LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-3
5.4. Program dan Kegiatan serta Pelaksanaannya
1. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
Program dan Kegiatan
Pada tahun 2014, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat memperoleh anggaran
Tugas Pembantuan
dari Kementerian
Pertanian sebesar
Rp. 233.544.699.000,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 203.290.523.800,00 atau
sebesar 87,05, dengan rincian programkegiatan sebagai berikut:
1 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 11.889.813.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp. 7.528.263.500,00 atau 63,32 . Rincian kegiatan sebagai berikut :
- Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi - Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
- Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan - Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan
- Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan,
Output
kegiatan adalah: a Laporan Pengembangan budidaya
aneka kacang dan umbi, serta Laporan
pelaksanaan Sekolah
Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu SLPTT pengembangan
budidaya aneka kacang dan umbi; b Laporan
Pelaksanaan Sekolah
Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu
SLPTT komoditas
serealia 11.500 ha dan Laporan pengelolaan produksi serealia;
c Laporan Pelaksanaan
Pemberdayaan penangkar benih tanaman pangan, Laporan kegiatan perbenihan;
d Laporan kegiatan penanganan pasca panen tanaman pangan; e Dokumen Rancangan program, kegiatan dan rencana kerja tanaman
pangan.
Gerakan Tanam Dalam Kegiatan SLPTT Komoditas Serealia
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-4
Outcome
kegiatan adalah: Perluasan penerapan budidaya tanaman pangan untuk mewujudkan
produksi tanaman pangan yang berkelanjutan.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan: Keterbatasan produksi benih. Solusi: Peningkatan pemberdayaan penangkar benih
2 Program Penyediaan Dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 210.005.173.000,00 realisasi
anggaran sebesar Rp. 184.500.348.950,00 atau 87,86. Rincian kegiatan sebagai berikut :
- Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian - Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian
- Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian - Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan
Sarana Pertanian - Fasilitas Pupuk dan Pestisida
- Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP
Dengan
Output
kegiatan adalah: a Pembangunan Sumber Air 5 unit,
Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim
48 unit,
Pengembangan Jaringan
Irigasi 45.750
Ha, Pemberdayaan Kelembagaan 36 unit.
b Pengembangan Optimasi Lahan 2.480 Ha, Pengembangan SRI System of
Rice Intensification 35.420 Ha, PraPasca Sertifikasi Lahan pertanian
11 pkt, Perluasan sawah 300 Ha, Perluasan
Areal Holtikultura
PerkebunanPeternakan 240
Ha, Percepatan Optimasi Lahan 21.850
Ha, Layanan Perkantoran 12 Bulan a Bantuan PO, Bantuan Tarktor R-2,
Pembangunan Jitu dan Jides TA. 2014.
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-5
dan R-4 serta Bantuan Pompa Air 1.440 Ha, Operasional Pengembangan, Pengawasan, dan Kelembagaan Alsintan 9 pkt, Layanan Perkantoran 12
Bulan b Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya untuk Layanan
Perkantoran 12 Bulan c Pendampingan Penyaluran Pupuk 24 pkt, Penguatan Komisi Pengawas
Pupuk Pestisida KP3 14 pkt d Operasional PUAP 20 pkt
Outcome
kegiatan adalah: Terlaksananya penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian melalui kegiatan perluasan dan pengelolaan
lahan; pengelolaan air irigasi; fasilitasi pembiayaan pertanian; fasilitasi pupuk dan pestisida; serta fasilitasi alat dan mesin pertanian.
Permasalahan dan Solusi:
Dalam melaksanakan program pengembangan prasarana dan sarana pertanian, permasalahan yang ada antara lain : 1 UU No.412009, Perda
No.272010 dan PP No.12011 belum terimplementasikan secara menyeluruh di wilayah Provinsi Jawa Barat, sehingga alih fungsi lahan masih
tetap ada di KabKota; 2 Kondisi fisik jaringan irigasi pada umumnya dalam keadaan kurang baik; 3 Adanya konflik kebutuhan dan pemanfaatan
sumber air; 4 Petani masih beranggapan bahwa operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi tanggung jawab Pemerintah; 5 Kondisi modal
usaha petani masih sangat terbatas; 6 Belum menyeluruh penerapan teknologi usahatani terutama dikalangan petani pemula.
Solusi atas permasalahan tersebut antara lain : Sosialisasi Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Melaksanakan program melalui upaya penguatan kelembagaan
Capacity
Building pengelola irigasi KPI pertanian beririgasi guna mendukung ketahanan
pangan; Memperbesar kapasitas produksi; Mengembangkan pendekatan partisipatif; Mewujudkan kemandirian masyarakat; Membangun kreativitas
petani; Menciptakann keselarasan techno-farming dan eco-farming; Membangun system kemandirian; Mengoptimalkan pemanfaatan irigasi tidak
saja untuk padi; Desentralisasi kewenangan pengelolaan irigasi; Konservasi lingkungan berkelanjutan integrasi dengan program lain; Bimbingan teknis
dan pelatihan; Fasilitasi kelembagaan P3AGP3A; Fasilitasi kemitraan; Peningkatan daya guna lahan; Evaluasi kinerja usahatani; Peningkatan
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-6
peran serta masyarakat petani menjadi factor kunci keberhasilan pengelolaan irigasi dan lahan yang berkelanjutan; Perlu adanya
keberlanjutan dan penguatan peran dari kelembagaan pengelolaan irigasi provinsi dan kabkota; dan Membangun komitmen antara pemerintah pusat,
Provinsi, dan KabKota untuk keberlanjutan pengelolaan lahan dan pengembangan irigasi
3 Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 11.649.713.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 11.261.911.350,00 atau 96,67 . Rincian Kegiatan sebagai berikut:
- Pengembangan Pemasaran Domestik - Pengembangan Pemasaran Internasional
- Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian,
Dengan Output
kegiatan adalah : optimalisasi sarana dan kelembagaan pasar domestik 6 unit pasar; akselerasi ekspor komoditi pertanian 4 unit; usaha
pengolahan hasil tanaman pangan 18 unit; usaha pengolahan hasil hortikultura 12 unit; laporan kegiatan dan pembinaan 1 laporan;
Outcome
kegiatan adalah Meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian
berkelanjutan.
Combine Harvester Kecil Power Thresher Multiguna
Sarana Pasca panen padi Bangunan Veritcal Dryer
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-7
Permasalahan dan Solusi
1 Masih relatif kecilnya sarana dan kelembagaan pasar di tingkat sentra produksi yang ada sekarang sehingga petani dan pelaku usaha belum dapat
mengembangkan usahanya dengan optimal. 2 Pelaku Usahapetani yang menerapkan SOP Pasca Panen GH yang baik
masih relatif kecil. 3 Pendiversifikasian usaha dari produk segar ke olahan masih relatif kecil.
Solusinya adalah: a Adanya penambahan permodalan untuk pelaku usaha yang bermitra dengan
STA atau pasar yang sudah terjalin sehingga petanipelaku usaha dapat meningkatkan usahanya, yaitu dengan cara substitusi dana dari kegiatan
UKM APBD Provinsi TA 2014. b Penanganan pasca panen perlu ditingkatkan melalui bimbingan teknis pasca
panen, penambahan sarana dan prasarana pasca panen serta permodalan. c Peningkatan SDM pelaku olahan melalui bimbingan teknis GMP baik untuk
komoditas olahan hortikultura maupun pangan d Penambahanpeningkatan
sarana prasarana
alat olahan
serta permodalannya.
2. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat