Pengadaan Procurement TINJAUAN PUSTAKA

28

2.8. Pengadaan Procurement

Pekerjaan dalam bidang konstruksi diperoleh melalui proses pengadaan barangjasa, atau dikenal juga dengan istilah lelang. Pengadaan barangjasa ini diadakan untuk pekerjaan jasa konsultasi maupun jasa pelaksana konstruksi, yang diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 untuk pengadaan sebelum 1 Januari 2011 dan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 setelah tanggal 1 Januari 2011. Pengertian pengadaan barangjasa menurut Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh barangjasa oleh KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat DaerahInstitusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barangjasa. Dengan pengadaan barangjasa diharapkan akan didapat barangjasa yang terbaik dari segi ekonomi maupun kualitas. Prinsip-prinsip pengadaan barangjasa ini tertuang dalam Pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, sebagai berikut: a efisien, berarti pengadaan barangjasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan; b efektif, berarti pengadaan barangjasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan; c transparan, berarti pengadaan barangjasa harus terbuka bagi penyedia barangjasa yang memenuhi persyaratan; d terbuka, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barangjasa, termasuk syaratteknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barangjasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barangjasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya; e bersaing, berarti pengadaan barangjasa dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia barangjasa yang setaradan memenuhi syaratkriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan; f adiltidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barangjasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun; dan 29 g akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barangjasa. Terdapat beberapa cara dalam pemilihan penyedia barangjasa yang dapat dijadikan pedoman dalam proses pengadaan barangjasa, yaitu Pelelangan yang terdiri atas Pelelangan Umum dan Pelelangan Sederhana, Penunjukan Langsung, Pengadaan Langsung, atau KontesSayembara. Sedangkan, untuk pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dilakukan dengan Pelelangan Umum, Pelelangan Terbatas, Pemilihan Langsung, Penunjukan Langsung, atau Pengadaan Langsung. Dalam Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, dijelaskan bahwa : 1. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia BarangPekerjaan KonstruksiJasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia BarangPekerjaan KonstruksiJasa Lainnya yang memenuhi syarat. 2. Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia BarangJasa Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 dua ratus juta rupiah. 3. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia BarangJasa dengan cara menunjuk langsung 1 satu Penyedia BarangJasa. 4. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan BarangJasa langsung kepada Penyedia BarangJasa, tanpa melalui Pelelangan SeleksiPenunjukan Langsung. 5. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan Barangbenda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang hargabiayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan. 6. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang hargabiayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan. 7. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. 8. Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 dua ratus juta rupiah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang ini berkembang pengadaan barangjasa melalui media elektronik yang dikenal dengan isitilah 30 E-Procurement .Pengadaan secara elektronik atau E-Procurement adalah pengadaan barangjasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Dengan adanya E-Procurement diharapkan proses pengadaan barangjasa dapat lebih baik. Tujuan pengadaan barangjasa melalui media elektronik menurut Pasal 107 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 adalah : a. meningkatkan transparansi dan akuntabilitas; b. meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat; c. memperbaiki tingkat efisiensi proses Pengadaan; d. mendukung proses monitoring dan audit; dan e. memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 juga mengatur tentang E-Tendering, yaitu tata cara pemilihan penyedia barangjasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barangjasa yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 satu kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan. Ruang lingkup e-tendering meliputi proses pengumuman pengadaan barangjasa sampai dengan pengumuman pemenang. Dalam era globalisasi dan pasar bebas, Indonesia memberikan kesempatan kepada perusahaan asing untuk turut serta dalam proses konstruksi. Salah satu dampak positif dari ikut sertanya perusahaan asing ini adalah meningkatnya persaingan perusahaan konstruksi dalam negeri untuk menunjukkan kualitas performanya. Dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010,pasal 104 dijelaskan bahwa perusahaan asing dapat ikut serta dalam pengadaan barangjasa dengan ketentuan sebagai berikut: a. untuk pengadaan pekerjaan konstruksi dengan nilai diatas Rp100.000.000.000,00 seratus miliar rupiah; b. untuk pengadaan barangjasa lainnya dengan nilai diatas Rp20.000.000.000,00 dua puluh miliar rupiah; dan c. untuk pengadaan jasa konsultansi dengan nilai diatas Rp10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah. Dalam pemilihan penyedia barangjasa, Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 menetapkan metode evaluasi yang dapat dijadikan pedoman dalam proses pengadaan barangjasa, yaitu : 31 a. sistem gugur; b. sistem nilai; dan c. sistem penilaian biaya selama umur ekonomis. Sistem nilai dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. besaran bobot biaya antara 70 tujuh puluh perseratus sampai dengan 90 sembilan puluh perseratus dari total bobot keseluruhan; b. unsur yang dinilai harus bersifat kuantitatif atau yang dapat dikuantifikasikan; dan c. tata cara dan kriteria penilaian harus dicantumkan dengan jelas dan rinci dalam dokumen pengadaan. Sedangkan metode evaluasi penawaran dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dengan menggunakan : a. metode evaluasi berdasarkan kualitas; b. metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya; c. metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran; atau d. metode evaluasi berdasarkan biaya terendah.

2.9. Kontrak Proyek Konstruksi