Peralatan Benda Uji Proses Pengujian Perhitungan Pelaporan Maksud

Selain itu dapat membentuk lapisan-lapisan tipis pada permukaan agregat, sehingga akan mempengaruhi ikatan antara pasta dan agregat. Ikatan yang baik sangat diperlukan untuk menjamin kekuatan tekan serta keawetan beton. Kadar lumpur yang terdapat pada pasir dapat ditentukan dengan mencari kehilangan berat pada pasir kering oven setelah mengalami pencucian. Apabila kadar lumpur sampel lebih besar dari 5, maka pasir tersebut harus dicuci dahulu sebelum dipakai sebagai campuran beton.

B. Peralatan

1. Baku plastik ukuran 15 x 30 cm 2. Beberapa buah wadahcawan 3. Beaker kapasitas 500 ml 4. Kaca pengaduk 5. Cawan porselen 6. Oven 7. Timbangan elektronik ketelitian 0,1 gram 8. Desicator 9. Sendok spesil

C. Benda Uji

Sampel pasir dalam kondisi kering oven

D. Proses Pengujian

1. Ambil sampel dalam keadaan kering oven sebanyak lebih kurang 100 gram 2. Berat sampel ditimbang ; A gram 3. Masukkan sampel ke dalam gelas ukur, lalu tambahkan air sampai tinggi air kira- kira 12 cm di atas permukaan pasirnya. 4. Biarkan selama 1 jam 93 5. Sampel di aduk selama kira-kira 15 detik 6. Biarkan selama 1 menit 7. Air dibuang setengahnya 8. Ulangi pekerjaan ini terus menerus sampai dengan airnya jernih 9. Setelah itu kering pasir dalam oven sampai dengan berat tetap misal hasilnya B gram. 10.Ulangi percobaan sebanyak 3 sampel dan hasilnya dirata-ratakan Apabila hasilnya dari 5 berarti pasir tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam beton.

E. Perhitungan

Kadar lumpur agregat halus dihitung dengan menggunakan rumus : KL = A−B A x 100  Maksimum 5 Dimana : KL = Kadar Lumpur  A = berat pasir kering berat tetap  gram B = berat pasir kering setelah dicuci  gram

F. Pelaporan

1. Laporkan hasil pengujian kadar lumpur agregat halus dengan menggunakan formulir C. 2. Buatlah kesimpulan dari pengujian ; dibandingkan dengan standar ; apakah memenuhi syarat atau tidak. 94 Gambar 5.1 Bahan dan Peralatan Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus NO. PENGUJIAN I II III IV Berat Wadahcawan Berat Sampel + Cont. gr Berat Sampel A gr Berat Sampel Kering + Cont. gr Berat Sampel Kering B gr Kadar Air = A-BB x 100 Kadar lumpur rata-rata Tabel 5.1 Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus PENGUJIAN KADAR ORGANIK AGREGAT HALUS 95 0,075m Oven

A. Maksud

Menentukan apakah terdapat senyawa-senyawa organik yang mungkin dapat merugikan betolnya. Senyawa organik pada agregat dapat memperlambat pengikatan beton, karena mengandung asam yang dapat mengganggu proses hidrasi semen serta menurunkan kekuatannya. Banyaknya senyawa organik yang terdapat dalam agregat halus dapat dikontrol dengan menambahkan larutan 3 NaOH pada sampel. Warna larutan NaOH akan berubah bergantung pada banyaknya senyawa-senyawa organik pada agregat halus tersebut. Nantinya warna dari larutan NaOH ini akan kita bandingkan dengan warna dari suatu larutan standar sebagai larutan standar digunakan 9 gr. FeC1 3 .6H 2 O + 1gr. CaC1 2 + 100 ml air + 13 ml HCI. Jika perubahan warna hanya sedikit atau lebih muda daripada warna standard maka agregat halus ini dapat langsung digunakan, berarti senyawa organik yang dikandungnya lebih kecil dari maximum yang diijinkan. Tetapi bila warna yang di dapat lebih tua atau sama dengan warna larutan standard perlu diadakan pemeriksaan mortar terlebih dahulu terhadap pasir tersebut. Kalau memenuhi percobaan ini, berarti pasir tersebut dapat digunakan, bila tidak harus diganti dengan pasir yang lain.

B. Peralatan