Tata Cara Pembuatan dan Jangka Waktu Berlakunya Perjanjian Kerja

C. Tata Cara Pembuatan dan Jangka Waktu Berlakunya Perjanjian Kerja

Bersama PKB dibuat oleh serikat pekerjaserikat buruh atau beberapa serikat pekerjaserikat buruh yang telah tercatat pada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha. Pihak-pihak yang dapat mengadakan PKB sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 12 ayat 1 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER.16MENXI2011 adalah: 1. Dari pihak pengusaha, yaitu: 1. Pengusaha, atau 2. Perkumpulan atau perkumpulan-perkumpulan pengusaha yang berbadan hukum. 3. Dari pihak pekerja, yaitu: 1. Serikat pekerja, atau 2. Serikat-serikat pekerja yang telah terdaftar pada Departemen Tenaga Kerja. Membangun hubungan industrial di perusahaan tanpa kehadiran serikat pekerja, bukanlah sesuatu hal yang mustahil dan tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan yang ada di Indonesia. Banyak perusahaan yang tidak membentuk serikat pekerja. Namun demikian, pihak perusahaan harus berhati-hati dalam merencanakan dan melaksanakannya. Hal ini penting untuk menghindarkan perusahaan dari tuntutan hukum karena dianggap menghalangi pembentukan serikat pekerja, yang Universitas Sumatera Utara merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat PekerjaBuruh. Hubungan industrial tanpa keterlibatan serikat pekerja, dapat dibangun apabila faktor-faktor yang dapat menahan upaya pengorganisasian serikat pekerja telah dimiliki atau telah dibangun oleh pihak perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah: 43 1. Faktor faktor yang dapat menurunkan kesempatan terjadinya pengorganisasian serikat pekerja 1. Adanya keyakinan dari karyawan bahwa atasannya tidak memanfaatkannya. 2. Para karyawan yang bangga dengan pekerjaannya. 3. Catatan-catatan mengenai prestasi kerja yang baik disimpan oleh perusahaan. Para karyawan merasa aman saat mereka mengetahui bahwa upaya-upaya mereka diakui dan dihargai. 4. Tidak adanya tuntutan atas perlakuan yang sewenang-wenang. Para karyawan menghargai disiplin yang tegas tapi adil. 5. Faktor-faktor di dalam perusahaan yang dapat menahan munculnya keinginan membentuk serikat pekerja 1. Komunikasi yang efektif. 2. Kepercayaan dan keterbukaan. 43 http:e-psikologi.comartikelorganisasi-industribagaimana-mengelola-hubungan- industrial diakses pada tanggal 4 April 2014, pukul 17.01. Universitas Sumatera Utara 3. Kompensasi yang efektif dengan sistim penggajian dan kesejahteraan diberikan secara tepat guna kepada karyawan untuk mendorong mereka berprestasi secara maksimal di dalam perusahaan. 4. Lingkungan kerja yang sehat dan aman. UUK menjelaskan bahwa dalam hal disatu perusahaan hanya terdapat satu serikat pekerjaserikat buruh, maka serikat pekerjaserikat buruh tersebut berhak mewakili pekerjaburuh dalam perundingan pembuatan PKB dengan pengusaha apabila memiliki jumlah anggota lebih dari 50 lima puluh persen dari jumlah seluruh pekerjaburuh diperusahaan yang bersangkutan Pasal 119 ayat 1 UUK. Dalam hal disatu perusahaan hanya terdapat satu serikat pekerjaserikat buruh tetapi tidak memiliki anggota lebih dari 50 lima puluh persen dari jumlah seluruh pekerjaburuh di perusahaan, maka serikat pekerjaserikat buruh dapat mewakili pekerjaburuh dalam melakukan perundingan dengan pengusaha apabila serikat pekerjaserikat buruh yang bersangkutan telah mendapat dukungan lebih 50 lima puluh persen dari jumlah seluruh pekerjaburuh di perusahaan melalui pemungutan suara Pasal 19 ayat 2 UUK. Dalam hal dukungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak tercapai maka serikat pekerjaserikat buruh yang bersangkutan dapat mengajukan kembali permintaan untuk merundingkan PKB dengan pengusaha setelah melampaui jangka waktu 6 enam bulan terhitung sejak dilakukannya pemungutan suara dengan mengikuti prosedur semula. 44 Tempat perundingan pembuatan PKB dilakukan di kantor perusahaan yang bersangkutan atau kantor serikat pekerjaserikat buruh atau tempat lain sesuai 44 Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 73. Universitas Sumatera Utara dengan kesepakatan kedua belah pihak. Biaya perundingan PKB menjadi beban pengusaha, kecuali disepakatan lain oleh kedua pihak Pasal 17 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER.16MENXI2011. Perundingan pembuatan PKB dimulai dengan menyepakati terlebih dahulu tata tertib dalam perundingan yang sekurang-kurangnya memuat Pasal 17 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER.16MENXI2011: 1. Tujuan pembuatan tata tertib, 2. Susunan tim perunding, 3. Lamanya masa perundingan, 4. Materi perundingan, 5. Tempat perundingan, 6. Tata cara perundingan, 7. Cara penyelesaian apabila terjadi kebuntuan perundingan, 8. Sahnya perundingan, dan 9. Biaya perundingan Tim perunding merupakan perwakilan dari masing-masing pihak serikat pekerja dan pengusaha dengan pemberian kuasa penuh untuk melakukan perundingan pembuatan PKB dengan ketentuan masing-masing paling banyak 9 sembilan orang dengan kuasa penuh. Ketentuan tata cara pembuatan PKB menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER.16MENXI2011 yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. PKB dirundingkan oleh serikat pekerja atau beberapa serikat pekerja yang telah tercatat pada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha. Salah satu pihak serikat pekerjaserikat buruh atau pengusaha mengajukan pembuatan PKB secara tertulis, disertai konsep PKB; 2. Minimal anggota serikat pekerjaserikat buruh 50 lima puluh persen dari jumlah pekerjaburuh yang ada pada saat petama pembuatan PKB; 3. Perundingan dimulai paling lambat 30 tiga puluh hari sejak permohonan tertulis; 4. Pihak-pihak yang berunding adalah pengurus serikat pekerjaserikat buruh dan pimpinan perusahaan dengan membawa surat kuasa masing-masing; 5. Perundingan dilaksanakan oleh tim perunding negosiator dengan jumlah masing-masing sesuai kebutuhan dengan ketentuan masing- masing paling banyak 9 sembilan orang; 6. Batas waktu perundingan bipartid sesuai kesepakatan dalam tata tertib, apabila dalam perundingan PKB tidak selesai dalam waktu yang disepakati dalam tata tertib, maka kedua belah pihak dapat menjadwal kembali perundingan dengan waktu paling lama 30 tiga puluh hari setelah perundingan gagal; 7. Apabila dalam hal perundingan pembuatan PKB masih belum selesai dalam waktu yang disepakati dalam tata tertib dan penjadwalan Universitas Sumatera Utara kembali, maka para pihak harus membuat pernyataan secara tertulis bahwa perundingan tidak dapat diselesaikan pada waktunya yang memuat: 1. Materi perjanjian kerja bersama yang belum mencapai kesepakatan; 2. Pendirian para pihak; 3. Risalah perundingan; 4. Tempat, tanggal dan tanda tangan para pihak. 5. Dalam hal perundingan pembuatan PKB tidak mencapai kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam poin 6 maka salah satu pihak atau kedua belah pihak melapor kepada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan perihal gagalnya perundingan tersebut untuk diselesaikan sesuai mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Instansi di bidang ketenagakerjaan yang dimaksud adalah: 1. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di KabupatenKota apabila lingkup berlakunya PKB hanya mencakup satu KabupatenKota; 2. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di provinsi, apabila lingkup berlakunya PKB lebih dari satu KabupatenKota di satu Provinsi; 3. Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial pada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi apabila lingkup berlakunya PKB meliputi lebih dari satu provinsi. Universitas Sumatera Utara 4. Penyelesaian oleh instansi sebagaimana dimaksud poin 9 dilakukan sesuai dengan mekanisme penyelesaian hubungan industrial yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004; 5. Apabila penyelesaiaannya melalui mediasi dan para pihak atau salah satu pihak tidak menerima anjuran mediator maka atas kesepakatan para pihak, mediator melaporkan kepada menteri untuk menetapkan langkah-langkah penyelesaian, laporan tersebut memuat: 1. Materi Perjanjian Kerja Bersama yang belum dicapai kesepakatan; 2. Pendirian para pihak; 3. Kesimpulan perundingan; 4. Pertimbanggan dan saran penyelesaian; Dalam hal ini menteri dapat menunjuk pejabat untuk melakukan penyelesaian pembuatan PKB; 5. Apabila berbagai cara telah ditempuh untuk menyelesaiakan pembuatan PKB namun tidak mencapai kesepakatan, maka salah satu pihak dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial di daerah hukumnya mencakup domisili perusahaan; 6. Pengusaha mendaftarkan PKB kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan, maksud pendaftaran PKB adalah sebagai alat monitoring dan evaluasi pengaturan syarat-syarat kerja yang dilaksanakan perusahaan dan sebagai rujukan utama dalam hal terjadi perselisihan PKB. Universitas Sumatera Utara Untuk keabsahan suatu PKB, maka harus memenuhi syarat formal dan material yaitu sebagai berikut: 1. Syarat formal 1. Harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh kedua pihak; 2. Memuat nama, tempat kedudukan dan alamat serikat pekerjaburuh, nomor dan tanggal pencatatan serikat pekerjaburuh pada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan; 3. PKB hanya diadakan paling lama 2 tahun dan kemudian dapat diperpanjang. 4. Syarat material 1. Dilarang memuat aturan yang mewajibkan pengusaha hanya menerima atau menolak dari satu golongan berkenaan dengan suku, agama, ras, golongan; 2. Dilarang memuat aturan yang mewajibkan seorang pekerja supaya hanya bekerja pada pengusaha suatu golongan. Dalam rangka menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan, PKB merupakan salah satu sarana yang sangat penting sehingga tercapai tingkat produktifitas yang tinggi serta tercapainya kesejahteraan pekerja, maka jangka waktu PKB jangan terlalu pendek, akan tetapi juga jangan terlalu lama agar dapat menyesuaikan tingkat ekonomi yang selalu berubah-ubah. 45 45 Koko Kosidin, Perjanjian Kerja, Perjanjian Perburuhan dan Peraturan Perusahaan, Bandung : Mandar Maju, 1999, hlm. 62. Universitas Sumatera Utara Pasal 123 UUK menjelaskan bahwa masa berlaku PKB paling lama 2 dua tahun, dapat diperpanjang paling lama 1 satu tahun berdasarkan kesepakatan tertulis antara pengusaha dan serikat pekerjaserikat buruh. Apabila selama masa berlakunya PKB kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan perubahan, maka perubahan tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PKB yang sedang berlaku. Perundingan pembuatan PKB berikutnya dapat dimulai paling cepat 3 tiga bulan sebelum berakhirnya PKB yang masih berlaku, namun jika dalam perundingan tersebut tidak mencapai kesepakatan maka PKB yang sedang berlaku, masih berlaku untuk paling lama 1 satu tahun. Saat berlakunya PKB pada saat ditandatangani kecuali ditentukan lain dalam PKB sesuai dengan ketentuan Pasal 132 UUK. Pasal 124 ayat 1 UUK menyebutkan bahwa PKB paling sedikit memuat: 1. Hak dan kewajiban pengusaha; 2. Hak dan kewajiban serikat pekerja serikat buruh serta pekerja atau buruh; 3. Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya PKB; 4. Tanda tangan para pihak membuat PKB. Ketentuan dalam PKB tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 124 ayat 2 UUK. Jika isi PKB bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka ketentuan yang bertentangan tersebut batal demi hukum dan yang berlaku adalah ketentuan dalam peraturan perundang-undangan Pasal 124 ayat 3 UUK. Universitas Sumatera Utara

D. Syarat Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Hak Dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Kerja Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 (Studi Pada Perjanjian Kerja Pt. Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Dengan Tenaga Kerja Tetap)

0 59 113

Sistem Pengupahan Bagi Pekerja Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (Pkwt) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 (Studi Pada Pt. Binanga Mandala Labuhan Batu)

0 41 176

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 PADA PT KANDANG KARYA PERKASA Pelaksanaan Perjanjian Kerja Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pada PT Kandang Karya Perkasa Di Kabupaten Sukoharjo.

0 6 19

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 PADA PT KANDANG KARYA PERKASA Pelaksanaan Perjanjian Kerja Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pada PT Kandang Karya Perkasa Di Kabupaten Sukoharjo.

0 5 14

TENAGA KERJA WANITA (Studi Tentang Perlindungan Hukum Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Di PT Adetex Boyolali).

0 2 18

Perjanjian Kerja Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Menurut Hukum Islam.

0 0 15

PERLINDUNGAN HUKUM KESELAMATAN KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAAN TERHADAP TENAGA KERJA DI PT. X SURABAYA.

0 0 80

Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Kontrak Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Muhammad Wildan

0 0 9

PERLINDUNGAN HUKUM KESELAMATAN KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAAN TERHADAP TENAGA KERJA DI PT. X SURABAYA

0 0 43

ANALISIS TENTANG HAK-HAK TENAGA KERJA SETELAH PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG RI NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN -

0 0 83