hidrokarbon Menggunakan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak dipublikas.

Tahkim. (2010). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa. Skripsi Sarjana pada FPTK UPI Bandung: Tidak dipublikasi.

Tim pengembangan PLPG. (2012). Pendidikan Latihan Profesi Guru. Bandung: UPI Press.

Tim SEQIP. (2002). Buku IPA Guru Kelas 4. Jakarta: Depdiknas.

Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel, W., S. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi

Yani, A. (2011). Percobaan Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD pada Konsep Benda dan Sifatnya. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: Tidak dipublikasi.

Yudianto, S. A. (2006). Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai. Bandung: CV Mughni Sejahtera.


(1)

Setuju (TS), dan Tidak Setuju Sekali (TSS). Adapun pengolahannya berdasarkan perhitungan sebagai berikut:

Р = 5 x 100 %

Keterangan :

Р = Persentasi jawaban

f = Frequensi jawaban n = Banyak respon siswa

Hasil perhitungan angket tersebut, kemudian dikonversikan dalam bentuk

penskoran kuantitatif yang ditafsirkan dengan menggunakan aturan

Koentjaraningrat (Kamiludin, 2011) seperti Tabel 3.5 dibawah ini :

Tabel 3.5

Besar Persentase Interpretasi

00 % Tidak ada

01% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengah

50% Setengahnya

51% - 75% Sebagian besar

76% - 99% Pada umumnya

100% Seluruh

(Koentjaraningrat, dalam Kamiludin, 2011) Dari hasil pengolahan dan analisis data tersebut kemudian dikemas dalam bentuk deskripsi.


(2)

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN Banyuhurip-Lembang terhadap siswa kelas IV mengenai penerapan model tipe Kancing Gemerincing, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran pada setiap siklus terjadi perbedaan, baik dari konsep materi yang disajikan juga dalam setiap kegiatan kelompok siswa berbeda antara siklus I sampai siklus III, dikarenakan perencanaan didasrkan pada refleksi yang diadakan pada akhir siklusnya.

2. Penerapan model pembelajaran koopertif tipe Kancing Gemerincing pada pembelajaran IPA tentang materi sumber daya alam dapat menarik perhatian siswa serta membuat siswa menjadi lebih aktif. Materi pembelajaran yang diberikan guru diselipi gambar sebagai media penunjang. Hal ini, mampu membuat siswa untuk menemukan konsep dari gambar yang dilihatnya dan lebih mudah memahami materi sumber daya alam. Dengan penerapan model ini, siswa menjadi lebih berani untuk tampil, baik dalam mengungkapkan ide, mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan serta dapat bekerja sama dengan kelompoknya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif model tipe Kancing Gemerincing dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran IPA Materi sumber daya alam. Hal ini terbukti dari meningkatnya nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes penguasaan konsep yang telah dilakukan dari siklus I sampai siklus III. Ini terbukti bahwa model pembelajaran tipe Kancing Gemerincing efektif digunakan pada pembelajaran IPA khususnya dalam materi sumber daya alam di kelas IV.


(3)

B. Rekomendasi

Berdasarkan dari hasil temuan peneliti yang telah dilakukan selama tiga siklus, berikut ini peneliti tuliskan beberapa rekomendasi untuk menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan :

1. Model pembelajaran tipe Kancing Gemerincing bisa dijadikan solusi alternatif dalam meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa. Para guru diharapkan dapat mengkaji dan mengembangkan model pembelajaran tipe Kancing Gemerincing pada materi sumber daya alam dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA di kelas.

2. Bagi para calon penelitian mengenai penerapan model tipe Kancing Gemerincing dapat dikembangkan dengan variabel terikat yang lain (misalnya hasi belajar siswa dan keterampilan berpikir kritis), serta dengan materi pembelajaran atau topik yang berbeda

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model tipe Kancing Gemerincing untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa agar mencapai hasil yang lebih baik.


(4)

Alexander. (2012). Cooperative learning – Kancing Gemerincing. [online]. Tersedia : http://van-alexander69.blogspot.com/2012/01/kooperatif-learning-kancing-gemerincing.html. [21 Januari 2012]

Anderson, W., L. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asessmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arends, R. I. (2008). Learning To Teach (Belajar untuk Mengajar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

BSNP. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.

Dahar, R. W. (1999). Teori-teori Belajar . Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Hikmawati, I. (2010). Profil Kecakapan Hidup Generik Siswa SMA Kelas X pada Hidrokarbon Menggunakan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak dipublikasi.

Kagan. S. (2000). Cooperative learning. [online]. Tersedia:

http://www.Utc.Edu/Teaching-Resource--Centre/Cooplear.html. [15

Desember 2011]

Kamiludin. (2011). Penggunaan Media Kartu Domino Bergambar untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Materi Perubahan Kenampakan Benda Langit. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: Tidak dipublikasi.


(5)

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kusumah, W. (2008). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media.

Lie, A. (2008). Cooperative learning (mempraktikkan cooperative learning di ruang-ruang kelas). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Metlzer, D. E. (2002). The relationship between Mathematics Prepation and Conceptual Learning Gains in Physics: A.Possible ’’ Hidden Variable’’ in Diagnostic Pretest Scores. Journal of am J Phys. 70 (12) 1260.

Miftahul, Huda. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto, N. (1994). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rositawaty, S. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: PT Rajagrafindo Persada.

Sagala, S. (2007). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI Press.

Siberman, M. L. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.


(6)

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Syarah, L. S. (2010). Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMK Kelas XI pada Pembelajaran Hidrokarbon Menggunakan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak dipublikas.

Tahkim. (2010). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa. Skripsi Sarjana pada FPTK UPI Bandung: Tidak dipublikasi.

Tim pengembangan PLPG. (2012). Pendidikan Latihan Profesi Guru. Bandung: UPI Press.

Tim SEQIP. (2002). Buku IPA Guru Kelas 4. Jakarta: Depdiknas.

Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel, W., S. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi

Yani, A. (2011). Percobaan Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD pada Konsep Benda dan Sifatnya. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: Tidak dipublikasi.

Yudianto, S. A. (2006). Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai. Bandung: CV Mughni Sejahtera.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI PADA MATA PELAJARAN IPA : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV B SD Negeri 4 Cibogo Kabupaten Bandung Barat.

0 5 34

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA DAPAT MEMPENGARUHI BENTUK BENDA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DILAKSANAKAN PADA SISWA KELAS IV SDN 4 CIBODAS KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT).

0 3 29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pilangsari 1 Sr

0 2 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pilangsari 1 Sragen Tah

0 2 16

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelaj

0 0 39

PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BANGUN RUANG :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

1 5 32

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 20

0 0 41

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan Pada Siswa Kelas IV SDN Cibeunying Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

0 1 34

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KONSEP OPERASI BILANGAN BULAT : Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas IV SD Negeri Pasirwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 2 40

PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Bukanagara Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 0 30