LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-7
Permasalahan dan Solusi
1 Masih relatif kecilnya sarana dan kelembagaan pasar di tingkat sentra produksi yang ada sekarang sehingga petani dan pelaku usaha belum dapat
mengembangkan usahanya dengan optimal. 2 Pelaku Usahapetani yang menerapkan SOP Pasca Panen GH yang baik
masih relatif kecil. 3 Pendiversifikasian usaha dari produk segar ke olahan masih relatif kecil.
Solusinya adalah: a Adanya penambahan permodalan untuk pelaku usaha yang bermitra dengan
STA atau pasar yang sudah terjalin sehingga petanipelaku usaha dapat meningkatkan usahanya, yaitu dengan cara substitusi dana dari kegiatan
UKM APBD Provinsi TA 2014. b Penanganan pasca panen perlu ditingkatkan melalui bimbingan teknis pasca
panen, penambahan sarana dan prasarana pasca panen serta permodalan. c Peningkatan SDM pelaku olahan melalui bimbingan teknis GMP baik untuk
komoditas olahan hortikultura maupun pangan d Penambahanpeningkatan
sarana prasarana
alat olahan
serta permodalannya.
2. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
Program dan Kegiatan
Pada Tahun Anggaran 2014, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat menerima anggaran
Tugas Pembantuan
dari Kementerian
Pertanian sebesar
Rp. 59.716.501.000,00, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 57.572.999.714,00 atau
sekitar 96,41, dan realisasi fisik sebesar 99,71. Adapun rincian realisasi dari masing-masing Program dan Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
Sarana pascapanen ubi kayu SIPP
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-8
1 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan, dengan pagu sebesar Rp.
54.089.901.000,00, Realisasi sebesar Rp. 52.560.647.214,00 atau 97,17 dengan
realisasi fisik 100. a Kegiatan
Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
dengan alokasi
anggaran sebesar
Rp. 33.017.685.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 32.741.121.804,00 atau
99,16 dan realisasi fisik sebesar 100.
Output
kegiatan adalah: Intensifikasi Tanaman Teh di Kab Bandung, Bandung Barat, Sukabumi,
Tasikmalaya, Purwakarta dan Majalengka seluas 1.200 Ha, Rehabilitasi Tanaman Teh di Kab Bandung, Sukabumi dan Tasikmalaya seluas 900 Ha,
Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar di kab. Bandung, Sukabumi, Tasikmalaya, Majalengka, Purwakarta dan Bandung Barat
sebanyak 1.950 orang. b Kegiatan
Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.
13.540.005.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp.
12.840.323.375,00 atau 94,83 dan
realisasi fisik sebesar 100.
Output
kegiatan adalah:
Perluasan Tanaman
Tebu di
Kabupaten Subang dan Indramayu 150 Ha; Bongkar Ratoon di Kabupaten Kuningan
dan Cirebon 200 Ha; Rawat Ratoon di Kabupaten Kuningan, Subang, Indramayu dan Cirebon 450 Ha; Dukungan Penyediaan Benih Tebu di
Kabupaten Kuningan, Subang, Indramayu dan Cirebon 33 Ha; Operasional Tenaga Kontrak Pendamping TKP dan Pembantu Lapang Petugas Tenaga
Kontrak Pendamping PLP-TKP 20 orang; Pemberdayaan pekebun dan penguatan kelembagaan petani tebu melalui orientasi dan sosialisasi
program, Manajemen Pelatihan dan Pendampingan, Pelatihan Petani, Pelatihan Ketua dan Pengurus Kelompok Tani; Pendampingan, Pengawalan
dan pendampingan, bantuan perlatan tebu 80 unit; penataan varietas di Sumedang, Majalengka, Kuningan dan Subang; dan Sensus Data Base Tebu
Pembangunan Tempat Pengolahan Hasil Teh di Kab Tasikmalaya
Perluasan Tanaman Tebu
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-9
Sistem On Line, serta pemberian penghargaan kepada petanikelompok tani berprestasi.
c Kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas
dan Mutu
Tanaman Tahunan
dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 2.788.232.000,00 realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.746.691.585,00 atau 98,51 dan realisasi fisik sebesar
100.
Output
kegiatan ini adalah:
Peremajaan Kelapa
Kabupaten Tasikmalaya, Sumedang, Ciamis, Indramayu, Sukabumi dan Kota Banjar 600
ha; Peremajaan Tanaman Karet di Kab. Tasikmalaya dan Sukabumi 150 Ha, Pembinaan dan Pengawalan Revitalisasi Perkebunan Karet Rakyat;
Operasional Petugas Pendamping Revitalisasi TKP dan PLP-TKP; Pemberdayaan Pekebun Tanaman Kelapa di Kabupaten Sumedang dan
Tasikmalaya 500 orang; Pembangunan Kebun Induk Kemiri Sunan di Kab. Karawang 5 Ha; Pelatihan Fasilitator Daerah Tanaman Tahunan di Provinsi
20 orang. d Kegiatan Pengembangan Penanganan Pasca Panen Komoditas Perkebunan
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.794.354.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 1.700.609.850,00 atau 94,78 dan realisasi fisik sebesar 100.
Output
kegiatan adalah:
Pertemuan KoordinasiRapat
Fasilitasi Penanganan GUP dan Konflik Perkebunan 18 kabupaten;
Sosialisasi, Pembinaan, Monev dan Perizinan Usaha Perkebunan 10
Kabupaten; Pengadaan alat pasca panen kopi di Bandung Barat 2 KT,
peralatan pasca panen pala di Sukabumi 1 KT, peralatan pasca
panen karet di Sukabumi 2 KT, peralatan pasca panen nilam di
Kuningan 1
KT; peralatan
pascpanen kelapa di Ciamis dan peralatan pasca panen kelapa di
Pangandaran 3 KT.
Peremajaan Kelapa
Alat Pasca Panen Kelapa Kelompok Tani Mekarsari, Desa Marga Jaya, Kecamatan
Pamarican, Kabupaten Ciamis
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-10
e Kegiatan Dukungan Perlindungan Tanaman dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.718.265.000,00
realisasi anggaran
sebesar Rp.
2.365.585.000,00 atau 87,03 dan realisasi fisik sebesar 100.
Output
kegiatan adalah: SL-PHT Tanaman Perkebunan Karet di Kab Sukabumi
2 KT, SL-PHT Tanaman Perkebunan Kopi di Kab. Bandung Barat 2 KT,
SL-PHT Tanaman Perkebunan Teh di Kab Tasikmalaya 2 KT; Pengendalian OPT Tanaman Kopi di Kab Bandung
dan Garut 300 Ha, Pengendalian OPT Tembakau di Kab Bandung 25 Ha, Pengendalian OPT Tikus Tebu di Kab Subang dan Indramayu 250 Ha,
Pengendalian OPT Karet di Kab Garut 60 Ha, DemFarm Pengendalian JAP pada Tanaman Karet di Kab Garut 10 Ha, Pengendalian OPT Kelapa Oryctes
rhynoceros di Kab Tasikmalaya 250 Ha. f Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 231.360.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 166.315.60000- 100, dan realisasi fisik sebesar
100.
Output
kegiatan adalah: Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 12 bulan; Operasional Tim Teknis Kabupaten 6 bulan. Adapun
Outcome
dari kegiatan ini adalah terfasilitasinya Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan selama 12 bulan; terfasilitasinya Operasional Tim Teknis
Kabupaten selama 6 bulan. 2 Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya saing, Industri Hilir, Pemasaran dan
Ekspor Hasil dengan pagu sebesar Rp. 2.934.000.000,00, Realisasi sebesar Rp. 2.320.402.500,00 atau sekitar 79,09 dengan realisasi fisik 94,13.
a Kegiatan Pemasaran Internasional dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.500.000.000,00 dan realisasinya sebesar Rp. 1.324.271.750,00 atau 88,28 dan realisasi fisiknya sebesar
100.
Output
kegiatan adalah
terlaksananya akselerasi ekspor kopi sebanyak 3 unit yang tersebar di
Kab. Garut, Kab. Bandung dan Kab. Bandung Barat, Adapun
Outcome
kegiatan adalah terpenuhinya alat
Dukungan Perlindungan Tanaman
Rumah-Bangunan Pengolahan Kopi
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-11
pengolahan beserta bangunannya dalam rangka meningkatkan kualitas hasil olahan kopi sehingga layak untuk diekspor.
b Kegiatan Pengembangan
Pengolahan Hasil Pertanian
dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.434.000.000,00
dan realisasinya sebesar Rp. 996.130.750,00
atau 69,47 dengan realisasi fisiknya sebesar 88,00.
Output
kegiatan adalah fasilitasi alat pengolahan teh celup dan
bangunan pengolahan teh hijau tepung di Kab. Bandung, fasilitasi pengolahan bokar bersih sebanyak 1 unit alat
pengolahan karet di Kab. Ciamis, fasilitasi agro industri gula aren di Kab. Sukabumi berupa bangunan dan alat pengolahan sebanyak 1 unit, adapun
Outcome
kegiatan adalah terpenuhinya alat pengolahan beserta bangunannya dalam rangka meningkatkan kualitas hasil olahan tanaman
perkebunan. 3 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
dengan pagu
sebesar Rp.
2.692.600.000,00, Realisasi
sebesar Rp.
