atau suatu pemberian kepada orang lain, mengandung suatu syarat semacam itu. Pasal ini menyatakan bahwa seseorang dapat mengadakan perjanjian
untuk kepentingan pihak ketiga dengan suatu syarat yang ditentukan.
39
B. Pengertian Perjanjian Kerja Bersama
Istilah Perjanjian Kerja Bersama selanjutnya disebut dengan PKB timbul setelah diundangkannya UUSP, dimaksudkan untuk mengganti istilah sebelumnya
yaitu Kesepakatan Kerja Bersama KKB, dikarenakan pembuat undang-undang berpendapat bahwa pengertian dari PKB sama dengan KKB. UUK menggunakan
istilah PKB, karena substansi PKB ini sendiri memuat syarat-syarat kerja hak dan kewajiban kedua belah pihak yang dihasilkan melalui perundingan atau perjanjian
dan isinya bersifat mengikat. Sentanoe Kertonegoro berpendapat lain mengenai persamaan pengertian
PKB dengan KKB, beliau menyatakan bahwa: PKB adalah:
1. Merupakan dasar dari individualisme dan liberalisme yang berpendapat bahwa diantara pekerjaburuh dengan pengusaha adalah
dua pihak yang memiliki kepentingan berbeda dalam perusahaan. 2. Bebas untuk melakukan perundingan dan juga membuat perjanjian
tanpa adanya campur tangan dari pihak lain. 3. Dibuat melalui perundingan yang bersifat tawar-menawar masing-
masing pihak akan berusaha memperkuat kekuatan tawar-menawar, bahkan dengan menggunakan senjata mogok dan penutupan
perusahaan. 4. Hasilnya adalah perjanjian yang merupakan keseimbangan dari
kekuatan tawar-menawar. Adapun KKB, yaitu:
1. Dasar adalah hubungan industrial Pancasila berpandangan bahwa antara pekerja dan pengusaha terdapat hubungan yang bersifat
kekeluargaan dan gotong-royong.
39
Salim H.S, Op.Cit, hlm. 12.
Universitas Sumatera Utara
2. Mereka bebas melakukan perundingan dan memuat perjanjian asal saja, tetapi memperhatikan kepentingan yang lebih luas, yaitu
masyarakat, bangsa, dan negara. 3. Dibuat melalui musyawarah untuk mufakat, tidak melalui kekuatan
tawar-menawar, tetapi yang diperlukan sifat yang keterbukaan, kejujuran, dan pemahaman terhadap kepentingan semua pihak.
Kehadiran serikat pekerja dalam rangka meningkatkan kerja sama dan tanggung jawab.
4. Hasilnya adalah suatu kesepakatan yang merupakan titik optimal yang bisa dicapai menurut kondisi yang ada, dengan memperhatikan
kepentingan semua pihak.
40
Perbedaan antara PKB dengan KKB, tampak ada peluang yang dapat digunakan oleh majikan dalam memanfaatkan suatu keadaan dari pengertian KKB untuk
menekankan buruh dalam memperjuangkan haknya. Pada pengertian KKB, lebih ditekankan bahwa semua pihak tidak hanya mengutamakan kepentingannya,
tetapi juga harus memperhatikan juga kepentingan bangsa dan negara. Sebagai contoh pemerintah telah menetapkan upah minimum provinsikota.
41
Pasal 1 angka 21 UUK dinyatakan pengertian PKB adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerjaserikat buruh yang tercatat
pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang membuat
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. PKB merupakan perundingan para pihak terkait yaitu serikat
pekerjaserikat buruh atau beberapa serikat pekerjaserikat buruh dengan pengusaha atau beberapa pengusaha yang mengatur syarat-syarat kerja, serta hak
dan kewajiban masing-masing pihak. PKB tidak hanya mengikat para pihak yang
40
Sentanoe Kertonegoro, Hubungan Industrial, Hubungan antara Pengusaha dan Pekerja Bipartid dan Pemerintah Tripartid, Jakarta : YTKI, 1999, hlm. 106.
41
Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Jakarta : Sinar Grafika, 2009, hlm. 93.
Universitas Sumatera Utara
membuatnya yaitu serikat pekerjaserikat buruh dan pengusaha saja tetapi juga mengikat pihak ketiga yang tidak ikut dalam perundingan yaitu pekerjaburuh,
terlepas dari apakah pekerjaburuh tersebut menerima atau menolak isi PKB dan apakah pekerjaburuh tersebut menjadi anggota serikat pekerjaserikat buruh yang
berunding atau tidak.
42
Perundingan PKB harus didasari dengan itikad baik dan kemauan bebas kedua belah pihak secara musyawarah dan mufakat sehingga hasil
yang dicapai dapat dilaksanakan bersama dalam upaya menciptakan hubungan yang harmonis didalam perusahaan.
Penggunaan istilah bersama dalam PKB ini memberikan kekuatan berlakunya perjanjian yaitu adanya kekuatan mengikat pengusaha, atau beberapa
pengusaha, serikat pekerjaburuh, dan pekerjaburuh itu sendiri. Dalam suatu perusahaan hanya boleh dibuat 1 satu PKB yang berlaku untuk pengusaha dan
semua pekerjaburuh di perusahaan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar dalam satu perusahaan tidak terdapat perbedaan syarat-syarat kerja antara pekerjaburuh satu
dengan pekerjaburuh lainnya. Apabila perusahaan memiliki cabang perusahaan, maka dapat dibuat PKB induk yang berlaku untuk di semua cabang dan PKB
turunan yang berlaku untuk di masing-masing cabang perusahaan. PKB induk mengatur ketentuan-ketentuan yang berlaku umum di seluruh cabang perusahaan
dan PKB turunan memuat pelasanaan PKB induk yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing cabang perusahaan. Apabila belum ada kesepakatan dalam
PKB turunan maka tetap berlaku PKB induk Pasal 13 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER.16MENXI2011.
42
Maimun, Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Jakarta : Pradnya Paramita, 2007, hlm. 129.
Universitas Sumatera Utara
C. Tata Cara Pembuatan dan Jangka Waktu Berlakunya Perjanjian Kerja