Ratih Dwi Lestari,2013 Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif S Melalui Permainan Tongve Twister Pada Siswa
Tunarungu Single Subject Research Pada Kelas VII SMLB Negeri Cicendo Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3 Baseline-2 A-2
Pada tahap pengukuran ini kemampuan berbicara dilakukan secara berulang. Dimana pada setiap masing-masing sesi
dilakukan pada hari yang berbeda, tanpa penggunaan permainan tongue twister dalam periode waktu selama 30
menit. Dengan penjabaran sebagai berikut: a
Lakukan percakapan terlebih dahulu sebelum memulai sesi baseline. Sebagaimana yang dilakukan pada tahap A-
1. b
Melakukan pengukuran ulang kemampuan anak dalam pengucapan konsonan frikatif s, dengan menggunakan
butir soal yang sama pada saat dilakukan tes sebelumnya. c
Dalam mengukur kemampuan anak dalam pengucapan konsonan frikatif s dilakukan dengan menghitung
presentase kata yang diucapkan anak. Pada fase ini pengukuran dilakukan dengan memberikan tes
lisan yang dilakukan dengan cara, peneliti memberikan karangan cerita sederhana yang mengandung kalimat konsonan
s, kemudian peneliti memina anak membaca kalimat sesuai dengan yang diberikan peneliti sebagaimana yang dilakukan
pada tahap A-1.
C. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti merupakan subjek tunggal, sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, yaitu penelitian subjek tunggal.
Adapun identitas anak tersebut adalah sebagai berikut: Nama
: MJD Tempat Tanggal Lahir
: Bandung, 24 Mei 1997 Agama
: Islam Kebutuhan
: Tunarungu
Ratih Dwi Lestari,2013 Pembelajaran Wicara Konsonan Frikatif S Melalui Permainan Tongve Twister Pada Siswa
Tunarungu Single Subject Research Pada Kelas VII SMLB Negeri Cicendo Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : VII SMPLB Negeri Cicendo
Alamat : Jl. Kebon Bibit
Pemilihan subjek dalam penelitian ini berdasarkan rekomendasi pihak sekolah yang ditunjang dengan hasil pengamatan selama
observasi.
2. Karakteristik Anak
Dari hasil pengamatan peneliti selama studi pendahuluan, kelebihan yang ada pada sujek yaitu lancar dalam berkomunikasi secara lisan. MJ
jarang menggunakan bahasa isyarat ketika berkomunikasi dengan guru maupun orang baru yang bukan tunarungu. Namun masih terdapat
kesalahan dalam pengucapan fonem s dalam berkomunikasi secara lisan. Sehingga lawan bicara terkadang bingung dalam memahami apa
yang sedang MJ katakan. Dengan kondisi yang seperti itu, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengucapan konsonan s pada anak
ini dengan cara pemberian intervensi.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri Cicendo Bandung, yang beralamat di Jl. Cicendo No. 2. Kegiatan penelitian
yang dilakukan berlangsung pada saat diluar jam pelajaran dengan meminta izin terlebih dahulu kepada wali kelas. Kegiatan ini
dilaksanakan di sebuah ruangan khusus yang terpisah dari ruang kelas. Hal ini dilakukan agar subjek dapat lebih kosentrasi dalam
mengerjakan tes dan melakukan kegiatan sesuai dengan yang diinstuksikan peneliti.
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data