Ratih Dwi Lestari,2013 Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif S Melalui Permainan Tongve Twister Pada Siswa
Tunarungu Single Subject Research Pada Kelas VII SMLB Negeri Cicendo Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : VII SMPLB Negeri Cicendo
Alamat : Jl. Kebon Bibit
Pemilihan subjek dalam penelitian ini berdasarkan rekomendasi pihak sekolah yang ditunjang dengan hasil pengamatan selama
observasi.
2. Karakteristik Anak
Dari hasil pengamatan peneliti selama studi pendahuluan, kelebihan yang ada pada sujek yaitu lancar dalam berkomunikasi secara lisan. MJ
jarang menggunakan bahasa isyarat ketika berkomunikasi dengan guru maupun orang baru yang bukan tunarungu. Namun masih terdapat
kesalahan dalam pengucapan fonem s dalam berkomunikasi secara lisan. Sehingga lawan bicara terkadang bingung dalam memahami apa
yang sedang MJ katakan. Dengan kondisi yang seperti itu, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengucapan konsonan s pada anak
ini dengan cara pemberian intervensi.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri Cicendo Bandung, yang beralamat di Jl. Cicendo No. 2. Kegiatan penelitian
yang dilakukan berlangsung pada saat diluar jam pelajaran dengan meminta izin terlebih dahulu kepada wali kelas. Kegiatan ini
dilaksanakan di sebuah ruangan khusus yang terpisah dari ruang kelas. Hal ini dilakukan agar subjek dapat lebih kosentrasi dalam
mengerjakan tes dan melakukan kegiatan sesuai dengan yang diinstuksikan peneliti.
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrumen penelitian.
Ratih Dwi Lestari,2013 Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif S Melalui Permainan Tongve Twister Pada Siswa
Tunarungu Single Subject Research Pada Kelas VII SMLB Negeri Cicendo Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Instrumen penelitian adalah berupa tes yang bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang alternatif
jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar-salah maupun skala jawaban. Instrumen yang berisi jawaban skala,
berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala deskriptif ataupun skala garis. Sukmadinata, 2010:230
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan selama menyusun intrumen penelitian.
a. Membuat Kisi-kisi.
Kisi-kisi dalam penelitian ini sebagai dasar pengembangan intrumen dan disesuaikan dengan kemampuan awal anak.
b. Penyusunan Instrumen
Penyusunan insrumen menjadi pegangan peneliti untuk terjun ke lapangan. Penyusunan instrumen disesuaikan dengan kisi-kisi
yaitu berdasarkan pada kemampuan awal anak. Adapun instrumen tes yang diberikan adalah tes megucapkan kata. Tes ini berfungsi
untuk mengukur kemampuan dalam mengucapkan kata sesuai yang terdapat dalam kartu. Dalam tes ini subjek diberikan instruksi
untuk melakukan kegiatan mengucapkan sebanyak delapan kalimat tongue twister
yang di dalamnya terdapat sepuluh kata konsonan s di awal, sepuluh kata konsonan s di tengah, dan sepuluh kata
konsonan s di akhir. Setelah tes dilakukan, selanjutnya hasil tersebut dihitung.
c. Penyusunan Program Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif s
Penyusunan program pembelajaran wicara ini bertujuan untuk panduan dalam pembelajaran artikulasi sebagai bentuk intervensi
pada siswa tunarungu. d.
Uji Validitas Sebelum instrumen penelitian digunakan, maka peneliti perlu
mengetahui layak tidaknya intrumen yang akan dijadikan sebagai
Ratih Dwi Lestari,2013 Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif S Melalui Permainan Tongve Twister Pada Siswa
Tunarungu Single Subject Research Pada Kelas VII SMLB Negeri Cicendo Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
alat tes. Instrumen penelitian dikatakan layak digunakan sebagai alat tes apabila memenuhi kriteria, yakni instrumen harus valid.
Melalui proses judgement kelayakan alat pengumpul data dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Skor validitas diolah dengan menggunakan rumus:
P = FN x 100
Keterangan : P = Presentase F = Jumlah cocok
N = Jumlah penilai ahli Setelah tahap judgement dilaksanakan, intrumen tes diberikan
kepada subjek yang lain dan dilakukan sebelum eksperimen sesungguhnya dimulai, hal ini dilkaukan semata-mata untuk
menambah keyakinan peneliti dalam penggunaan instrumen yang akan digunakan. Melalui tahap judgement, maka instrumen yang
digunakan selanjutnya memiliki validitas dengan kemampuan anak.
Adapun tiga ahli yang melakukan penilaian validitas adalah: Penilai I
: Dr. Dudi Gunawan, M.Pd. Dosen PLB UPI Penilai II
: Siti Maryati, S.Pd Guru SLB Negeri Cicendo Penilai III
: Neni Satriani, S.Pd Guru SLB Negeri Cicendo Tabel 3.1
Hasil Perhitungan Uji Validitas
Butir Soal Bobot Penilaian
Persentase Keterangan
Cocok Tidak Cocok
1 3
- 33 x 100 = 100
Valid 2
3 -
33 x 100 = 100 Valid
3 3
- 33 x 100 = 100
Valid 4
3 -
33 x 100 = 100 Valid
5 3
- 33 x 100 = 100
Valid 6
3 -
33 x 100 = 100 Valid
Ratih Dwi Lestari,2013 Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif S Melalui Permainan Tongve Twister Pada Siswa
Tunarungu Single Subject Research Pada Kelas VII SMLB Negeri Cicendo Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
7 3
- 33 x 100 = 100
Valid 8
3 -
33 x 100 = 100 Valid
Hasil uji validitas instrumen melalui judgement para ahli di atas dapat diperoleh hasil 100. Maka dari itu instrumen yang digunakan
dapat dikatakan valid.
2. Teknik Pengumpulan Data