93
Prakarya
D. Pemeliharaan
a. Sanitasi
Dalam pengelolaan peternakan jangkrik, sanitasi merupakan hal yang sangat penting. Untuk menghindari adanya zat-zat atau
racun yang terdapat pada bahan kandang, sebelum jangkrik di- masukkan ke dalam kandang, sebaiknya kandang dibersih-
kan terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah. Guna mencegah gangguan hama, setiap kaki kandang dimasukkan ke dalam kaleng
yang berisi air.
b. Pengontrolan Penyakit
Jangkrik untuk pembesaran dipilih yang sehat dan dipisah- kan dari yang sakit. Pakan ternak harus dijaga agar tidak berjamur
karena dapat menjadi sumber penyakit. Kandang dijaga agar tetap lembab, tetapi tidak basah. Kandang yang basah dapat menyebab-
kan timbulnya penyakit.
c. Perawatan Ternak
Pembuatan kandang semirip mungkin dengan habitat aslinya, yaitu lembap dan gelap, serta gizi yang cukup agar kebutuhan ter-
penuhi.
d. Pemberian Pakan
Anakan umur 1-10 hari diberi kacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah fase ini, anakan dapat
mulai diberi pakan sayur-sayuran. Jangkrik yang sedang dijodohkan, dapat diberi pakan sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun
singkong ataupun ketimun karena kandungan airnya tinggi. Pakan diberikan secara ad libitum agar jangkrik tidak menjadi kanibal
akibat kurang pakan.
e. Pemeliharaan Kandang
Air dalam kaleng yang terdapat di kaki kandang diganti setiap 2 hari sekali dan kelembapan kandang harus diperhatikan.
f. Lokasi
Lokasi budi daya jangkrik harus tenang, teduh dan mendapat
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 3.13. Pakan Jangkrik.
94
Kelas VIII SMPMTs Semester 2
sirkulasi udara yang baik. Selain itu, lokasi kandang sebaiknya jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar dan jalan raya, serta
tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan.
g. Hama dan Penyakit
Jangkrik jarang terkena penyakit. Penyakit biasanya timbul karena jamur yang menempel di daun. Hama yang sering meng-
ganggu jangkrik adalah semut atau serangga kecil, tikus, cecak, katak, dan ular.
h. Pemberian Vaksin dan Obat