Desain Penelitian Metode Penelitian

Ratih Dwi Lestari,2013 Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif S Melalui Permainan Tongve Twister Pada Siswa Tunarungu Single Subject Research Pada Kelas VII SMLB Negeri Cicendo Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hal ini memungkinkan untuk memperlihatkan hubungan fungsional antara perlakuan dari perubahan tingkah laku.

1. Desain Penelitian

Pola desain eksperimen subjek tunggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A yang terdiri dari tiga tahapan kondisi, yaitu: a. A-1 adalah lambang dari data garis datar baseline dasar. Baseline merupakan suatu kondisi awal kemampuan subjek dalam pengucapan konsonan frikatif s sebelum diberikan perlakuan atau intervensi. Pada kondisi ini, untuk mengetahui kemampuan pengucapan konsonan frikatif s anak tunarungu sebelum dilakukan intervensi adalah memberikan tes pengucapan kata dengan memberikan karangan cerita yang terdapat konsonan s di awal, di tengah, dan di akhir. Kemudian dihitung skor yang dimiliki anak, data skor selanjutnya dimasukkan ke dalam pencatatan data. b. B intervensi adalah untuk data perlakuan atau intervensi, kondisi kemampuan subjek dalam pengucapan konsonan Frikatif s dengan permasalahan pembentukan selama intervensi. Pada tahap ini subjek diberikan perlakuan secara berulang-ulang dengan menggunakan permainan tongue twister. Anak diberikan delapan kalimat tongue twister yang harus dibacakan secara cepat. Jika terdapat kesalahan dalam pengucapannya, berikan latihan meraban untuk mengajarkan cara pengucapan konsonan s dengan benar. c. A-2 baseline 2 merupakan pengulangan kondisi baseline 1 sebagai evaluasi apakah intervensi yang diberikan berpengaruh pada subjek atau tidak. Hasil evaluasi dapat menunjukkan apakah intervensi yang diberikan membuat pengaruh positif pada subjek dengan membandingkan kondisi subjek pada baseline-1 dan baseline -2. Pelaksanaannya anak diintruksikan untuk Ratih Dwi Lestari,2013 Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif S Melalui Permainan Tongve Twister Pada Siswa Tunarungu Single Subject Research Pada Kelas VII SMLB Negeri Cicendo Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu membacakan karangan cerita sederhana yang terdapat konsonan s di awal, di tengah, dan di akhir seperti pada baseline 1 A-1. Desain A-B-A ini dipilih karena dapat menunjukkan apakah terdapat hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Adapun secara visual desain A-B-A digambarkan sebagai berikut: Grafik 3.1. Desain A-B-A 2. Prosedur Penelitian a. Pelaksanaan Prosedur pelaksanaan penelitian Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif s Melalui Permainan Tongue Twister Pada Siswa Tunarungu dengan desain A-B-A memiliki tiga tahapan sebagai berikut: 1 Baseline-1 A-1 Pada tahap ini pengukuran kemampuan dilakukan secara berulang untuk memperoleh baseline sebagai landasan pembanding keefektifan. Masing-masing sesi dilakukan pada hari yang berbeda dan tanpa melalui permainan tongue twister dalam periode waktu selama 15 menit. Dengan penjabaran sebagai berikut: a Lakukan percakapan terlebih dahulu sebelum memulai sesi baseline . 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A-1 B A-2 Ratih Dwi Lestari,2013 Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif S Melalui Permainan Tongve Twister Pada Siswa Tunarungu Single Subject Research Pada Kelas VII SMLB Negeri Cicendo Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b Dalam mengukur kemampuan artikulasi anak tunarungu dengan gangguan kesulitan pengucapan, dilakukan dengan memberikan beberapa kalimat dalam bentuk karangan cerita sederhana yang terdapat beberapa kata yang ada pada butir-butir soal yang telah disediakan sebagai awal tes untuk memperhatikan sejauh mana gangguan subtitusi terjadi. c Dalam mengukur kemampuan anak dalam pengucapan konsonan frikatif s, dilakukan dengan menghitung presentase kata yang diucapkan anak. Pada fase ini pengukuran dilakukan dengan memberikan tes lisan yang dilakukan dengan cara, peneliti memberikan kalimat konsonan s, kemudian peneliti meminta anak membaca kalimat sesuai dengan yang diberikan peneliti. 2 Intervensi B Intervensi kemampuan pengucapan konsonan frikatif s dilakukan secara berulang dan berlangsung selama 30 menit untuk setiap sesinya. Intervensi dilakukan dengan menggunakan permainan tongue twister. Perlakuan yang diberikan kepada peserta didik, sebagai berikut: a Mengondisikan subjek di dalam ruangan khusus, dimana tidak ada orang lain selain subjek dan peneliti. Hal ini untuk menghindari kesulitan kosentrasi dan kebisingan suara. b Subjek dibimbing untuk mengikuti tahap demi tahap permainan tongue twister. c Subjek diminta mengerjakan setiap perintah yang disampaikan oleh peneliti. d Dilakukan evaluasi pada setiap sesi yang telah dilakukan. e Setiap tahap dan butir soal yang dilalui mendapat ceklis dan nilai pada lembar soal yang telah dipersiapkan. Ratih Dwi Lestari,2013 Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif S Melalui Permainan Tongve Twister Pada Siswa Tunarungu Single Subject Research Pada Kelas VII SMLB Negeri Cicendo Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Baseline-2 A-2 Pada tahap pengukuran ini kemampuan berbicara dilakukan secara berulang. Dimana pada setiap masing-masing sesi dilakukan pada hari yang berbeda, tanpa penggunaan permainan tongue twister dalam periode waktu selama 30 menit. Dengan penjabaran sebagai berikut: a Lakukan percakapan terlebih dahulu sebelum memulai sesi baseline. Sebagaimana yang dilakukan pada tahap A- 1. b Melakukan pengukuran ulang kemampuan anak dalam pengucapan konsonan frikatif s, dengan menggunakan butir soal yang sama pada saat dilakukan tes sebelumnya. c Dalam mengukur kemampuan anak dalam pengucapan konsonan frikatif s dilakukan dengan menghitung presentase kata yang diucapkan anak. Pada fase ini pengukuran dilakukan dengan memberikan tes lisan yang dilakukan dengan cara, peneliti memberikan karangan cerita sederhana yang mengandung kalimat konsonan s, kemudian peneliti memina anak membaca kalimat sesuai dengan yang diberikan peneliti sebagaimana yang dilakukan pada tahap A-1.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian