Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-19 96,19. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbinanya pelaksanaan administrasi dan teknis di kabupaten; terencananya program dan kegiatan PSP tahun 2015; terlaksananya evaluasi dan pengawasan kegiatan Ditjen PSP Tahun 2014; terkoordinasinya kegiatan Ditjen PSP Tahun 2014 melalui pembinaan administrasi dan teknis di kabupaten; dan penyusunan SAI Ditjen PSP Tahun 2014. b. Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian dengan alokasi anggaran Rp. 900.000.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 900.000.000,00 atau 100,00. Hasil kegiatan adalah terantisipasinya kebutuhan sumber air untuk mendukung peternakan di Kabupaten Ciamis sebanyak 1 unit, Sumedang sebanyak 2 unit, dan Tasikmalaya sebanyak 2 unit; meningkatnya kinerja pembangunan peternakan melalui konservasi air dan antisipasi anomali iklim mendukung peternakan di Kabupaten Ciamis, Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Bogor melalui pembuatan embung di Kabupaten Ciamis sebanyak 48 unit, Garut sebanyak 48 unit, Tasikmalaya sebanyak 42 unit, Sukabumi sebanyak 48 unit, dan Bogor sebanyak 48 unit, serta pembinaan administrasi kegiatan di Kabupaten Ciamis, Sumedang, Garut, Bogor, Tasikmalaya dan Sukabumi. c. Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian dengan alokasi anggaran Rp. 630.000.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 630.000.000,00 atau 100. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya luas areal peternakan di Kabupaten Sumedang, Garut, Bogor, Indramayu, Cianjur, dan Tasikmalaya, melalui perluasan areal peternakan di Kabupaten Sumedang seluas 10 ha, Garut seluas 20 ha, Bogor seluas 10 ha, Indramayu seluas 20 ha, Cianjur seluas 10 ha, dan Tasikmalaya seluas 20 ha.

4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat

Program dan Kegiatan Pembangunan transmigrasi bersifat lintas Provinsi dan KabupatenKota dalam rangka pengembangan suatu kawasan yang membutuhkan sumberdaya manusia dari daerah lain yang lebih baik untuk menstimulan sumber daya manusia yang ada. Oleh karenanya pembangunan transmigrasi di suatu daerah merupakan inisiatif Pemerintah Daerah setempat yang didasarkan oleh suatu kondisi obyektif adanya kebutuhan. Karena program transmigrasi merupakan kegitan lintas Provinis maka ada dua Provinsi yang terlibat secara langsung yakni pemerintah daerah asal dan pemerintah daerah penempatan dimana setiap derah memiliki tugas dan kewajiban yang LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-20 berbeda, untuk daerah asal seperti Jawa Barat maka tugas yang harus dilaksanakan adalah menyiapkan calon transmigran yang berkompeten, melaksanakan pelayanan bagi calon transmigran dari mulai pendaftaran seleksi, penampungan sampai dengan pemindahan dan pemberangkatan sampai debarkasi di daerah penempatan Bidang transmigrasi khususnya seksi Pemindahan dan Pembinaan berperan dalam hal pelayanan transmigran selama dipenampungantransito baik di KabupatenKota maupun Provinsi sampai dengan pemindahan transmigran di debarkasi denga tujuan agar calon transmigran merasa aman, nyaman dan tertib selama dalam pelayanan di penampungan dan perjalanan Menuju daerah penempatan. Pada tahun 2014 pemindahan dari Jawa Barat ke daerah penempatan dari alokasi target 130 KK yang terbit Surat Perintah Pemberangkatan SPP sebanyak 93, sedangkan realisasinya yang di berangkatkan hanya 91 KK 331 jiwa. Selebihnya SPP yang tidak terealisasi sebanyak 17 KK, SPP yang tidak turun sebanyak 17 KK yang Drop sebanyak 22 KK dan dikembalikan ke Jakarta. Pemberdayaan dan pengembangan masyarakat di permukiman transmigrasi merupakan hal yang penting dalam upaya meningkatkan derajat kehidupan transmigran. Untuk itu diperlukan sinergitas dan koordinasi dengan unit kerja dan InstansiLembaga terkait dalam upaya optimalisasi kegiatan pemberdayaan masyarakat transmigran. Pembinaan dan pengembangan tersebut tidak hanya bagi masyarakat yang berada di Lokasi Resettlement Jawa Barat tetapi juga masyarakat trasmigran asal Jawa Barat yang berada di Lokasi Transmigran Antar Daerah. Pembangunan resettlement Transmigrani Lokal di Jawa Barat yang dimulai sejak tahun 2000, adalah wujud implementasi dari penyelenggaraan transmigrasi. Sampai saat ini terdapat 21 lokasi Transmigrasi Lokal yang tersebar di 11 kabupaten dimana merupakan kebijakan dari Pemerintah Pusat, diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah kependudukan, penanggulangan eksodan korban kerusuhan sosial dan pemerataan pembangunan Jawa Barat bagian selatan. Pada Tahun 2014 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat menerima anggaran Tugas Pembantuan dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebesar Rp. 3.452.462.000,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 2.821.309.090,00 atau 81,72, dengan rincian programkegiatan sebagai berikut: 1 Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.207.566.000,00 realisasi anggaran sebesara Rp. 2.603.186.090,- atau 81,16 Output Keluarga yang difasilitasi perpindahannya ke kawasan transmigrasi di wilayah strategis, Lembaga pemerintah yang berpartisipasi dalam pembangunan kawasan transmigrasi di wilayah tertinggalperbatasan, LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-21 Pelayanan teknis administrasi Outcome Terwujudnya pemukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak. 2 Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 244.896.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 218.123.000,00 atau 89,07. Output Layanan perkantoran Outcome Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang teritegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing. Permasalahan dan Solusi: a Minat bertransmigrasi cukup banyak, sementara target yang tersedia dari pusat terbatas. b Kesiapan daerah penempatan dalam pelaksanaan pembangunan pemukiman transmigrasi belum semuanya dapat terselesaikan sehingga berdampak pada realisasi penempatan transmigran asal Jawa Barat tidak sesuai dengan target dan jadwal. c. Petugas KabKota dalam melaksanakan pendafsi belum mengacu pada kepmen 208menX2004 sehingga masih ditemukan usia yang melebihi batas usia maksimal. Solusinya adalah: a Koordinasi dengan Kemnakertrans RI dan daerah penempatan. b Melakukan koordinasi dengan Kepala UPT dan Kabupaten penempatan setempat. c Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap pendafsi di KabupatenKota.

5. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat