Perilaku Politik Kerangka Teori

1.5.1 Perilaku Politik

Perilaku politik dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan kekuasaan politik. Interaksi anatar pemerintah dan masyarakat, antar lembaga pemerintah dan antara kelompok dan individu dalam masyarakat dalam rangka pembuatan, pelaksanaan dan penegakan keputusan politik pada dasarnya merupaka perilaku politik. 6 Perilaku politik dapat dibagi dua, yaitu : Sejalan dengan penertian politik, perilaku politik berkenaan dengan tujuan suatu masyarakat, kebijakan untuk mencapai suatu tujuan, serta sistem kekuasaan yang memungkinkan adanya suatu otoritas untuk mengatur kehidupan masyarakat kearah pencapaian tersebut. Dalam pelaksanaan pemilu disuatu negara ataupun dalam pelaksanaan pilkada lansung di suatu daerah, perilaku masyarakat dalam menentukan sikap dan pilihan dalam pelaksanaan pemilu atau pilkada tersebut hal ini jugalah yang membuat digunakannya teori perilaku politik dlam proposal penelitian ini. 7 1. Perilaku politik lembaga – lembaga dan para pejabat pemerintah. 2. Perilaku politik warga negara biasa baik individu maupun kelompok. Yang pertama bertanggung jawab membuat, melaksanakan dan menegakkan keputusan politik, sedangkan yang kedua berhak mempengaruhi pihak yang pertama dalam melaksanakan fungsinya karena apa yang dilakukan pihak pertama 6 Sudijono sastroatmodjo,perilaku politik. Semarang : Ikip Semarang Press.1995. Hal 2. 7 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta : Grasindo, 1999 hal 15 - 16 Universitas Sumatera Utara menyangkut kehidupan pihak kedua. Kegiatan politik yang dilakukan oleh warga negara biasa individu atau kelompok disebut partisipasi politik. Dalam melakukan kajian terhadap perilaku politik, dapat dipilih tiga unit analisis yaitu : 1. Aktor politik meliputi aktor politik, aktivitas politik, dan individu warga negara biasa. 2. Agregasi politik yaitu individu aktor politik secara kolektif seperti partai politik, birokrasi, lembaga – lembaga pemerintahan. 3. Topologi kepribadian politik yaitu kepribadian pemimpin, seperti Otoriter, machiavelist, dan demokrat. Ada 4 faktor yang mempengaruhi perilaku politik aktor politik pemimpin, aktivis, dan warga biasa yaitu : 8 1. Lingkungan Sosial Politik tak langsung seperti sistem politik, ekonomi, budaya dan media massa. 2. Lingkungan sosial politik langsung yang membentuk kepribadian aktor seperti keluarga, agama, sekolah, dan kelompok bergaul. Dari lingkungan ini, seorang aktor politik mengalami proses sosialisasi dan internalisasi nilai dan norma masyarakat dan norma kehidupan bernegara. 3. Struktur kepribadian. Hal ini tercermin dalam sikap individu yang berbasis kepentingan, penyesuaian diri dan eksternalisasi. 4. Lingkungan sosial politik langsung berupa situasi yaitu keadaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika hendak melakukan sesuatu 8 Ramlan Surbakti,Ibid.,Hal 132 Universitas Sumatera Utara kegiatan seperti cuaca, keadaan keluarga, keadaan ruang, kehadiran orang lain, suasana kelompok, dan ancaman dengan segala bentuknya. Perilaku politik merupakan salah satu aspek dari perilaku secara umum karena disamping perilaku masih ada perilaku yang lain seperti perilaku ekonomi, perilaku budaya, perilaku keagamaan dan sebagainya. Perilaku politik merupakan perilaku yang menyangkut persoalan politik. Sejalan dengan pengertian politik, perilaku politik berkenaan dengan tujuan suatu masyarakat, kebijakan untuk mencapai suatu tujuan, serta sistem kekuasaan yang memungkinkan adanya suatu otoritas yang mengatur kehidupan masyarakat kearah pencapaian tujuan tersebut. Politik senantiasa berkenaan dengan tujuan masyarakat secara umum public goal dan bukan tujuan orang perorang. Upaya yang dilakukan individu perorangan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari merupakan perilaku politik, yang dalam hal itu adalah perilaku – perilaku politik ekonomi. Perilaku politik dapat dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya, dalam suatu negara, ada pihak yang memerintah dan ada pihak yang diperintah. Terhadapa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah ada yang setuju dan ada yang tidak setuju. Yang selalu melakukan kegiatan politik adalah pemerintah dan partai politikkarena fungsi mereka dalam bidang politik. Keluarga sebagai suatu kelompok melakukan berbagai kegiatan, termasuk didalamnya adalah kegiatan politik. Dalam hal para anggota suatu keluarga secara bersama memberikan dukungan pada organisasi politik tertentu, memberikan iuran, ikut berkampanye menghadapi pemilu, keluarga yang bersangkutan telah berperan dalam kegiatan politik, disamping kegiatan yang lain. Suatu perbuatan tertentu dapat dikatakan lebih dari satu jenis perilaku, apabila kegiatan tersebut mencakup berbagai aspek sekaligus, misalnya suatu Universitas Sumatera Utara perusahaan memperjuangkan bea masuk yang rendah atas barang – barang yang diimpor dari luar negeri. Upaya tersebut dapat termasuk perilaku ekonomi dan sekaligus perilaku politik. Merupakan perilaku ekonomi karena tujuan yang ingin dicapai adalah peningkatan keuntungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dimaksudkan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Perilaku politik tidaklah merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi mengandung keterkaitan dengan hal – hal yang lain. Perilaku politik yang ditujukan oleh individu merupakan hasil pengaruh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal, yang menyangkut lingkungan alam maupun lingkungan sosial budaya. Mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku politik tidak akan diuraikan di sini karena akan dikupas secara khusus pada bagian tersendiri. Berkaitan dengan perilaku politik, astu hal yang perlu dibahas adalah apa yang disebut sikap politik. Walaupun antara sikap dan perilaku terdapat kaitan yang sangat erat, keduanya perlu dibedakan. Sikap merupakan kesiapan untuk beraksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi baru merupakan kecendrungan atau pre- disposisi. Dari suatu sikap tertentu dapat diperkirakan tindakan apa yang akan dilakukan berkenaan dengan objek yang dimaksud. Sikap mengandung tiga komponen yaitu kognisi, afeksi, dan konasi. 9 Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku politik khususnya masyarakat yang memiliki pluralisme budaya yang tinggi, seringkali terdapat kegiatan yang Kognisi berkenaan dengan ide dan konsep, afeksi menyangkut kehidupan emosional, sedangkan konasi merupakan kecendrungan bertingkah laku. 9 Sastroatmodjo.,Op Cit hal 4 Universitas Sumatera Utara bervariasi dan tidak mustahil terdapat perbedaan dalam pelaksanaannya. Untuk memahami perilaku politik diperlukan tinjauan dari sudut pandang yang multidimensi. Hal itu berarti bahwa latar belakang dan faktor – faktor yang mendorong perilaku politik tidak bersifat memberikan pengaruh. Perilaku politik merupakan produk sosial sehingga untuk memahaminya diperlukan dukungan konsep dari berbagai disiplin ilmu, konsep sosiologi, psikologi sosial, antropologi sosial, geopolitik, ekonomi dan konsep sejarah digunakan secara integral. Dengan demikian, memahami perilaku politik tidak hanya menggunakan konsep politik saja, tetapi juga didukung konsep ilmu – ilmu sosial lainnya. Dengan demikian memahami perilaku politik berarti menilai serta mempertanyakan tempat dan peranan warga negara dalam sistem politik. Dengan presepsi ini terbentuklah pemahaman konsep yang memadukan dua tingkat orientasi politik, yaitu sistem dan individu. Dalam pendekatan behavioralis individulah yang dipandang secara aktual melakukan kegiatan politik, sedangkan perilaku lembaga pada dasarnya merupakan perilaku individu dengan pola tertentu. Dibalik tindakan lembaga – lembaga politik. Oleh karena itu, untuk menjelaskan perilaku suatu lembaga yang perlu ditelaah bukan lembaganya, melainkan latar belakang individu yang secara aktual mengendalikan lembaga.. demikian pula kelompok – kelompok kekuatan politik diluar pemerintah dan individu – individu warga negara lebih ditekankan pada aktifitas sumber daya manusianya, sebagai pelaku politik. Dalam mengkaji perilaku politik seringkali dilakukan dari sudut pandang psikologis disamping pendekatan struktural fungsional dan struktur konflik. Sudut pandang psikologis ini menjelaskan pertimbangan – pertimbangan latar belakang Universitas Sumatera Utara secara menyeluruh, baik aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya, maupun pertimbangan kepentingan lain. Perilaku politik aktor politik seperti perencanaan, pengambilan keputusan, dan penegakan keputusan dipengaruhi oleh berbagai dimensi dan latar belakang yang merupakan bahan dalam pertimbangan poltiknya. Demikian juga warga negara biasa dalam berperilaku politik juga dipengaruhi oleh berbgai faktor dan latar belakang. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku politik aktor politik ada empat yakni : 1. Lingkungan sosial politik tak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya dan media massa. 2. lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor politik seperti, keluarga, agama, sekolah dan kelompok pergaulan. 3. struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu. 4. faktor sosial politik langsung berupa situasi, yaitu keadaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika akan melakukan suatu kegiatan seperti cuaca, keadaan keluarga, kehadiran seseorang, keadaan ruang, susunan kelompok, dan ancaman dengan segala bentuknya. 10 Digunakannya teori partisipasi politik dalam proposal penelitian ini adalah karena, tingkat partisipasi politik adalah faktor yang menentukan apakah pemilu ataupun Pilkada yang berlangsung berhasil atau tidak, semakin tinggi tingkat

1.5.2 Partisipasi Politik