26
2.6.4.4. Bank
Bank merupakan pihak yang terlibat dalam proyek dalam hal pendanaan.Posisi bank sangat penting berkaitan dengan pembiayaan proyek. Dalam pendanaan proyek,
sumber modal bank dapat berasal dari modal sendiri Equity Capital, sumber dari luar hutang, maupun sumber lain yang bersifat subsidi.
Sumber modal sendiri Equity Capital antara lain berasal dari menerbitkan saham dan laba yang ditahan retained earning. Sedangkan Sumber dari luar hutang, antara lain
dengan menerbitkan saham, laba yang ditahan, loan, Build Operate and TransferBOT, Build Operate and Outsource
BOO, Turnkey, Joint Financing, Sindikasi, pasar modalpasar uang-instrument terkait, dan lain sebagainya.
Project Financing didefinisikan sebagai menyusun pendanaan atau
menggabungkan beberapa sumber pendanaan proyek, dengan aliran kas proyek yang dipisahkan dari pendanaan proyek tersebut.Project Financing sering menggunakan metode
dengan berbasis assets, hal ini dikarenakan antara kreditor atau perusahaan sponsor merupakan pemegang saham dan hanya mengetahui aliran dana dan assets proyek untuk
mengebalikan dana pinjaman dan untuk mendapatkan keuntungan Aminah, 2009. Dalam menganalisa pendanaan proyek, bank menganalisa resiko yang mungkin
terjadi.Manajemen resiko ini diperlukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya resiko dan atau mengurangi dampak apabila resiko tersebut terjadi. Menurut Sumanto 2007,
resiko proyek dibedakan menjadi tiga yaitu : 1.
Total project risk, yaitu resiko proyek dengan mengabaikan bahwa resiko tersebut dapat dikurangi oleh perusahaan dengan cara mengkombinasikannya dengan proyek
lain. 2.
Contribution to firm risk, yaitu sejumlah resiko yang dikontribusikan oleh proyek kepada perusahaan secara keseluruhan. Resiko ini dapat didiversifikasi oleh
pemegang saham dengan cara melakukan portofolio investasi. 3.
Systematic risk, yaitu resiko proyek dilihat dari sudut pandang pemegang saham yang telah melakukan diversifikasi portofolionya.
27
2.7. Elemen Bangunan
Elemen suatu bangunan dikelompokkan menjadi 6 enam Cartlide dan Mehrtens,1982 yaitu:
1. Substructure
Substructure merupakan bagian bawah suatu konstruksi. Pekerjaannya meliputi pekerjaan
pondasi dan pekerjaan lain yang terkait dengan pondasi. Pada bagian ini faktor yang paling berpengaruh adalah daya dukung tanah dan struktur dari pondasi itu sendiri. Struktur pada
bagian bawah ini memikul beban dari seluruh struktur di atasnya dan beban dari gaya tanah di sekitar pondasi.
2. Superstructure
Superstructure merupakan bagian di atas pondasi. Struktur ini terdiri dari plat lantai,
balok, kolom, dinding, dan atap. Struktur ini memikul berat sendiri dan berat beban hidup serta beban mati yang ada di atasnya.Kekuatan struktur merupakan hal yang harus
diperhatikan dalam pendimensian superstructure ini. 3.
Internal Finishes Yang termasuk dalam pekerjaan internal finishes antara lain plesteran, pengecatan
dinding, pekerjaan kusen, pemasangan jendela dan pintu, serta pemasangan kanopi. Pada pekerjaan ini tidak dibutuhkan kekuatan struktur.Pekerjaan ini bertujuan untuk
memaksimalkan fungsi bangunan agar lebih mudah dan lebih nyaman untuk digunakan. 4.
Furniture dan Fittings Dalam suatu bangunan harus dilengkapi dengan furniture dan perlengkapan lain agar
bangunan tersebut dapat berfungsi dengan baik. Contoh furniture ini adalah kursi, meja, perlengkapan dapur, perlengkapan kamar mandi, penerangan, pendingin udara,
perlengkapan kamar tidur, lemari, dan perlengkapan lain yang dibutuhkan. 5.
Services Setelah melengkapi furniture, fasilitas lain yang tidak kalah pentingnya adalah instalasi
litrik, instalasi telepon dan instalasi air bersih. Hal ini berguna untuk mempermudah kegiatan manusia di dalam bangunan.
6. External Works
Pekerjaan di luar bangunan juga dianggap perlu guna melengkapi segi estetika.Pekerjaan ini antara lain pekerjaan carport, taman, pagar dan pekerjaan
drainase.