Variabel Bebas Variabel Terikat

Ratih Dwi Lestari,2013 Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif S Melalui Permainan Tongve Twister Pada Siswa Tunarungu Single Subject Research Pada Kelas VII SMLB Negeri Cicendo Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu ciri, sifat atau ukuran tentang suatu konsep pengertian tertentu sebagai titik perhatian dari suatu penelitian. Dengan demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian yang dapat diamati dan diukur. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:

1. Variabel Bebas

“Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” Sugiyono, 2008:61. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah Permainan Tongue Twister. Tongue twister adalah sebuah kata, frase, maupun kalimat yang sulit untuk diucapkan secara berturut-turut yang dikemas dengan pengulangan suara yang sama maupun pengula ngan bunyi konsonan yang sama.” Vas, 2006: 1. Permainan tongue twister ini dapat membantu anak tunarungu dalam mempraktikkan bunyi-bunyi tertentu yang menjadi pembelajaran artikulasi. Tongue twister tidak hanya mengulangi bunyi yang sama dalam kalimat maupun pembelajaran artikulasi saja, tetapi juga merupakan alat yang efektif untuk mengajar di kelas.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas” Sugiyono, 2011:61. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah pembelajaran wicara konsonan frikatif s, yang dimaksud frikatif adalah sebuah istilah lingusitik, ini merupakan sejenis fonem tertentu. Frikatif dalam bahasa Indonesia adalah bunyi desah. Daftar frikatif dalam fonologi bahasa Indonesia: f,v, s, z, sy, kh, gh. Ratih Dwi Lestari,2013 Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif S Melalui Permainan Tongve Twister Pada Siswa Tunarungu Single Subject Research Pada Kelas VII SMLB Negeri Cicendo Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Edja 2005:145, dasar pengucapan fonem s: ujung lidah dan lengkung kaki gigi bawah. Dengan cara pembentukannya: a. Ujung lidah menekan lengkung pada gigi bawah, pinggir lidah mengenai geraham udara ke luar melalui saluran yang terbentuk sepanjang bagian tengah lidah, sehingga menimbulkan suara geser, tetapi tidak bersuara, karena pita suara tidak bergetar. b. Posisi gigi, gigi bawah dan atas hampir terhimpit, tetapi juga tidak saling menekan, posisi menyempit, ujung atau sudut bibir saling menekan. Kemampuan pengucapan konsonan Frikatif s anak tunarungu dapat dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan ketika sebelum diberikan intervensi dengan sesudah diberikan intervensi.

B. Metode Penelitian