Partisipasi Politik Kerangka Teori

secara menyeluruh, baik aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya, maupun pertimbangan kepentingan lain. Perilaku politik aktor politik seperti perencanaan, pengambilan keputusan, dan penegakan keputusan dipengaruhi oleh berbagai dimensi dan latar belakang yang merupakan bahan dalam pertimbangan poltiknya. Demikian juga warga negara biasa dalam berperilaku politik juga dipengaruhi oleh berbgai faktor dan latar belakang. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku politik aktor politik ada empat yakni : 1. Lingkungan sosial politik tak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya dan media massa. 2. lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor politik seperti, keluarga, agama, sekolah dan kelompok pergaulan. 3. struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu. 4. faktor sosial politik langsung berupa situasi, yaitu keadaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika akan melakukan suatu kegiatan seperti cuaca, keadaan keluarga, kehadiran seseorang, keadaan ruang, susunan kelompok, dan ancaman dengan segala bentuknya. 10 Digunakannya teori partisipasi politik dalam proposal penelitian ini adalah karena, tingkat partisipasi politik adalah faktor yang menentukan apakah pemilu ataupun Pilkada yang berlangsung berhasil atau tidak, semakin tinggi tingkat

1.5.2 Partisipasi Politik

10 Sastroatmodjo.,Op Cit hal 14 Universitas Sumatera Utara partisipasi pemilih, maka tingkat keberhasilan Pemilu ataupun Pilkada semakin tinggi. Berikut ini dikekemukakan sejumlah “rambu – rambu” partisipasi politik : 11 1. Partisipasi politik berupa kegiatan atau perilaku luar individu warga negara biasa yang dapat diamati, bukan perilaku dalam yang berupa sikap dan orientasi tidak selalu termanifestasikan dalam perilakunya. 2. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mempengaruhi perilaku selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik. Seperti mengajukan alternative kebijakan umum, dan kegiatan mendukung atau menentang keputusan politik yang dibuat pemerintah. 3. Kegiatan yang berhasil efektif maupun yang gagal mempengaruhi pemerintah termasuk konsep partisipasi politik. 4. Kegiatan mempengaruhi kebijakan pemerintah secara langsung yaitu mempengaruhi pemerintah dengan menggunakan perantara yang dapat meyakinkan pemerintah. 5. Mempengaruhi pemerintah memalui prosedur yang wajar dan tanpa kekerasan seperti mengikuti Pemilu, mengajukan petisi, bertatap muka, dan menulis surat atau prosedur yang tak wajar seperti kekerasan, demonstrasi,mogok,kudeta,revolusi,dll. Partisipasi sebagai suatu bentuk kegiatan dibedakan atas dua bagian, yaitu: 12 1. Partisipasi aktif yakni kegiatan yang berorientasi pada output dan input politik. Seperti halnya mengajukan usul kebjakan ke pemerintah, 11 Ramlan Surbakti,Op.cit.,hal 141 12 Ramlan Surbakti,Ibid.,hal 143 Universitas Sumatera Utara mengajukan kritik, dan perbaikan meluruskan kebijakan, membayar pajak dan memilih pemimpin pemerintahan. 2. Partisipasi pasif, yakni kegiatan yang hanya berorientasi pada output politik. Pada masyarakat yang termasuk kedalam jenis partisipasi ini hanya menuruti segala kebijakan pemerintah dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemeriuntah. Kemudian terhadap masyarakat yang tidak termasuk kedalam kedua kategori ini, yaitu masyarakat yang menganggap telah terjadinya penyimpangan sistem politik dari apa yang mereka cita – citakan. Kelompok ini disebut apatis golongan putih. Faktor – faktor yang memepengaruhi partisipasi politik seseorang adalah : 1. Kesadaran politik, yakni kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga negata. 2. Kepercayaan politik, yaitu sikap dan kepercayaan orang tersebut terhadap pemerintahannya. Berdasarkan dua faktor tersebut, terdapat empat tipe partisipasi politik yaitu : 13 1. Partisipasi politik aktif jika memiliki kesadaran dan kepercayaan politik yang tinggi. 2. Partisipasi politik apatis jika memiliki kesadaran dan kepercayaan politik yang rendah. 3. Partisipasi politik pasif jika memiliki kesadaran politik rendah, sedangkan kepercayaan politiknya tinggi. 13 Ramlan Surbakti, Ibid., 144 Universitas Sumatera Utara 4. Partisipasi politik militan radikal jika memiliki kesadaran politik tinggi, sedangkan kepercayaan politiknya rendah. Partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi kehidupannya. 14 Semua pihak yang menjadi tujuan utama kontestan untuk dipengaruhi dan diyakinkan agar mendukung dan kemudian memberikan suaranya kepada kontestan yang berkaitan pendukungan bisa diartkan bahwa itu adalah pemilih. Perlu diketahui bahwa yang berperan melakukan kegiatan politik itu adalah warga negara yang mempunyai jabatan dalam pemerintahan dan warga negara yang mempunyai jabatan dalam pemerintahan dan warga negara biasa yang tidak memiliki jabatan. Yang berwenang membuat dan melaksanakan keputusan politik adalah pemerintah. Namun demikian, warga masyarakat berhak mempengaruhi proses pembuatan serta pelaksanaan keputusan tersebut.

1.5.3 Perilaku Pemilih