2.691.950.000,00 atau 99,98 dengan realisasi fisik 100.
a
Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian dengan alokasi nggaran sebesar Rp. 840.000.000,00. Realisasi sebesar Rp. 840.000.000,00 atau
100,00 dengan realisasi fisik 100.
Output
kegiatan adalah
terlaksananya pengembangan
konservasi air dan antisipasi anomali iklim embung sebagai
suplesi air pada musim kemarau untuk
usaha tanaman
perkebunan sebanyak 120 unit di 4 kabupaten yaitu Kabupaten Garut 24 unit, Majalengka 24 unit,
Tasikmalaya 24 unit dan Bogor 48 unit, serta Pengembangan Sumber Air 9 unit di 5 kabupaten yaitu Kabupaten Bandung 2 unit, Cirebon 2 unit, Garut 2
unit, Sukabumi 1 unit, Sumedang 2 Unit, Adapun
Outcome
kegiatan adalah tersedianya air untuk tanaman perkebunan di areal perkebunan rakyat.
Alat Pengolahan Teh Celup di Kab Bandung
Pengembangan Sumber Air di Kab Sumedang
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-12
b Kegiatan Perluasan
Areal dan
Pengelolaan Lahan Pertanian dengan
alokasi anggaran
sebesar Rp.
1.660.000.000,00 dan
realisasinya sebesar Rp. 1.659.960.000,00 atau
99,99 dengan realisasi fisik 100.
Output
kegiatan adalah terlaksananya pengembangan optimasi lahan seluas 400 Ha di 3 kabupaten yaitu
kabupaten Bandung 150 ha, Ciamis 50 ha dan Tasikmalaya 200 ha, Pra Sertifikasi Lahan Pertanian 10 paket di Kabupaten Bandung 5 paket = 250
persil, Kabupaten Ciamis 5 paket = 250 persil, Pasca Sertifikasi Lahan Pertanian 2 paket di Kabupaten Sumedang, Perluasan Areal Perkebunan 100
ha di Kabupaten Garut 40 ha, Sumedang 40 ha, Tasikmalaya 20 ha. Adapun
Outcome
kegiatan adalah meningkatnya areal tanam pada kawasan perkebunan menjadikan meningkatnya produksi komoditas perkebunan.
c Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PSP dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 192.600.000,00 dengan realisasi
sebesar Rp. 191.990.000,00 atau 99,68 dengan realisasi fisik sekitar 100.
Output
kegiatan adalah terlaksananya dukungan manajemen terhadap program, penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana
pertanian Adapun
Outcome
kegiatan adalah terlaksananya kelancaran kegiatan administrasi di kabupaten.
Permasalahan dan Solusi
a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan:
Keterlambatan pencairan dana Bansos KBD Tebu sehubungan dengan adanya edaran dari KPK tentang larangan pencairan dana Bansos
sebelum penyelenggaraan Pileg dan Pilpres 2014, sehingga waktu penanaman KBD terlambat;
Pelaksanaan lelang sering gagal sehingga harus lelang ulang sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan;
Beberapa kegiatan yang pelaksanaannya tersebar di kabupatenkota khususnya dalam pelaksanaan fisik seperti pemberdayaan kelompok
tani tanaman semusim, tahunan, dan tanaman rempah penyegar maupun kelompok tani yang mendukung pengendalian OPT, sehingga
memerlukan pengawalan pada saat pelaksanaan dan evaluasi yang lebih intensif baik setelah melewati tahun berjalan, oleh sebab itu
Optimasi Lahan di Kab Bandung
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-13
seyogianya perlu difasilitasi secara berkesinambungan baik dialokasi di APBN, APBD Provinsi maupun APBD kabupatenkota yang
bersangkutan. Melihat pengalaman di tahun-tahun ke belakang sering kali terabaikan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan
sehingga outcome dan dampak kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut kurang termonitor dengan baik, sehingga kehilangan
informasi untuk salah satu bahan penyusunan kebijakan lanjutan dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil:
Penghematan anggaran sehingga kegiatan sempat tertunda selama kurang lebih 2 bulan, adanya gagal lelang sehingga lelang harus
diulang yang berakibat menambah waktu proses lelang, kemudian terjadi gagal lelang yang proses lelangnya tidak bisa diulang yaitu
untuk pengadaan alat pengolahan teh hijau tepung di Kab. Bandung Barat. Adapun solusi atas permasalahan tersebut adalah melakukan
koordinasi dan konsultasi lebih intensif dengan berbagai pihak terkait, serta alokasi anggaran untuk sub-sub kegiatan yang tidak dapat
dilaksanakan disetor kembali ke KAS Negara, kemudian khusus untuk pengadaan alat pengolahan teh hijau tepung pengangggarannya
diupayakan dari APBD Provinsi Jawa Barat TA. 2015.
3. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat